Beberapa jam sebelumnya.
Setelah kepergian Zoya, Dante merasa tenang, kini ia bisa berpikir. Dante merasa bingung apa ia harus meminta maaf kepada Adriana atau membiarkan itu semua.Dante merasa sangat bersalah karena telah memukuli Neil, padahal Adriana sudah mengatakannya jika Neil dan Adriana hanya atasan dan bawahan.Dante juga berpikir jika apa yang dia lakukan tadi justru akan membuat Adriana takut berhadapan dengannya lagi."Bodoh Dante, kamu memang bodoh!" rutuknya kesal pada diri sendiri.Lalu mata Dante melihat ke arah pie. Pie memang kesukaannya tapi pie dari Zoya membuatnya tidak selera."Bi!" Panggil Dante kepada pembantu di rumahnya. Sampai akhirnya tidak lama pembantunya datang menghampiri Dante."Ambil pie ini, makan bareng-bareng sama yang lainya, kalau gak suka buang ya," ucap Dante sambil menyodorkan kotak pie kepada pembantunya."Terimakasih, Tuan." Pembantu itu lalu melirik atasannya.<Perkataan Dante barusan membuat Adriana merasa kecewa dengan Dante. Adriana juga merasa sakit hati karena Dante menghinanya di hadapan banyak orang.Neil yang berada di samping Adriana pun tidak percaya dengan perkataan pria yang bernama Dante itu. Seolah pria itu tahu semua tentang kehidupan Adriana hingga menilai Adriana wanita murahan.Sedangkan para mahasiswa dan mahasiswi semakin percaya dengan ucapan Zoya, karena perkataan itu diperkuat oleh Dante yang tiba-tiba datang dan mengatakan jika Adriana memang wanita murahan.Tidak ada yang tahu sebenarnya bagaimana. Dante mengatakan hal itu hanya karena dia merasa kecewa saat datang ke kampus Adriana. Apalagi melihat Neil yang begitu perhatian kepada Adriana, seolah mereka adalah sepasang kekasih. Karena marah Dante langsung menarik tangan Zoya dan pergi dari sana. Dante menarik Zoya ke arah mobilnya, karena ia merasa kesal dengan Adriana.Zoya bingung kenapa Dante menarik tangannya, pad
Dante melirik Zoya yang tersenyum padanya, Dante tidak percaya dengan apa yang Zoya katakan. Sepercaya diri itu kah Zoya saat dirinya menarik tangan Zoya?Padahal Dante tidak berpikir ke arah sana. Tidak ada sedikit pun rasa suka Dante kepada Zoya. Hanya ada ketidak sukaan dari hati Dante terhadap Zoya.Tapi karena kesal dengan Adriana, Dante pun nekat menarik tangan Zoya tadi. Dante kesal melihat kedekatan Neil dengan Adriana seolah mereka berdua adalah sepasang kekasih.Tapi Dante merasa tidak ada salahnya jika Dante manfaatkan Zoya. Dante ingin membuat Adriana cemburu. Karena Dante yakin Adriana juga masih menyukainya."Aku akan membuatmu kembali padaku, Adriana," ucap Dante dalam hati."Benarkan kamu masih menyukaiku, Dante?" tanya Zoya dengan binar mata penuh harap.Dante terdiam, dia tidak mau mengakui jika dia menyukai Zoya, karena sejatinya memang dia tidak menyukai lagi mantan kekasihnya itu. Semua rasa itu sudah berlalu
Hari-hari berlalu, Dante sibuk dengan rencananya yang ingin memanas-manasi Adriana. Ia sibuk makan dan sarapan bersama dengan Zoya.Tidak jarang juga ia pergi jalan-jalan bersama Zoya, bahkan Dante pergi nonton bersama dengan Zoya. Meskipun begitu hati Dante tetap untuk Adriana, ia hanya akan menggunakan Zoya sebagai umpan untuk Adriana.Para karyawan dan pembantu di rumah Dante mengira jika mereka berdua kembali pacaran, nyatanya mereka berdua hanya mencoba dekat sesuai apa yang Dante inginkan dan disetujui oleh Zoya.Dante juga sibuk terus mengambil gambar antara dirinya dan Zoya setiap pergi, sebagai dokumentasi untuk memanas-manasi Adriana. Setelah selesai berfoto terkadang Dante kembali cuek dan tidak terlalu dekat.Berbeda dengan Dante, justru Adrian fokus belajar, tanpa menghiraukan siapa pun. Padahal di kampus mau pun di kantor membuat Adriana tidak nyaman. Tapi Adriana mencoba tidak peduli dengan lingkungan sekitar.Berita tentan
Adriana bangun pagi seperti biasa, ia terlihat sangat kurang vit hari ini, tapi mau tak mau Adriana harus memaksakan diri buat pergi ke kantor.Kakinya melangkah gontai ke kamar mandi, sebelum itu ia sarapan untuk mengganjal perutnya agar tidak sakit.Setelah selesai semaunya, Adriana pun segera pergi ke kantor, karena sudah tidak di antara jemput oleh Neil. Adriana kembali menggunakan kendaraan umum untuk berangkat bekerja begitu juga berangkat kuliah.Adriana menjalani hari-harinya dengan normal seperti sebelumnya. Meski pun sekarang lebih banyak orang yang sepertinya tidak menyukainya.Tapi Adriana bersikap bodo amat dan tidak mempedulikan orang lain, Adriana tidak mau berlarut-larut dalam kesedihannya sekarang, karena tujuan utamanya adalah untuk membanggakan kedua orang tuanya, dan merubah takdir hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.Saat Adriana masuk ke ruangan kerjanya, beberapa staf langsung melirik Adriana dengan tatapan
"Kamu mau gak jadi pacar aku? Aku serius sama kamu," lanjut Neil sungguh-sungguh dengan ucapannya. Neil berharap jika Adriana akan langsung menerima cintanya.Setelah menjadi kekasih Adriana, Neil ingin menjadi orang yang akan selalu melindungi Adriana dari siapa pun. Bahkan Neil akan menjadi orang pertama yang Sedangkan Adriana merasa kaget, dengan ucapan Neil yang tengah mengungkapkan perasaannya. Adriana tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Neil, ternyata Neil mengungkapkan perasaannya kepadanya."Maaf, Pak. Saya gak bisa," jawab Adriana salah tingkah. Apa-apaan ini! Nekat sekali si Neil! Jelas dia tak pernah menunjukkan rasa ketertarikannya sama sekali kepada atasannya itu, kenapa masih berani nyatain sih? rutuknya.Setelah mengatakan itu kepada Neil, Adriana langsung keluar dari restoran meninggalkan sang atasan seorang diri. Adriana benar-benar tidak menyangka ternyata Neil menyukainya.Apa mungkin alasan Neil selalu mengantar jemputnya itu karena Neil menyukainya? Tern
Neil kembali ke kantor dengan perasaan yang sangat kecewa karena Adriana telah menolaknya. Meski pun begitu Neil bertekad akan kembali mencuri hati Adriana sampai Adriana mau menerima cintanya.Neil sangat serius dengan perkataannya dan hatinya tentang Adriana, Neil telah jatuh hati saat melihat Adriana pertama kali. Melihat Adriana Nwil merasa melihat perempuan yang berbeda, Adriana memiliki sesuatu hal yang tidak dimiliki kebanyakan perempuan.Beberapa karyawan melihat Neil dengan tatapan penasaran karena tadi saat makan siang ia pergi bersama dengan Adriana. Tapi atasan mereka itu kini kembali seorang diri."Bukannya tadi Pak Neil pergi bersama dengan Adriana?" tanya salah satu staf yang tadi melihat Neil pergi dengan Adriana."Kayaknya sih iya, tapi tadi gak lama Adriana balik lagi, gak tau kenapa," jawab staf yang lainnya."Mungkin mereka abis bicarain pekerjaan," timpal staf lainnya."Aku sih gak yakin, sepertinya mereka me
"Udah tugas kamu diem aja di sana," kata Dante membuat Zoya kesal."Jadi aku udah dandan secantik ini cuman duduk doang, kamu gak percaya sama kinerja aku?" tanya Zoya.Dante terdiam lalu melihat ke arah Zoya, ada sesuatu hal yang sebenarnya Dante sembunyikan dari Zoya."Bukannya enak kerja hanya duduk, terus di gaji?" tanya Dante balik."Nggak!" jawab Zoya.Zoya meminta bekerja dengan Dante karena ingin menjalankan rencananya, jika seperti ini sama saja dia gak kerja sama sekali dengan Dante dan rencananya tidak akan berjalan dengan lancar.Dante sendiri sibuk dengan pekerjaannya tanpa mengindahkan kehadiran Zoya yang sedari tadi terus menggerutu karena pekerjaannya hanya diam dan duduk di sofa.Zoya melihat ke arah jam dindingnya, ia tersenyum saat sudah jam makan siang tiba."Aku lapar!" ucap Zoya.Dante yang sedang bergulat dengan layar laptopnya kini mengalihkan pandangannya ke arah Zoya, setelah i
Beberapa hari ini Zoya dan Dante selalu pergi bersama ke kantor, dan pekerjaan Zoya pun sama seperti sebelumnya yaitu hanya duduk di sofa di ruangan Dante.Zoya tidak mengeluh sama sekali sebab ia sudah mendapatkan dokumen penting dari perusahaan Dante. Sekarang Joyo sedang menikmati buah kesabaran yaitu menjadi wanita Dante tanpa status.Zoya sedang duduk di sofa ruang kerja Dante sambil memainkan ponselnya seraya menunggu jam pulang kantor, namun tiba-tiba seorang perempuan setengah baya datang ke ruangan Dante.Nyonya Wanda terkejut saat melihat Zoya berada di ruangan Dante sambil bersantai dan memainkan ponselnya, sedangkan anaknya Dante ia sedang bekerja di mejanya."Zoya?" ucap Nyonya Wanda.Dante langsung melirik ke arah ibunya yang baru saja datang, iya juga langsung beranjak dari duduknya."Kapan Mama ke sini? Kenapa gak kasih tahu dulu Dante?" tanya Dante."Kenapa Zoya ada di sini?""Jadi gini, Ma. Zoy