Beranda / Rumah Tangga / ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU / 3.Pernikahan Irani dan Raymond

Share

3.Pernikahan Irani dan Raymond

Penulis: Rika Jhon
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-04 23:14:39

Hari-hari pun berlalu, kini saatnya Irani melangsungkan pernikahannya bersama pria yang bernama Raymond Rabbani yang ternyata merupakan kakak kandung dari Reynand Rabbani—sang mantan kekasih.

Akan tetapi, Reynand belum mengetahui bahwa Irani akan menikah dengan sang kakak. Begitu pula dengan Irani yang belum mengetahui bahwa Reynand dan Raymond adalah kakak dan adik.

Reynand yang mendengar bahwa hari itu Irani akan menikah merasa sangat frustasi. Dia hari itu memilih pergi ke Kota Bandung untuk menenangkan pikirannya yang sedang kacau.

Reynand pun menjadi pusat perhatian keluarganya karena di saat hari pernikahan sang kakak, mengapa Reynand justru pergi. Reynand beralasan bahwa dia sedang melakukan perjalanan bisnis yang tidak bisa ditinggalkan.

Setelah ijab qobul selesai dan resepsi pernikahan yang sangat mewah itu pun telah usai, kini saatnya Irani diboyong untuk dibawa ke rumah sang suami. Irani berpamitan kepada ayah dan ibunya serta adiknya dengan bercucuran air mata. Dia merasa sangat sedih karena terpaksa menikah dengan Raymond.

"Ibu, Ayah, Irsyad, aku pamit. Aku akan ikut bersama suamiku. Jaga diri kalian dan jaga kesehatan kalian. Jika ada apa-apa, tolong hubungi aku," pinta Irani sekaligus berpamitan.

"Iya, 'Nak, kau juga harus menjaga kesehatanmu. Dan ingat, bahwa kau sekarang sudah menjadi seorang istri. Jadi, kau harus berbakti pada suamimu," nasehat Bu Ina.

"Apa yang dikatakan ibumu itu benar, 'Nak. Suamimu sekarang merupakan pengganti orang tuamu. Jadi, kau harus berbakti padanya," timpal Pak Ahmad.

"Iya, Yah, Bu. Kalau begitu, aku mohon pamit."

Lalu setelah itu, Irani pun masuk ke dalam mobil bersama Raymond. Mobil pengantin mereka di kendarai oleh sopir pribadi keluarga Rabbani. Irani dan Raymond duduk di kursi belakang.

Selama dalam perjalanan, mereka berdua saling berdiam diri. Raymond memperhatikan sang istri yang terlihat selalu murung dan tiada henti menangis. Namun, Raymond mendiamkannya saja karena dia memberi ruang waktu kepada Irani untuk beradaptasi dengan dunia baru dan keluarga baru.

Tidak berapa lama kemudian, mereka pun telah sampai di rumah keluarga besar Rabbani. Irani menatap rumah yang sangat megah itu tanpa berkedip. Sungguh, betapa kaya rayanya suaminya tersebut. Namun, dia tidak merasakan kebahagiaan sama sekali walaupun sang suami bergelimang harta. Karena pernikahan mereka itu tanpa cinta.

***

Satu minggu telah berlalu, kini Reynand telah kembali dari Kota Bandung. Sesampainya di rumah, Reynand langsung menuju ke dalam kamarnya. Dia belum mengetahui dan menyadari bahwa kakak iparnya itu merupakan Irani—sang mantan kekasih yang masih dia cintai hingga detik ini.

Malam itu, Reynand yang sedang merasa kehausan turun menuju ke dapur untuk mengambil air minum. Karena persediaan air minumnya di dalam kamar telah habis.

Ketika dia akan mengambil air minum di kulkas, tiba-tiba matanya tertuju pada sosok yang sedang berdiri di dapur yang sedang membuat kopi. Matanya menyipit melihat sosok itu karena dia sangat mengenali sosok tersebut walaupun hanya dari belakang.

Perlahan, Reynand mendekati sosok perempuan yang sedang membuat kopi tersebut yang sangat ia yakini sebagai Irani, sementara perempuan tersebut saat berbalik dan sedang memegang segelas kopi sangat terkejut atas kehadiran Reynand.

Prang!

Suara gelas terjatuh dan kopi itu mengenai kaki Irani. Reynand yang melihat itu berniat akan menyentuh kaki Irani untuk membantunya, tetapi sebelum dia berhasil menyentuh kaki Irani, Raymond tiba-tiba datang. Kehadiran Raymond tersebut membuyarkan lamunan Irani dan Reynand.

"Sayang, ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Raymond.

Reynand yang mendengar suara sang kakak yang memanggil mesra pada Irani, semakin dibuat terkejut. 'Sayang? Apa maksud Kak Ray memanggil Irani dengan sebutan, Sayang?' batinnya.

"Rey, kau sudah pulang dari Bandung?" tanya Raymond.

Reynand yang sedang termenung itu terhenyak dan lamunannya pun seketika buyar. "Ah, iya, Kak, aku baru pulang," jawabnya.

Kini, Irani yang dibuat terkejut mendengar Reynand memanggil Raymond dengan sebutan—kakak. 'Kakak? Mengapa Rey memanggil Mas Ray dengan sebutan, kakak?' batinnya.

"Kau ini bagaimana, Rey? Kakak menikah, tetapi kau malah pergi ke kuar kota. Kau malah lebih mementingkan urusan bisnis daripada kakakmu ini," celetuk Raymond.

"Maafkan aku, Kak. Karena aku benar-benar tidak bisa meninggalkan pekerjaan itu. Sebab, bisnis itu juga demi kelangsungan perusahaan keluarga kita," dusta Reynand.

Reynand terpaksa berdusta demi menutupi masalah pribadinya. Matanya tidak pernah luput dari sang kakak dan juga Irani yang pada saat itu sang kakak tengah sibuk membersihkan kaki Irani dari bekas tumpahan kopi.

"Rey, perkenalkan, ini Irani, istriku, kakak iparmu. Sayang, perkenalkan, ini Reynand, adik kandungku, adikku satu-satunya," terang Raymond.

Bagaikan dihantam beribu pukulan dan ditusuk beribu jarum, hati Reynand sangat sakit mendengarnya. Matanya berkaca-kaca sembari menatap Irani. Bagaikan disambar petir mendengar kabar tersebut bahwa ternyata istri dari sang kakak merupakan Irani—sang mantan kekasih dan wanita yang telah dinodainya.

Begitu pula dengan Irani, dia sangat terkejut mendengar ucapan Raymond yang mengatakan bahwa Reynand merupakan adik kandungnya. Tiba-tiba, Raymond membopong tubuh Irani.

"Sayang, kakimu memerah. Ayo, kita ke kamar, aku akan mengobatimu." Raymond pun langsung melangkah menuju ke kamar.

Mata Irani terus menatap Reynand yang masih berdiri mematung sembari menatapnya tanpa berkedip. Tanpa terasa, buliran bening itu pun jatuh membanjiri pipi Reynand. Ya ... Reynand menangis.

Hatinya sangat sakit dan sedih melihat pemandangan tersebut. Bagaimana tidak, sang kakak dengan begitu mesranya membopong tubuh Irani, sementara Irani merupakan wanita yang sangat ia cintai dan sudah ia nodai.

Reynand sudah tidak kuat lagi melihat pemandangan tersebut. Lalu, ia bergegas menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya. Namun, ketika ia melewati kamar Raymond, langkahnya terhenti di depan kamar sang kakak. Hatinya semakin terasa sakit ketika ia mendengar suara Raymond dan Irani.

"Akh ... sakit, Mas," desis Irani.

"Tenang, Sayang, aku sudah melakukannya dengan pelan-pelan sekali agar kau tidak merasa sakit," sahut Raymond.

Suara itu terdengar begitu jelas di telinga Reynand. Kemudian, dia bergegas masuk ke dalam kamarnya dan dia pun langsung menyambar kunci mobilnya.

Reynand langsung berlari menuruni anak tangga. Lalu, menuju ke parkiran. Reynand mengendarai mobil seperti orang kesetanan. Dia mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Bayangan dan suara Irani dan Raymond tadi, masih menari-nari di pelupuk matanya dan juga masih terngiang-ngiang di telinganya.

"Aakkhh ... mengapa harus Irani?! Mengapa harus Kak Ray?!" Reynand berteriak sembari memukul-mukul setir mobil.

"Tuhan, mengapa kau mengujiku dengan ujian seperti ini? Ini sungguh sangat menyakitkan. Aku mengira bahwa laki-laki yang akan menikahi Irani itu adalah laki-laki lain, bukan kakakku!" Reynand berteriak histeris.

"Ternyata, laki-laki itu adalah kakakku sendiri, kakak kandungku. Dan Irani adalah wanita yang sangat aku cintai, tetapi kini dia menjadi kakak iparku!" imbuhnya yang benar-benar merasa sangat kesal dan emosi.

Reynand yang tengah mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi itu, tidak bisa menghindari saat ada sebuah mobil truk yang dengan kecepatan tinggi berada di depannya.

Reynand menghindari mobil truk tersebut dengan membanting setir ke kiri sehingga ia menabrak trotoar jalan. Wajah dan kepalanya berlumuran darah.

TO BE CONTINUED

Bab terkait

  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   4.Irani Hamil

    Sudah 3 minggu semenjak Reynand mengalami kecelakaan, dia belum sadarkan diri dari koma. Reynand dirawat di ruang ICU agar kondisinya dapat terpantau secara intensif. Tubuhnya dipasang alat bantu napas untuk menjaga laju pernapasannya. Hingga saat ini, tubuh Reynand masih terlentang tak berdaya di brankar rumah sakit. Saat itu, kedua orang tua Reynand, Raymond, dan Irani, sedang berada di ruangan ICU untuk memantau perkembangan Reynand.Papa Rabbani dan Mama Risa, terlihat sangat terpukul melihat keadaan sang putra bungsu mereka yang lemah tak berdaya tersebut. Begitu pula dengan Raymond—sang kakak, dan Irani—sang mantan kekasih sekaligus kakak iparnya, mereka ikut terpuruk dan sangat terpukul sekali melihat kondisi Reynand. "Ma, Pa, lebih baik kalian pulang saja, biarkan aku dan Irani yang akan menjaga Rey," ujar Raymond."Tapi kalian juga butuh istirahat, 'Nak," sahut Mama Risa."Tidak apa, Ma. Mama dan Papa yang perlu beristirahat total.""Baiklah jika begitu, mama dan Papa pulang

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   5.Reynand Amnesia

    "Siapa kau? Siapa mereka? Siapa kalian?" tanya Reynand.Irani, Raymond, Mama Risa, dan Papa Rabbani, sangat terkejut mendengar pertanyaan Reynand tersebut. Mereka langsung berlari menghampirinya."Rey, syukurlah kau sudah sadar, 'Nak," ujar Mama Risa."Iya, 'Nak, kami sangat mengkhawatirkanmu," timpal Papa Rabbani."Terima kasih, Tuhan karena kau telah menyembuhkan adikku," Raymond pun menimpali."Siapa kalian?" tanya Reynand kembali.Deg!Semua orang yang berada di tempat tersebut sangat terkejut mendengarnya. Mereka saling berpandangan satu sama lain. Bahkan, sejenak mereka melupakan ucapan Irani yang menyatakan bahwa Reynand yang telah menghamilinya. Kini, mereka tengah fokus pada Reynand yang terlihat sangat aneh sekali.Raymond langsung berlari ke luar untuk memanggil dokter. Tidak berapa lama kemudian, dokter pun datang bersama dua orang suster yang mendampinginya, sementara Mama Risa dan Papa Rabbani, terlihat sangat tegang dan cemas. Begitu pula dengan Irani, ia pun tak kalah c

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-08
  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   6.Sumpah Serapah Ibu Mertua

    "Irani! Apa yang telah kau lakukan terhadap putraku?!"Irani tersentak tatkala ia mendengar suara teriakan sang ibu mertua. Mama Risa bergegas menghampiri Reynand yang tengah kesakitan."Dasar wanita jalang! Tidak tahu malu! Kau pasti sengaja 'kan ingin menggoda putra bungsuku karena kau sedang mencari tumbal untuk menutupi anak harammu itu!" hardik Mama Risa.Betapa sakit dan hancurnya hati dan perasaan Irani, tatkala mendengar sumpah serapah yang dilontarkan oleh sang ibu mertua. Butiran bening telah membanjiri pipinya yang tirus."Ma, mengapa Mama berbicara seperti itu terhadap Kakak ipar? Bukankah bayi yang dikandungnya merupakan calon cucu Mama? Anak Kak Ray?" tanya Reynand.Mama Risa tidak menjawab pertanyaan Reynand, ia justru mengajak sang putra untuk kembali ke kamarnya. "Sudahlah, 'Nak, lebih baik kau beristirahat saja di kamarmu," ujar Mama Risa untuk mengalihkan pertanyaan Reynand."Iya, Ma," sahut Reynand patuh.Mama Risa membantu Reynand bangkit berdiri, kemudian, mereka

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   7.Hinaan Dari Suami dan Ibu Mertua

    "Sedang apa kalian di dalam kamar mandi berduaan?!"Suara Mama Risa terdengar melengking. Dia tiba-tiba sudah berdiri di pintu kamar mandi. Betapa terkejutnya Irani dan ketakutannya pun semakin terpancar dari wajahnya karena kini dia dipergoki tengah berduaan di dalam kamar mandi bersama Reynand—adik iparnya, yang merupakan mantan kekasihnya itu."Dasar tidak tahu malu kau, ya! Dasar wanita jalang. Apa-apaan kau ini, Irani? Ingat! Bahwa Rey adalah adik iparmu! Jadi, kau tidak pantas jika ingin menggodanya!" teriak Mama Risa.Irani hanya menundukkan wajahnya, air mata pun sudah berlinangan membasahi pipinya. Dia tidak berani untuk mengangkat wajahnya untuk melihat wajah sang ibu mertua. Tubuhnya gemetaran dan keringat dingin pun sudah membanjiri tubuhnya."Kau benar-benar tidak tahu diri, ya! Kau mencari kesempatan dan memanfaatkan putra bungsuku untuk kau jadikan tumbal sebagai ayah biologis dari anak harammu itu!" dada Mama Risa terlihat naik turun karena dia sedang dilanda emosi. "K

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   8.Irani Mengidam

    Pagi itu, Irani sedang membersihkan halaman belakang rumah. Dia sedang menyapu dedaunan kering yang sangat banyak. Karena di belakang rumah keluarga Rabbani tersebut terdapat kebun buah-buahan.Sebenarnya, di kediaman keluarga Rabbani itu ada banyak asisten rumah tangga dan mereka memiliki peran masing-masing atau tugas masing-masing. Namun, semenjak Irani ketahuan hamil bukan anak Raymond maka sejak saat itu pula, Mama Risa—sang ibu mertua, selalu menghukumnya dan memperlakukannya seperti pembantu.Semua pekerjaan pembantu di rumah tersebut, Irani lah yang harus mengerjakannya, sementara Raymond yang kecewa dan masih marah pada Irani, tidak mempedulikan hal tersebut, dia justru selalu menunjukkan kebenciannya terhadap sang istri.Ketika Irani sedang menyapu di bawah pohon mangga dan sedang berbuah lebat, dia melihat ke atas pohon tersebut. Di atas pohon itu terlihat berjuntaian buah mangga yang masih muda-muda. Irani menelan air liurnya sembari mengusap-usap perutnya. 'Sepertinya ena

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   9.Mangga Muda Pembawa Bencana

    "Irani! Apa yang tengah kau lakukan?!"Suara teriakan Mama Risa terdengar melengking. Irani seketika melepaskan dirinya dari tubuh Reynand. Reynand dan Irani langsung bangkit. Mereka melihat kedatangan Mama Risa yang tergesa-gesa dengan wajah yang sudah memerah."Irani, apa yang kau lakukan terhadap putraku?!" Mama Risa kembali berteriak."Ma, a-aku —" "Aku apa?" Mama Risa langsung menyela ucapan Irani."Ma, jangan marah pada kakak ipar, dia tidak bersalah," Reynand menimpali.Seketika Mama Risa menatap Reynand. Matanya terbelalak ketika melihat wajah dan tubuh putra bungsunya itu sudah merah dan dipenuhi bentol. "Ya, Tuhan, Rey, kau kenapa, Nak? Apa yang terjadi padamu?" tanya Mama Risa dengan cemas.Mata Mama Risa melihat ke arah buah mangga yang tergeletak di tanah dan dia melihat tangga yang masih berdiri di pohon mangga tersebut. Mama Risa menatapnya lama, lalu matanya beralih menatap ke arah Irani."Ini pasti perbuatanmu 'kan, wanita jalang? Kau 'kan yang menyuruh putraku untuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   10.Reynand Mencurigai Irani

    "Rey, Irani, kalian sedang apa duduk berdua di gazebo belakang rumah?!"Reynand dan Irani yang sedang menikmati rujak buah mangga muda tersebut, seketika tersentak mendengar suara Raymond yang tiba-tiba sudah berdiri di dekat gazebo.“Kak Ray,” ucap Reynand.“Mas, kau sudah pulang?” tanya Irani.Raymond menatap Reynand dan Irani dengan tajam karena pada saat itu Reynand masih bertelanjang dada. “Kalian sedang apa? Dan kau, Rey, mengapa kau bertelanjang dada seperti itu? Apa yang terjadi?” tanya Raymond.“Ah … maaf, Kak, tadi Kakak ipar menginginkan mangga muda yang ada di atas pohon. Jadi, aku berinisiatif menolongnya untuk mengambilkan buah mangga muda tersebut,” jawab Reynand, “Tetapi karena di pohon mangga itu banyak serangga sehingga aku digerogoti serangga. Makanya aku membuka bajuku,” imbuhnya.“Oh, begitu!” ucap Raymond dengan ketus.Raymond menatap Irani dengan tatapan yang jijik, sedangkan Irani hanya menundukkan kepalanya. Dia tidak berani untuk membalas tatapan sang suami. R

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12
  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   11.Pembokat

    Setelah Reynand keluar dari kamar pembantu tersebut, Irani kembali menumpahkan tangisannya. Dia masih membayangkan perempuan yang tadi datang ke rumah bersama Raymond dan bergelayut manja dengan suaminya tersebut. ‘Siapa perempuan itu sebenarnya? Mengapa dia bersikap manja pada Mas Ray. Jika hanya sekretaris, tidak akan mungkin dia bersikap seperti itu,’ batin Irani, ‘Apakah dia tidak tahu bahwa aku adalah istrinya Mas Raymond dan apakah Mas Raymond tidak memberitahu bahwa dia sudah memiliki istri,’ batin Irani kembali.Irani masih sesenggukkan. ‘Ya Tuhan, begitu berat cobaan hamba setelah menikah. Apakah hamba mampu menghadapi ujian ini untuk seterusnya? Bagaimana dengan nasib dan masa depan anakku nanti, Tuhan,’ Irani kembali membatin.“Enak sekali, ya, pagi-pagi begini kau sudah tidur di kamar!”Suara Mama Risa terdengar melengking. Irani yang kala itu sedang membaringkan tubuhnya, seketika terduduk. Dia langsung mengusap air matanya dan langsung berdiri. “Maaf, Ma, aku … aku sedan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13

Bab terbaru

  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   40. Happy Ending

    4 tahun kemudian“Irana, jangan lari ke jalan terus, Nak, banyak kendaraan.” Suara Irani terdengar berteriak seraya berlari mengejar seorang gadis kecil.“Ibu, aku mau ke rumah Ayah Bahri.” Gadis kecil tersebut berbicara seraya berlari.Meskipun usia gadis kecil itu baru 3 tahun lebih, tapi dia sangat pintar sekali. Suaranya pun tidak terdengar cadel seperti kebanyakan anak-anak kecil pada umumnya.Irana, itulah nama gadis kecil tersebut. Anak yang dikandung oleh Irani 4 tahun lalu. Irana memanggil Bahri ayah karena selama ini Bahri lah yang selalu membantu Irani mengurusnya. Jadi, Irana taunya bahwa Bahri merupakan ayahnya.Walaupun Irani sudah Berulang kali menjelaskan pada sang anak, bahwa Bahri bukanlah ayahnya, tetapi Irana tidak mempercayainya. Dia tetap menganggap bahwa Bahri lah ayahnya karena lelaki itulah yang selama ini selalu mengurusnya seperti anak sendiri.Letak rumah Bahri yang tidak begitu jauh dari rumah Irani, membuat Irana begitu mudah untuk pulang pergi sendiri. N

  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   39. Musyawarah

    Sementara itu, di kediaman Rabbani. Kini keluarga besar Rabbani dan orang tua Irani tengah berkumpul di ruang keluarga. Mereka sedang bermusyawarah tentang permasalahan rumah tangga anak mereka.“Di mana kita akan mencari Irani? Sedangkan tidak ada akses sedikitpun untuk berhubungan dengannya. Apalagi dia sedang hamil. Aku benar-benar sedih memikirkannya.” Bu Ina terisak-isak.Mama Risa mendekatinya. “Bu Ina, tolong maafkan aku. Semua ini salahku karena aku selalu bersikap buruk pada Irani.” Mama Risa pun terisak.“Maafkan aku juga, Bu, Pak. Karena selama aku menjadi suaminya, aku juga selalu bersikap buruk. Hingga akhirnya kami bercerai.” Raymond berkata dengan mimik wajah yang terlihat murung.Pak Ahmad dan Bu Ina menarik napas dengan berat. Dada mereka bergemuruh setiap kali mendengar pernyataan Mama Risa dan Raymond, yang mengakui dengan jujur tentang sikap buruk mereka pada Irani.Akan tetapi, nasi sudah menjadi bubur. Semua yang sudah terjadi tidak akan bisa kembali seperti semu

  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   38. Pak Ahmad Murka

    Pak Ahmad terpancing emosi karena Raymond tak kunjung menjawab pertanyaannya tentang keberadaan Irani.Plak! Plak!Bugh! Bugh!Akhirnya, Pak Ahmad menampar dan memukul Reynand serta Raymond secara bergantian. Amarahnya benar-benar sudah memuncak. Wajah kedua kakak beradik itu, kini sudah babak belur.Akan tetapi, mereka menerima semua perlakuan Ayah Irani tersebut karena mereka menyadari dan mengakui kesalahan yang telah mereka perbuat.Mama Risa histeris melihat kedua putranya yang dihajar habis-habisan oleh Pak Ahmad. Dia berusaha untuk memasang badan, dan memohon untuk dihentikan. Namun, Papa Rabbani menahannya.“Pak Ahmad, tolong hentikan. Kasihan kedua putraku!” teriak Mama Risa.“Pa, tolong kedua putra kita. Mengapa Papa hanya diam saja?!” Mama Risa histeris pada sang suami.“Ma, tenanglah. Ini semua hukuman yang pantas untuk kedua putra kita. Karena mereka telah berbuat kesalahan pada Irani.” Papa Rabbani mengelus-elus punggung Mama Risa.“Pa, mengapa kau tega pada putra-putra

  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   37. Reynand Sembuh Total

    Mata Irani membulat mendengar ucapan Bahri. Bagaimana tidak, di saat yang sedang genting seperti ini pun, Bahri masih tetap menyebalkan dan membuatnya kesal.Dengan sekuat tenaga Irani mencubit perut Bahri, hingga membuat lelaki tersebut menjerit karena merasakan perih di kulit perutnya.“Aww, aduh … Maharani, mengapa kau mencubitku? Aiiss, ini sangat sakit dan perih sekali rasanya,” ujar Bahri.“Karena kau selalu saja menyebalkan, Mas Bahri. Di saat aku sedang kesakitan dan kram seperti ini pun, kau masih saja bersikap seperti itu, huh!” Irani mendelikkan mata.“Ehehe … jangan marah-marah, nanti cantikmu hilang.”Ingin rasanya Irani kembali mencubit Bahri, tetapi rasa nyeri kembali menderanya. Akhirnya, dia hanya menurut saja mengikuti Bahri menuju ke arah motor, kemudian Bahri memboncengnya.Bahri menuju ke rumah seorang bidan yang membuka praktek di desa tersebut. Tidak butuh waktu lama, mereka telah sampai. Bahri bergegas menuntun Irani.“Assalamualaikum, Bu Bidan, tolong periksa

  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   36. Reynand Mengingat Irani

    Semua orang sangat terkejut mendengar pertanyaan dari sepasang suami istri yang baru saja datang tersebut.Reynand dan Raymond saling melepaskan pelukan karena nama mereka dipanggil. Mereka menatap ke arah sumber suara. Reynand menatap sepasang suami istri paruh baya tersebut, dia mengernyitkan kening karena kebingungan sebab dia tidak mengenal mereka.Sementara Raymond, wajahnya sudah memucat. Dia menatap kedua orang tersebut dengan bibir yang gemetar. “Ayah mertua, Ibu mertua,” gumamnya.Ayunda yang berdiri tepat di sampingnya, bisa mendengar dengan jelas gumaman Raymond tersebut. Entah mengapa, perasaannya semakin tak menentu mendengar Raymond yang memanggil kedua orang tersebut dengan sebutan ayah mertua dan ibu mertua.“Raymond, jawab pertanyaan ibu. Di mana Irani, putriku?” ujar Bu Ina—Ibu Irani.“Iya, Nak Ray, mana Irani?” timpal Pak Ahmad—Ayah Irani.Raymond kehilangan kata-kata. Otaknya benar-benar buntu, sementara kedua orang tuanya menatap Raymond dan besannya secara bergan

  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   35. Mood Ibu Hamil

    Suara teriakan seorang lelaki menghentikan tindakan para pemuda tersebut. Mereka beralih menatap ke arah sumber suara.Ayunda sangat mengenal suara itu. Dia mendongakkan wajah dan menatapnya. “Tuan Raymond,” gumamnya.“Kalian ini juga seorang perempuan, tetapi kalian malah menertawakannya. Di mana hati nurani kalian sebagai sesama perempuan?!” Raymond berteriak pada rombongan gadis yang tadi menertawakan Ayunda.Setelah itu, Raymond pun mulai berkelahi dengan para pemuda itu, sedangkan Edo berlari meminta bantuan para pengunjung lainnya, yang kala itu masih berada di alun-alun tersebut.Tentu saja perkelahian tersebut tidak seimbang. Karena Raymond yang hanya seorang diri, melawan beberapa orang. Dia kewalahan dan menjadi bulan-bulanan. Tubuhnya sudah tergeletak di rerumputan, ditendang oleh mereka. Raymond menutup wajahnya dengan tangan agar wajahnya tidak semakin lebam.Ayunda yang melihat itu berlari ke arah Raymond. Dia memeluk kepalanya dengan erat seraya menangis. Dia tidak teg

  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   34. Bahri

    Semua orang saling bertatapan, kemudian mereka tertawa terpingkal-pingkal. Irani menatap heran pada mereka karena bukannya menolong, tetapi justru menertawakan.“Ahahaha ….”“K-kenapa k-kalian malah tertawa?” Irani bertanya dengan terbata.“Rani, jadi dari tadi kamu itu berjalan tergesa-gesa karena ketakutan sama laki-laki itu?” Bu Marni bertanya seraya menatapnya.Irani hanya mengangguk. Dia sudah kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan ibu angkatnya itu, sementara lelaki yang sedari tadi mengikutinya malah selengehan. Irani benar-benar merasa sangat geram melihatnya.“Rani, perkenalkan, itu anak ibu yang baru pulang dari kota. Namanya Bahri. Bahri, perkenalkan, ini Rani saudara angkatmu, dia dari Kota Jakarta.” Bu Marni memperkenalkan anak kandung dan anak angkatnya.Irani terperanjat mendengarnya. Dia menatap Bu Marni, kemudian beralih menatap Bahri. “J-jadi, d-dia anak Ibu?”“Iya, Nak. Mungkin usianya tua sedikit darimu. Jadi, kau bisa memanggilnya Mas Bahri.”Irani terseny

  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   33. Reynand Masuk Kantor

    Pagi hari pun tiba. Raymond terbangun sambil memegang kepalanya yang masih berdenyut nyeri. Dia duduk dan mengedarkan pandangan. Matanya menatap Ayunda yang masih terlelap di sofa.Kening Raymond mengernyit, matanya menyipit. Dia tengah berpikir, mengapa Ayunda tidur di sofa kamarnya, mengapa bukan tidur di kamar yang tamu. Dia berusaha mengingat apa yang telah terjadi. Namun, dia tidak bisa mengingatnya sama sekali.Perlahan kaki Raymond turun dari ranjang. Dia berjalan sempoyongan menghampiri Ayunda. Matanya menatap wajah Ayunda yang pucat, dan di keningnya terdapat noda darah yang sudah mengering.Raymond semakin mengernyitkan kening. Dia berusaha sekuat mungkin untuk bisa mengingat kejadian apa yang telah terjadi tadi malam, tetapi dia tetap tidak bisa mengingatnya.“Yunda, bangun. Mengapa kau tidur di sini, dan mengapa keningmu ada noda darah yang sudah mengering?” Raymond mengguncang bahu Ayunda.Ayunda menggeliatkan tubuh. Dia memegang kepalanya yang terasa nyeri. Matanya bersi

  • ADIK IPARKU MANTAN KEKASIHKU   32. Tekad Irani

    Semua orang saling berpandangan ketika mereka mendengar penuturan Irani. Bu Marni mendekati Irani dan melihat uang serta perhiasan tersebut.“Rani, apakah kamu bersungguh-sungguh ingin mempergunakan uang dan perhiasan ini sebagai modal?” tanya Bu Marni.“Iya, Rani, coba kamu pikir-pikir lagi. Karena kamu sedang hamil dan pasti membutuhkan modal untuk biaya persalinan,” timpal Bu Leha.Irani menunduk, kemudian dia mendongak dan menatap Bu Marni serta warga yang lainnya. Matanya sudah berkaca-kaca karena perasaan sedih kini menggelayuti hatinya.“Aku sudah berniat, Bu, Pak. Memang benar jika aku membutuhkan biaya untuk persalinanku nanti, tapi aku juga tidak akan mungkin jika selama kehamilan ini hanya berdiam diri saja.” Irani menghela napas.“Aku ingin mempergunakan uang dan perhiasan ini untuk modal menyewa lahan, dan kebutuhan yang lainnya. Semoga modal ini cukup,” sambungnya.Pak RT Bahrum saling bertatapan dengan sang istri. Mereka saling menganggukkan kepala. Pak Bahrum berjalan

DMCA.com Protection Status