Share

4

Author: Yuyun Batalia
last update Last Updated: 2021-09-23 15:21:12

Jessy menyadari sesuatu ketika ia sudah berada di dalam mobil Malvis. Ia tidak tahu siapa nama dewa penolongnya. Mendengar jutaan Dollar membuat Jessy lupa untuk menanyakan hal penting itu.

"Ehm, Tuan Malvis, aku lupa bertanya tentang siapa nama bosmu." Jessy menatap Malvis polos.

"Kau tidak kenal siapa dia?" tanya Malvis tidak percaya.

Jessy menggelengkan kepalanya. "Aku tidak asing dengan wajahnya. Entah di mana aku melihatnya. Sama seperti kau, aku juga tidak asing dengan wajahmu. Akan tetapi, aku tidak begitu tahu siapa kalian."

Malvis tidak tahu apa saja yang Jessy lakukan selama hidupnya hingga tidak mengenal sosok Earth Caldwell. Terlebih Jessy bekerja di salah satu toserba milik Earth.

"Dia adalah cucu tertua pemilik tempat kau bekerja, Jessy. Dia Earth Caldwel. Dan aku adalah sekertarisnya."

Jessy menutup mulutnya karena terlalu kaget. Matanya membulat, menatap tak percaya Malvis. Astaga, jadi pria yang akan menikah dengannya adalah pemilik toserba tempatnya bekerja. Oh, Jess, bagaimana bisa kau tidak mengenali atasanmu sendiri. Jessy meringis dalam hati.

"Maafkan aku. Aku tidak mengenali kalian." Jessy berkata sungguh-sungguh. Ia tidak bermaksud untuk menghina Earth ataupun Malvis.

"Bukan salahmu, Jess. Selama ini Earth hanya menemui para petinggi. Jadi, wajar saja jika kau tidak mengenalinya."

Meski ucapan Malvis ada benarnya, tapi Jessy tetap saja merasa bodoh. "Meski begitu wajah Pak Earth sering terlihat di layar besar di toserba. Harusnya aku menyadari hal itu." Jessy kini mengingat di mana ia melihat wajah Earth ataupun Malvis. Keduanya sering tampil di layar besar yang ada di toserba tempatnya bekerja.

"Jangan menyalahkan dirimu. Lagipula sekarang kau sudah tahu." Malvis tidak memperpanjang penyesalan Jessy yang menurutnya tidak terlalu penting.

Jessy menghembuskan napas pelan. Mulai sekarang ia akan lebih memperhatikan sekitarnya agar ia tidak mengulangi kesalahan seperti hari ini.  Bagaimana bisa ia tidak mengenali pemilik toserba yang telah memberinya makan.

"Tuan Malvis, berhenti di sini saja." Jessy bersuara cepat. Ia harus pergi ke rumah sakit untuk menjaga ibunya.

"Tapi rumahmu masih jauh, Jess."

"Aku tidak pulang ke rumah."

"Kau mau ke rumah sakit?" tanya Malvis.

"Ya. Tidak ada yang menjaga ibuku," balas Jessy.

"Kalau begitu biar aku antar ke rumah sakit."

"Tidak perlu repot, Tuan. Aku bisa naik bus," tolak Jessy yang tidak ingin menyusahkan Malvis.

"Jangan sungkan. Mulai besok kau mungkin harus membiasakan dirimu memberiku perintah ini dan itu." Malvis tersenyum hangat.

Jessy benar-benar tidak ingin merepotkan Malvis, tapi karena Malvis memaksa maka ia tidak boleh menolak lagi. "Baiklah, Tuan. Terima kasih."

"Panggil aku Malvis saja. Cepat atau lambat kau akan menjadi istri dari atasanku. Sangat tidak pantas jika kau memanggilku dengan sebutan 'Tuan'," seru Malvis sembari membelokan setir mobilnya ke arah rumah sakit.

Jessy menelan ludahnya. Mendengar ucapan Malvis membuatnya merasa sedikit tertekan. Ia akan menikah dengan pria yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan. Jessy selalu berpikir rasional, pria kaya hanya untuk wanita kaya. Tidak ada pria kaya yang benar-benar mencintai wanita miskin, jikapun ada pasangan si kaya dan si miskin, maka pasti si kaya hanya ingin mempemainkan si miskin. Seperti ibunya yang dipermainkan oleh Mr.Mckell yang terhormat.

Jessy juga tidak percaya kisah Cinderella. Menurutnya itu hanya sebuah dongeng sebelum tidur. Hanya sebuah kisah fantasi karangan manusia yang berkhayal terlalu tinggi. Sedang dirinya? Dirinya tidak memiliki khayalan setinggi itu. 

Akan tetapi, apa yang terjadi padanya saat ini mirip dengan kisah-kisah fantasia itu. Ia bertemu pangeran yang membantunya keluar dari kesusahan. Ya meskipun kenyataannya ia hanya menikah kontrak. Jessy hanya tidak tahu bagaimanakah akhir dari kisah fantasia yang menjadikannya sebagai pemeran utama. Ia harap akan berakhir bahagia untuknya dan juga Earth. Tidak, Jessy tidak berpikir bahwa pernikahan kontraknya akan berubah dengan pernikahan sungguhan, ia hanya menginginkan setelah pernikahan kontrak usai baik dirinya maupun Earth akan hidup bahagia dengan jalan mereka masing-masing.

Sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit, Jessy hanya diam memandangi pemandangan malam kota London melalui jendela mobil Malvis. Hingga akhirnya lamunannya buyar karena mobil Malvis berhenti tepat di depan pintu masuk rumah sakit.

Jessy segera menyandang tasnya. Melepaskan sabuk pengaman yang ia kenakan lalu mengucapkam terima kasih pada Malvis yang sudah berbaik hati mengantarnya.

"Besok pagi aku akan menjemputmu di kediamanmu pukul 09:00 pagi, jadi kau harus sudah siap saat aku datang." Malvis mengingatkan Jessy.

Jessy menganggukan kepalanya paham. Ia akan menulis catatan pengingat agar ia tidak lupa. "Baik, Malvis."

Setelah itu Jessy turun dari mobil Malvis. Ia memastikan mobil Malvis meninggalkan kawasan rumah sakit lalu masuk ke dalam tempat yang dipenuhi oleh penderita berbagai jenis penyakit itu.

Kali ini Jessy datang dengan bahu yang tidak lagi tertumpuk oleh beban.  Batu besar yang menimpa bahunya itu telah sirna karena bantuan Earth. Menarik napas dalam, Jessy kemudian tersenyum bahagia. Ia bisa bertemu dengan ibunya tanpa harus memperlihatkan senyuman palsu.

Jessy menaiki lift.  Pintu lift terbuka di lantai yang Jessy tuju. Ia melangkah lagi, dan berhenti di depan ruang rawat ibunya. Tangannya membuka pintu dengan sangat ringan, biasanya tangan itu terasa seperti digantungi ratusan kilo batu, tapi saat ini bahkan sehelai benangpun tidak memberatkan tangannya.

Jessy masuk. Tersenyum kemudian menyapa ibunya yang masih terjaga.  "Kenapa Ibu belum tidur?" tanya Jessy yang sudah berada di sebelah ranjang ibunya. Ia mengecup kening sang ibu kemudian duduk di kursi yang ada di dekatnya.

"Ibu belum mengantuk." Kayonna berbohong. Ia bukan belum mengantuk, tapi ia memikirkan putri semata wayangnya. Kayonna sangat merasa tidak berguna karena telah membebani Jessy. Ia tahu seberapa besar kesulitan yang dihadapi oleh putrinya saat ini, dan semua itu karena dirinya. Setiap saat Kayonna berdoa pada Tuhan agar nyawanya segera dicabut. Kayonna bukannya tega ingin meninggalkan putrinya sendirian di dunia yang kejam ini, ia hanya tidak sanggup menghadapi kenyataan bahwa dirinyalah penyebab segala penderitaan putrinya. Kayonna adalah seorang ibu yang ingin melihat anaknya bahagia, bukan malah bekerja siang dan malam hanya untuk mengobati penyakitnya yang tak kunjung sembuh. Dan sekarang ia merasa semakin menyulitkan putrinya dengan biaya operasi.

Kayonna tahu Jessy sangat menyayanginya, tetapi mengumpulkan 50.000 Dollar adalah sesuatu yang mustahil. Kayonna hanya berharap bahwa Jessy akan menyerah meski itu akan menjadi pukulan menyakitkan bagi Jessy. Ya setidaknya tanpa operasi maka kemungkinan ia hidup menjadi sangat kecil.

Mata sendu Kayonna menatap Jessy lembut. "Ibu sudah merasa bosan di rumah sakit ini, Jess. Sebaiknya kita pulang saja, Ibu bahkan sudah merasa lebih baik sekarang."

Jessy meraih jemari tangan Kayonna. Mengelusnya pelan lalu menciumi tangan yang sudah membesarkannya itu. "Setelah dokter mengatakan Ibu boleh pulang maka kita akan pulang. Jessy juga sudah rindu makan bersama Ibu di rumah kita yang hangat."

"Tubuh ini milik ibu, jadi ibu yang lebih tahu apakah ibu sudah sehat atau belum. Dan ibu merasa sudah sehat, dokter hanya melebih-lebihkan kondisi ibu saja. Kau tahulah, Sayang, jika semua pasien diperbolehkan pulang dengan cepat maka rumah sakit tidak akan memiliki uang untuk menggaji dokter," seru Kayonna meyakinkan Jessy.

Jessy tersenyum kecil. "Bersabarlah. Sebentar lagi Ibu akan pulang ke rumah kita."

Kayonna menyalah artikan ucapan Jessy sebagai bentuk bahwa Jessy telah menyerah terhadap penyakitnya. Kayonna tidak akan marah atau kecewa pada Jessy, sebaliknya ia bersyukur Jessy telah menyerah.

"Baguslah. Setelah ini ibu akan lebih memperhatikan kesehatan ibu. Minum obat tepat waktu dan istirahat yang cukup, maka dengan begitu kanker yang menggerogoti ibu tidak akan berkembang lagi," ujar Kayonna. Ia berharap kata-katanya akan membuat Jessy tidak terlalu menyalahkan diri karena tidak mampu membiayai pengobatannya. Kayonna tahu dibalik senyuman Jessy saat ini pasti terdapat pergulatan batin yang sangat kuat. Bagian dari diri Jessy yang masih ingin berjuang pasti tengah bertengkar dengan rasa menyerah yang menyerang Jessy. Dahulu Kayonna juga pernah merasakannya ketika ia sedang mengandung Jessy. Hidup yang keras membuatnya pernah berpikir untuk meninggalkan Jessy di panti asuhan. Menghidupi dirinya sendiri saja ia sudah kesulitan apalagi ditambah dengan kehadiran Jessy. Terlebih ia akan kesulitan mencari kerja dengan membawa anak. Namun, rasa ingin menyerah itu terhempas oleh sisi keibuannya yang tidak mengizinkannya menyerah. Seberat apapun hidupnya nanti pasti bisa ia lalui demi Jessy. Jessy adalah kekuatannya, bukan kelemahannya. Ia hanya perlu lebih bekerja keras sedikit. Dengan begitu ia akan mampu menghidupi Jessy.

Jessy tahu bahwa ibunya telah salah berpikir. Ia harus meluruskan pemikiran ibunya, tapi tidak malam ini. Ia masih tidak tahu harus mengatakan dari mana ia mendapatkan uang itu. Tak mungkin baginya untuk mengatakan bahwa ia melakukan pernikahan kontrak, hal itu pasti akan membuat ibunya merasa bersalah.

"Baiklah, sekarang Ibu tidurlah. Aku akan mandi dan mengganti pakaianku."

"Kau sudah makan?" tanya Kayonna khawatir.

Jessy tersenyum lalu menganggukan kepalanya. "Sudah, Bu. Aku tidak akan pernah lupa makan. Ibu, kan, tahu bahwa hal yang paling aku sukai di dunia ini adalah makanan."

Kayonna tertawa geli. "Anak ibu memang tukang makan."

"Terima kasih atas pujiannya, Mrs. Scott." Jessy mengedipkan sebelah matanya lalu segera beranjak ke kamar mandi.

Seperginya Jessy ke kamar mandi, Kayonna kembali menampakan raut sedih dan tak berdaya. Kebersamaannya dengan Jessy mungkin tidak akan lama lagi. Ia harus memberikan kenangan yang membahagiakan untuk diingat oleh Jessy nantinya.

Air mata Kayonna jatuh. Memikirkan bahwa nanti Jessy akan sendirian setelah kematiannya membuat dadanya terasa sangat sesak. Jika saja pria yang sudah menghamilinya mau mengakui Jessy, maka ia tidak akan sesedih ini. Setidaknya akan ada orang lain yang menjaga Jessy setelah kepergiannya kelak. Akan ada orang lain yang mampu menghibur Jessy dikala sedih.

Napas Kayonna terasa sesak karena menahan isak tangis. Jessy-nya benar-benar malang karena memiliki ibu seperti dirinya.

***

"Aku sudah mendapatkan wanita yang akan menikah kontrak denganku." Earth bicara sembari memeluk pinggang kekasihnya yang tidak tertutupi oleh apapun.  Saat ini mereka sedang berada di atas ranjang, beristirahat setelah percintaan panas mereka usai.

Caroline diam. Mendengar Earth mengucapkan tentang kata pernikahan membuatnya merasa sesak. Kenapa harus dengan wanita lain? Kenapa tidak dengannya saja?

"Jangan membicarakan tentang pernikahan itu padaku, Earth. Kau menyakitiku." Caroline bersuara pelan.

Earth mengecup pundak Caroline. Ia tahu bahwa wanitanya ini sangat ingin menikah dengannya, tapi itu tidak mungkin baginya karena status Caroline. Andai saja Caroline bukan janda maka mereka pasti bisa bersama. Earth sejujurnya tidak ingin menyakiti Caroline seperti ini, tapi apa yang bisa ia perbuat? Ia tidak bisa kehilangan kepemimpinannya di Caldwell Group. Jika ia memilih Caroline maka semua kerja keras dan usahanya selama ini hanya akan sia-sia.

"Maafkan aku, Sayang. Aku hanya mencari jalan terbaik untuk kita," seru Earth lembut.

Caroline tak menjawab. Dari dulu Earth hanya mementingkan ambisinya. Earth selalu mengatakan bahwa Earth mencintainya, tapi jika disuruh memilih maka Earth akan memilih ambisi dari pada cinta. Caroline sudah pernah memaksa Earth untuk memilih, dan hasilnya adalah ia tersakiti karena Earth lebih memilih tenggelam pada ambisinya.

Caroline dan Earth menjalin hubungan ketika mereka masih remaja. Earth adalah cinta pertama Caroline, pria yang mengajarinya apa itu manisnya cinta lalu juga menghanyutkannya pada harapan semu. Harapan yang pada akhirnya membuat Caroline lelah dan memilih untuk berpisah dengan Earth.

Ketika hubungan mereka sudah menginjak 5 tahun, Caroline meminta Earth untuk menikahinya, tapi saat itu Earth sedang sibuk pada study-nya. Bahkan untuk bertemu saja mereka sudah tidak memiliki waktu. Earth jelas menolak permintaan Caroline, ia masih terlalu muda saat itu dan masih banyak hal yang perlu ia gapai.

Caroline kecewa pada Earth. Ia mengancam akan menikah dengan pria lain jika Earth tidak mau menikahinya, tapi jawaban Earth masih sama. Meski pada akhirnya Earth meminta pada Caroline untuk menunggunya 2 atau 3 tahun lagi. Sampai ia benar-benar mendapatkan kepercayaan kakeknya.

Sayangnya Caroline tidak sesabar itu. Caroline membuktikan pada Earth bahwa ada pria lain yang menginginkannya. Caroline memutuskan hubungannya dengan Earth lalu menikah dengan jaksa muda yang dikenalnya melalui sang ayah yang juga berprofesi sebagai jaksa.

Akan tetapi, pernikahan itu tidak berjalan sesuai dengan yang Caroline bayangkan. Suaminya memang mencintainya, tapi dirinya yang tidak bisa mencintai suaminya karena perasaannya masih tertahan pada Earth. Dan pada akhirnya setelah usia pernikahannya memasuki 2 tahun, Caroline memikirkan untuk berpisah dengan suaminya. Hal itu menjadi kenyataan setelah Caroline kembali bertemu dengan Earth. Mereka masih memiliki perasaan yang sama.

Sayangnya, meski kembali bersama dengan Earth, Caroline tidak bisa mempublikasikan hubungannya dengan Earth.  Hal itu dikarenakan Earth meminta agar ia merahasiakan tentang mereka. Jika ada yang tahu Earth berhubungan dengan seorang janda maka media pasti akan menyerangnya. Bagi Earth, nama baiknya adalah segalanya. Ia tidak ingin terlibat dalam skandal apapun.

Jika dulu Caroline tidak bisa menikah dengan Earth karena ambisi Earth, maka sekarang karena statusnya. Caroline tidak bisa mengeluh terlalu banyak pada Earth, ia hanya bisa menerima posisinya sebagai kekasih rahasia Earth. Ia tidak mau kehilangan Earth lagi.

"Berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan jatuh cinta pada wanita itu." Caroline memiringkan wajahnya, menatap mata Earth dengan matanya yang basah.

Earth mengecup kening Caroline dalam. "Aku berjanji, Caroline. Tidak akan ada wanita yang aku cintai selain kau, baik itu dulu, sekarang atau nanti."

Caroline tidak bisa meyakini ucapan Earth. Ia tahu Earth pria setia, tapi siapa yang tahu bagaimana pernikahan kontrak itu akan berjalan. Bisa saja wanita yang Earth nikahi akan melakukan hal licik untuk memiliki Earth selamanya.

Tbc

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Miana
demi kemewahan Caroline mau aja jadi simpanan Earth. Jika Caroline tegas dia bisa mendapatkan pasangan yg menerima status jandanya. lagi2 harta yg bertahta.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • A Secret Proposal   5

    Seperti ucapan Malvis, pria itu menjemput Jessy di jam yang sudah dijanjikannya. Dan Jessy, wanita itu sudah siap dengan pakaian terbaik yang ia miliki. Jessy mengenakan pakaian rapi dan sopan, wajahnya ia rias dengan alat make up-nya yang seadanya. Rambutnya tertata rapi. Ia seperti seorang pelamar kerja yang hendak melakukan wawancara di sebuah perusahaan.Wajah Jessy yang tegang membuat Malvis tergelitik ingin bicara. Jessy hanya akan bertemu pengacara, bukan malaikat maut atau sejenisnya."Santai, Jess. Kau tidak perlu setegang ini." Malvis akhirnya bicara.Jessy menoleh ke arah Malvis yang sedang menyetir. "Apakah sangat terlihat?" tanyanya polos."Ya. Bahkan tertulis jelas di jidatmu."

    Last Updated : 2021-09-23
  • A Secret Proposal   6

    Udara dingin melingkupi Jessy. Wanita yang mengenakan dress panjang berwarna putih itu terlihat gugup. Saat ini ia tengah berhadapan dengan Max Caldwell, kakek Earth. Kemarin Jessy dihubungi oleh Earth bahwa malam ini kakek Earth ingin bertemu dengan Jessy. Apa yang Jessy rasakan saat ini lebih menegangkan dari menunggu ibunya di operasi.Tatapan menilai Max semakin membuat Jessy takut. Apa semua orang berkuasa auranya seperti ini? Selalu mengintimidasi. Jessy merasa sangat kecil sekarang. Bagaimana jika kakek Earth tidak setuju ia memasuki keluarga Caldwell? Akankah ia harus mengembalikan uang yang sudah ia terima? Ia sudah menggunakan 50.000 dollar untuk membayar biaya operasi ibunya, ditambah lagi beberapa ribu dollar untuk biaya perawatan selama di rumah sakit. Jessy meremas jemarinya. Bagaimana cara ia mengembalikan uang itu?

    Last Updated : 2021-09-23
  • A Secret Proposal   7

    Hanya dengan membawa tas berukuran kecil, Jessy kini sudah pindah ke kediaman mewah Earth. Mulai hari ini ia akan tinggal di tempat itu meninggalkan kontrakan yang sudah ia tempati bertahun-tahun lamanya.Kedatangannya telah dinanti oleh kepala pelayan Earth. Wanita itu mendekati Jessy dan memperkenalkan dirinya."Saya adalah Clara, kepala pelayan di kediaman ini. Mulai hari ini saya akan membantu Nyonya Muda untuk mempelajari semua tentang keluarga Caldwell." Wanita berusia di penghujung 30-an itu bicara dengan sopan. Wajahnya terlihat datar, tidak ada senyum atau keramahan yang ditunjukan oleh Clara. Ia bukan tidak menyukai Jessy, tapi memang seperti itulah dirinya."Ya. Aku Jessy. Aku akan membutuhkan banyak bimbinganmu." Jessy membalas tak kalah sopan."Biar saya bawakan." Clara melirik ke tas Jessy."Tidak perlu, terima kasih," tolak Jessy."Saya akan menunjukan kamar Anda, mari ikuti saya." "Baik."Jessy mengikuti Clara,

    Last Updated : 2021-09-23
  • A Secret Proposal   8

    Sebuah biografi telah berada di tangan Jessy. Wanita itu kini tengah membaca keseluruhan tentang keluarga Caldwell. Di depannya ada Clara yang saat ini menjadi menunggu ia menyelesaikan buku bacaannya.Urutan pertama yang Jessy baca adalah mengenai Max Caldwell, pria itu berumur 83 tahun. Pendiri dari Caldwell Group yang saat ini sudah berusia 60 tahun. Ya, Max telah memulai usaha ketika pria itu berusia 23 tahun.Jessy membaca segala sesuatu tentang Max yang terdapat di biografi itu. Kemudian ia beralih ke istri Max yang sudah tiada sejak sepuluh tahun lalu, Sarah Alynne. Disebutkan bahwa Sarah merupakan seorang mantan ratu kecantikan. Berbagai prestasi telah Sarah dapat. Ia juga putri dari seorang sastrawan terkenal.Max dan Sarah memiliki tiga orang anak. Anak pertama adalah Abraham Caldwell, ayah Earth Caldwell. Putra kedua adalah Benjamin Caldwell. Dan terakhir mereka memiliki seorang putri yang bernama Auristella Caldwell.Mata Jessy terus men

    Last Updated : 2021-09-29
  • A Secret Proposal   9

    Malvis kembali ke dalam restoran setelah ia menerima panggilan dari Jessy. Ia duduk di sebelah Earth dan memberitahukan pada Earth apa yang tadi Jessy sampaikan padanya."Besok malam Jessy akan pergi ke acara reuni sekolahnya. Dia menghubungiku untuk memberitahumu tentang itu," seru Malvis.Earth mengunyah steak yang ada di mulutnya kemudian menelannya. Ia tidak berniat membalas ucapan Malvis karena Malvis hanya berniat untuk memberitahunya. Earth cukup senang bahwa Jessy bukanlah wanita yang akan merecokinya. Jessy bisa saja menghubunginya karena Jessy memiliki nomor ponselnya, tetapi Jessy lebih memilih menghubungi Malvis. Menjaga jarak adalah hal yang paling penting untuk mereka.Bukan hanya itu yang membuat Earth merasa tidak salah memilih Jessy sebagai istri kontraknya. Jessy cukup pandai dalam beradaptasi. Selama di dalam perjalanan bisnis, Earth menerima laporan dari Clara yang memberitahukan tentang perkembangan Jessy. Wanita itu telah menghapal seluruh

    Last Updated : 2021-09-29
  • A Secret Proposal   10

    "Sepertinya aku melewatkan sesuatu yang menarik, Jess." Anneth yang datang terlambat menatap temannya penasaran. Ketika ia masuk ke restoran, ia berpapasan dengan Revano dan Alyce yang basah kuyup.Jessy menyesap minuman di tangannya. Ia tersenyum kecil kemudian menanggapi ucapan Anneth. "Hanya sebuah pertunjukan."Anneth merasa sedikit kecewa. "Harusnya aku datang lebih cepat, dengan begitu aku bisa menyaksikan pertunjukan itu, pasti sangat menyenangkan.""Yeah, seharusnya kau tidak melewatkannya," balas Jessy. Ia sangat yakin Anneth pasti akan merasa sangat bahagia melihat apa yang terjadi pada Alyce tadi. Bukan rahasia umum, Anneth dan Alyce sering bertengkar.Jika Jessy diam saja dihina dan direndahkan oleh Alyce, maka berbeda dengan Anneth yang sedikit urakan. Anneth tidak akan segan membalas Alyce meski pada akhirnya ia akan berakhir ditegur oleh guru.Dahulu hidup Anneth lebih baik dari Jessy. Belum ada orang ketiga yang merusak kebahagiaan

    Last Updated : 2021-09-29
  • A Secret Proposal   11

    Jessy menghentikan kegiatan membacanya ketika seseorang berjalan mendekat ke arahnya. Ia mengenali wanita berusia 26 tahun yang kini mendekatinya. Dia adalah Lara Caldwell, putri dari paman Earth yang berprofesi sebagai seorang designer."Siapa kau? Kenapa kau ada di kediaman Earth?" Nada tidak bersahabat itu tertuju pada Jessy.Jessy meletakan buku yang ia baca. Ia berdiri, menatap lurus ke mata Lara kemudian memperkenalkan dirinya dengan sopan. "Aku adalah Jessy, calon istri Earth."Lara mendengus. Wajahnya terlihat mencemooh Jessy. "Jangan konyol. Earth akan menikah dengan Aurora, bukan dirimu.""Anda bisa bertanya pada Earth secara langsung untuk memastikannya." Jessy tidak ingin membuat keributan dengan Lara.Lara sudah tahu tentang kebenaran itu, ia tidak perlu memastikannya lagi dengan bertanya pada Earth. Lara mengetahui hal ini dari ayahnya. Lara sangat menyayangi Earth, ia tidak ingin Earth menikah dengan wanita sembarangan. Bagi La

    Last Updated : 2021-09-29
  • A Secret Proposal   12

    Pagi ini Jessy memulai kegiatannya dengan sarapan bersama Earth. Setelah menghabiskan sarapannya, Jessy mengutarakan sesuatu yang ingin ia sampaikan pada Earth."Earth, bisakah aku mengemudi sendiri tanpa sopir?" tanya Jessy. Ia merasa tidak nyaman membuat orang lain menunggu dirinya."Kau bisa melakukannya.""Terima kasih."Earth tidak menjawab. Ia membersihkan bibirnya dengan sapu tangan yang ada di atas meja kemudian meninggalkan Jessy.Beberapa saat kemudian Jessy juga meninggalkan meja makan, ia pergi ke aula di sana Clara sudah menunggunya dengan seorang wanita yang berpenampilan anggun. Jessy yakin wanita itu adalah guru musiknya. Clara sudah memberitahunya kemarin, bahwa Clara hanya akan mengawasi saja."Nyonya, ini adalah Nona Estella, guru musikmu." Clara memperkenalkan Estella pada Jessy."Estella." Guru musik Jessy mengulurkan tangannya. Ia tersenyum ramah pada Jessy yang dibalas sama oleh Jessy."Jessy.""Ap

    Last Updated : 2021-09-29

Latest chapter

  • A Secret Proposal   Extra part - 5

    Hari ini merupakan hari ulang tahun pernikahan Jessy yang ke empat tahun. Ia dan Earth menitipkan Alle pada Kayonna untuk merayakan perayaan ulang tahun mereka berdua saja.Earth selalu memberikan Jessy hadiah ketika ulang tahun pernikahan mereka tiba, dan hari ini Earth menghadiahkan sebuah pulau pribadi untuk Jessy.Tak ada kata berlebihan bagi Earth untuk menyenangkan hati istrinya, meski Jessy sendiri tidak pernah meminta apapun pada Earth.Dan malam ini Jessy juga memiliki hadiah untuk Earth. Ia akan menyerahkannya nanti setelah mereka selesai makan malam.Suasana di atas kapal pesiar itu benar-benar tenang. Jessy menyukai kedamaian yang saat ini tercipta. Suara musik klasisk menemani makan malam mereka, membuat suasana semakin romantis.Makan malam usai. Earth meminta tangan Jessy, ia ingin berdansa dengan istri yang amat sangat ia cintai itu.Jessy meraih uluran tangan Earth. Ia berdiri dari tempat duduknya dan melangkah menuju ke tem

  • A Secret Proposal   Extra part - 4

    Suara langkah kaki terdengar di sepanjang rumah sakit. Beberapa menit lalu Earth menerima kabar dari ibunya bahwa Jessy akan segera melahirkan.Earth yang sedang dalam rapat penting terpaksa harus menunda rapat itu. Ia tidak ingin melewatkan proses persalinan istrinya.Sampai ruang bersalin, Earth segera menghampiri Jessy. “Sayang, aku di sini.” Earth segera menggenggam tangan Jessy.Jessy yang tadi merasa gelisah kini menjadi tenang ketika suaminya datang menemaninya di sana. Rasa sakit yang ia rasakan saat ini membuat ia kesulitan tersenyum, tapi setelah ada Earth ia merasa jauh lebih baik.Rasa sakit kini datang lebih sering, Jessy dibuat meringis karenanya. Keringat dingin muncul di pori-pori kulitnya.Dokter yang bertanggung jawab untuk menangani proses persalinan Jessy memeriksa beberapa kali. Beberapa menit lalu Jessy baru bukaan 5.Jessy merasakan sesuatu yang meledak di dalam perutnya. Rasa sakit yang luar biasa datang b

  • A Secret Proposal   Extra part - 3

    Kandungan Jessy kini telah memasuki usia 16 minggu, perutnya perlahan sudah membesar. Masa-masa mual sudah berlalu. Kini tubuhnya sudah kembali terasa lebih baik.Selama kehamilannya Jessy mengalami mual yang buruk. Ia bahkan tidak pergi ke restorannya selama tiga bulan lebih karena tidak bisa mencium bau bawang. Di rumahnya ia juga tidak pergi ke dapur. Dipisahkan dari apa yang ia sukai membuatnya merasa sedikit sedih, tapi sepertinya itu keinginan anaknya agar ia bisa beristirahat lebih baik lagi.Tidak hanya mual dan muntah, Jessy juga menginginkan banyak hal yang selalu bisa didapatkan oleh Earth. Pernah ia terbang ke Singapura hanya untuk mencicipi makanan khas dari sana. Meski tubuhnya lemah, ia tetap saja pergi.Empat minggu lalu Jessy ingin melihat Earth memakai pakaian superhero di tengah keramaian. Dan suami tangguhnya itu melakukan apa yang diinginkan oleh Jessy.Sekarang setelah usia kehamilannya bertambah, ia tidak memiliki keinginan yang ane

  • A Secret Proposal   Extra part - 2

    Air mata Jessy menetes. Di tangannya terdapat sebuah alat tes kehamilan yang menunjukan bahwa saat ini ia sedang positif hamil. Ini adalah percobaan kelima yang ia lakukan dan semua hasilnya adalah positif. Jessy hanya ingin meyakinkan dirinya sendiri, bahwa hasil itu tidak berubah.Jessy tidak menyangka bahwa Tuhan akan memberikan ia keajaiban lainnya, hadirnya seorang malaikat mungil di dalam hidupnya.Perasaan Jessy saat ini campur aduk. Ia terharu dan bahagia. Dalam hitungan bulan ia dan Earth akan menjadi orangtua.Jessy memegangi perutnya yang masih datar. “Terima kasihtelah hadir di hidup Ibu, Nak. Ibu akan menjagamu dengan baik. Ibu sangat mencintaimu.”Jessy keluar dari kamar mandi. Ia menyimpan testpack miliknya di tempat yang aman. Jessy ingin memberikan kejutan untuk Earth. Suaminya itu pasti akan sangat bahagia mengetahui berita tentang kehamilannya.Seperti pagi biasanya, Jessy memasak sarapan untuk Earth. Ia kini memiliki

  • A Secret Proposal   Extra part - 1

    Kediaman Aarav kini menjadi ramai, setelah Kayonna tinggal bersamanya ia menjadi tidak kesepian lagi. Jessy dan Earth sering datang berkunjung. Mereka juga sesekali menginap.Dan sekarang anak sulung Aarav juga mengunjunginya. Ini bukan kunjungan pertama karena setelah Aarav memberitahu bahwa ia telah menemukan Kayonna, anak sulung Aarav segera terbang ke London untuk bertemu dengan adiknya.Tidak ada yang bisa menjelaskan kebahagiaan mereka saat ini. Hanya saja kebahagiaan itu memang kurang lengkap karena Kenny, istri Aarav telah meninggal dunia. Kenny bahkan belum melihat wajah Kayonna.“Kakek, apa yang sedang kau pikirkan?” Jessy mendekati Aarav yang saat ini melihat ke bintang yang paling bersinar.“Sedang memandangi Nenekmu.”Jessy melihat ke arah yang sama dengan pandangan Aarav. “Kakek pasti sangat merindukan Nenek.”Aarav merangkul bahu Jessy. “Setiap hari Kakek merindukan Nenekmu. Dan untung

  • A Secret Proposal   65 - End

    Hari ini adalah hari persidangan Gabson, dengan kendaraan dari kantor kepolisian pria itu dibawa menuju ke tempat persidangan. Kedua tangannya saat ini diborgol, dua petugas ditempatkan di sisi kiri dan kanan Gabson untuk mencegah pria itu kabur.Tanpa dua petugas itu sadari, Gabson tengah membuka borgol di tangannya menggunakan sebuah kunci yang ia dapatkan dari seorang petugas korup yang merupakan salah satu orangnya.Hari ini Gabson telah merencanakan sesuatu. Ia akan melarikan diri dari penjara. Ia sudah menunggu dengan sabar untuk hari ini.Sebuah mobil melaju ke arah mobil yang membawa Gabson, kemudian menabrak mobil milik negara itu hingga terguling.Dua petugas dan sopir mengalami luka serius. Kepala mereka terbentur keras hingga darah mengucur dari sana, serta pecahan kaca menancap di kulit mereka.Begitu juga dengan Gabson yang mengalami luka, tapi hal ini sudah diprediksi oleh Gabson. Ia mempertaruhkan nyawanya agar bisa kabur dari penja

  • A Secret Proposal   64

    Hari-hari berlalu, harga saham Gabson anjlok di bursa pasar saham, sedikit banyak hal itu mempengaruhi dunia bisnis saat ini. Tidak ada yang pernah menyangka bahwa perusahaan raksasa milik Gabson akan mengalami hal seperti ini.Para pemegang saham telah menjual saham mereka dengan harga murah, mereka lebih baik menjual saham daripada menderita kerugian yang lebih besar lagi.Upaya yang dilakukan oleh Gabson untuk menyelamatkan perusahaannya telah gagal. Entah apa yang terjadi, semua orang kini berbalik memunggunginya.Dan sekarang ia tengah diselidiki oleh kejaksaan mengenai semua artikel yang beredar.Selama puluhan jam ia di cecar pertanyaan oleh jaksa muda yang tidak menyukainya. Jaksa ini merupakan salah satu putra dari pegawai yang mengalami kebutaan karena standar kerja perusahaan Gabson yang tidak baik.Saat ini Gabson masih belum ditahan karena tim kuasa hukum Gabson terus mencari jalan untuk membuat agar Gabson tidak di penjara.Di

  • A Secret Proposal   63

    Earth baru saja menyelesaikan sarapannya bersama Jessy ketika Ellard datang ke kediamannya dengan wajah marah. Ia bahkan tidak menyapa Earth terlebih dahulu dan langsung bicara pada Jessy.“Katakan padaku di mana Anneth saat ini!” Aura mengerikan Ellard memenuhi ruangan itu.Jessy merasa dingin menyergapnya, tapi ia tetap tenang, ia tidak akan terintimidasi oleh manusia seperti Ellard. Melihat Ellard hari ini membuat kemarahan Jessy atas sikap pria itu pada Anneth menguar. Ia ingin sekali mencakar wajah rupawan Ellard hingga tidak bisa dikenali lagi. Tega sekali Ellard memperlakukan Anneth dengan begitu buruknya.“Ada apa ini?” tanya Earth. Ia tidak pernah melihat tatapan Ellard semengerikan ini.“Anneth pergi. Sejak kemarin siang wanita itu melarikan diri.” Ellard memberi penjelasan singkat dengan suara geram. Ia kembali beralih pada Jessy. “Katakan padaku di mana Anneth sekarang!” Ellard kembali menekan Je

  • A Secret Proposal   62

    Jessy tiba di kediaman Max sebelum jam makan siang. Jadi ia bisa menyiapkan makan siang untuk orang-orang yang saat ini sedang berada di ruang kerja.Tadinya Aarav dan Axton akan meninggalkan kediaman Max, tapi karena Max meminta Aarav untuk makan siang bersamanya maka Aarav dan Axton tinggal sedikit lebih lama.Jessy telah selesai menghidangkan masakannya di meja makan. Ia segera kembali ke ruang keluarga untuk memberitahu bahwa makan siang sudah siap.Setelah itu, Jessy, Earth, Max, Aarav, Axton dan Malvis pergi ke meja makan. Mereka mulai menyantap makanan yang ada di sana.“Kakek, aku membuat menu baru. Kalian harus mencobanya kemudian memberikanku masukan.” Jessy mengambil sendok, lalu menyendokan makanan itu ke piring Max. Kemudian ia beralih ke Aarav. Jessy mencondongkan tubuhnya ke depan, hingga kalungnya terjuntai.“Silahkan dicoba, Kakek,” seru Jessy. “Kalian juga harus mencobanya. Ayo.” Jessy meminta p

DMCA.com Protection Status