Beranda / Romansa / A Perfect Liar / Malam yang mengaku siang

Share

A Perfect Liar
A Perfect Liar
Penulis: Luciver

Malam yang mengaku siang

Penulis: Luciver
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-22 21:57:50

21 Desember 2022

Matanya tak berhenti menangis namun bibirnya selalu berusaha mengukir senyuman. Terlihat suatu penyesalan yang mendalam dalam raut mukanya, namun senyumnya palsu. Bicaranya kacau, meracau kesana kemari menepis segala perasaan dan keinginan dalam hatinya.

Lalu ia berbisik “ Ardi, kamu berhak bahagia. Kamu layak mendapatkan sosok yang bukan aku. kamu tak perlu ikut jatuh dalam dunia hitamku”

“Persetan semuanya, biarkan saja semua berkata apapun tentang kamu karena aku tak peduli dengan itu. Kamu sempurna untukku, kamu yang terbaik untukku. Tetaplah disini kalau perlu ayo kita pergi ke luar negeri atau kemanapun dimana kita bisa menjalani kehidupan bersama. Biar hanya berdua asal kau bersamaku dan mulai hidup baru.” Setidaknya itu yang ingin aku katakan padanya. namun bibir ini hanya diam membisu, tubuh ini pun kaku tak bergeming. Air mata saja tak mampu aku keluarkan.

Dengan bibir yang bergetar dia mencium bibirku lalu melangkah mendekati pintu dan keluar tanpa menoleh. Langkahnya tak ragu namun aku tahu pasti tangannya tak berhenti mengusap air mata yang terus menetes. Aku yang masih saja tak bergeming menatap lurus ke arah pintu yang tak sempat Beca tutup. Wangi parfum khas miliknya masih tertinggal menemani aku yang jatuh ke dalam lamunan.

*** “Dy, parfumku kamu taruh mana? Jangan bilang kamu abisin? Itu kan biar bajuku gak bau asap rokok. Jangan di pake” Becca yang selalu repot dengan parfumnya tiap kali akan pergi ***

Bising kendaraan yang biasa mondar-mandir didepan apartemen tak terdengar sedikit pun ditelingaku. Rasanya seperti tubuh ini menolak kenyataan yang baru saja terjadi, Becca pergi meninggalkanku dengan alasan yang tak bisa diterima oleh logika bahkan perasaanku.

Bagaimana mungkin dia meninggalkan aku agar aku bisa bahagia? Sedangkan dia tau betapa bahagianya aku bisa memilikinya. Apa maksudnya dia tak layak untukku? Aku tak minta apapun bahkan kalau dia masih bermain-main dengan pria lain aku tak akan sanggup untuk meninggalkannya, aku hanya ingin bersamanya. Menemaninya hingga ia bahkan tak perlu lagi pria lain untuk berada didekatnya. Hingga ia merasa yakin kalau aku bisa dipercaya.

Kenangan-kenangan indah bersama Becca mulai bersliweran di benakku.

*** “Dy, ke pantai yuk” “Dy, mancing yuk” “Dy pengen es krim” “Dy pengen camping” “Dy pengen ujan-ujanan” “Dy pengen tinggal di desa dekat pegunungan” “dy pengen berenang di danau” Becca yang selalu spontan mengatakan keinginan randomnya yang kalau tak dituruti akan memajukan bibirnya juga mengecilkan tatapan matanya***

Perlahan aku mulai sadar bahwa kejadian barusan adalah kenyataan dan bukan hanya mimpi buruk yang paling aku takuti. Aku mulai merasakan kembali degup jantung yang kian lama kian mengencang, nafas yang sebelumnya berhembus halus kini mulai terasa sesak dan semakin sesak seperti dicekik.  Aku berteriak sekencang-kencangnya memaki kebodohanku yang membiarkan Becca pergi didepan mataku. Membanting semua barang yang terjangkau oleh kedua tanganku termasuk asbak rokok Becca.

*** aku melihat Becca di depan meja kerjanya, sibuk mengotak atik kerjaanya. Duduk dengan gaya ala L di anime Deathnote namun dengan rokok disela-sela jarinya. Aku lihat asbaknya sudah penuh dengan puntung rokok. Secara naluri aku tahu Becca lelah, ia adalah seorang pekerja keras yang totalitas dengan pekerjaannya. Aku menghampiri Becca perlahan, membawakan segelas susu yang aku berikan sebagai ganti alcohol agar Becca bisa berhenti minum.

“Becca udah jam 2 malam loh, belum mau tidur? Masih banyak kerjaanya?” jelasaku tak menawari bantuan karena jika Becca ingin aku membantu dia akan langsung mengatakannnya. Namun jika dia tidak memeinta artinya dia tidak ingin aku disitu karena dia akan terganggu.

“Iya” Becca yang sedang serius bekerja akan sangat sulit merespon pertanyaanku

“Minum sama rokoknya aku taruh disini yak”

“Hmmm” Jawaban Becca yang artinya pergilah jangan ganggu aku, aku Cuma tersenyum sambil membuang puntung rokok dalam asbak dan bergegas ke dapur untuk membuat cemilan yang bisa Becca makan setelah selesai dengan kerjaannya. ***

Mataku tertuju pada dering ponsel yang bernada dering rekaman suara manis Becca “Dy, Aldy. Ada telpon loh. Yakin gamau diangkat? Siapa tau penting loh. Angkat dooooong”. Aku tau itu bukan telpon dari Becca, kebiasaannya saat sedih adalah mematikan ponsel dan mabuk-mabukan sampai pagi. Tapi tetap saja harapan itu masih membara dihatiku. Berharap itu benar dari Becca yang menghubungi untuk memintaku menjemputnya karena ia tidak sanggup berjalan pulang setelah mabuk. Sungguh aku berharap itu adalah Becca. Namun ternyata itu adalah nomer dari petshop, langsung aku teringat dengan Dofi, anjing betina yang aku berikan untuk Becca sebagai teman becca berbagi cerita saat ia tak mau menceritakan ceritanya padaku. Dofi yang sedari pagi aku titipkan di petshop karena sibuk mencari Becca kesana kemari.

Aku pun bergegas melaju mobilku menuju petshop, dan menjemput Dofi. Dofi kegirangan melihat kedatanganku, langsung kami bergegas menuju apartemen yang belum sempat aku bereskan itu.

Sesampainya di apartemen aku menggendong Dofi dan langsung aku baringkan dikasur, karena aku tak ingin dia menginjak-injak pecahan kaca yang masih berserakan dilantai.  Sembari membereskan aku coba menghubungi Becca berharap dia menghidupkan ponselnya. Namun seperti biasanya, ponselnya dimatikan, nomornya tidak aktif.

                                                                                                                                                                         

Waktu menunjukan pukul 01.25 malam, Dofi pun sudah tertidur pulas. Aku beranjak dari sofa meninggalkan apartemen, mencoba mencari Becca ke tempat-tempat yang sering dia kunjungi. Ku susuri setiap bar di kota, ku datangi setiap café juga penginapan. Sudah kucoba menghubungi teman-teman Becca yang aku kenal, ku datangi rumah mereka. Tapi tak ada yang tahu keberadaan Becca malam ini. Akhirnya aku menghentikan pencarianku di Bar tempat Becca paling sering menghabiskan waktu.  Lalu lalang orang dan bau alkohol yang sangat menyengat benar-benar menggangguku, namun tak menjadi penghalang aku untuk berhenti menunggu Becca. Bir non alkohol yang aku pesan kian banyak hingga memenuhi perutku.

Bab terkait

  • A Perfect Liar   Serigala yang terluka

    April 2018Siang itu kantor di penuhi oleh sorak sorai ucapan selamat karena salah satu projek peruhasaan berhasil dimenangkan . Tentu saja, karena projek tersebut bukanlah projek kecil-kecilan. Semua ucapan tersebut tertuju pada satu nama, Rebecca sebagi pimpinan projek perusahaan. Yah aku akui dia memang sosok yang handal, sejak dia masuk 3 bulan lalu tidak satupun projeknya yang gagal. Sebagai sesama rekan kerja, mau tak mau aku pun turut memberikannya ucapan selamat walau kami sebenarnya tak begitu akrab.…………………………“Alah udah pasti kalo itu mah,,,, masa iya semua projeknya bisa goal gitu g mungkin kalo pake cara bersih”Aku tersenyum sinis mendengar 2 perempuan itu membicarakan Becca, padahal jelas sekali mereka sangat antusias memberikan semangat pada Becca seolah mereka adalah rekan kerja yang baik. memang saling menjatuhkan itu sudah bukan rahasia lagi tapi tetap saj

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-30
  • A Perfect Liar   Bintang Fajar

    Sore setelah perayaan kerja Aku mengangkat panggilan ditelponku yang terus berdering sedari tadi, aku coba menerka-nerka siapa itu karena memang itu adalah nomer baru apalagi ini adalah hari minggu, seluruh rekan ku tau hari minggu adalah hari keluarga untukku. “Hallo, Pak Ardy ya?” ah aku tau suara ini milik Becca, ternyata dia benar-benar menghubungiku. Cepat juga fikirku, sepertinya dia adalah orang yang tidak suka memiliki hutang janji. Dia langsung mengajakku makan malam ini, aku juga tak suka diganggu jadi ku iyakan saja agar segera berakhir hutangnya padaku. ………….. Malamnya aku bergegas menuju kafe tempat aku janjian dengan Becca, karena dia tak meminta untuk di jemput dan akupun enggan untuk menawarkan memberi tumpangan. Becca ternyata sudah menunggu disana, dengan rokok yang seperti tak ada habisnya dihisap itu. “Maaf sudah membuat Ibu menunggu” ucapku formalitas saja dan Becca menjawab dengan senyuman. “Saya dengar pak Ardy s

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18
  • A Perfect Liar   Sisi gelap bulan - Bagian 1

    Selama 3 hari Becca tidak memberi kabar apapun padaku, sejujurnya aku mulai khawatir apalagi Becca tidak terlihat lagi di kantor. Di kantor aku sempat beberapa kali berpapasan dengan Pak Direktur, namun dia sangat hebat dalam berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Pantas saja tidak ada gosip yang beredar antara dia dengan Becca, karena keduanya memang sangat pandai sekali menutupi. Selama aku dekat dengan Becca, dia memang tidak pernah memposting kedekatan kami di sosial medianya, tapi aku tidak pernah mempertanyakan itu karena Becca pun tidak memposting tentang kekasihnya alias Pak Direktur.Aku yang semakin kawatir dengan Becca memutuskan untuk menghubungi Becca, sayang sekali nomornya tidak bisa di hubungi. Seharian aku mencoba menelpon dan mengirimkan pesan, namun tetap saja tidak ada respon, aku mulai berfikir yang tidak-tidak dan akhirnya pada malamnya aku pun mencoba menemuinya di rumah temannya, karena itulah tempat terakhir aku bertemu dia.“Hallo, saya Ard

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • A Perfect Liar   Sisi Gelap Bulan - Bagian 2

    Pagi itu aku dibangunkan dering alarm ponselku, aku langsung mencari keberadaan Becca yang tidak lagi terbaring di kasur tapi sepertinya dia sudah pergi entah kemana. Aku pun bergegas meninggalkan rumah Chika dan langsung berangkat ke kantor karena ini masih hari kerja untung saja aku membawa baju ganti sehingga aku tidak perlu repot-repot pulang ke rumahku yang jaraknya cukup jauh itu.Sesampainya di kantor, aku mencoba menghubungi Becca karena dia ternyata masih tidak masuk kerja namun nomornya tetap tidak bisa di hubungi. Aku tau Becca sangat menderita karena permasalahannya dengan Direktur, belum juga aku merasa bahwa akulah yang memperkeruh hubungan mereka. Setelah membuang semua rasa malu dan mengumpulkan tekad untuk menghubungi Direktur dan mengonfirmasi keadaan Becca karena ku fikir Becca pasti di tempat Direktur.“Harusnya anda tau keberadaan Becca karena anda yang membawa dia. Bagaimana akan membahagiakan kalau mengetahui keberadaannya saja anda tidak m

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-21
  • A Perfect Liar   Api Unggun

    Waktu sudah menunjukan pukul 12 siang tapi Becca masih belum terbangun juga, sarapan yang aku belikan pun belum ia sentuh. Aku khawatir khawatir Becca sakit tapi saat aku lihat sepertinya dia memang tertidur sangat lelap, aku sendiri sudah tidak kuat lagi untuk menjaga mataku agar tetap terjaga jadi aku pun mencoba mandi agar kembali bugar. Saat keluar dari kamar mandi aku lihat Becca sudah terduduk didekat jendela sembari meroko. “Becca, kamu sudang bangun ternyata. Bagaimana tidurmu? Nyenyak?” tanyaku halus pada Becca Becca hanya menoleh dan tersenyum, lalu kembali menghisap rokoknya. “kamu pasti lapar, aku tadi menyiapkan sarapan tapi sepertinya sekarang sudah jadi dingin. Aku pesankan makanan baru ya?” Becca hanya mengangguk sambil menuju kamar mandi. Saat makanan datang, aku pun menatanya di meja makan, dengan maksud agar ketika Becca selesai mandi dia bisa langsung makan. ............................. Saat makan s

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11

Bab terbaru

  • A Perfect Liar   Api Unggun

    Waktu sudah menunjukan pukul 12 siang tapi Becca masih belum terbangun juga, sarapan yang aku belikan pun belum ia sentuh. Aku khawatir khawatir Becca sakit tapi saat aku lihat sepertinya dia memang tertidur sangat lelap, aku sendiri sudah tidak kuat lagi untuk menjaga mataku agar tetap terjaga jadi aku pun mencoba mandi agar kembali bugar. Saat keluar dari kamar mandi aku lihat Becca sudah terduduk didekat jendela sembari meroko. “Becca, kamu sudang bangun ternyata. Bagaimana tidurmu? Nyenyak?” tanyaku halus pada Becca Becca hanya menoleh dan tersenyum, lalu kembali menghisap rokoknya. “kamu pasti lapar, aku tadi menyiapkan sarapan tapi sepertinya sekarang sudah jadi dingin. Aku pesankan makanan baru ya?” Becca hanya mengangguk sambil menuju kamar mandi. Saat makanan datang, aku pun menatanya di meja makan, dengan maksud agar ketika Becca selesai mandi dia bisa langsung makan. ............................. Saat makan s

  • A Perfect Liar   Sisi Gelap Bulan - Bagian 2

    Pagi itu aku dibangunkan dering alarm ponselku, aku langsung mencari keberadaan Becca yang tidak lagi terbaring di kasur tapi sepertinya dia sudah pergi entah kemana. Aku pun bergegas meninggalkan rumah Chika dan langsung berangkat ke kantor karena ini masih hari kerja untung saja aku membawa baju ganti sehingga aku tidak perlu repot-repot pulang ke rumahku yang jaraknya cukup jauh itu.Sesampainya di kantor, aku mencoba menghubungi Becca karena dia ternyata masih tidak masuk kerja namun nomornya tetap tidak bisa di hubungi. Aku tau Becca sangat menderita karena permasalahannya dengan Direktur, belum juga aku merasa bahwa akulah yang memperkeruh hubungan mereka. Setelah membuang semua rasa malu dan mengumpulkan tekad untuk menghubungi Direktur dan mengonfirmasi keadaan Becca karena ku fikir Becca pasti di tempat Direktur.“Harusnya anda tau keberadaan Becca karena anda yang membawa dia. Bagaimana akan membahagiakan kalau mengetahui keberadaannya saja anda tidak m

  • A Perfect Liar   Sisi gelap bulan - Bagian 1

    Selama 3 hari Becca tidak memberi kabar apapun padaku, sejujurnya aku mulai khawatir apalagi Becca tidak terlihat lagi di kantor. Di kantor aku sempat beberapa kali berpapasan dengan Pak Direktur, namun dia sangat hebat dalam berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Pantas saja tidak ada gosip yang beredar antara dia dengan Becca, karena keduanya memang sangat pandai sekali menutupi. Selama aku dekat dengan Becca, dia memang tidak pernah memposting kedekatan kami di sosial medianya, tapi aku tidak pernah mempertanyakan itu karena Becca pun tidak memposting tentang kekasihnya alias Pak Direktur.Aku yang semakin kawatir dengan Becca memutuskan untuk menghubungi Becca, sayang sekali nomornya tidak bisa di hubungi. Seharian aku mencoba menelpon dan mengirimkan pesan, namun tetap saja tidak ada respon, aku mulai berfikir yang tidak-tidak dan akhirnya pada malamnya aku pun mencoba menemuinya di rumah temannya, karena itulah tempat terakhir aku bertemu dia.“Hallo, saya Ard

  • A Perfect Liar   Bintang Fajar

    Sore setelah perayaan kerja Aku mengangkat panggilan ditelponku yang terus berdering sedari tadi, aku coba menerka-nerka siapa itu karena memang itu adalah nomer baru apalagi ini adalah hari minggu, seluruh rekan ku tau hari minggu adalah hari keluarga untukku. “Hallo, Pak Ardy ya?” ah aku tau suara ini milik Becca, ternyata dia benar-benar menghubungiku. Cepat juga fikirku, sepertinya dia adalah orang yang tidak suka memiliki hutang janji. Dia langsung mengajakku makan malam ini, aku juga tak suka diganggu jadi ku iyakan saja agar segera berakhir hutangnya padaku. ………….. Malamnya aku bergegas menuju kafe tempat aku janjian dengan Becca, karena dia tak meminta untuk di jemput dan akupun enggan untuk menawarkan memberi tumpangan. Becca ternyata sudah menunggu disana, dengan rokok yang seperti tak ada habisnya dihisap itu. “Maaf sudah membuat Ibu menunggu” ucapku formalitas saja dan Becca menjawab dengan senyuman. “Saya dengar pak Ardy s

  • A Perfect Liar   Serigala yang terluka

    April 2018Siang itu kantor di penuhi oleh sorak sorai ucapan selamat karena salah satu projek peruhasaan berhasil dimenangkan . Tentu saja, karena projek tersebut bukanlah projek kecil-kecilan. Semua ucapan tersebut tertuju pada satu nama, Rebecca sebagi pimpinan projek perusahaan. Yah aku akui dia memang sosok yang handal, sejak dia masuk 3 bulan lalu tidak satupun projeknya yang gagal. Sebagai sesama rekan kerja, mau tak mau aku pun turut memberikannya ucapan selamat walau kami sebenarnya tak begitu akrab.…………………………“Alah udah pasti kalo itu mah,,,, masa iya semua projeknya bisa goal gitu g mungkin kalo pake cara bersih”Aku tersenyum sinis mendengar 2 perempuan itu membicarakan Becca, padahal jelas sekali mereka sangat antusias memberikan semangat pada Becca seolah mereka adalah rekan kerja yang baik. memang saling menjatuhkan itu sudah bukan rahasia lagi tapi tetap saj

  • A Perfect Liar   Malam yang mengaku siang

    21 Desember 2022Matanya tak berhenti menangis namun bibirnya selalu berusaha mengukir senyuman. Terlihat suatu penyesalan yang mendalam dalam raut mukanya, namun senyumnya palsu. Bicaranya kacau, meracau kesana kemari menepis segala perasaan dan keinginan dalam hatinya.Lalu ia berbisik “ Ardi, kamu berhak bahagia. Kamu layak mendapatkan sosok yang bukan aku. kamu tak perlu ikut jatuh dalam dunia hitamku”“Persetan semuanya, biarkan saja semua berkata apapun tentang kamu karena aku tak peduli dengan itu. Kamu sempurna untukku, kamu yang terbaik untukku. Tetaplah disini kalau perlu ayo kita pergi ke luar negeri atau kemanapun dimana kita bisa menjalani kehidupan bersama. Biar hanya berdua asal kau bersamaku dan mulai hidup baru.” Setidaknya itu yang ingin aku katakan padanya. namun bibir ini hanya diam membisu, tubuh ini pun kaku tak bergeming. Air mata saja tak mampu aku keluarkan.Dengan bibir yang bergetar dia mencium bibirku la

DMCA.com Protection Status