Selama 3 hari Becca tidak memberi kabar apapun padaku, sejujurnya aku mulai khawatir apalagi Becca tidak terlihat lagi di kantor. Di kantor aku sempat beberapa kali berpapasan dengan Pak Direktur, namun dia sangat hebat dalam berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Pantas saja tidak ada gosip yang beredar antara dia dengan Becca, karena keduanya memang sangat pandai sekali menutupi. Selama aku dekat dengan Becca, dia memang tidak pernah memposting kedekatan kami di sosial medianya, tapi aku tidak pernah mempertanyakan itu karena Becca pun tidak memposting tentang kekasihnya alias Pak Direktur.
Aku yang semakin kawatir dengan Becca memutuskan untuk menghubungi Becca, sayang sekali nomornya tidak bisa di hubungi. Seharian aku mencoba menelpon dan mengirimkan pesan, namun tetap saja tidak ada respon, aku mulai berfikir yang tidak-tidak dan akhirnya pada malamnya aku pun mencoba menemuinya di rumah temannya, karena itulah tempat terakhir aku bertemu dia.
“Hallo, saya Ardy yang waktu itu mengantar Becca. Apakah Becca ada disini?” tanyaku pada teman Becca yang belum sempat aku ketahui namanya itu
“Oh iya aku ingat, santai aja gak perlu formal begitu. Aku Chika salam kenal ya”
“iya salam kenal. Jadi, Becca ada disini?”
“Becca itu gak lama sehabis kamu pergi, dia juga pergi. Dan sampe sekarang belum balik”
“Loh aku fikir dia akan menginap disini”
“Masuk dulu Dy, kita ngobrol di dalem aja”
Akhirnya akupun mengikuti arahan Chika dan mengobrol didalam rumahnya. Ya aku fikir mungkin setidaknya aku mungkin bisa dapat informasi terkait keberadaan Becca.
“Mau Wine Dy?”
Aku kaget karena Chika yang tiba-tiba menawariku alkohol, ternyata Chika juga seorang peminum dan perokok sama seperti Beccaa. Jelas saja aku menolak tawaran Chika.
“Aku gak minum alkohol Chik. Air mineral aja kalau boleh”
“Wah tumben gebetan Becca bersih alkohol. Hahhaha”
Setelah basa basi yang cukup lama dan membosankan itu, aku pun mulai membuka obrolan terkait Becca.
“Chika kamu kan sudah cukup lama berteman dengan Becca, kamu pasti tahu kan kemana Becca pergi”
Tanya ku langsung kepada inti tujuanku datang kesini
“Ah ini masih jam 8 mala, aku gatau Becca dimana kalau sekarang. Tapi kalau nanti jam 11 malam aku tahu dia dimana”
“Maksudnya?” tanya ku bingung dengan pernyataan Chika
“aduh bagaimana ya cara menjelaskannya. Gini aja deh Dy, nanti pukul 11 kamu ikut aku ya kalau mau ketemu Becca”
Aku pun mengiyakan ajakan Chika karena aku sangat mengkhawatirkan Becca dan ingin segera menemuinya. Tapi apa yang harus aku lakukan dalam waktu 3 jam ini. Apa aku coba gali tentang Becca lebih dalam lagi ya melalui Chika.
...........................
3 jam sudah berlalu dan informasi yang informasi aku dapatkan benar-benar hanya bagian permukaan Becca saja, seperti makanan yang Becca suka padahal yang ingin aku ketahui adalah identitas Becca, karena aku benar-benar buta tentang itu. setelah selesai berdandan, Chika langsung mengajakku pergi ke suatu diskotik. Dalam fikiranku apakah Becca kerja disini sekarang, atau mungkin dia hanya main disini dan melepas beban fikirannya?
“kamu tunggu disini aja ya Dy, sambil cari Becca. Aku sudah ada janji dengan seseorang”
Lalu Chika pun pergi setelah memberiku segelas bir. 2 jam lebih Aku memperhatikan sekeliling berharap menemukan sosok yang aku cari dan akhirnya Chika datang bersama Becca yang sudah sangat mabuk. Tanpa basa basi aku langsung memapah Becca tempat sofa.
“Dy, kamu bisa bawa Becca ke rumah ku? Ini kuncinya. Aku tidak pulang malam ini. “
“oke, aku duluan ya”
Akupun memapah Becca masuk ke mobilku, merebahkannya di kursi belakang. Sebelum sampai di rumah Chika aku mampir di apotik untuk membeli obat hang over agar nanti bisa aku berikan pada Becca. Aku lihat Becca di kursi belakang masih tertidur , dia tetap terlihat sangat bersinar dimataku. Kadang aku berfikir Becca menyembunyikan banyak hal di balik senyum dan tawa cerianya, tapi sayang aku tak pernah punya keberanian untuk bertanya terlebih dahulu. Aku selalu takut apa yang aku tayakan akan membuat Becca membuka luka yang ia tutupi sehingga kadang aku memilih menyimpan segala pertanyaan di benakkku.
...............................
“Alva...........”
Saat aku membaringkan Becca diatas kasur Chika, aku dengar Becca menyebut nama yang tidak asing. Ya itu adalah nama Direktur, tunangan Becca.
“Alva, Alva.........”
Becca kembali meracau namanya, aku merasakan sesak didalam dadaku mendengar Becca masih terus menerus menyebut nama Direktur. Aku pun mencoba membangunkan Becca, memberikan air putih dan sedikit obat penghilang mabuk. Becca pun muntah, mengotori pakaian kami berdua. Aku mencoba membangunkan dan memapahnya ke toilet.
“Alva mana? Antarkan aku ke tempat Alva.”
“Aku mohon biarkan aku bertemu dengannnya”
Becca berontak, sambil menangis terisak dan terus mengatakan ingin bertemu dengan Alva. Dia mencoba mencari ponselnya lalu berjalan sempoyongan ke arah pintu keluar. Aku mencegahnya, menggemgam erat tangan Becca. Ia mulai berteriak dengan kencang dan memukuli tanganku
“Lepasin Gue !!! Lu gak usah ikut campur anjing”
“Lu gak paham apa-apa”
“Gue mohon, lepasin gue.
Tak sedikitpun aku melepas genggaman tanganku, Becca duduk terkulai. Kembali menangis terisak, sebenarnya aku sangat tidak tega melihat itu, disisi lain aku merasa sangat bersalah karena aku pun terlibat dalam pertengkaran mereka.
Aku memeluknya dengan erat berharap ia bisa lebih tenang. Becca terus saja memukuli ku,. Ini adalah kali pertama aku berhadapan dengan hal seperti ini dan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.
Setelah Becca mulai tenang di pelukannku, aku kembali memapahnya ke kasur, melepaskan pakaiannya dan menyelimuti dia. Aku pun bergegas ke kamar mandi, membersihkan pakaian kami berdua. Setelah itu aku hanya duduk di sofa memandangi Becca yang terlelap tidur diatas kasur sampai akhirnya aku pun tertidur.
Pagi itu aku dibangunkan dering alarm ponselku, aku langsung mencari keberadaan Becca yang tidak lagi terbaring di kasur tapi sepertinya dia sudah pergi entah kemana. Aku pun bergegas meninggalkan rumah Chika dan langsung berangkat ke kantor karena ini masih hari kerja untung saja aku membawa baju ganti sehingga aku tidak perlu repot-repot pulang ke rumahku yang jaraknya cukup jauh itu.Sesampainya di kantor, aku mencoba menghubungi Becca karena dia ternyata masih tidak masuk kerja namun nomornya tetap tidak bisa di hubungi. Aku tau Becca sangat menderita karena permasalahannya dengan Direktur, belum juga aku merasa bahwa akulah yang memperkeruh hubungan mereka. Setelah membuang semua rasa malu dan mengumpulkan tekad untuk menghubungi Direktur dan mengonfirmasi keadaan Becca karena ku fikir Becca pasti di tempat Direktur.“Harusnya anda tau keberadaan Becca karena anda yang membawa dia. Bagaimana akan membahagiakan kalau mengetahui keberadaannya saja anda tidak m
Waktu sudah menunjukan pukul 12 siang tapi Becca masih belum terbangun juga, sarapan yang aku belikan pun belum ia sentuh. Aku khawatir khawatir Becca sakit tapi saat aku lihat sepertinya dia memang tertidur sangat lelap, aku sendiri sudah tidak kuat lagi untuk menjaga mataku agar tetap terjaga jadi aku pun mencoba mandi agar kembali bugar. Saat keluar dari kamar mandi aku lihat Becca sudah terduduk didekat jendela sembari meroko. “Becca, kamu sudang bangun ternyata. Bagaimana tidurmu? Nyenyak?” tanyaku halus pada Becca Becca hanya menoleh dan tersenyum, lalu kembali menghisap rokoknya. “kamu pasti lapar, aku tadi menyiapkan sarapan tapi sepertinya sekarang sudah jadi dingin. Aku pesankan makanan baru ya?” Becca hanya mengangguk sambil menuju kamar mandi. Saat makanan datang, aku pun menatanya di meja makan, dengan maksud agar ketika Becca selesai mandi dia bisa langsung makan. ............................. Saat makan s
21 Desember 2022Matanya tak berhenti menangis namun bibirnya selalu berusaha mengukir senyuman. Terlihat suatu penyesalan yang mendalam dalam raut mukanya, namun senyumnya palsu. Bicaranya kacau, meracau kesana kemari menepis segala perasaan dan keinginan dalam hatinya.Lalu ia berbisik “ Ardi, kamu berhak bahagia. Kamu layak mendapatkan sosok yang bukan aku. kamu tak perlu ikut jatuh dalam dunia hitamku”“Persetan semuanya, biarkan saja semua berkata apapun tentang kamu karena aku tak peduli dengan itu. Kamu sempurna untukku, kamu yang terbaik untukku. Tetaplah disini kalau perlu ayo kita pergi ke luar negeri atau kemanapun dimana kita bisa menjalani kehidupan bersama. Biar hanya berdua asal kau bersamaku dan mulai hidup baru.” Setidaknya itu yang ingin aku katakan padanya. namun bibir ini hanya diam membisu, tubuh ini pun kaku tak bergeming. Air mata saja tak mampu aku keluarkan.Dengan bibir yang bergetar dia mencium bibirku la
April 2018Siang itu kantor di penuhi oleh sorak sorai ucapan selamat karena salah satu projek peruhasaan berhasil dimenangkan . Tentu saja, karena projek tersebut bukanlah projek kecil-kecilan. Semua ucapan tersebut tertuju pada satu nama, Rebecca sebagi pimpinan projek perusahaan. Yah aku akui dia memang sosok yang handal, sejak dia masuk 3 bulan lalu tidak satupun projeknya yang gagal. Sebagai sesama rekan kerja, mau tak mau aku pun turut memberikannya ucapan selamat walau kami sebenarnya tak begitu akrab.…………………………“Alah udah pasti kalo itu mah,,,, masa iya semua projeknya bisa goal gitu g mungkin kalo pake cara bersih”Aku tersenyum sinis mendengar 2 perempuan itu membicarakan Becca, padahal jelas sekali mereka sangat antusias memberikan semangat pada Becca seolah mereka adalah rekan kerja yang baik. memang saling menjatuhkan itu sudah bukan rahasia lagi tapi tetap saj
Sore setelah perayaan kerja Aku mengangkat panggilan ditelponku yang terus berdering sedari tadi, aku coba menerka-nerka siapa itu karena memang itu adalah nomer baru apalagi ini adalah hari minggu, seluruh rekan ku tau hari minggu adalah hari keluarga untukku. “Hallo, Pak Ardy ya?” ah aku tau suara ini milik Becca, ternyata dia benar-benar menghubungiku. Cepat juga fikirku, sepertinya dia adalah orang yang tidak suka memiliki hutang janji. Dia langsung mengajakku makan malam ini, aku juga tak suka diganggu jadi ku iyakan saja agar segera berakhir hutangnya padaku. ………….. Malamnya aku bergegas menuju kafe tempat aku janjian dengan Becca, karena dia tak meminta untuk di jemput dan akupun enggan untuk menawarkan memberi tumpangan. Becca ternyata sudah menunggu disana, dengan rokok yang seperti tak ada habisnya dihisap itu. “Maaf sudah membuat Ibu menunggu” ucapku formalitas saja dan Becca menjawab dengan senyuman. “Saya dengar pak Ardy s
Waktu sudah menunjukan pukul 12 siang tapi Becca masih belum terbangun juga, sarapan yang aku belikan pun belum ia sentuh. Aku khawatir khawatir Becca sakit tapi saat aku lihat sepertinya dia memang tertidur sangat lelap, aku sendiri sudah tidak kuat lagi untuk menjaga mataku agar tetap terjaga jadi aku pun mencoba mandi agar kembali bugar. Saat keluar dari kamar mandi aku lihat Becca sudah terduduk didekat jendela sembari meroko. “Becca, kamu sudang bangun ternyata. Bagaimana tidurmu? Nyenyak?” tanyaku halus pada Becca Becca hanya menoleh dan tersenyum, lalu kembali menghisap rokoknya. “kamu pasti lapar, aku tadi menyiapkan sarapan tapi sepertinya sekarang sudah jadi dingin. Aku pesankan makanan baru ya?” Becca hanya mengangguk sambil menuju kamar mandi. Saat makanan datang, aku pun menatanya di meja makan, dengan maksud agar ketika Becca selesai mandi dia bisa langsung makan. ............................. Saat makan s
Pagi itu aku dibangunkan dering alarm ponselku, aku langsung mencari keberadaan Becca yang tidak lagi terbaring di kasur tapi sepertinya dia sudah pergi entah kemana. Aku pun bergegas meninggalkan rumah Chika dan langsung berangkat ke kantor karena ini masih hari kerja untung saja aku membawa baju ganti sehingga aku tidak perlu repot-repot pulang ke rumahku yang jaraknya cukup jauh itu.Sesampainya di kantor, aku mencoba menghubungi Becca karena dia ternyata masih tidak masuk kerja namun nomornya tetap tidak bisa di hubungi. Aku tau Becca sangat menderita karena permasalahannya dengan Direktur, belum juga aku merasa bahwa akulah yang memperkeruh hubungan mereka. Setelah membuang semua rasa malu dan mengumpulkan tekad untuk menghubungi Direktur dan mengonfirmasi keadaan Becca karena ku fikir Becca pasti di tempat Direktur.“Harusnya anda tau keberadaan Becca karena anda yang membawa dia. Bagaimana akan membahagiakan kalau mengetahui keberadaannya saja anda tidak m
Selama 3 hari Becca tidak memberi kabar apapun padaku, sejujurnya aku mulai khawatir apalagi Becca tidak terlihat lagi di kantor. Di kantor aku sempat beberapa kali berpapasan dengan Pak Direktur, namun dia sangat hebat dalam berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Pantas saja tidak ada gosip yang beredar antara dia dengan Becca, karena keduanya memang sangat pandai sekali menutupi. Selama aku dekat dengan Becca, dia memang tidak pernah memposting kedekatan kami di sosial medianya, tapi aku tidak pernah mempertanyakan itu karena Becca pun tidak memposting tentang kekasihnya alias Pak Direktur.Aku yang semakin kawatir dengan Becca memutuskan untuk menghubungi Becca, sayang sekali nomornya tidak bisa di hubungi. Seharian aku mencoba menelpon dan mengirimkan pesan, namun tetap saja tidak ada respon, aku mulai berfikir yang tidak-tidak dan akhirnya pada malamnya aku pun mencoba menemuinya di rumah temannya, karena itulah tempat terakhir aku bertemu dia.“Hallo, saya Ard
Sore setelah perayaan kerja Aku mengangkat panggilan ditelponku yang terus berdering sedari tadi, aku coba menerka-nerka siapa itu karena memang itu adalah nomer baru apalagi ini adalah hari minggu, seluruh rekan ku tau hari minggu adalah hari keluarga untukku. “Hallo, Pak Ardy ya?” ah aku tau suara ini milik Becca, ternyata dia benar-benar menghubungiku. Cepat juga fikirku, sepertinya dia adalah orang yang tidak suka memiliki hutang janji. Dia langsung mengajakku makan malam ini, aku juga tak suka diganggu jadi ku iyakan saja agar segera berakhir hutangnya padaku. ………….. Malamnya aku bergegas menuju kafe tempat aku janjian dengan Becca, karena dia tak meminta untuk di jemput dan akupun enggan untuk menawarkan memberi tumpangan. Becca ternyata sudah menunggu disana, dengan rokok yang seperti tak ada habisnya dihisap itu. “Maaf sudah membuat Ibu menunggu” ucapku formalitas saja dan Becca menjawab dengan senyuman. “Saya dengar pak Ardy s
April 2018Siang itu kantor di penuhi oleh sorak sorai ucapan selamat karena salah satu projek peruhasaan berhasil dimenangkan . Tentu saja, karena projek tersebut bukanlah projek kecil-kecilan. Semua ucapan tersebut tertuju pada satu nama, Rebecca sebagi pimpinan projek perusahaan. Yah aku akui dia memang sosok yang handal, sejak dia masuk 3 bulan lalu tidak satupun projeknya yang gagal. Sebagai sesama rekan kerja, mau tak mau aku pun turut memberikannya ucapan selamat walau kami sebenarnya tak begitu akrab.…………………………“Alah udah pasti kalo itu mah,,,, masa iya semua projeknya bisa goal gitu g mungkin kalo pake cara bersih”Aku tersenyum sinis mendengar 2 perempuan itu membicarakan Becca, padahal jelas sekali mereka sangat antusias memberikan semangat pada Becca seolah mereka adalah rekan kerja yang baik. memang saling menjatuhkan itu sudah bukan rahasia lagi tapi tetap saj
21 Desember 2022Matanya tak berhenti menangis namun bibirnya selalu berusaha mengukir senyuman. Terlihat suatu penyesalan yang mendalam dalam raut mukanya, namun senyumnya palsu. Bicaranya kacau, meracau kesana kemari menepis segala perasaan dan keinginan dalam hatinya.Lalu ia berbisik “ Ardi, kamu berhak bahagia. Kamu layak mendapatkan sosok yang bukan aku. kamu tak perlu ikut jatuh dalam dunia hitamku”“Persetan semuanya, biarkan saja semua berkata apapun tentang kamu karena aku tak peduli dengan itu. Kamu sempurna untukku, kamu yang terbaik untukku. Tetaplah disini kalau perlu ayo kita pergi ke luar negeri atau kemanapun dimana kita bisa menjalani kehidupan bersama. Biar hanya berdua asal kau bersamaku dan mulai hidup baru.” Setidaknya itu yang ingin aku katakan padanya. namun bibir ini hanya diam membisu, tubuh ini pun kaku tak bergeming. Air mata saja tak mampu aku keluarkan.Dengan bibir yang bergetar dia mencium bibirku la