Share

A Billionaire Bodyguard For The Supermodel
A Billionaire Bodyguard For The Supermodel
Author: The Lucky

Skandal sang Supermodel

Author: The Lucky
last update Last Updated: 2022-09-29 16:05:49

"Hei, kau sangat tidak becus menjagaku!" teriak Alessandra kepada pengawalnya yang baru berkerja dalam 2 bulan ini.

Ia mendengus kesal sembari berjalan dengan pengawalan ketat beberapa polisi.

Sorot tajam awak media tak luput mengikuti langkah kakinya dengan cecaran pertanyaan dari para wartawan yang tak menaruh empati.

Siapa yang tak kenal Alessandra Adelle Aro? Seorang supermodel yang lahir di negara Italia, tepatnya di kota Roma. Wanita berkulit putih dengan lesung di pipi kirinya itu sudah 3 tahun belakangan ini menghiasi layar kaca.

Namun malam ini Dewi Fortuna tak berpihak kepada supermodel dengan tinggi badan 178 cm itu.

Beberapa polisi menyergapnya yang sedang berada di hotel dengan seorang pria.

"Tadi saya sudah mengingatkan Nona," bela Mervile, bodyguard-nya.

Ia tadi sudah mengingatkan majikannya tersebut untuk hati-hati dan selektif menerima tawaran dari lelaki yang baru saja ditemui. Namun, dengan nada percaya diri majikannya itu berkata bahwa ini bukan pertama kalinya ia nyemplung di pekerjaan yang ia geluti.

"Kau meremehkanku? Aku berkecimpung di dunia entertainment ini bukan sehari dua hari! Sudah. Tugasmu hanya mengawalku saja. Selama aku di dalam kau berjaga di pintu ini sampai aku keluar!" ucap Alessandra tadi seraya masuk ke kamar hotel.

Mendengar perkataan bodyguard-nya, alih-alih menyadari kesalahannya, Alessandra justru semakin mendengus kesal.

15 menit berlalu kini Alessandra sudah berada di kantor polisi. Seorang polisi sedang mencecar pertanyaan kepadanya. Dan berkali-kali ia mendengus kesal karena polisi tersebut tidak percaya dengan ucapannya.

"Sudah saya bilang Pak, saya dengan lelaki itu hanya akan membicarakan kontrak kerja sama," tutur Alessandra dengan wajah kesal.

"Kenapa harus berdua di kamar hotel?" tanya polisi itu menyelidik.

"Ya ampun Pak, ya mana saya tahu. Itu memang permintaan dari pihak sana," jawab Alessandra dengan nada tinggi.

"Nona Alessandra! Atur nada bicara Anda. Ini kantor polisi. Bukan ..." Belum selesai polisi itu merampungkan kalimatnya, tiba-tiba suara seseorang menyelanya.

Setelah dalam waktu 25 menit bernegosiasi, akhirnya pengacara misterius itu berhasil membebaskan sang supermodel.

Alessandra pulang ke apartemen dengan usaha extra. Bagaimana tidak? Ia harus kucing-kucingan dari kejaran awak media yang memburunya.

Keesokannya, netranya dikejutkan dengan keberadaan seseorang yang membuatnya geram dari semalam.

"Masih berani kau menampakkan muka di hadapanku hei bodyguard bodoh!" hardik Alessandra dengan sinis.

"Nona, semalam saya sudah mengingatkan Nona, bukan?" jawab Mervile.

"Sudah, sudah. Jangan cari pembenaran. Kau harus dihukum karena kecerobohanmu tidak bisa menjagaku," ucap Alessandra tidak ingin tahu.

"Sekarang jam kerjamu menjadi 22 jam dan tanpa gaji selama 2 bulan kedepan!" ucapnya lagi dengan berkacak pinggang.

Entah apa yang menghinggapi otak bodyguard itu. Alih-alih merasa keberatan, ia justru menyunggingkan senyuman.

"Baik, Nona." Ia menjawab cepat.

"Bagus," sahut Ale. "Sekarang aku mau ke kafe bertemu Sabrina yang telah mengenalkanku dengan pria berengsek itu."

"Baik, Nona."

***

"Ya ampun, aku benar-benar tidak tahu kalau malam itu akan terjadi sesuatu padamu Ale," ucap Sabrina ketika satu tuduhan dilayangkan kepadanya.

"Apa benar kau tidak tahu? Kau bukan dalangnya?" tanya Alessandra. Senyum sinis menghiasi wajah ayunya.

"Tentu saja Ale, aku ini hanya ingin membantumu,'' sahut Sabrina dengan nada sedikit bergetar.

"Ha ha Sabrina, kita tahu sendiri dunia kita ini persaingannya sangat sulit. Jadi, kalau tidak kau duluan yang menjatuhkanku, bisa jadi aku duluan yang menjatuhkanmu," ucap Alessandra penuh keyakinan, terselubung maksud tuduhan.

"Kalau kau tidak percaya ucapanku mengapa juga aku harus berlama-lama di sini," sahut Sabrina, kemudian berlari meninggalkan Alessandra. Sangat terlihat gelagat anehnya.

Alessandra mendengus kesal. Belum selesai kekesalannya pada Sabrina, ia dikejutkan dengan beberapa telepon yang masuk.

Beberapa perusahaan membatalkan kontrak kerja sama dengannya. Mereka tidak ingin mengambil risiko tidak lakunya produk mereka karena dipromosikan oleh seorang model yang sedang terlibat skandal.

Bahkan, manajernya sendiri kini sudah tidak ingin meng-handle jadwalnya, ia mengundurkan diri sebagai manajer.

"Apa? Kontrak dengan White Beauty and Pretty dibatalkan sepihak?" teriaknya di telepon. Ia shock dengan kontrak yang bernilai 33.609,86 euro itu hilang begitu saja.

Setelah beberapa detik, teleponnya kembali berdering. "Apa? Pak, saya mohon jangan keluarkan saya, saya hanya dijebak," katanya sambil menangis memohon kepada manajer agensinya agar tidak mengeluarkannya.

Namun manajer tersebut langsung mematikan teleponnya. Lengkap sudah kesialan yang dua hari ini menimpanya.

Related chapters

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tugas Investigasi

    Alessandra menangis sejadi-jadinya. Karir yang dibangunnya dari nol tanpa bantuan siapa pun itu seketika pudar karena satu skandal yang tidak sama sekali ia lakukan. Dan lihatlah! Betapa teganya mereka. Segerombolan wartawan itu terlihat mendekat ke arahnya. Bahkan mereka tak memberi ruang privasi padanya. Alessandra secepatnya mengusap air matanya. "Klarifikasinya Ale, apa benar selama ini Anda menggeluti dunia prostitusi?""Sudah berapa lama Anda menggeluti bisnis ini?""Bagaimana dengan tanggapan agensi yang menaungi Anda?""Bagaimana Anda bebas sekilat ini? Adakah trik khusus yang Anda mainkan?"Suara-suara itu berebut mengajukan pertanyaan. Meski pertanyaan mereka sangat memekakkan telinga dan menusuk hati, Alessandra sebisanya mempertahankan citranya di depan publik. "Satu-satu ya, biarkan saya bernapas sebentar," ujar Alessandra. Mereka terlihat antusias. Alessandra menghirup napas panjang, lalu berkata, "Saya dijebak. Ada seseorang atau entahlah berapa orang yang iri den

    Last Updated : 2022-09-29
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Bertemu Tuan Aroon

    Sepanjang perjalanan pulang Alessandra mengutuk pria tua bangka itu. Beraninya sekali dia bertindak seberani itu padanya. "Mervile, apakah image-ku sudah begitu rendah di hadapan dunia?" tanyanya pada bodyguard-nya yang fokus mengemudi. "Hanya orang dungu yang berspekulasi dini tanpa bukti, Nona." Mervile menjawab. Alessandra mendengus, "Andai saja aku tidak sepenuhnya percaya pada Sabrina."Mervile tersenyum kecil seraya menggeleng, lalu berkata, "Tidak perlu disesali sesuatu yang sudah terjadi Nona. Itu tidak akan mengembalikan yang sudah hilang."Alessandra kembali mendengus, "Kau benar. Tak ada gunanya. Sekarang aku menjadi model yang terbuang."Alessandra menatap datar ke luar jendela. Rasanya baru kemarin ia merasakan puncak kejayaannya. Namun kini semua itu hilang sia-sia. ***Setelah pertemuan itu Alessandra kembali berkutat pada ponselnya. Ia kembali menjelajah kontak yang akan ia hubungi untuk menawarkan kerja sama. "Yeay, aku mendapatkannya!" serunya ketika satu nomo

    Last Updated : 2022-09-29
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Undangan Pesta Tuan Aroon

    Alessandra memicingkan mata. "Apakah kau menilaiku ceroboh memilih pekerjaanku sendiri? Aku tahu yang terbaik untukku," ucap Alessandra yang sebenarnya ragu dengan ucapannya sendiri. "Maaf jika saya lancang. Tapi, sebelumnya Anda tidak pernah terlibat pekerjaan yang ..."'Ekstrim', lanjut Mervile dalam hatinya. Tidak berani untuk mengatakan di depan majikannya itu. Khawatir model yang sedang redup karirnya itu tersinggung dengan ucapannya. "Lanjutkan saja ucapanmu. Aku tidak akan marah. Aku hanya bertindak profesional," ucap Alessandra seraya membetulkan seatbelt, padahal seatbelt itu masih melekat sempurna di tubuhnya. Mervile yang sudah mulai mengemudi lagi itu berkata, "Tidakkah Anda berpikir tentang masa depan Anda? Maksud saya, nama Anda masih belum sepenuhnya bersih meskipun Anda terbebas."Alessandra mendengus pelan. Sebenarnya apa yang dikatakan bodyguard-nya itu sudah dipikirkan olehnya sebelum menandatangani dokumen itu. "Hentikan debat ini Mervile. Kau bukan kutugaskan

    Last Updated : 2022-09-29
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Jadilah Wanitaku!

    Seorang wanita cantik dengan polesan lipstik warna merah maroon itu tengah berjalan masuk melewati pintu balai perusahaan yang menjadi tempat party. Semua pasang mata, khususnya milik kaum adam terpana memandangnya. Ia yang menggunakan gaun panjang warna dongker dengan belahan panjang hingga lutut itu sukses menghipnotis tamu undangan. "Wow, betapa menakjubkannya dirimu, Alessandra."Tuan Aroon yang terpana dari awal menyambutnya seraya mengecup mesra punggung tangan Alessandra. Alessandra sedikit canggung, namun segera menampilkan senyum yang semakin membuat wajahnya terlihat ayu. "Kau benar-benar menghipnotis seluruh tamuku," puji Tuan Aroon sekali lagi. Alessandra tersenyum simpul, lalu menjawab, "Terima kasih untuk pujiannya."Tuan Aroon menggeleng, "Bahkan kau berhak mendapatkan segalanya bukan hanya pujian."Alessandra mendengus, "Saya sudah pernah mendapatkannya."Tuan Aroon menatap wajahnya lekat-lekat. Melihat ada keputusasaan di wajah ayu yang sekarang menjadi pusat per

    Last Updated : 2022-09-29
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tuan Aroon Lebih Segalanya!

    Sehari setelah acara party, Mervile menghadap Alessandra dengan map warna hijau di tangannya. Kejadian di malam party itu menggerakkan Mervile untuk mengetahui apa tujuan Tuan Aroon sebenarnya. "Saya mendapatkan satu kejanggalan dari surat perjanjian ini, Nona. Apakah Anda tidak menyadarinya?" Mervile menyodorkan map yang sudah terbuka itu. Alessandra yang sedang melakukan manicure pedicure itu pun menghentikan aktivitasnya. Skandal itu membuatnya harus melakukan apapun di apartemen--menjauhi keramaian yang berpotensi menghadirkan wartawan. Alessandra menautkan alisnya, "Apa maksudmu?""Baca poin yang terakhir, Nona."Alessandra meraih map itu lalu matanya menelisik, "Poin terakhir tertulis peraturan bisa berubah sesuai kehendak pihak pertama."Alessandra menatap Mervile, "Apa yang salah dari kalimat ini?" Alessandra meletakkan dengan malas map itu dan Mervile mendengus lemah. Nonanya itu masih saja loading lama. "Apa? Bagaimana bisa Tuan Aroon melakukan ini?" Alessandra tersentak

    Last Updated : 2022-10-10
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Deal, Kita Partner Mesra!

    Tuan Aroon menikmati aroma segar rockrose mix patchouli dari tubuh yang saat ini ia dekap erat tanpa perlawanan, bahkan seakan melemah dan menikmati. Sepertinya aroma ini akan membuatnya candu selain bagian tubuh terfavorite-nya itu. "Kenapa kau justru menggunakan parfum aroma manly Sayang, biasanya aroma vanilla dan cokelat yang kaummu sukai, hmm?" tanya Tuan Aroon dengan mata terpejam tanpa berpaling dari leher jenjang Alessandra. "Sudah berapa wanita yang An--" suara Alessandra terdengar diselingi napas memburu. "Sudahlah Sayang, jangan bahas yang lain, aku sangat menikmati aromamu ini. Sangat suka," bisik Tuan Aroon masih dengan mata terpejam. Detik berikutnya sepasang manik keduanya saling bertemu hingga kemudian kedua bibir saling beradu. Tak terdengar lagi kata-kata. Satu menit kemudian pakaian Alessandra terangkat, mengekspos tubuh putih seputih kapas tanpa noda yang semakin membuat Tuan Aroon berdecak kegirangan. Beberapa detik lalu tangannya bermain-main di wilayah itu,

    Last Updated : 2022-10-11
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Hadiah dari Tuan Aroon

    Alessandra bertelanjang di depan cermin panjang. Maniknya mengamati seluruh tubuh mulusnya, dan berhenti tepat di bagian dadanya. Ada banyak tanda merah di sana. Ia menggeleng. "Pria paruh baya penuh gairah," lirihnya seraya berdecak geli. Suara dentingan notifikasi ponselnya mengalihkan atensinya. Segera ia memakai kimono mandinya. "Tuan Aroon, kau sangat manis sekali. Tanpa kuminta kau ..." lirih Alessandra seraya menatap layar yang menampilkan E-banking. Tuan Aroon telah mentransfer €800.Sedetik kemudian terdengar pintu ruangannya diketuk membuat senyum mengembangnya beringsut mengempis. "Ada apa Mervile?" tanyanya ketika pintu dibuka. "Di lobby ada asisten Tuan Aroon, dia ingin bertemu Anda."Alessandra bergegas menemuinya setelah mengganti busananya. Asisten itu menyapa setelah menunduk. "Saya Morgan asisten Tuan Aroon. Dan pasti setelah ini kita akan sering bertemu," tutur Morgan dengan senyum ramah yang membuat Mervile muak melihatnya. Mervile tiba-tiba maju. "Anda ke

    Last Updated : 2022-10-12
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Nona Cinta Tidak dengan Saya?

    "Nona cinta tidak dengan saya?"Ups! Ucapan spontan sekali lagi keluar dari mulut Mervile. Sepertinya korelasi antara hati dan lidahnya mengalahkan otaknya saat ini. "Maksud saya ... saya sangat cinta dengan pekerjaan saya ini. Bagaimana dengan Nona, cinta tidak dengan dedikasi saya selama ini?"Mervile sangat pandai mengendalikan suasana dan menyimpan kegugupannya. Alessandra meneguk minuman karbonasi rasa lemon sebelum akhirnya menjawab, "Aku suka karena aku tidak perlu pusing memikirkan pengeluaran untuk menggajimu."***Kembali ke apartemen ketika malam, Alessandra dikejutkan dengan adanya seorang yang berada di depan pintu utama apartemennya. "Selamat malam, Nona. Ini dari Tuan," ucap Morgan seraya mengulurkan tangan yang memegang beberapa buket bunga mawar merah. Alessandra menerimanya dengan setengah terpaksa. "Ini terlalu berlebihan."Morgan tersenyum dan menggeleng, "Tuan saya cara mengekspresikan rasa cintanya memang berbeda. Ini kali pertama saya melihatnya seperti ini.

    Last Updated : 2022-10-13

Latest chapter

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Epilog

    Bali, Indonesia. “Hei, kau mencuri ciuman dariku, Tuan Muda,” protes Alessandra sembari mencipratkan air ke wajah Axel. Suaminya yang tampan itu justru menyeringai tanpa rasa bersalah lalu berenang ke tepi kolam. “Aku cemburu pada laut,” sahut Axel, lalu sorot matanya yang tajam tetapi teduh itu terarah pada hamparan laut biru sepanjang matanya memandang. Kolam tempat mereka berenang sekarang menjorok langsung ke laut biru yang menawarkan panorama indah memanjakan mata nan jiwa. Fasilitas dari villa yang mereka tempati selama bulan madu kedua—begitu mereka menyebutnya. “Beberapa menit yang lama pandanganmu tak teralihkan darinya, matamu memandang penuh ketakjuban seolah kau rela menukarkan jiwamu dengannya.”Alessandra mengulum senyumnya. “Kau lebih seperti mendeskripsikan perasaanku padamu, Tuan Muda.” Alessandra mendekati Axel, menciptakan riak seiring tubuhnya bergerak. Axel bersiaga menyambutnya dengan segenap partikel dalam tubuhnya yang bersorak gembira. Mengalungkan lengan

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Hari Yang Bahagia

    Beberapa hari setelah insiden pembunuhan di hotel. Seorang sipir mengantarkan seorang wanita dengan mata sembab, tatapannya layu dan ia berjalan bak tanpa nyawa menuju tempat pertemuan dengan tersangka kriminal. Apa salahnya pada Revano sehingga pria itu menghukumnya? Padahal, Rheea telah banyak membantu pria itu. Rekaman kecelakaan Marchelle beberapa waktu lalu yang diterima Revano, itu salah satu bantuannya. Rekaman itu milik suami Rheea yang meninggal beberapa tahun lalu. Suami Rheea satu di antara rival Aroon. Mereka terlibat pertarungan sengit dalam bisnis. Suatu hari yang beruntung, suaminya berhasil mendapat kelemahan pria itu. Setelah beberapa saat dipersilakan menunggu, ia melihat seorang pria berambut putih dengan tangan diborgol diarahkan duduk di depannya. “Apa yang salah, Revano?” Rheea, dengan suaranya yang lemah menuntut jawaban pembunuh putranya. “Aku lepas kendali,” sahut Revano, menyesal. “Rheea, aku pantas mendapat murkamu.”Rheea tersenyum kecut. “Tahukah kau b

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tanpa Mawar Merah dan Cincin

    Cahaya matahari pagi menjadi alarm bangun dari lelapnya bagi dua insan yang kelelahan akibat aktivitas panas semalam. Mengerjapkan mata, Alessandra terkejut dengan ceruk leher yang berjarak hanya beberapa senti dari hidungnya. Lalu ia mendongak dan saat itu pula tatapannya bertemu dengan mata biru yang lebih dulu memperhatikannya dalam diam. “Selamat pagi,” ujar Axel dengan senyum tersungging di bibirnya. “Nyenyak?” Alessandra mengangguk canggung. Setelah apa yang terjadi semalam, masih pantaskah ia merasa canggung? “Alessa, aku berutang banyak penjelasan padamu. Maukah kau mendengarnya?” Axel memulai pembahasan setelah mencium kening wanita yang ia dekap posesif. Alessandra sudah akan menjawab sebelum perutnya merasakan gejolak tak nyaman. Dengan segera tangannya mendorong dada Axel dan beranjak dari kasur dengan suara khas perempuan hamil. Ia diserang mual hebat. Ia berlari melintasi ruangan menuju wastafel. Ia memuntahkan cairan bening dari dalam perutnya. Axel mengejarnya de

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tamatnya Riwayat Sabrina

    “Tidak ada pilihan lain,” ucap Alessandra saat melihat mobilnya yang merupakan hadiah dari Tuan Aroon dulu. Tak ingin membahayakan janinnya, ia mengekang sifat egoisnya yang ingin pergi tanpa dibayang-bayangi apa pun tentang Tuan Aroon. Selain mobil hadiah dari pria itu, ia tak memiliki kendaraan lain. Tak mungkin ia berjalan kaki, bukan? Alessandra sudah berada di balik kemudi, menghidupkan mesin. Lalu menjalankan kendaraan itu, meninggalkan rumah yang beberapa waktu ini telah menampungnya bak nyonya besar. Beberapa saat kemudian ia telah sampai di tempat yang membuatnya meneteskan air mata. Ia cukup tegar beberapa waktu lalu tak menangis saat mendapati fakta pahit itu. Namun, saat melihat bangunan cafe yang diwariskan ayahnya, air mata itu dengan sendirinya mengucur. “Aku sangat merindukanmu, Ayah.”Ia segera turun dan menghambur ke dalam bangunan. Malam ini ia akan bermalam di cafe. Tersedia kamar karyawan untuk istirahat dan malam ini ia akan menggunakannya. “Maafkan Mama, Sayan

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tersingkapnya Sebuah Rahasia

    Mata Alessandra memeriksa ponselnya secara berkala. Hampir tengah malam, tetapi Tuan Aroon belum pulang. Pria yang ia panggil daddy itu berkata akan pergi bermain golf bersama beberapa rekannya. Tetapi itu sore tadi, dan sekarang? Di mana pria itu? Ia pun sudah menelepon beberapa kali, tetapi tak dapat jawaban. Untuk mengalihkan pikiran negatif dan mengusir rasa bosan karena menunggu, Alessandra memutuskan membaca buku. Hanya perlu melintasi beberapa ruangan untuk mencapai ruang perpustakaan pribadi Tuan Aroon. Tangannya mencari saklar, menyalakan lampu. Pemandangan rak-rak tinggi berbahan kayu mahoni menjulang dengan buku-buku menyambut penglihatannya. Ia bergerak ke sisi kiri lalu meraih satu bacaan buku. Ia ingin relaks, novel komedi menjadi pilihannya. Lalu ia membawa serta novel itu ke sofa, duduk dan membacanya dengan santai. “Lain waktu, kubacakan dongeng Cinderella untukmu, Sayang,” katanya, menunduk pada perutnya yang masih rata. “Kau pasti akan menyukai dongeng tentang k

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Andrew dan Sabrina

    “Mobil sialan!” Axel memukul keras setir, mengumpat kesal saat mobil yang dikemudikannya itu mati tiba-tiba. Padahal, ia harus menghadiri acara grand opening hotel rekannya. Dia mengedarkan pandangan di sekelilingnya, pepohonan lebat menjulang di kanan-kirinya. Dia masih berada di wilayah leluhurnya. Hutan ini milik keluarganya dan rumahnya berdiri megah di tengah hutan ini. Tangannya terulur membuka pintu. Saat sebelah kakinya menjejak tanah, tiba-tiba tubuhnya diseret lalu pukulan bertubi-tubi dialamatkan ke wajahnya. Tubuh Axel terjengkang ke belakang, pukulan beralih ke perutnya. Darah muncrat dari hidungnya. Aroma darah segar tercium di udara. Perutnya terasa nyeri. “Kau pikir, kau akan selamat dariku, heh?“ Tuan Aroon menjulang di depannya dengan tatapan bak serigala. Hasratnya menghabisi Axel bangkit setelah mendapat laporan dari orang-orangnya. Tak sia-sia waktu berjam-jam ia gunakan menunggu di balik pepohonan setelah memasang jebakan. Akhirnya dia menyeringai saat ban it

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Harta Tak Ternilai

    Alessandra yang masih terpejam dan dibalut selimut tebal merasakan cahaya hangat menerpa wajahnya, kemudian ia pun menghalau dengan telapak tangannya sambil bermonolog, "Apa ini sudah pagi?""Ini sudah tengah hari, Baby. Jam dua belas siang."Mendengar suara orang yang beberapa hari ini hanya dapat ia dengar dari telepon itu pun membuat Alessandra seketika membuka mata. "Daddy?"Alessandra melihat Tuan Aroon memeluknya dan tersenyum padanya. Pantas saja ia merasakan selimutnya semakin tebal dan hangat. Apa mungkin Tuan Aroon memeluknya semalaman? pikirnya. "Kapan Daddy datang?" "12 malam, Babe." Tuan Aroon kian mengeratkan pelukannya sambil menghirup aroma yang beberapa hari ini ia rindukan. "Ish. Kenapa Daddy tidak membangunkanku semalam?" "Ketika aku membuka pintu kamar ini, fokus mataku langsung tertuju padamu yang sudah terlelap. Dalam keadaan tidur pun kau terlihat cantik, Babe." Tuan Aroon kini mempertemukan wajah keduanya saling berhadapan. Tangannya membelai wajah wanita h

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Cek Kehamilan Bersama Ayah si Janin

    Alessandra sungguh tidak mengira bahwa orang yang mengantarkannya hingga sampai rumah sakit adalah sopir gadungan. Terlebih orang itu adalah Axel, orang yang paling ia hindari selama ini.'Bagaimana bisa, huh! Orang itu memang banyak akal.' Alessandra bermonolog dalam batinnya. Alessandra kini melihat Axel menghadapnya dengan memamerkan senyum sambil menaikturunkan satu alisnya. "Kau memang tak pernah berubah." Alessandra berkata dengan nada ketus. "Tepat sekali! Aku memang selalu menempatkanmu di hatiku, tak akan ada yang berubah." Alessandra membuang muka. Tak ingin mendengar yang ia anggap omong kosong itu. "Penipu," gerutunya sembari mengarahkan pandangannya pada luar jendela. Axel kemudian memakaikan topi pada kepala Alessandra dan memakaikan masker. "Hari ini sepertinya rumah sakit terlihat banyak pengunjung," ucapnya. Axel kemudian terlihat keluar dari mobil setelah menutupi sebagian wajah tampannya dengan masker, ia lalu membukakan pintu mobil untuk Alessandra, hingga se

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Alessandra tanpa Tuan Aroon sementara

    Pagi ini sudah lebih dari sepuluh menit Alessandra mengalami mual hebat akibat kehamilannya. Di saat seperti ini biasanya ada Tuan Aroon di sisinya yang selalu siaga. Namun, pagi ini pria itu tak ada di dekatnya. Sudah semenjak dua hari ini ia sedang berada di luar kota untuk mengecek ketersediaan bahan baku kosmetik. Hal yang tak bisa ia wakilkan pada siapapun. "Ugh. Begini rasanya jadi wanita hamil," lirihnya sambil melihat perutnya yang masih datar setelah menyandarkan tubuhnya pada sandaran ranjang. Tak terasa ia kini mengarahkan tangannya pada perut. Ia lalu mengusapnya dengan lembut. Sesuatu yang belum pernah ia lakukan semenjak ia dinyatakan berbadan dua. "Kau benar hadir di sini?" ucapnya sambil terus mengelus. Matanya terlihat berkaca-kaca. Ia masih terus mengelus perutnya. "Maaf, baru menyapamu," ucapnya lagi. Kini matanya tak hanya berkaca-kaca, namun mata itu telah meneteskan airnya."Aku bahagia kau hadir. Sangat bahagia. Kau mengobati rasa kehilanganku terhadap seseor

DMCA.com Protection Status