Reinhart terbangun keesokan harinya ketika matahari sudah tinggi. Kaisar sudah tidak berada di sampingnya. Kata Iselt yang sudah kembali bertugas sejak pagi, Kaisar Caspian meninggalkan kamar ketika hari masih fajar. Pria itu tak tega membangunkan Reinhart yang masih tertidur pulas. Ya, bagaimana mungkin Reinhart tak tidur pulas sampai siang jika semalaman tak bisa dibuat tidur oleh sang kaisar. Perempuan itu belum benar-benar tidur ketika kaisar tiba-tiba membuka mata dan berbaring begitu dekat dengannya. Ia bahkan tak sanggup bernapas dengan benar, saat Kaisar Caspian menyibak anak rambut yang menutupi wajahnya. Demi menghindari kecanggungan di antara mereka, Reinhart pura-pura tidur sampai ia mendengar dengkuran lembut dari sang kaisar. Selebihnya, Reinhart tak bisa memejamkan mata akibat terlalu berdebar begitu Kaisar Caspian mengatakan sebuah kalimat yang tak pernah ia bayangkan. "Selamat tidur, Tuan Putri."Bahkan kalimat itu masih membekas dalam benak Reinhart, ketika ia
"Pilihlah gaun yang Anda suka, Tuan Putri. Berapa pun yang Anda inginkan, Yang Mulia Kaisar akan membelikannya," ucap Duke Maxwell membuat Reinhart makin tercengang. Mendengar sang kaisar hendak memberikannya hadiah dan memanggil pengelola sekaligus desainer Butik Sabine ke istana kekaisaran saja, sudah membuat Reinhart terkejut. Apalagi setelah mendengar pria tua itu mengatakan bahwa dirinya boleh memesan berapa pun gaun yang ia inginkan. Bagaimana mungkin Reinhart tak tercengang mendapati fakta tersebut. 'Apa hubungan kita sedekat itu hingga membuatnya membelikan gaun?' bisik perempuan itu dalam benaknya setelah mendengar ucapan Duke Maxwell. "Anda tidak perlu mengkhawatirkan apa pun, Tuan Putri. Anda hanya perlu menuruti permintaan, Kaisar Caspian.""Tapi, Tuan Duke ....""Tuan Francis, berikan katalognya pada, Tuan Putri. Biarkan beliau memilih gaun yang disukai.""Ah, ya. Baik, Tuan Duke. Silakan, Tuan Putri."Reinhart menerima katalog pemberian Tuan Francis sebagai pengelola
Raut kejut tak bisa disembunyikan dari wajah Reinhart. Begitu juga dengan Duke Maxwell, Nyonya Clottie, maupun Iselt. Selama ini, merekalah yang benar-benar tahu bagaimana hubungan Kaisar Caspian dan sang istri. Berbagai rumor tersebar di luar istana dan membuat berita yang ada makin simpang siur. Dari sekian banyak rumor yang beredar, bahwa Lady Reinhart terabaikan oleh sang kaisarlah yang paling banyak tersebar. Lalu baru-baru ini, muncul rumor bahwa sang kaisar dan Lady Reinhart ternyata memiliki hubungan baik dan segera tersebar keluar istana.Namun, terlepas dari apa pun rumor yang tersebar, hanya ketiga orang itulah yang benar-benar memahami situasi sebenarnya. Dan, mereka sangat terkejut saat memperhatikan sikap kaisar hari ini. Reinhart bahkan tak sanggup berkata-kata untuk beberapa saat sampai suara sang kaisar terdengar lagi. "Aku percayakan gaun urusan Tuan Putri, kepadamu Tuan Francis. Untuk pembayarannya, tagihkan langsung dari pengeluaranku. Tuan Duke Maxwell akan
Untuk beberapa saat, Reinhart tak sanggup menelan makanannya akibat terlalu terkejut. Ungkapan sang kaisar begitu tiba-tiba hingga Reinhart tak tahu bagaimana cara untuk menanggapinya. Bahkan ketika Kaisar Caspian kembali bertanya, bagaimana tentang tanggapan perempuan itu, tetap saja Reinhart tak sanggup mengungkapkan pemahamannya. Reinhart benar-benar syok. Setelah hadiah gaun yang dibelikan kaisar hingga ajakan makan siang serta undangan ke pesta penyambutan para ksatria kekaisaran, tak sanggup ia cerna begitu saja. Ini semua begitu tiba-tiba. Reinhart sampai tak memahami alur yang ia perankan saat ini. Bahkan pria itu bersikap perhatian dengan memotongkan daging kalkun untuknya saat makan siang. Padahal, ada pelayan yang bisa melakukan tugas tersebut. Tapi, Caspian memilih melakukannya sendiri. "Lady, apa yang kau pikirkan sekarang?" tanya Caspian kembali membuyarkan lamunan perempuan itu. "Ah, itu ... sebenarnya saya hanya tak tahu harus bagaimana menanggapi ajakan, Yang Mu
"Yang Mulia Kaisar Caspian V. Demir memasuki ruangan!" seru penjaga pintu ketika pria dalam balutan pakaian kebesarannya yang berwarna biru dan perak itu tiba di aula pesta berlangsung. Semua mata tertuju padanya ketika ia berjalan dengan gagah dan berwibawa memasuki ruangan. Tak seorang pun yang mengalihkan pandangan. Seluruh hadirin yang hadir malam hari ini membungkuk hormat pada sang kaisar. Mereka bahkan tak berani mengangkat pandangannya. Terlebih ketika sang kaisar tetap berhenti di depan pintu utama seakan menunggu seseorang. "Kenapa Kaisar tak jalan juga?" bisik seseorang di antara para tamu pesta penyambutan para ksatria. Mereka sekumpulan tuan muda para bangsawan kelas atas yang tinggal di sekitar ibukota maupun di daerah pinggiran Demir, tapi memiliki kedudukan yang cukup tinggi di kekaisaran ini. Itulah mengapa mereka bisa hadir ke pesta ini karena kaisarlah yang mengundangnya. Namun, keberadaan mereka terkadang hanya membutuhkan validasi atas rumor yang tersebar ten
Pesta penyambutan bagi para ksatria yang baru saja kembali dari daerah perbatasan masih berlangsung. Para pria yang merupakan ksatria pilihan dan terhebat di Kekaisaran Demir itu, tampak bersemangat selama pesta berlangsung. Apalagi ditemani dengan makanan yang melimpah dan juga anggur yang nikmat. Makan malam yang dikhususkan untuk para ksatria tersebut, berlangsung meriah. Ditemani sang kaisar yang sesekali tampak berbincang dengan para ksatria tersebut. Seakan tak ada lagi batas di antara pemimpin sebuah kekaisaran dengan ksatria-nya. Sementara Reinhart menatap pemandangan yang tak pernah dilihat sebelumnya dengan sorot mata kagum. Di mana para ksatria tampak sangat menikmati menu makan malam yang dihidangkan. Ia bangga dengan pilihan menu makan malam hari ini, hingga membuat para ksatria puas. Sebenarnya, ide itu baru muncul kemarin. Saat ia tak sengaja membaca bagian dari isi buku milik permaisuri sebelumnya. Lantas, ia meminta izin pada Duke Maxwell untuk bertemu kaisar. P
"Ucapan Anda sudah melewati batas, Nyonya! Anda bisa saja dituntut karena telah menghina keluarga kekaisaran. Apa memang itu yang Anda harapkan?"Ucapan tajam Madame Marianna membungkam setiap mulut para nyonya bangsawan yang duduk bersama mereka. Tak ada satu pun dari para nyonya bangsawan tersebut yang berusaha mendukung ataupun membela Countess Farang. Jelas saja, siapa yang berani membela wanita itu jika bakal berurusan dengan keluarga kekaisaran atas penghinaan pada istri sang kaisar? Tentu tak ada satu pun di antara mereka yang berani membuat ulah seperti halnya Countess Farang yang memang dikenal sebagai perusuh di pergaulan kelas atas. Lihat saja, dia bahkan berusaha berkelit meski banyak orang yang bisa saja menjadi saksi seandainya persoalan ini diteruskan ke meja pengadilan. "Ah, maafkan saya, Duchess Marianna. Mulut saya memang lancang sekali menanyakan hal yang seharusnya tidak saya ungkapan. Saya benar-benar minta maaf," ucap wanita itu sama sekali tak terdengar sud
Sunyi. Kedua orang dalam ruangan itu tak satu pun yang buka suara. Seakan sibuk dengan pikiran yang mengganggu satu sama lain. Sudah hampir satu jam mereka dalam posisi yang sama. Namun, tetap saja tak ada kalimat yang terucap dari ujung lidah mereka. Baik Kaisar Caspian ataupun Reinhart lebih banyak menunduk. Seakan berusaha merangkai kata untuk mengawali perbincangan di antara mereka yang sudah terlanjur beku. Bahkan terasa menyesakkan. Bagi Reinhart. Perempuan itu, tak sanggup menemukan kalimatnya yang hilang ketika prajurit Demir menyeret Countess Farang ke tahanan. Bukannya ia tak ingin Countess Farang dihukum atas tindakannya, tapi perlakuan Kaisar Caspian yang meminta wanita itu diseret ke penjara cukup keterlaluan. Meski begitu, Reinhart berada di posisi sulit yang tak bisa membuatnya bebas bersikap ataupun mengambil keputusan. Sebagai istri kaisar statusnya masih dipertanyakan. Ia tak bisa terlibat dalam urusan kekaisaran yang telah diputuskan oleh Caspian. Bagaimanap