Share

Lembah Aiden

Penulis: Yoru Akira
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-01 17:10:17

Perempuan itu melamun menatap rangkaian pegunungan yang menjulang di kejauhan. Ia baru saja menyelesaikan makan malam bersama kedua pria lainnya setelah perdebatan panjang di antara mereka.

Percakapan meraka masih melekat dalam benak perempuan itu. Termasuk bagaimana salah satu di antara kedua pria tersebut mengatakan bahwa dirinya adalah seorang penyihir.

Reinhart masih tak menduga. Bukankah dirinya orang lain yang terperangkap dalam tubuh perempuan yang kini ia tempati?

Harusnya, jiwa yang berada dalam tubuh perempuan itu pun berganti dengannya bukan? Tapi, mengapa Julius Randle bisa mengatakan bahwa ia penyihir?

Pernyataan Julius tak hanya membuat Reinhart heran, tapi juga gelisah di waktu yang bersamaan.

'Ini tidak masuk akal!' bisik Reinhart dalam benaknya.

Bukankah seharusnya ia tetaplah Kim Nara? Hanya penampilannya saja yang berubah karena dirinya terjebak dalam tubuh perempuan bernama Reinhart ini.

Jika sudah begini, satu-satunya orang yang bisa menjawab hanyalah sang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Jangan Panggil Namanya!

    Mereka baru saja hendak kembali dari Lembah Aiden ketika hari menjelang pukul sembilan malam. Melalui gerbang sihir yang sama, keduanya kembali ke Istana Kekaisaran Demir tanpa membuat keributan. Setelah Julius melakukan beberapa pemeriksaan pada Reinhart untuk memastikan bahwa perempuan itu benar-benar memiliki kekuatan sihir. Hasilnya, Reinhart belum bisa sepenuhnya memahami semua instruksi yang diberikan oleh Julius. Atau lebih tepatnya, ia menahan diri. Tak bisa dimungkiri, Reinhart merasakan gejolak yang tak biasa dalam dirinya ketika Julius Randle memintanya untuk memfokuskan pikirannya pada satu titik.Ia bahkan bisa mendengar desau angin di kejauhan. Juga kelepak gagak yang meninggalkan sarang ketika hari menjelang petang."Kau bisa merasakannya, Lady?" Begitu tanya Julius beberapa waktu lalu.Saat pria itu menggali lebih dalam kemungkinan bahwa Reinhart memiliki hubungan dengan sang Pengendali Waktu Lembah Aiden. Lady Agung Alatariel. "Saya ... tak merasakan apa pun. Mema

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Ada yang Salah Dengannya?

    Sepasang mata Reinhart mengerjap. Ia tak memahami mengapa Kaisar Caspian melarangnya memanggil sang Penyihir Menara dengan namanya. Padahal pria itu mengizinkan dirinya memanggil dengan Julius saja. Kenapa justru sang kaisar yang keberatan? Meski begitu, Reinhart tak hendak bertanya ataupun membantah. Sekalipun mulutnya gatal untuk mengajukan pertanyaan pada sang kaisar. "Ada yang ingin kau katakan, Lady?" tanya Caspian ketika melihat ekspresi di wajah Reinhart yang seakan ingin mengucapkan sesuatu. Perempuan itu tampak menimbang-nimbang. Lantas memilih menggelengkan kepala sebagai jawaban. "Tidak ada, Yang Mulia."Namun, Caspian justru terlihat tak senang dan menatap Reinhart dengan sorot tajam. "Kau bisa memanggil Norman dengan namanya depannya, tapi kenapa kau selalu memanggilku, Yang Mulia?"Reinhart tertegun. Begitu juga dengan Caspian yang tampak aneh setelah mendengar ucapannya sendiri. "Lupakan! Kembalilah ke kamarmu sebelum aku menahanmu lebih lama dan tak membiarkanmu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Menyentuh Hati Sang Kaisar

    Dunia Reinhart seakan jungkir-balik. Tiga hari sejak Caspian tiba-tiba datang ke kamarnya - setelah pertemuan mereka di kamar pria itu, sikap sang kaisar semakin berubah. Ada saja hal yang membuat Caspian memanggil Reinhart untuk bertemu dengannya. Mulai dari hal kecil sampai sesuatu yang besar yang memang membutuhkan peran Reinhart. Atau memberikan perhatian-perhatian kecil yang sebelumnya tak pernah dilakukan pria itu. Seperti memberikan hadiah hingga mengirim bunga. Tak jarang meminta juru masak istana untuk mengirim makanan manis pada perempuan itu. Sementara, kemajuan itu membuat Duke Maxwell cepat tanggap dan mendorong Reinhart agar memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengambil hati kaisar sepenuhnya. Desakan itulah yang membuat Reinhart akhirnya terbebani hingga membuat dunianya seakan jungkir-balik.Belum lagi segala pelajaran serta penelitian yang dilakukan sang Penyihir Menara terhadapnya. Reinhart semakin tak bisa banyak berkutik dibuatnya. Sedangkan ia butuh mencar

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Panggilan Sayang

    Wajah Reinhart terasa panas. Perempuan itu tahu, pasti saat ini wajahnya terlihat sangat merah seperti halnya kepiting rebus. Bahkan Iselt yang mengikuti di belakang tampak salah tingkah dengan kemunculan sang kaisar yang tiba-tiba dan menunjukkan senyumnya yang sangat langka. "Kalau saya harus mati hari ini, saya tak akan memiliki penyesalan apa pun, Tuan Putri," bisik Iselt terdengar jelas oleh indra pendengaran Reinhart. Reinhart tahu maksud ucapan gadis itu, tapi lidahnya terlalu kelu untuk memberikan tanggapan. Fokus Reinhart tak bisa teralihkan dari senyuman yang membingkai wajah sang kaisar. Dunianya sendiri bahkan terasa berhenti bergerak saat bertatapan dengan sepasang mata yang tampak jenaka ketika tersenyum itu. Hingga membuat Reinhart lupa cara bernapas untuk sesaat. Ia bahkan baru merasakan malu menjalar ke tubuhnya ketika sang kaisar telah pergi dari hadapan mereka. Dengan ingatan yang mengacaukan pikiran Reinhart. "Aku suka bagian kau menyebutkan namaku dengan, Ia

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Jadi, Kau Mau Hubungan Kita Lebih Dekat?

    Reinhart tak sanggup lagi berkata-kata. Meski begitu ia tetap memaksakan diri untuk mempertanyakan maksud ucapan sang kaisar. "Tunggu, tunggu ... tunggu, Yang Mulia." Reinhart tampak panik begitu mendengar ucapan Caspian. "Apa yang membuatmu begitu panik, Rein? Ada yang salah dengan ucapanku?" tanya Caspian. Kening pria itu berkerut melihat reaksi perempuan yang duduk di depannya. "Tentu saja. Saya ... menyebut Anda ... dengan panggilan Ian ...." Reinhart semakin terbata-bata. Ia panik bersitatap dengan sorot mata Caspian yang tampak tajam, tapi juga terlihat lembut sekaligus hangat di saat yang bersamaan. 'Kenapa aku jadi gagu?' bisik Reinhart dalam hati. Perempuan itu berusaha menetralkan degup jantung yang masih saja menggila di balik tulang rusuknya. "Ya? Apa yang ingin kamu katakan, Rein?""Kenapa Anda terus memanggil saya, Rein?" Suara Reinhart meningkat tajam. Bukannya kesal, ia justru salah tingkah dengan pengucapan sang kaisar ketika memanggil nama kecilnya. "Bukanny

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Bayangan Tengah Malam

    "Apanya yang mau hubungan kita lebih dekat?" gerutu Reinhart begitu kembali ke kamarnya. Pertemuannya dengan sang kaisar berakhir begitu saja setelah pria itu mengajukan pertanyaan yang sama sekali tak terduga.Akibat terlalu tegang, Reinhart tanpa sadar bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan ruang kerja sang kaisar begitu saja. "Gila! Kenapa aku justru melarikan diri? Bukankah itu misi yang harus kuselesaikan supaya bisa meninggalkan dunia ini?" imbuhnya masih sambil menggerutu akibat kebodohan yang telah ia lakukan. "Hei, Sang Pengendali Waktu atau apa pun itu, sebenarnya tugas apa sih yang kau berikan padaku?" Reinhart setengah mengomel ketika mengucapkan kalimat tersebut. Dengan anggapan bahwa sang Pengendali Waktu atau apa pun itu tak akan muncul di hadapannya seperti biasa. Reinhart semakin terbiasa untuk diabaikan. "Bukankah aku sudah mengatakan di awal, kau harus menjadi istri kaisar!" Tiba-tiba saja, suara itu kembali terdengar menggema di seluruh ruangan. Membua

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Waspada!

    Sisa malam itu, Reinhart tak bisa memejamkan mata. Ia gelisah di tempat tidurnya.Sesekali ia mengubah tidurnya hanya demi mencari posisi nyaman dan mengusir gelisah dari dalam dirinya. Lantas menatap langit-langit kamar yang setengah gelap. Beruntung malam ini Reinhart menutup seluruh jendela dan pintu di kamarnya. Biasanya perempuan itu membiarkan jendela dan pintu yang menghubungkan dengan balkon terbuka lebar. Angin malam membuatnya cepat tertidur dan itulah yang Reinhart butuhkan. Setelah sampai di negeri ini, kadang kali ia merasakan kesulitan tidur akibat memikirkan nasibnya yang terasa jungkir-balik. Belum lagi menghadapi kemungkinan nyawanya bakal hilang di tangan sang kaisar. Satu-satunya hal yang membuat Reinhart cepat tertidur hanyalah embusan angin dari luar yang terasa dingin, sekaligus menyegarkan. Kalau saja Reinhart tak menutup pintu kamarnya seperti biasa, apa yang bakal terjadi pada perempuan itu? Apakah kisahnya akan berakhir begitu saja? Kira-kira siapa oran

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Simbol Harimau Putih

    Reinhart masih tertegun di tempatnya. Ia menatap lekat simbol di atas meja kerja sang kaisar yang berada di dalam kamar pria itu. 'Kenapa simbol itu ada di atas meja kerja, Kaisar?' bisik perempuan itu dalam benaknya saat menyadari keberadaan simbol harimau putih tengah berjalan angkuh dikelilingi sembilan pedang dengan sebuah bintang bersinar terang di atasnya. Simbol yang sama dengan milik salah satu penyusup di kamar perempuan itu beberapa saat lalu.Kini ia paham mengapa dirinya merasa asing sekaligus familiar dengan simbol tersebut. Pasti karena ia pernah melihatnya di suatu tempat dalam istana ini.Namun, ia tak bisa serta merta bertanya pada Kaisar Caspian. Ia masih perlu menelaah lebih jauh, simbol milik siapa yang kini tertangkap jelas oleh retina matanya itu.'Tidak mungkin simbol keluarga kekaisaran bukan? Tapi, kalau simbol itu begitu dekat dengan Caspian, apa ada kemungkinan dia yang memerintahkan para penyusup itu?'Ada keragu-raguan dalam benak perempuan itu. Reinhart

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05

Bab terbaru

  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Apa, Kita Pernah Bertemu? [Epilog]

    Sepasang mata perempuan itu terasa berat. Perlu tenaga ekstra untuk membuatnya terbuka. Butuh waktu pula untuk membuatnya terbiasa dengan cahaya yang tiba-tiba masuk ke dalam retina matanya. Suara alat-alat yang berdengung serta menempel di tubuhnya, menjadi pemandangan pertama yang tertangkap indra pendengarannya. Gerak tangannya yang lemah tapi intens, cukup menyita perhatian seorang perempuan muda serta pemuda yang terlihat dua atau tiga tahun lebih tua, yang duduk di samping kanan serta kiri tempat tidur pasien. "Nuna!" seru pemuda itu pertama kali saat menyadari gerakan si perempuan. "Eonni! Kamu sudah sadar?" Si perempuan muda ikut berseru. Lantas berlari keluar kamar untuk memanggil dokter. Perempuan itu tak lagi peduli ketika kakak laki-lakinya berusaha menghentikannya. Tak lama kemudian, seorang dokter bersama dua orang perawat kembali masuk ke dalam ruangan dan memeriksa kondisi sang pasien. "Selamat siang, Nona. Apa Anda bisa mendengar suara saya?" tanya dokter itu s

  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Perpisahan

    Tujuh tahun kemudian... "Hidup Yang Mulia Kaisar William! Hidup Matahari Agung Kekaisaran Demir!""Hidup, Yang Mulia!""Hidup, Yang Mulia Kaisar!"Sorakan orang-orang terdengar menggema di seluruh Alun-alun Ibukota Demir setelah Pendeta Agung mengucapkan sumpah janji kekaisaran diikuti oleh sang putra mahkota yang kini telah resmi dilantik menjadi kaisar menggantikan ayahnya. Seluruh rakyat Kekaisaran Demir bersuka cita. Mereka memenuhi alun-alun ibukota tanpa peduli golongan dan kasta. Semua membaur tanpa ada sekat untuk merayakan pelantikan sang kaisar. Sementara, pemuda yang baru berusia lima belas tahun itu, tampak tersenyum lepas ketika menyambut sorakan meriah seluruh rakyatnya. Ia sama sekali berbeda dengan sang ayah yang sejak muda sudah menunjukkan sifat arogansinya. Pemuda yang kini mengenakan pakaian kebesaran Kekaisaran Demir itu, terlihat lebih hangat dan disukai oleh semua orang. "Hidup Yang Mulia Kaisar William!" seruan rakyat Demir masih terus berkumandang hingga

  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Kebebasan Sang Pengendali Waktu

    Dari semua peristiwa yang terjadi sampai saat ini, tak ada hal yang lebih mengecewakan kecuali pengkhianatan yang dilakukan oleh Putra Duke Aidin. Tuan Muda Alfonso. Sejak kedatangannya ke dunia ini, Reinhart mendengar kabar bahwa putra sang duke berada jauh di luar negeri untuk mengenyam pendidikan. Keluarga itu pun, dikabarkan tak pernah mau terlibat dalam urusan politik keluarga kaisar.Tak ada niat bagi garis keturunan Duke Aidin untuk merebut takhta dari kaisar terdahulu ataupun sekarang. Namun, kemunculan para ksatria dengan lambang harimau putih yang berkeliaran di depan kamar Reinhart pada malam itu, membuatnya terus berpikir sepanjang waktu. Terlebih ketika mengetahui fakta bahwa simbol tersebut adalah milik keluarga Duke Aidin. Sikap Madame Marianna yang begitu baik padanya, juga sikap hangat sang tuan duke, membuat Reinhart hampir terlena. Namun, ia tak bisa menutup mata saat mengetahui kebenaran tersebut. Ia mencari bukti dan dapat menemukannya berkat bantuan Iselt. B

  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Sorot Kecewa

    "Marquis Michael, Anda ditangkap karena dianggap telah membelot, mengkhianati kekaisaran, dan merencanakan kudeta pada, Kaisar Caspian!"Dengan ini pula, status kebangsawanan Anda dicopot dan semua harta benda Anda menjadi rampasan!" seru ksatria Kekaisaran Demir saat hendak membekuk Marquis Michael yang mencoba melarikan diri. Pria itu ditangkap saat bersiap kabur ketika ksatria istana Kekaisaran Demir mencapai gerbang kastilnya. Ia sempat berontak dan mencoba melawan. Termasuk berteriak jika penangkapan terhadap dirinya hanyalah salah sasaran. "Kalian tidak bisa menangkapku!" teriak Marquis Michael tidak terima ketika dilumpuhkan. "Apa buktinya jika aku telah melakukan kesalahan?!" seru pria itu tak juga menyadari kesalahannya. "Menghasut Kaisar, bersekongkol dengan Lady Rosemary, merencanakan kudeta, menjebak Permaisuri Ariadne hingga berusaha mencelakai Tuan Putri Reinhart! Itu semua daftar kesalahan yang sudah Anda lakukan, Marquis!""Itu bukan bukti bahwa aku sudah melakukan

  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Tangkap Para Pengkhianat!

    Reinhart tampak puas dengan hasil akhir dari peristiwa yang menimpa dirinya akhir-akhir ini. Ia lolos dari hukuman gantung yang sebelumnya diserukan oleh sang kaisar di depan seluruh rakyat Demir. Ia benar-benar merasa lega, saat melihat reaksi sang kaisar ketika Iselt selesai membacakan permintaan terakhir yang sebenarnya wasiat dari permaisuri sebelumnya. Bagaimanapun ia tak memiliki kepercayaan diri penuh ketika mengatakan pada sang kaisar, terkait pesan terakhir yang ingin disampaikan. Perbuatannya terbilang nekat, meski berakhir sesuai harapan. "Terima kasih, Rein," ucap sang kaisar malam itu. Wajah pria itu tak juga membaik meski telah bertemu dengan buah hatinya. Garis penyesalan masih tergurat jelas di wajahnya. "Sebaiknya Anda tak perlu melakukan itu, Yang Mulia. Justru saya yang harusnya mengatakan terima kasih, karena sudah memercayai saya.""Seharusnya aku memang percaya padamu sejak awal," ucap Caspian terdengar sangat menyesal. Ia bahkan tak sanggup mendekati Reinha

  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Yang Bertemu Kembali

    "Ya, Yang Mulia. Pelayan Permaisuri Ariadne yang berhasil lolos pada hari penghukuman itu, berhasil melarikan diri bersama putra Anda dan buku catatan di tangan Iselt. "Perlu Anda ketahui Yang Mulia, ibu Iselt lah pelayan Permaisuri Ariadne yang setia itu."Wajah Caspian tampak semakin hancur begitu mendengar ucapan Reinhart. Ia menatap sang perempuan dengan sorot penuh luka. "Berapa lama kamu mengetahui hal ini, Rein?" tanya pria itu dengan getar suara semakin hebat. Ia tak peduli lagi dengan harga dirinya sebagai kaisar sebuah kekaisaran yang besar nan agung. Caspian bahkan mendorong Rosemary menjauh ketika perempuan itu hendak membangunkannya dari posisinya saat ini. "Dua hari lalu. Selama ini, catatan Permaisuri Ariadne dilindungi sihir yang cukup kuat. Saya tidak bisa membacanya sampai bagian terakhir. "Lalu, Tuan Julius Randle menunjukkan salah satu sihir hitam yang bisa digunakan untuk menghancurkan sihir yang paling kuno sekalipun. "Sihir hitam yang sesungguhnya bukan be

  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Warisan Sang Permaisuri

    Keduanya sama-sama bertahan. Reinhart sama sekali tak menundukkan atau mengalihkan pandangannya dari sang kaisar. Perempuan itu masih berusaha mencari perasaan yang tersisa sebagai manusia dalam diri Kaisar Caspian. Meski hampir mustahil. "Aku tak akan berlama-lama menahan eksekusi matimu, Lady Blanchett. Kau akan segera dieksekusi mati setelah mendengarkan pesan terakhirmu."Dada Reinhart bergemuruh. Bahkan pria itu memanggilnya dengan nama Lady Blanchett. Padahal sebelumnya, dia masih berusaha mengambil hati Reinhart yang sudah terlanjur beku akibat sikap keji sang kaisar. Namun, ia tak akan menunjukkan kelemahannya begitu saja. Justru kesempatan yang diberikan digunakan sebaik mungkin oleh Reinhart. 'Ini waktu yang tepat!' bisik Reinhart dalam hati. "Kalimat terakhirku akan dibacakan oleh sahabatku yang setia. Nona Iselt, dialah yang akan membacakan permintaan terakhirku."Senyum sinis membingkai wajah sang kaisar begitu mendengar ucapan Reinhart. Perempuan itu masih tetap sam

  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Sorot Penuh Dendam

    Reinhart tak memercayai pendengarannya sendiri ketika Caspian berseru agar menyeret dirinya ke tiang gantungan.Perempuan itu menatap sang kaisar dengan wajah tercengang. Ia hendak berteriak, tapi suaranya tenggelam dalam lautan manusia yang berada di sekitarnya. "Yang Mulia, Anda harus dengarkan saya dulu!" seru Reinhart di antara ribuan manusia yang memenuhi Area Terlarang. Percuma saja, suaranya tenggelam begitu saja. Justru dengan mendengar seruan perempuan itu, orang-orang semakin beringas. Mereka menyerbu Reinhart dan menjadikan sasaran amukan massa. "Bertahan, Rein. Aku akan melindungimu," ucap Julius Randle yang masih berusaha melindungi Reinhart dari amukan rakyat Kekaisaran Demir. Perempuan itu tampak nelangsa. Padahal ia baru saja menghancurkan perjanjian yang selama ini merugikan rakyat Demir. Tapi, ia justru diperlakukan tak sebagaimana mestinya dan dituduh sebagai penyihir hitam. Apa semudah itu orang-orang terprovokasi dan melupakan kebaikannya?! "Singkirkan! Pisa

  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Upacara Penghancuran

    Caspian tak juga beranjak dari kamarnya. Seorang pengawal sudah menghadap sejak beberapa jam lalu dan mengatakan bahwa ritual penghancuran akan segera dimulai. Namun, pria itu tak juga beranjak dari kamarnya setelah para pelayan menyiapkan air mandi dan pakaian ganti. Tatapan pria itu menerawang jauh ke depan. Melewati hamparan padang ilalang yang tampak dari jendela kamarnya yang dibiarkan terbuka. Angin sudah terasa dingin. Menjelang akhir bulan November di mana musim dingin sepertinya bakal datang lebih cepat kali ini. Perasaan sang kaisar, sama dinginnya dengan angin yang baru saja berembus menerpa wajahnya. Ucapan Rosemary kembali terngiang. Ucapan yang kemudian membuat Caspian kembali delima dengan perasaannya sendiri. Hingga ketukan di pintu kamarnya kembali terdengar. Kali ini disusul seruan sang penjaga yang mengatakan bahwa kereta kuda menuju Area Terlarang telah siap. Dengan enggan, Caspian beranjak dari tempatnya. Tak mungkin ia tetap berada di tempat itu, sementara

DMCA.com Protection Status