Share

BAB 42: Perasaan Hayes

“Mau berdansa denganku?”

Alice mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba meyakinkan diri bahwa apa yang telah didengarnya bukanlah sebuah halusinasi.

“Anda jangan bercanda,” jawab Alice tidak percaya.

Alice tidak habis pikir, bagaimana bisa pria luar biasa seperti Theodor mau mengajak Alice berdansa? Tidakkah pria itu sadar bahwa dia akan mengalami banyak kerugian jika mereka menari bersama?

Jangankan untuk menari, dhanya dengan uduk berhadapan seperti ini, Alice bisa menyadari ada berapa banyak pasang mata yang kini mengintimidasinya karena rasa iri.

Theodor tersenyum tanpa beban. “Tidak sopan mengajak perempuan berdansa di pesta resmi hanya untuk sebuah candaan.”

“Mengapa Anda ingin mengajak saya berdansa?”

Ada jeda keheningan dalam beberapa detik, entah kata-kata seperti yang harus Theodor rangkai sebagai jawaban untuk diberikan kepada Alice.

“Naluriku, aku selalu bertindak sesuai naluriku dibandingkan dengan logika. Kali ini, naluriku juga yang mendorongku untuk berdansa dengan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rumie Bandang
Dari bab awal hingga bab ini.cerita nya seru..tak sebar hati ini . untuk mengetahui endingnya..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status