Keysa terkejut ketika melihat wajah Billy terpampang di layar kaca, dia mengerutkan keningnya sambil menyimak siaran khusus yang dilakukan Billy untuk mengklarifikasi perihal berita yang beredar bersama para wartawan.
"Kenapa pula Om Billy ini cari masalah, dia terlalu rakus sih," gerutu Keysa.
Keysa hendak keluar dan melihat sekeliling ruangan, namun ia mendengar keributan di bawah seperti suara Billy yang sedang marah dan membanting beberapa barang yang ada disekitarnya.
"Kurang ajar semua!" Teriak Billy dengan wajah memerah.
"Sudahlah kamu tidak usah marah begitu, ini semua karena kamu sendiri tidak kamu prioritaskan dulu urusan dengan warga," Elvina berani menyalahkan Billy.
"Aku yakin ini sengaja ada ora
Hari ini adalah hari pertama Keysa dan Rere mulai magang di kantor Keenan. Tidak seperti biasa, hari ini Keysa mengenakan blazer warna hitam, celana hitam dan sepatu hitam layaknya setelan orang masuk kantor. Tak lupa dia sarapan seperti biasa yang diantarkan oleh Imah ke kamarnya, melihat nona mudanya tidak seperti biasa, Imah sedikit ingin tahu dan penasaran. "Non mau kemana, tidak seperti biasa dandan seperti itu, kayak sedang berduka segala hitam?" Ucap Imah dengan matanya tidak berkedip karena sebenarnya dia kagum melihat Keysa yang terlihat begitu cantik. "Bibi mau tahu saja urusan anak muda," ucap Keysa santai sambil tersenyum melirik ke arah Imah yang masih mematung di sampingnya. "Non cantik banget, bibi hampir kaget dan tidak mengenali tadi," ucapnya.
Selesai mengikuti sidang, Keysa dan yang lainnya kembali ke kantor. Mereka langsung menuju lantai dua Dean dan kedua temannya memeriksa beberapa berkas. Keysa, Rere dan Keenan mereka duduk di sofa sambil menyandarkan tubuh mereka."Baru kali ini aku ikuti proses sidang sampai selesai, cukup melelahkan," ucap Keysa."Ini belum seberapa Key, ada juga yang proses lebih lama dan alot," Keenan menimpali."Wajarlah proses hukum ini bukan main-main, segala sesuatu nya harus detail," sahut Rere."Kalian mau makan apa? Mau pesan online atau kita cari tempat saja?" Tanya Keenan, mereka tadi tidak sempat singgah untuk makan karena sudah merasa lelah."Pesan online saja, kayaknya aku sudah tidak kuat lagi jalan-ja
Rasa penasaran Keysa kian hari semakin memuncak, setelah beberapa kali mendapat pesan misterius itu, dia terus berpikir dan berusaha memecahkan misteri yang selama ini dia ingin sekali tahu jawabannya.Pada akhirnya Keysa memutuskan untuk pergi ke Bali, menelusuri jejak dimana pertama kalinya dia kehilangan orang-orang yang sangat dia sayangi.Hari pertama Keysa datang , dia menginap disebuah Hotel yang tidak jauh dari kejadian kecelakaan yang menimpa keluarganya beberapa tahun yang lalu.Keysa mulai menyusuri setiap area dengan menggunakan taksi online dan rencananya dia akan mencarternya selama satu hari.Sebelum berangkat ke Bali, Keysa terlebih dahulu mengumpulkan informasi terkait jaringan perusahan keluarga Cashel disana. Selain itu dia juga
Beberapa hari di Bali, Keysa menghabiskan rasa penasarannya dengan terus mencari informasi yang sekiranya ada kaitan dengan kecelakaan orang tuanya. Semua tempat telah dia datangi, hingga dia merasa lelah dan kembali ke Hotel.Malam ini dia mulai mengemasi pakaiannya dan memesan tiket untuk kembali ke Jakarta. Meskipun masih berat untuk meninggalkan Bali, namun tidak ada jalan lain Keysa harus kembali dan meneruskan perjuangannya yang lain.Pagi harinya Keysa sudah berangkat ke Bandara, perjalanan melalui jalur udara pagi itu lancar, dan tak lama Keysa sudah tiba di Bandara Soekarno-Hatta.Keysa keluar dari Bandara menghampiri supirnya yang sudah menunggunya. Baru beberapa menit dia didalam mobil dan mengaktifkan ponselnya, sebuah panggilan masuk terlihat di layar ponselnya. Keysa bergegas menjawab
Mendengar berita tentang penangkapan kawan-kawannya, Brian terlihat begitu terkejut. Dia gelisah karena khawatir Jack dan lainnya akan memberitahu penyidik jika yang memberi obat terlarang itu Brian. Meskipun dia beruntung pada saat itu dia tidak berada dilokasi, karena dia sedang berada di hotel bersama Sherli.Brian sengaja mengajak Sherli agar dia leluasa menjebak Sherli untuk mengikuti semua keinginan Brian, termasuk mengkonsumsi barang terlarang itu.Suasana didalam apartemen kali terasa begitu sunyi, Brian duduk santai dengan kaki diangkat ke atas meja, perlahan dia menghisap rokoknya dengan pandangan menerawang ke langit-langit ruangan.Brian terlihat gelisah, namun dia berusaha menutupi kegelisahan, kemudian dia menyeruput wine sedikit demi sedikit.
Sehari tidak keluar dari apartemen, membuat Brian merasa sangat jenuh. Akhirnya dia memutuskan untuk keluar, dengan dalih mencari udara segar. Namun nyatanya dia menghubungi seseorang agar mengirimkan paket pesanannya.Lagi-lagi Brian mengkonsumsi barang itu tanpa merasa jera sedikitpun. Selesai melakukan transaksi, dia menghubungi Sherli dan mengajaknya ke sebuah hotel. Tak lama Sherli pun tiba dan langsung mencari nomor kamar sesuai yang dikirim oleh Brian melalui ponselnya.Sherli menghampiri Brian dan langsung memeluk serta menciumnya tanpa ragu. Sherli kini sikapnya sudah mulai berubah lebih berani dan sedikit agresif. Tidak seperti sebelumnya yang terlihat manja dan polos.Berada di dalam kamar hanya berdua dengan Sherli, membuat hasrat Brian memuncak ditambah lagi Sherli yang terus menggodan
Suasana pagi kali ini, tidak seperti biasanya Keysa sudah rapi dan begitu bersemangat untuk pergi. Keenan sudah berjanji akan menjemputnya, karena mereka akan bertemu klien. Keysa tidak mau membuat Keenan menunggu lama sehingga tiga puluh menit sebelum waktu penjemputan dia sudah siap, selain itu dia tidak mau mengecewakan Keenan, karena hari ini dia mendapat tugas untuk menghadapi kliennya. Keysa perlahan keluar dari kamarnya dan menuju lift menuju lantai satu. "Mau kemana kamu?" tanya Billy dengan suara ketus, ketika melihat Keysa berjalan melewati sofa tempat dimana Billy sedang duduk santai. "Hari ini aku ada pertemuan dengan klien," ucap Keysa jujur. "Kemana kamu beberapa hari tidak pulang?" tanpa merubah ekspresi wajahnya yang ketus, Bil
Keysa kembali ke rumah setelah menyelesaikan tugasnya di kantor. Kali ini Keenan mengantarnya hingga depan pintu karena Keenan merasa tak elok jika hanya mengantar sampai depan gerbang. "Ayo masuk dulu," ajak Keysa ketika hendak keluar dari mobil Keenan. "Lain kali saja ya, aku masih ada yang dikerjakan di kantor," ucap Keenan berbohong, sebenarnya dia ingin sekali masuk kedalam rumah mewah itu, karena dia merasa ada sesuatu disana. Namun Keenan tidak mau gegabah meskipun dia khawatir dengan keadaan Keysa. "Hai, malah bengong," ucap Keysa membuyarkan lamunan Keenan. " Ya sudah kalau begitu aku masuk dulu ya," lanjut Keysa sambil melambaikan tangannya. "Oke, aku pamit ya," jawab Keenan. Keysa