Keysa kembali ke rumah setelah menyelesaikan tugasnya di kantor. Kali ini Keenan mengantarnya hingga depan pintu karena Keenan merasa tak elok jika hanya mengantar sampai depan gerbang.
"Ayo masuk dulu," ajak Keysa ketika hendak keluar dari mobil Keenan.
"Lain kali saja ya, aku masih ada yang dikerjakan di kantor," ucap Keenan berbohong, sebenarnya dia ingin sekali masuk kedalam rumah mewah itu, karena dia merasa ada sesuatu disana. Namun Keenan tidak mau gegabah meskipun dia khawatir dengan keadaan Keysa.
"Hai, malah bengong," ucap Keysa membuyarkan lamunan Keenan. " Ya sudah kalau begitu aku masuk dulu ya," lanjut Keysa sambil melambaikan tangannya.
"Oke, aku pamit ya," jawab Keenan.
Keysa
"Malam ini kita pesta!" Ujar Brian sambil mengangkat gelas berisi minuman soda di sebuah kafe. Brian seolah lupa jika Jack dan yang lainnya masih berada didalam sel. Dia juga tidak ada sedikitpun rasa prihatin ketika tahu bahwa Sherli kondisinya sedang tidak baik. Kini Brian telah menemukan kawan baru yang menemaninya berpesta. "Kamu santai saja disini aman," ucap Brian ketika memperhatikan kawan barunya terlihat tidak tenang. Laki-laki itu pun akhirnya mulai terlihat santai dan menikmati pestanya bersama Brian. "Hari ini aku happy banget, karena rencanaku berhasil." Ucap Brian kemudian dia merangkul pundak laki-laki itu. "Ini semua atas bantuan kamu juga," lanjutnya. "Bantuan apa?" tanya lelaki itu tidak mengerti maksud Brian.
Pagi hari, Billy dan Elvina sibuk untuk persiapan keberangkatan Sherli menuju tempat rehabilitasi. Keysa tidak mengetahui kapan Billy kembali setelah semalam dia keluar. Namun pagi ini dia terlihat sedang mengurus anaknya dengan wajah yang masih terlihat marah.Beberapa pegawai pun sibuk membantu persiapan termasuk membantu Elvina mengemasi barang milik Sherli. Keysa bukan tidak mau membantu, tetapi sejak semalam Billy maupun Elvina tidak mengajaknya bicara meskipun dia merupakan bagian dari keluarga itu. Keysa lebih memilih untuk diam dan bersiap untuk berangkat ke kantor.Sampai di kantor, Keysa berdiskusi panjang lebar dengan Keenan dan rekan lainnya."Nyambung berarti sekarang Key, yang aku lihat waktu itu benar mobil Brian, namun aku belum bisa memastikan, kita perlu bukti jika memang Brian te
Sepasang mata itu begitu tajam mengintai penjaga, dalam sekejap dia sudah berada di sekitar bangunan tua yang sudah lama tidak berpenghuni, tepat nya di belakang penjaga yang sedang menikmati segelas kopi. Dalam hitungan detik dia berhasil menyekap mulut pria yang berjaga dan membuatnya tak sadarkan diri. Hening tak bersuara. Pria dengan pakaian serba hitam itu tidak begitu jelas terlihat karena menggunakan masker dan topi hitam, kemudian perlahan dia menyelinap masuk. Dia mencari keberadaan Keysa, hingga akhirnya suara gerak langkah penjaga menuntunnya menemukan Keysa. Setelah dipastikan bahwa disana memang tempat dimana Keysa disekap, pria itu kemudian membuka pintunya dan mendapati Keysa masih dalam posisi tidak sadarkan diri. "Siapa kamu?" Penja
Hari kedua Keysa disekap oleh pria misterius. Keysa terus mencari informasi dengan segala cara dia lakukan bahkan sering memperhatikan aktivitas pria misterius itu. Namun hingga detik ini, Keysa tidak mendapatkan petunjuk apapun.Seharian penuh Keysa hanya berkutat di dalam kamar, hal itu membuatnya bosan dan uring-uringan."Apa ada orang diluar sana?" teriak Keysa yang sedang berbaring diatas tempat tidur."Halo..!"Keysa kemudian melempar semua benda yang ada didekatnya hingga menimbulkan suara berisik.Pria misterius yang sedang duduk santai menonton acara televisi, mulai merasa terganggu dengan ulah Keysa, dia kemudian membuka pintu kamar Keysa dan menarik Keysa menuju ruang tengah dan memaks
Dua orang penjaga yang telah dilumpuhkan oleh pria misterius, menemui Brian di sebuah cafe. Mereka melaporkan jika Keysa telah dibawa pergi oleh seseorang."Kalian ini bagaimana? masa menghadapi satu orang saja tidak bisa?" maki Brian."Ini diluar perkiraan kita berdua," ujar salah satu pria itu."Ah..percuma aku bayar mahal kalian berdua, sudah sana kalian pergi," Brian mengusir kedua pria itu. "Tidak berguna!" lanjutnya."Tapi bagaimana sisa bayaran kita?"ujar salah satu pria suruhan itu."Kalian masih berani minta sisa bayaran , dengan hasil kerja kalian? Mikir!" jawab Brian kesal."Sesuai perjanjian di awal kamu akan membayar penuh, atau mau kita bocork
Semenjak Keysa tidak masuk kerja, Keenan dan juga Rere, mereka terus menunggu dan mencari kabar tentang Keysa.Selama dua hari, Keysa tidak ada kabar sedikitpun, beberapa kali Keenan dan Rere menghubungi via ponselnya, namun tidak pernah tersambung."Aku nyesel kenapa hari itu tidak mengantar Keysa sampai di rumahnya, padahal firasatku sudah tidak nyaman ketika itu," Keenan terlihat putus asa dan menyesal."Sudahlah tidak perlu menyalahkan diri sendiri, waktu itu Keysa sendiri yang menolak untuk diantar karena dia akan singgah dulu ke panti asuhan kan?" Rere menatap Keenan dan mencoba menenangkannya."Apa kita datang ke rumahnya saja, mungkin dia ada disana?" usul Rere. "Mungkin dia ada masalah sama Om Billy terkait masalah Sherli sehingga Keysa di tahan sama dia." Lanjut Rere sambil memainkan ponselnya."Kalau memang seperti itu, Keysa pasti berusaha menghubungi kita, dan disana kan banyak pegawainya, dia pasti melawan dan beru
Setelah beberapa hari disekap oleh Nathan, Keysa kini mulai memahami bahwa Nathan bukanlah pria jahat yang sengaja menculiknya, tetapi justru Nathan menyelamatkannya. Bahkan kini tidak lagi di ikat seperti tahanan, Keysa tinggal dengan nyaman dan dilayani dengan baik oleh Nathan."Jadi orang yang kemarin menculik aku, itu orangnya Om Billy?" Keysa menatap tajam ke arah Nathan yang masih belum membuka jati dirinya secara utuh. Dia masih tetap menggunakan masker dan topi hitamnya."Iya, tapi dia disuruh Brian," ucap Nathan berusaha memalingkan pandangannya ke arah lain. Sejak awal dia menjaga pandangannya untuk Keysa, bahkan dia berusaha menjaga jarak dengan Keysa, justru Keysa yang berusaha mendekatinya karena merasa penasaran dengan sosok yang menurutnya masih misterius."Itu artinya dia menghianati Om Billy?" Keysa menelusuri semua yang berkaitan dengan yang telah dialaminya."Iya, namanya Doni, dia hanya mengambil keuntungan saja, Brian pasti member
Hari ke empat Keysa berada di rumahnya tua bersama Nathan.Malam ini hujan begitu lebat, seluruh pekarangan rumah terlihat basah, suasana begitu hening, hanya gemericik air yang terdengar. Daun-daun melambai menimbulkan kilatan kecil dari air hujan yang membasahi tersorot cahaya lampu di sepanjang jalan yang sempat dilalui Keysa. Sesekali suara binatang malam terdengar saling menyahut, membuat Keysa merinding."Ah menyeramkan sekali disini." Ujar Keysa sambil menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya yang terbaring ditempat tidur. Tiba-tiba pintu kamarnya ada yang mengetuk, Keysa terkejut dan semakin merapatkan tubuhnya dengan selimut. Namun suara ketukan pintu itu tidak berhenti."Siapa?" Keysa memberanikan diri, menanyakan siapa malam-malam begini mengetuk pintu, dia khawatir itu bukan Nathan.Belum juga ada jawaban, pintu kamarnya kembali ada yang mengetuk."Siapa?" Keysa meninggikan suaranya, berharap orang tersebut kini men