“Ini... hasil print dari pemeriksaan kehamilan?”Sean menatap bingung pada layar ponsel Jerome, disana Sarah mengirimkan foto USG dari hasil pemeriksaan kehamilan Aleeka, yang diambilnya diam-diam saat mengantarkan Aleeka memeriksakan kehamilanya.“Jerome, bagaimana bisa Aqeela memiliki foto print USG bayi dalam kandungan? Jika dia tidak hamil”“Apa... kau menghamili dua orang wanita Sean?”“Mustahil! aku hanya melakukanya dengan Aleeka”“Kita bisa mengirimkan foto tersebut pada dokter keluarga kita Sean, dia pasti lebih tau dan bisa menebak berapa usia janin dalam foto tersebut”“Kau benar Jerome, kirimkan semua file yang kau terima padaku, aku akan menyuruh pihak rumah sakit untuk mengeceknya”Dengan cepat Jerome pun memberikan apa yang Sean minta, putra bungsu William itu memang selalu menjadi sosok yang melindungi keluarga, setiap kali ada anggota keluarga Genaaro yang memiliki masalah, dia selalu mencari cara untuk membantu memecahkan masalah tersebut.“Tenanglah Sean, aku akan
“Aleeka, tolong jangan menolaku, aku sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk keperluan pernikahan kita, kau hanya tinggal hadir saja”Gibran merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah box beludru berwarna biru yang didalamnya berisi cincin berlian yang sangat indah. Diambilnya cincin itu dan langsung dipasangkan ke jari manis Aleeka tanpa bertanya lebih dulu padanya.“Gibran... apa-apaan ini? seharusnya kau bertanya lebih dulu padaku”“Kau tak punya pilihan lain Aleeka, percayalah padaku, ini adalah yang terbaik untukmu”“Dengar Gibran, aku sangat berterimakasih kau mau menolongku, tetapi untuk urusan pernikahan ini jujur saja aku belum mau menikah, aku hanya ingin fokus pada bayi dalam kandunganku saja”“Aleeka, tolong pikirkan juga masa depan anakmu, bagaimana dia tumbuh tanpa didampingi seorang ayah? Menjadi orangtua tunggal itu berat, aku berjanji akan menerima anakmu seperti anak kandungku sendiri”Mendengar perkataan Gibran, Aleeka pun terdiam. Dalam hatinya dia membenarka
Aqeela berjalan tertatih meninggalkan rumah sakit dengan pakaian suster, dia menyetop taksi dan meminta supir taksi tersebut untuk segera menjalankan mobilnya menjauh dari sana.“Kita mau kemana mba?” tanya sang supir.Aqeela kebingungan untuk menjawabnya, karena dia masih belum tau kemana tujuanya, dalam benaknya hanya memikirkan pergi sejauh mungkin dari tempat itu.“Kemana aku sekarang? Aku tak mau pulang ke rumah orangtuaku, mommy pasti mendesakku untuk kembali ke rumah Sean, aku juga masih belum bisa memberitahukan mereka akan kehamilanku, selama ini mommy selalu mengirimkan dokter gadungan untuk menyatakan bahwa aku memang benar hamil dihadapan Sean, bagaimana jika mommy tau aku memang beneran hamil? Terlebih bayi yang kukandung ini bukanlah anaknya Sean” gumamnya dalam hati.Akhirnya Aqeela memutuskan untuk menginap di rumah salah satu sahabatnya yang berprofesi sesama model. Dia pun menyebutkan alamat pada supir taksi yang membawanya. Kemudian Aqeela menelpon sahabatnya itu.“
Sean uring-uringan di ruang kerjanya, kemejanya sudah acak-acakan, sedangkan di lantai banyak benda berserakan akibat dilemparkan oleh sang pemilik ruangan.Jerome masuk kedalam ruangan kakaknya dengan wajah cemas, saat melihat betapa berantakan ruangan tersebut dan juga wujud Sean yang jauh lebih berantakan dari ruangan itu. Jerome pun menduga bahwa Sean telah mengetahui kabar tentang kaburnya Aqeela dari rumah sakit.“Sean, dengar... aku bisa jelaskan semuanya padamu”Jerome berucap dengan nada waspada, dalam hatinya dia mulai menghitung waktu pengasingan untuk dirinya jika nanti Sean menghukum dan mengirimnya ke tempat yang jauh, terpencil dan kumuh.“Jerome, aku tidak bisa meninggalkan Aleeka sendirian disini, apalagi dalam keadaan dia yang masih lemah terbaring di rumah sakit, tetapi kondisi di Sisilia juga membutuhkanku, posisi dad terancam karena berita yang menjadi topik terpanas saat ini disana”Jerome menautkan kedua alisnya, sesaat dia bingung tak mengerti akan arah pembica
Sean yang telah tiba di Sisilia langsung mendatangi William di ruang kerjanya, hari ini William tidak pergi ke kantor, tetapi dia memantau semua kegiatan perusahaan dari ruang kerja pribadinya di rumah.“Dad, mengapa kau membiarkan berita itu tetap menjadi trending topik? Kau membahayakan perusahaan kita dan juga posisimu sebagai ketua klan”“Kau sudah datang son? Duduklah dan tutup rapat pintunya” William menggedikan dagunya ke arah kursi di hadapanya.“Dad, aku tidak mengerti apa yang terjadi disini, bisa tolong kau jelaskan padaku?” tanya Sean setelah dia melakukan apa yang diperintahkan oleh ayahnya.Dia menatap lurus ke mata William, karena posisinya saat ini duduk saling berhadapan.“Biarkan saja dulu, ini juga perintah dari kakekmu”“Grandpa? Mengapa grandpa mengambil langkah ini? atau... jangan-jangan berita itu juga kalian sengaja yang membuatnya?”“Tidak Sean, aku tidak mungkin mengambil tindakan yang akan merugikan perusahaan, berita itu memang murni dibuat oleh seseorang,
“Siapa dia pah? Katakan padaku”William semakin penasaran mendapati Zain yang tiba-tiba saja terdiam.“Dia... adalah sahabatmu sendiri Will, kekasih Patricia saat itu adalah Ardian”Saking kagetnya mendengar penjelasan ayah mertuanya, William sampai berdiri dari duduknya. “Tidak mungkin! Aku dan Ardian sudah lama bersahabat, bahkan dia yang mengenalkan aku pada Patricia, saat itu dia membiayaiku untuk masuk kuliah”“Apa kau tak pernah menyadari bahwa setiap kali kau bertemu dengan putriku selalu ada Ardian disekitarnya?”William mengerutkan dahinya, mengingat masa-masa kuliahnya dulu, dan kini dia menyadari bahwa saat itu dimana ada Patricia selalu ada Ardian disisinya. Dulu William tak pernah menyadari akan hal itu karena dia terlalu sibuk bekerja dan belajar, agar dia bisa menghasilkan uang untuk membiayai kuliahnya, dan tidak lagi bergantung pada kebaikan hati Ardian.“Dan coba kau ingat lagi Will, kapan terakhir kali kau bertemu dengan Ardian?”“Ituu.. hari itu adalah satu hari s
[Hubungi Baron. S.O.S]Aqeela masih menatap layar ponselnya yang menampilkan pesan dari Adi, sesaat setelah telponya ditutup. Baron adalah anak buah Adi yang mengantarkan Aqeela pulang ke rumah Sean setelah dirinya diculik oleh Adi waktu lalu.“Untung Om Adi pernah mengatakan jika aku bisa menguhubungi Baron jika aku tidak bisa menghubungi Om Adi, sebentar aku cari nomor Baron di kontakku, semoga aku menyimpanya” gumam Aqeela pelan.Setelah menemukan kontak Baron, Aqeela dengan cepat menelponya dan memforward pesan yang dikirimkan oleh Adi padanya.Aqeela mengurungkan niatnya untuk bertemu Adi, atas pertimbangan Baron, dia khawatir sat ini Adi sedang dalam kondisi tidak memungkinkan untuk menemuinya, terbukti dengan pesan singkat yang dikirimkan olehnya.“Jika tidak menemui Om Adi, lantas aku harus kemana saat ini? aku tidak mungkin kembali ke rumah Adisty, apa aku menginap di hotel saja dulu ya?”Akhirnya Aqeela pun meminta supir taksinya untuk membelokan mobil ke hotel terdekat, di
Aleeka duduk termenung di balkon kamarnya, matanya menatap ke langit luas bertabur bintang, sang rembulan menyembul malu-malu diantara gumpalan awan hitam. Pikiran Aleeka menerawang entah kemana.Masih terpatri jelas dalam ingatanya saat dia berada ditempat persembunyianya di Singapura, saat itu dia terpaksa menyamar untuk melancarkan usahanya keluar dari negara itu, dia sudah memutuskan untuk tak ingin lagi ada sangkut paut dengan keluarganya, dan jalan satu-satunya adalah dengan pergi meninggalkan Sean.Saat itu tanpa sengaja Aleeka melihat kedua orangtuanya, dia berpikir bahwa keduanya sedang khawatir mencari dirinya karena menghilang dan tak berada di apartemenya. Namun kenyataan berkata lain, Felisha dan Darius datang ke Singapura adalah untuk memintanya agar menggugurkan kandunganya demi hubungan pertunangan Aqeela dan Sean.“Mengapa mommy begitu tega memintaku untuk melenyapkan cucunya? Hanya demi kasih sayangnya pada Aqeela?”Tak terasa lelehan bening mengalir di pipi putih mu
Jakarta.Felisha berteriak marah saat dirinya diusir dari rumah sakit. dia baru saja kembali dari bepergian keluar negeri. Saat itu memang Felisha mematikan ponselnya agar tak ada yang mengganggunya.“Apa-apaan ini?! mengapa kalian mengusirku? Mengapa barang-barangku semuanya berada diluar ruangan?!” dengan wajah merah padam Felisha berteriak dan memanggil semua orang bawahanya.“Maaf dok, kami hanya melaksanakan perintah atasan” ucap seorang karyawan rumah sakit yang diketahui adalah manager personalia.“Apa katamu?! Coba ulangi lagi!”Mendengar perkataan sang manager, Felisha pun bertambah berang, dia adalahistri dari pemilik rumah sakit tersebut, dan selama ini dialah yang berkuasa disana, tak ada seorang pun yang berani melawanya. Namun kini dia seolah di usir dari istananya sendiri.Sang manager mengusap keringat yang mulai muncul di area dahi denga punggung tanganya. “Kami... hanya menjalankan perintah dari atasan dok” ulangnya.Plak.Felisha langsung menampar sang manager itu.
Disaat Prabhu tenggelam dalam ingatan akan masa lalunya, pintu ruanganya terbuka dan seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut.“Prabhu, kukira kau sedang sibuk disini, ternyata kau malah sedang melamun” keluhnya.Sesaat Prabhu terlihat kaget namun detik berikutnya wajahnya kembali normal dan tersenyum.“Aku sedang memikirkan nasib kedua keponakanku Hana, karena aku mendapat laporan bahwa salah satu keponakanku dibawa kabur oleh pria bernama Seanders Genaaro”“Genaaro? Apa dia masih ada kekerabatan dengan Samuel?”“Entahlah Han, tapi aku sudah menyuruh orangku untuk menyelidiki lebih lanjut”“Lalu kapan kau akan menjemput Rulita untuk pulang kembali kesini? Aku sudah rindu bercengkrama dengan adik iparku itu”Mendengar permintaan Hana yang tak lain adalah istrinya itu, Prabhu pun tersenyum dan teringat akan jawaban Rulita saat dia menghubungi adiknya itu untuk menyuruhnya pulang ke Indonesia.“Aku sudah meminta adiku itu untuk pula
Beberapa saat kemudian Arik sudah kembali dengan membawa obat yang dibelinya di apotek. “Nona, ini obatnya, dan ini saya juga membelikan beberapa roti untuk anda makan sebelum minum obat”Aleeka tersenyum pada Arik dan mengucapkan terimakasih, karena memang saat ini dia merasa lapar kembali. Arik melirik dan memperhatikan Aleeka yang duduk tak jauh dari brankar sambil memakan rotinya, setelahnya dia menyodorkan segelas air putih dan meminta Aleeka untuk meminum vitamin yang sudah di belinya di apotek tadi.Setelah merasa cukup kenyang dan meminum obat, Aleeka pun menyandarkan punggungnya dan menguap. “Apakah anda mengantuk Nona Aleeka? Anda bisa rebahan saja di ranjang satu lagi dan tidur sejenak, biar saya yang menjaga Tuan Muda Sean” Arik merapikan ranjang pasien yang kosong yang berada di samping ranjang Sean, karena memang merasa amat mengantuk, Aleeka pun menuruti permintaan Arik dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang tersebut, dan tak berapa lama dia pun sudah terlelap.“Ayo
Sisilia, Italia.Disebuah rumah sakit, tepatnya di taman saping rumah sakit terbesar disana. Dua orang wanita sedang duduk bersantai sambil menikmati secangkir teh hangat di tanganya masing-masing.“Jadi selama ini kau berada di Italia? Mengapa kau tak pernah sekalipun menelponku?”“Ini karena perintah kakak kandungku, Prabhu. Dia menyuruhku untuk memutuskan seluruh komunikasi dengan semua orang, karena Darius sudah mengumumkan berita kematianku pasca melahirkan ke publik, jadi mau tak mau aku harus bersembunyi, jika tidak Felisha dan antek-anteknya tetap akan mencariku serta berusaha membunuhku lagi”“Kau tau Rulita? Hingga detik ini aku sama sekali tak habis pikir dengan kelakuan suamimu itu, Darius sangat bodoh menyia-nyiakan istrinya dan bahkan menganggapmu berselingkuh, padahal kala itu Samuel hanya bermaksud menolongmu, terlebih dia juga sudah menikah dan amat mencintai istrinya”Kedua wanita berusia 45 tahun itu yang tak lain adalah Nancy dan Rulita sedang mengobrol sambil meng
“Apa?! Aleeka tidak ada? Apa kau sudah mencarinya ke semua tempat? Barangkali dia pindah ke tempat lain untuk membeli sesuatu”Daniel nampak cemas saat dia mendapat telpon dari supir pribadinya yang mengabarkan bahwa Aleeka tidak ada di restoran tempat terakhir kali dia meninggalkanya, dengan tergesa-gesa dia pun berjalan hendak kembali ke restoran tadi. Daniel merasa menyesal bahwa dia telah meninggalkan Aleeka seorang diri disana, terlebih hal penting yang dibicarakan oleh ayahnya adalah perjodohanya dengan putri dari sahabat ayahnya demi kepentingan bisnis.“Tetap disana dan cari ke semua tempat” ucap Daniel sebelum dia menutup telpon dan bergegas pergi, hingga melupakan ponselnya yang di lemparkanya ke atas ranjang saat meraih kunci mobil dan mengenakan kembali kemejanya.Ayah Daniel yang melihat putranya hendak kembali meninggalkan rumah berusaha menahan kepergian putra semata wayangnya itu, dan terjadi perdebatan antara ayah dan anak.“Apa susahnya kau menuruti omongan orangtua
Daniel pun melihat ke belakang melalui kaca spion. “Benarkah? Aku tidak memperhatikan, tetapi mungkin saja hanya kebetulan, kau jangan terlalu parno Aleeka”Sesaat Aleeka pun bernapas lega, karena melihat mobil yang dicurigainya berbelok arah, tak lagi berada di belakang mobil mereka.“See.. kau lihat kan? mereka hanya kebetulan saja satu arah dengan kita tadi, dan sekarang mereka mengambil jalan menuju tujuan mereka sendiri”Aleeka tak menimpali ucapan Daniel, harus dia akui semenjak dirinya sering menghadapi kasus penculikan, kini dia selalu mencurigai apapun, bahkan terkadang dia mencurigai orang-orang yang tak dikenalnya.Tiba di tempat makan, Aleeka pun sudah melupakan persoalan mobil yang membuntuti perjalananya, bersama Daniel dia ikut mengantri. Karena itu bukanlah restoran mewah yang bisa melakukan reservasi sebelumnya. Makanan yang diinginkan Aleeka adalah tempat makan di sebuah ruko kecil namun ramai pengunjung karena beritanya yang viral. Setelah beberapa saat, akhirnya ke
Darius menatap keseluruhan sudut apartemen yang tidak pernah sekalipun ditinggalinya itu. dia membeli apartemen itu dengan uang hasil jerih payahnya sendiri, tanpa sedikitpun bantuan dana dari kedua orangtua angkatnya yang telah membesarkanya seperti anak kandung mereka sendiri.“Mengapa kau tega sekali berkhianat di belakangku Rulita? Mengapa?”Pria paruh baya itu duduk di lantai bersandar pada ranjang, ditanganya memegang sebuah botol minuman. Darius mengenang kembali moment indah yang dia lalui dengan istri pertamanya yang merupakan cinta sejatinya.Dia mengakui bahwa dia telah keterlaluan memperlakukan Rulita kala itu. Setelah mengetahui Rulita hamil, Darius pun membawa Felisha untuk tinggal di rumah mereka, dan mengusir Rulita dari kamar utama.Rulita yang tengah hamil harus menyaksikan sahabat dan suaminya bermesraan didepan matanya, dan setiap malam dia juga harus mendengar desahan dari kamar yang dulu ditempatinya bersama Darius.Dengan kejam Darius menyuruh Rulita pindah ke k
Tanpa Darius ketahui, ternyata Prabhu menyelamatkan nyawa adik kandungnya dan membawa pergi jauh dari Darius, suami yang selalu menyiksa mental dan fisiknya itu. Namun Prabhu tak bisa membawa serta kedua bayi yang dilahirkan Rulita karena secara hukum bayi-bayi itu adalah sah anak dari Darius.Setelah membawa Rulita pergi jauh dan merawatnya, karena hebat pasca melahirkan, Rulita mengalami pendarahan, yang menyebabkanya dalam keadaan koma selama tiga bulan.Prabhu pun kembali menemui Darius saat Rulita baru tersadar dari komanya, namun saat itu Darius sudah menikahi Felisha dan mengukuhkan hak perwalian atas bayi Rulita, sehingga Prabhu pun tak bisa berbuat apa-apa.Beberapa tahun berlalu, Prabhu memfokuskan diri pada kesembuhan adiknya, dan tetap merahasiakan bahwa Rulita masih hidup, hingga adiknya itu bisa bangkit kembali, setelah itu Prabhu kembali untuk mengambil si kembar, namun saat dia datang, Prabhu hanya melihat satu orang anak perempuan saja di rumah Darius.Beberapa hari d
Jerome tersenyum, karena dia tau bahwa keterpurukan keluarga Genaaro tidak akan lama, dia dan Sean bisa membuat kebangkitan kembali Klan Genaaro.Bagi klan besar seperti keluarga Genaaro memang telah memiliki akar yang kuat, sehingga tiupan badai hanya akan membuat oleng puncaknya saja, tidak sampai keakarnya. Hanya saja kali ini William sedang bersabar dan mengalah, namun bukan berarti mereka tidak bisa menghimpun kekuatan untuk menyerang balik. Entah apa yang sedang direncanakan oleh William.Baik Jerome maupun Sean tak ada yang bisa menebak jalan pemikiran ayah mereka saat ini, karena keputusan yang diambil oleh William sangat berbeda jauh dari sifat dan kepribadian dia sehari-hari.“John, apa kau tau sedekat apa hubungan dad dengan orang yang bernama Ardian ini? Mengapa dad terkesan sangat bersabar sekali menghadapi orang ini?”“Saya juga tidak tau hubungan tuan besar dan ayahnya Tuan Gibran seperti apa pada masa muda mereka, tapi menurut info yang saya dengan, Tuan Besar William