Sean menutup tablet di tanganya, namun dia sudah menyimpan file video saat Aleeka menceritakan dan mengakui bahwa dia hamil dan itu adalah anak mereka. Sean tersenyum puas saat melihat unduhan videonya selesai, dia pun menyimpan file tersebut ke dalam flashdisk. “Kau kini tak akan pernah kulepaskan lagi Aleeka, tunggulah sampai aku menjemputmu, sabar ya baby” Saat ini Sean dan Liliana sedang berada di villa milik keluarganya di Bali, sebenarnya Sean ingin pergi sendiri, tetapi Liliana memaksa untuk ikut saat mendengar bahwa kepergian Sean ke Bali kali ini adalah karena untuk menangani permasalahan Jerome. “Sean, apa Jerome sudah siuman?” tanya Liliana yang melihat Sean duduk di depan TV sambil tersenyum. “Oh .. nenek, kau membuatku terkejut. Tidak nek, Jerome belum sadar sampai sekarang, tapi kau jangan khawatir karena dokter bilang tak ada luka serius, mungkin sebentar lagi juga dia akan sadar” “Syukurlah, sampai saat ini aku masih tidak mengerti apa yang terjadi pada adikmu itu,
Di Singapura. Aleeka telah kembali menjalani rutinitasnya, sudah beberapa hari ini dia kembali bekerja. Beruntung rekan kerjanya telah menghandle semua pekerjaanya selama Aleeka ‘diculik’ oleh Sean beberapa waktu lalu. “Aleeka, aku membawakan makan siang untukmu” Daniel meletakan kantong berlogo restoran mahal di atas meja kerja Aleeka. “Oh..Daniel? kau tak perlu repot seperti ini, aku bisa makan di kantin bawah” “Tak perlu sungkan begitu Aleeka, kulihat kau sibuk sekali dengan pekerjaanmu, apa ada yang bisa kubantu?” “Terimakasih Daniel, kau sudah membantu banyak selama ini, kini saatnya aku melakukan pekerjaanku sendiri” “Sudah kukatakan jangan sungkan padaku, aku senang bisa membantumu dan kalau kau membutuhkan sesuatu aku harap aku adalah orang pertama yang kau hubungi” “Sekali lagi aku ucapkan terimakasih Daniel, kau sahabatku yang paling baik” Daniel tersenyum sendu saat mendengar Aleeka hanya menganggapnya sebatas sahabat. Dia menatap wajah Aleeka hendak mengatakan sesua
Aqeela buru-buru menacapkan flashdisk ke laptopnya saat benda itu sudah menyala, beruntungnya di dalam flashdisk tersebut hanya ada satu file video, hal itu memudahkan Aqeela untuk memerikssanya.“Ini video apa ya? Mengapa bisa membuat Sean begitu bahagianya?”Dengan cepat Aqeela memutar isi video tersebut, dan tercengang saat mengetahuinya. Berulang kali Aqeela memutar video tersebut, namun tetap tak berubah. Hati Aqeela panas seakan terbakar.“Sialan! Jadi Aleeka telah melanggar janjinya! Mereka berhubungan dan sekarang Aleeka tengah hamil anak Sean! Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus melakukan sesuatu”Aqeela terlihat sangat marah, wajahnya memerah dengan kedua tangan terkepal, dia berjalan mondar mandir di kamarnya. “Lihat saja Aleeka, aku akan melenyapkan anakmu itu, tak akan kubiarkan kehadiran bayi itu mengganggu kebahagiaanku!”Aqeela pun meraih ponselnya dan mulai melakukan panggilan telpon.“Mommy…”
CiiiiitttttttBunyi mobil mengerem mendadak terdengar memilukan, mobil tersebut berhenti tepat di dekat tubuh Aleeka yang terbaring di jalan.“Aleeka? Ya Tuhan, itu benar kamu?” seorang pria keluar dari mobil dan menghampiri Aleeka yang masih terpejam.Perlahan Aleeka membuka matanya dan melihat sebuah wajah yang sangat familiar. “Daniel… tolong… tolong aku”Laki-laki yang tak lain adalah Daniel, rekan kerja Aleeka langsung mengangkat tubuh Aleeka dan memasukanya ke dalam mobil. “Kita ke rumah sakit sekarang, tahanlah sebentar Aleeka”Daniel bergegas membawa Aleeka ke rumah sakit yang tak jauh dari sana, wajah Aleeka sudah sangat pucat, dan ketika mobil yang Daniel kendarai memasuki area rumah sakit, pandangan Aleeka menjadi gelap dan dia tak sadarkan diri. Melihat Aleeka tak bergerak lagi Daniel menjadi sangat panik, dia langsung menggendong Aleeka ala bridal dan berlari masuk ke dalam rumah sakit, dia tak peduli mesin mobilnya masih menyala dan pintu mobil pun masih terbuka.Entah b
Aqeela menutup panggilan telpon dengan senyum mengembang di bibirnya. “Bagus! kuharap kandunganya gugur saat ini, untung saja mommy selalu membantuku, aku tak tau apa jadinya hidupku nanti jika tak ada mommy”Dengan wajah sumringah Aqeela menuruni tangga untuk bergabung di ruang makan, namun sesampainya disana dia hanya melihat Liliana seorang diri sedang duduk menunggunya untuk sarapan bersama.“Nenek, dimana Sean? Apa dia masih sakit? Dia tidak turun untuk sarapan?”“Ah Aqeela, kau sudah turun rupanya, kemarilah sayang.. duduklah disini, kita sarapan bersama ya?”Aqeela mengerutkan dahi karena Liliana tidak menjawab pertanyaanya, wajahnya berubah ketus. “Kau tidak menjawab pertanyaanku nek, mengapa aku tidak melihat Sean pagi ini?”Liliana menoleh karena terkejut dengan intonasi suara Aqeela yang terdengan meninggi dan ketus. Aqeela langsung menyadari kekeliruanya, dia langsung memasang wajah selembut mungkin dan menarik kursi untuk duduk di samping Liliana.“Maaf nek, aku tadi hany
“Kau curang sekali Andina, kau yang mengajak berenang malah aku sendirian yang turun ke kolam” Aqeela cemberut menatap Andina yang tidak jadi berenang karena tiba-tiba tamu bulananya datang.“Maaf Aqeela, aku juga tidak tau kalau tamu bulananku datang hari ini, aku temani saja sambil duduk disini ya? Kamu berenang aja sendiri” Andina menunjuk kursi pantai yang ada di pinggir kolam renang dan langsung duduk berselonjor disana.Akhirnya Aqeela pun tak mempedulikan Andina dan asik berenang sendiri, sesekali dia meminta Andina untuk memotret dirinya disana. Andina dengan senang hati melakukanya, dan beberapa foto dia kirimkan ke nomor kontak seseorang selain di kirim ke Aqeela.Di luar villa, mobil sport mewah warna biru itu telah berhenti tepat di depan pintu masuk villa tersebut, namun pengemudinya tak segera keluar dari dalam mobil, dia sedang asik mengamati layar ponselnya dengan senyum menghiasi bibirnya.“Kamu selalu cantik dalam segala pose Aqeela” gumam laki-laki tersebut.Perlah
Sudah dua hari Aqeela menginap di villa milik Gibran, setiap malam pula mereka melakukan kegiatan seperti sepasang suami istri. Kini Aqeela sudah tidak canggung lagi terhadap Gibran.“Aqeela, ayo kita menikah” Gibran membelai kepala Aqeela yang bersandar di dadanya, mereka masih berada diatas kasur setelah mengulang pergulatan panas mereka.Aqeela mengangkat kepalanya dan manatap wajah Gibran, jantungnya berdebar kencang, dia mengusap pipi laki-laki yang sudah ini menghabiskan malam bersamanya selama dua hari ini. Hingga mata Aqeela tak sengaja melihat cincin pertunanganya dengan Sean yang terselip di jari manisnya.Secepat kilat Aqeela membalikan tubuhnya membelakangi Gibran. “Aku sudah bertunangan Gibran, aku tidak bisa menikah denganmu, dan… ini.. ini adalah kesalahan!” saat mengucapkan kalimat terakhirnya Aqeela terisak. Aqeela masih bingung dengan apa yang di rasakanya, saat Gibran menyentuhnya, dia tak mampu untuk menolak, walaupun dia sebenarnya sangat ingin. Kini gadis itu seo
Bunyi bel pintu terdengar setelah beberapa saat, Sean menyuruh Ivy untuk membukakan pintu dan dia tetap bersembunyi di tempat yang dia bisa melihat ke ruang depan.“Hai Ivy, bagaimana keadaan Aleeka? Apa dia sudah membaik pagi ini? Aku membawakan makanan kesukaanya dan juga buku-buku agar dia tidak bosan hanya terbaring di kamarnya”“Oh..iya Tuan Daniel, sepertinya Nona Aleeka sudah sedikit membaik”“Baiklah kalau begitu, tolong berikan ini pada Aleeka, dan katakan padanya aku minta maaf karena hari ini banyak pekerjaan di kantor, jadi aku tidak bisa lama, kalau begitu sampaikan saja salamku untuk Aleeka, aku permisi”Ternyata Daniel hanya datang untuk membawakan cake dan buku bacaan, Sean mendengkus antara kesal dan juga lega.Setelah Daniel pergi, Sean mengambil semua pemberian dari pria tersebut dan membuangnya di tempat sampah. Ivy tidak bisa memprotes apa yang di lakukan oleh Sean.“Apakah laki-laki itu selalu datang kesini tiap pagi Ivy? Mengapa kau tak melaporkanya padaku?” Sea
Jakarta.Felisha berteriak marah saat dirinya diusir dari rumah sakit. dia baru saja kembali dari bepergian keluar negeri. Saat itu memang Felisha mematikan ponselnya agar tak ada yang mengganggunya.“Apa-apaan ini?! mengapa kalian mengusirku? Mengapa barang-barangku semuanya berada diluar ruangan?!” dengan wajah merah padam Felisha berteriak dan memanggil semua orang bawahanya.“Maaf dok, kami hanya melaksanakan perintah atasan” ucap seorang karyawan rumah sakit yang diketahui adalah manager personalia.“Apa katamu?! Coba ulangi lagi!”Mendengar perkataan sang manager, Felisha pun bertambah berang, dia adalahistri dari pemilik rumah sakit tersebut, dan selama ini dialah yang berkuasa disana, tak ada seorang pun yang berani melawanya. Namun kini dia seolah di usir dari istananya sendiri.Sang manager mengusap keringat yang mulai muncul di area dahi denga punggung tanganya. “Kami... hanya menjalankan perintah dari atasan dok” ulangnya.Plak.Felisha langsung menampar sang manager itu.
Disaat Prabhu tenggelam dalam ingatan akan masa lalunya, pintu ruanganya terbuka dan seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut.“Prabhu, kukira kau sedang sibuk disini, ternyata kau malah sedang melamun” keluhnya.Sesaat Prabhu terlihat kaget namun detik berikutnya wajahnya kembali normal dan tersenyum.“Aku sedang memikirkan nasib kedua keponakanku Hana, karena aku mendapat laporan bahwa salah satu keponakanku dibawa kabur oleh pria bernama Seanders Genaaro”“Genaaro? Apa dia masih ada kekerabatan dengan Samuel?”“Entahlah Han, tapi aku sudah menyuruh orangku untuk menyelidiki lebih lanjut”“Lalu kapan kau akan menjemput Rulita untuk pulang kembali kesini? Aku sudah rindu bercengkrama dengan adik iparku itu”Mendengar permintaan Hana yang tak lain adalah istrinya itu, Prabhu pun tersenyum dan teringat akan jawaban Rulita saat dia menghubungi adiknya itu untuk menyuruhnya pulang ke Indonesia.“Aku sudah meminta adiku itu untuk pula
Beberapa saat kemudian Arik sudah kembali dengan membawa obat yang dibelinya di apotek. “Nona, ini obatnya, dan ini saya juga membelikan beberapa roti untuk anda makan sebelum minum obat”Aleeka tersenyum pada Arik dan mengucapkan terimakasih, karena memang saat ini dia merasa lapar kembali. Arik melirik dan memperhatikan Aleeka yang duduk tak jauh dari brankar sambil memakan rotinya, setelahnya dia menyodorkan segelas air putih dan meminta Aleeka untuk meminum vitamin yang sudah di belinya di apotek tadi.Setelah merasa cukup kenyang dan meminum obat, Aleeka pun menyandarkan punggungnya dan menguap. “Apakah anda mengantuk Nona Aleeka? Anda bisa rebahan saja di ranjang satu lagi dan tidur sejenak, biar saya yang menjaga Tuan Muda Sean” Arik merapikan ranjang pasien yang kosong yang berada di samping ranjang Sean, karena memang merasa amat mengantuk, Aleeka pun menuruti permintaan Arik dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang tersebut, dan tak berapa lama dia pun sudah terlelap.“Ayo
Sisilia, Italia.Disebuah rumah sakit, tepatnya di taman saping rumah sakit terbesar disana. Dua orang wanita sedang duduk bersantai sambil menikmati secangkir teh hangat di tanganya masing-masing.“Jadi selama ini kau berada di Italia? Mengapa kau tak pernah sekalipun menelponku?”“Ini karena perintah kakak kandungku, Prabhu. Dia menyuruhku untuk memutuskan seluruh komunikasi dengan semua orang, karena Darius sudah mengumumkan berita kematianku pasca melahirkan ke publik, jadi mau tak mau aku harus bersembunyi, jika tidak Felisha dan antek-anteknya tetap akan mencariku serta berusaha membunuhku lagi”“Kau tau Rulita? Hingga detik ini aku sama sekali tak habis pikir dengan kelakuan suamimu itu, Darius sangat bodoh menyia-nyiakan istrinya dan bahkan menganggapmu berselingkuh, padahal kala itu Samuel hanya bermaksud menolongmu, terlebih dia juga sudah menikah dan amat mencintai istrinya”Kedua wanita berusia 45 tahun itu yang tak lain adalah Nancy dan Rulita sedang mengobrol sambil meng
“Apa?! Aleeka tidak ada? Apa kau sudah mencarinya ke semua tempat? Barangkali dia pindah ke tempat lain untuk membeli sesuatu”Daniel nampak cemas saat dia mendapat telpon dari supir pribadinya yang mengabarkan bahwa Aleeka tidak ada di restoran tempat terakhir kali dia meninggalkanya, dengan tergesa-gesa dia pun berjalan hendak kembali ke restoran tadi. Daniel merasa menyesal bahwa dia telah meninggalkan Aleeka seorang diri disana, terlebih hal penting yang dibicarakan oleh ayahnya adalah perjodohanya dengan putri dari sahabat ayahnya demi kepentingan bisnis.“Tetap disana dan cari ke semua tempat” ucap Daniel sebelum dia menutup telpon dan bergegas pergi, hingga melupakan ponselnya yang di lemparkanya ke atas ranjang saat meraih kunci mobil dan mengenakan kembali kemejanya.Ayah Daniel yang melihat putranya hendak kembali meninggalkan rumah berusaha menahan kepergian putra semata wayangnya itu, dan terjadi perdebatan antara ayah dan anak.“Apa susahnya kau menuruti omongan orangtua
Daniel pun melihat ke belakang melalui kaca spion. “Benarkah? Aku tidak memperhatikan, tetapi mungkin saja hanya kebetulan, kau jangan terlalu parno Aleeka”Sesaat Aleeka pun bernapas lega, karena melihat mobil yang dicurigainya berbelok arah, tak lagi berada di belakang mobil mereka.“See.. kau lihat kan? mereka hanya kebetulan saja satu arah dengan kita tadi, dan sekarang mereka mengambil jalan menuju tujuan mereka sendiri”Aleeka tak menimpali ucapan Daniel, harus dia akui semenjak dirinya sering menghadapi kasus penculikan, kini dia selalu mencurigai apapun, bahkan terkadang dia mencurigai orang-orang yang tak dikenalnya.Tiba di tempat makan, Aleeka pun sudah melupakan persoalan mobil yang membuntuti perjalananya, bersama Daniel dia ikut mengantri. Karena itu bukanlah restoran mewah yang bisa melakukan reservasi sebelumnya. Makanan yang diinginkan Aleeka adalah tempat makan di sebuah ruko kecil namun ramai pengunjung karena beritanya yang viral. Setelah beberapa saat, akhirnya ke
Darius menatap keseluruhan sudut apartemen yang tidak pernah sekalipun ditinggalinya itu. dia membeli apartemen itu dengan uang hasil jerih payahnya sendiri, tanpa sedikitpun bantuan dana dari kedua orangtua angkatnya yang telah membesarkanya seperti anak kandung mereka sendiri.“Mengapa kau tega sekali berkhianat di belakangku Rulita? Mengapa?”Pria paruh baya itu duduk di lantai bersandar pada ranjang, ditanganya memegang sebuah botol minuman. Darius mengenang kembali moment indah yang dia lalui dengan istri pertamanya yang merupakan cinta sejatinya.Dia mengakui bahwa dia telah keterlaluan memperlakukan Rulita kala itu. Setelah mengetahui Rulita hamil, Darius pun membawa Felisha untuk tinggal di rumah mereka, dan mengusir Rulita dari kamar utama.Rulita yang tengah hamil harus menyaksikan sahabat dan suaminya bermesraan didepan matanya, dan setiap malam dia juga harus mendengar desahan dari kamar yang dulu ditempatinya bersama Darius.Dengan kejam Darius menyuruh Rulita pindah ke k
Tanpa Darius ketahui, ternyata Prabhu menyelamatkan nyawa adik kandungnya dan membawa pergi jauh dari Darius, suami yang selalu menyiksa mental dan fisiknya itu. Namun Prabhu tak bisa membawa serta kedua bayi yang dilahirkan Rulita karena secara hukum bayi-bayi itu adalah sah anak dari Darius.Setelah membawa Rulita pergi jauh dan merawatnya, karena hebat pasca melahirkan, Rulita mengalami pendarahan, yang menyebabkanya dalam keadaan koma selama tiga bulan.Prabhu pun kembali menemui Darius saat Rulita baru tersadar dari komanya, namun saat itu Darius sudah menikahi Felisha dan mengukuhkan hak perwalian atas bayi Rulita, sehingga Prabhu pun tak bisa berbuat apa-apa.Beberapa tahun berlalu, Prabhu memfokuskan diri pada kesembuhan adiknya, dan tetap merahasiakan bahwa Rulita masih hidup, hingga adiknya itu bisa bangkit kembali, setelah itu Prabhu kembali untuk mengambil si kembar, namun saat dia datang, Prabhu hanya melihat satu orang anak perempuan saja di rumah Darius.Beberapa hari d
Jerome tersenyum, karena dia tau bahwa keterpurukan keluarga Genaaro tidak akan lama, dia dan Sean bisa membuat kebangkitan kembali Klan Genaaro.Bagi klan besar seperti keluarga Genaaro memang telah memiliki akar yang kuat, sehingga tiupan badai hanya akan membuat oleng puncaknya saja, tidak sampai keakarnya. Hanya saja kali ini William sedang bersabar dan mengalah, namun bukan berarti mereka tidak bisa menghimpun kekuatan untuk menyerang balik. Entah apa yang sedang direncanakan oleh William.Baik Jerome maupun Sean tak ada yang bisa menebak jalan pemikiran ayah mereka saat ini, karena keputusan yang diambil oleh William sangat berbeda jauh dari sifat dan kepribadian dia sehari-hari.“John, apa kau tau sedekat apa hubungan dad dengan orang yang bernama Ardian ini? Mengapa dad terkesan sangat bersabar sekali menghadapi orang ini?”“Saya juga tidak tau hubungan tuan besar dan ayahnya Tuan Gibran seperti apa pada masa muda mereka, tapi menurut info yang saya dengan, Tuan Besar William