Share

Bab 16. Otw Beach club

Author: Ohmyrum
last update Last Updated: 2024-02-19 23:00:08

Lelah berkejar-kejaran, mereka duduk bersantai di sun lounger sambil menikmati kelapa muda dan pemandangan matahari terbenam yang menakjubkan.

"Aku tahu kamu lebih suka pantai daripada gunung. Tapi, bagaimana jika suatu hari kita merencanakan ke gunung sekali-kali?"

Lian membenahi topinya dan menoleh. "Daripada ke gunung, lebih baik ke mall."

Sudah Saga duga. Bukannya merasa tersinggung karena Lian menolak ajakannya, Saga justru terbahak. Lian memang tidak pernah suka sesuatu yang ribet. Prinsipnya jika ada yang mudah kenapa harus mencari yang susah? Ia suka alam, tapi tidak dengan lelahnya harus menyusuri perbukitan atau hiking dan sebagainya.

"Kamu lihat itu kan Mas?" tunjuk Lian ke ujung barat. "Sunset yang tidak perlu dikejar dan banyak effort saja, sudah terpampang nyata di hadapan kita. Kenapa kita harus memilih cara yang lebih sulit untuk sekedar melihatnya? Begini saja sudah gratis dari Tuhan dan patut disyukuri, kamu malah mau menantang d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 17. Akhir dari liburan singkat

    Lian merasakan tangan Saga perlahan terlepas dari perutnya. Ia tidak bisa berpikir apapun karena masih sangat nengantuk sekali. Matanya bahkan tidak bisa dibuka hanya untuk melihat Saga mau kemana. Ia berusaha nenarik tangan itu lagi untuk tetap memeluknya. "Sayang sebentar, aku ada telpon." bisik Saga di telinga Lian.Lian mengerang serak untuk protes tanpa membuka mata, masih kekeuh mempertahankan tangan kekar itu. Ia butuh kehangatan di pagi buta ini."Sebentar saja, tidak lama. Oke?" Saga mencium pelipis Lian dan segera menarik tangannya.Sebagai gantinya, Saga menarik selimut lebih tinggi untuk menutupi tubuh polos itu. Ya, semalam setelah dari beach club, mereka melakukannya. Ini yang dinamakan liburan sungguhan. Karena keduanya, sangat menikmati momen sejak kemarin. Terutama Lian. Setelah ia buang jauh-jauh ekspektasinya terhadap Saga, sejujurnya pikirannya lebih ringan. Ia tidak memiliki pikiran mendesak soal misinya. Semalam, mereka bahkan melakukan olahraga malam itu denga

    Last Updated : 2024-02-20
  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 18. Bertemu Mantan Kekasih

    Fahri bertanya ada keperluan apa Lian di sini dan ia menjawab sedang liburan. Lian sengaja skip soal kehadiran Saga dan mengapa ia jadi berada di sini sendirian. Itu masalah privasi. Bisa saja Fahri akan menertawakannya karena ditinggal suami dadakan. Mau memutus basa-basi dengan basa-basi, Lian balik bertanya. Namun, saat mendengar jawaban Fahri, ia justru menelan salivanya kasar saat mendengar alasan lelaki itu berada di sini."Jadi kamu selain pemimpin perusahaan media, kamu mencari sampingan dengan bangun real estate di sekitar sini?""Iya.""Tapi orang mungkin tidak akan percaya real estate hanya jadi sampingan. Kamu terlalu nyeleneh."Fahri tertawa. "Sungguh, Anda. Memang ada investor dari beberapa teman juga, tapi ini hanya sampingan semata. Kita tidak menargetkan profit dalam waktu dekat. Ya investasi jangka panjang saja. Progresnya juga slow.""Oke, tapi ... Kok bisa?" Lian masih tidak percaya bahwa Fahri melakukan ini tanpa meng

    Last Updated : 2024-02-20
  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 19. Ciuman mantan

    Lian hampir mengira Fahri sebenarnya mengikutinya dengan sengaja, mencari kesempatan yang ada, entah untuk tujuan apa. Di waktu yang seolah tepat pula, lelaki itu ada di depan guest housenya, menawarkan tumpangan. Namun, agaknya pikiran negatif itu terpatahkan saat Fahri harus join diskusi via audio di perjalanan. Lian tidak banyak mengerti Fahri membicarakan topik apa, tapi yang ia dengar, itu soal perusahaan medianya yang sedang berkoordinasi untuk acara anniversary malam ini.Sementara itu, Lian sibuk mengetik kata-kata mutiara alias nasehat pedas pada Rama karena masalah mobilnya dan pengerjaannya lama sekali. Sampai-sampai sudah menjelang sore, tidak kunjung datang."Anda, maaf ya aku jadi mengabaikan kamu." ujar Fahri di sela panggilan urgent itu.Lian hanya menyatukan jari telunjuk dan jempolnya membentuk huruf O dan mengangguk sekali. Diberi tumpangan saja ia sudah bersyukur dan tidak harus menunggu Rama dengan bosan. Guest house itu suda

    Last Updated : 2024-02-21
  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 20. Kemarahan yang meluap

    Lian meronta saat tubuhnya di dorong dengan kasar ke badan mobil. Kedua bahunya di cengkeram dan tangannya tidak mampu mendorong tubuh Fahri meski ia melakukannya dengan sekuat tenaganya. Napasnya kian tidak beraturan dan yang ada hanya perasaan kecewa dan marah. Fahri terlanjur mencium bibirnya dan Lian semakin menggerakkan segala anggota tubuhnya untuk melepaskan diri. Ia tidak akan memberikan kesempatan sekecil apapun pada Fahri dan ia bersumpah, tidak akan lagi mau mengenal lelaki ini."Bangsat!!"Satu umpatan itu terdengar dan menekakkan telinga. Dari belakang, tubuh Fahri di tarik kasar oleh Saga yang entah sejak kapan sudah datang. Saga memberi bogem keras di wajah Fahri, berkali-kali sampai tersungkur dan bergantian memberikan bogem dalam waktu singkat. Lian panik. Tangannya dingin dan tubuhnya bergetar hebat dan tidak sanggup ia kontrol. Kakinya bahkan sulit digerakkan dan ia hanya terus menangis histeris.Meski sulit, lakukan sesuatu, Lian! Batinnya.Dengan kekuatan yang ters

    Last Updated : 2024-02-21
  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 21. Penyelesaian secara dewasa

    Saga tidak pulang malam ini. Entah lelaki itu pergi kemana. Ruang kerjanya kosong, nihil jejaknya di dalam rumah dan mobilnya tidak ada.Dalam kurun waktu lima tahun, atau selama pernikahan mereka, mungkin ini adalah saat terkacau keduanya. Ya, Lian mengaku salah, tapi ia juga tidak membayangkan reaksi Saga akan separah itu. Lian sakit hati dengan kata-kata Saga. Dan juga perlakuannya semalam sangat kasar pada Lian. Lalu apa bedanya Saga dengan Fahri? Entahlah. Permasalahan ini membuat Lian pusing. Sementara Hana pagi ini sudah memberondongnya dengan telepon untuk mengingatkan jadwal kerjanya. Hari ini ia sudah harus bekerja kembali. Profesionalitas di atas segalanya dan mau tidak mau, Lian harus pelan-pelan mengembalikan moodnya. Mengesampingkan sejenak persoalannya dengan Saga. Meski tidak dipungkiri, kadang di saat-saat tertentu akan memenuhi otak Lian lagi tanpa cela.Lian menghentikan langkahnya di ambang pintu keluar. Membalik tubuhnya dan menatap Kulu yang berhenti tatkala ia

    Last Updated : 2024-02-22
  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 22. Kejutan menyebalkan

    Lian mendesah. Tubuhnya sudah tidak bisa ia kontrol lagi dan bergerak-gerak tak tentu. Terutama saat bibir Saga menyasar leher jenjangnya, menghisap dan menggigit kecil-kecil. Beralih ke cupingnya, menggoda dengan lidahnya dan Lian semakin mendongak, memberikan seluruh akses untuk Saga jelajahi."Aku tidak suka dengan lelaki itu," lirih Saga dengan suara seraknya yang didominasi oleh gairah membara.Lian mendengar, tapi ia tidak merespon dengan kata-kata. Ia hanya semakin mengeratkan genggaman jemarinya di antara helaian rambut Saga yang ikal."Aku tidak suka caranya menatapmu."Lian tahu. Kejadian semalam tidak hanya soal istrinya diperlukan tidak sopan dengan lelaki lain, tapi juga soal egonya sebagai lelaki. Saga sedang cemburu buta dan Lian yang menyebabkan itu terjadi. Andai ia tidak memberikan peluang pada Fahri, semua tidak akan terjadi. Maka, ia masih diam. Ia terus mendesah nikmat saat bibir Saga semakin turun di dagunya, lalu ke klavikulanya yang indah, berlama-lama di sana

    Last Updated : 2024-02-22
  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 23. Berpamitan

    Dua jam sebelum mereka bercinta dengan panas, Lian mandi dan tidak menemukan jika dirinya mens. Mengapa hal itu datang tiba-tiba? Bahkan itu adalah saat-saat emas, Lian tanpa usaha sekalipun, Saga akan segera memasukkan benihnya ke rahimnya. Zigot itu akan terbentuk dan jadi bayi tanpa harus Lian berusaha keras merayu dan meluncurkan misi-misinya.Lian berbaring miring dan di memejamkan matanya. Ia lemas sekali. Moodnya meluncur bebas dari ketinggian. Mimpinya akan terwujud, tapi mengapa alam semesta seolah tidak merestuinya?Tercium bau segar dari tubuh Saga dan pasti ia sudah menuntaskannya sendiri serta sudah mandi. Ah! Lian semakin sedih dan miris. Begini sekali nasibnya.Lelaki itu menyusupkan tangannya di antara tangan dan perut Lian, memeluknya dari belakang. Mencium bahu Lian yang sudah dibalut piyama kembali."It's okay, ini tetap malam yang luar biasa." Saga tahu, Lian pasti kesal karena ia mendapatkan period-nya tiba-tiba, di saat hampir klimaks pula."Mas ... " panggilnya

    Last Updated : 2024-02-23
  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 24. S.O.S urgent call

    Dua hari ini, Lian meminta Hana memadatkan jadwalnya dari pagi sampai malam. Mulai dari pemotretan, meeting dengan brand, menghadiri fashion show butik baru seorang desainer, sampai menghadiri acara ulang tahun seorang artis satu managemennya.Ia seolah tidak pernah merasa lelah meski jadwalnya diluar nalar. Bagaimanapun juga, di rumah dengan Kulu cukup menyenangkan, tapi kebiasaannya untuk pergi bekerja belum bisa ia pangkas dari pola hidupnya. Namun, Kulu cukup mengasah skill-nya bermonolog akhir-akhir ini.Dua hari ini juga, Saga jadi intens mengirimkan chat mengingatkan makan, istirahat, minum vitamin dan banyak hal. Lelaki itu juga telepon saat kerjaannya senggang. Padahal biasanya cuek saja. Yang tidak habis pikir, dua malam ini, Saga mengajak Lian untuk sleep call. Sesuatu yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya. Tidur ya tidur saja. Rindu bisa dilampiaskan saat pulang. Namun, agaknya Saga begitu karena kejadian beberapa hari lalu. Ia jauh lebih protektif dan kadar phsycal t

    Last Updated : 2024-02-23

Latest chapter

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 62. Berdamai dengan masa lalu

    Sudah terlalu lama Lian berjibaku dengan pikirannya sendiri. Dengan asumsi bahwa setelah Fahri kembali dari menuntut ilmu di luar negeri, lelaki itu tidak akan mengenali Lian lagi. Terbukti, waktu itu Lian diam-diam datang ke rumah Fahri saat lelaki ia sedang liburan dan pulang ke tanah air. Fahri sedang sangat buru-buru memasuki mobilnya. Fahri semakin menawan dengan setelan jas mahalnya. Dari sana, Lian bisa menyadari bahwa ia masih belum bisa bersanding dengan Fahri. Meski perasaannya mungkin tidak berubah, kenyataan menyentaknya untuk berhenti. Berhenti mengharapkan diri kembali pada Fahri dan berhenti berharap. Maka, ia pun pergi dari kompleks rumah itu setelah melihat mobil Fahri menghilang di belokan gang. Ia merasa menjadi manusia yang paling putus asa, saat itu. Ia menaiki bis untuk kembali ke kost-kostannya yang masih empat kali empat itu. Namun, justru takdir mempertemukannya dengan Saga.Seolah alam semesta tidak bekerja sendiri, ada andil takdir juga, ia dan Saga akhirnya

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 61. Semesta bercanda

    Selayaknya pagi adalah waktu yang tepat untuk mengawali hari, pertengkaran mereka di malam hari selalu teredam di waktu pagi. Mereka akan baikan dengan sendirinya di pagi hari. Namun kali ini, tidak. Semalam, Saga dengan kemauannya sendiri tidur di sofa ruang tengah setelah mengisolasi diri di ruang kerjanya. Lian juga tidak berinisiatif untuk menawarkan Saga tidur di kamar. Ia hanya membawakan selimut ketika malam telah larut dan Saga sudah terlelap. "Aku berangkat," pamit Saga kepada Lian di ambang pintu kaca pembatas antara ruang tengah dan dapur. Lelaki itu bahkan tidak repot-repot menghampiri dan memberikan kecupan hangat kepada Lian. Jangankan itu, menoleh barang sejenak saja tidak. Saga melenggang pergi menuju carport."Mas ... " Lian menyusul Saga ke carport dan memberikan satu kotak makan. "Aku mungkin tidak bisa ke kantor kamu membawakan makan siang. Hana sudah mengatur kembali jadwal kerjaku. Jadi, bawa ini untuk makan siang."Tanpa berkata apa-apa, Saga meraih kotak maka

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 60. Gara-gara Merlot

    "Semua yang ada di kepalamu isinya hanya kamu meragukanku, Lian."Saga lantas meraih laptopnya dan membawanya ke ruang kerja. Sebelum mencapai ambang pintu, Saga menoleh lagi dan berkata sesuatu yang membuat Lian semakin tercengang dan bingung."Segera selesaikan urusan masa lalumu," ujar Saga dengan nada paling dingin yang pernah Lian dengar, membuatnya bergidik.Lelaki itu menutup kasar pintunya tanpa sedikitpun memikirkan perasaan Lian. Ya, apa yang harus dipikirkan setelah kekacauan yang Lian buat sendiri?Kulu berlari menghampiri Lian, naik di atas sofa seolah tahu bahwa pemiliknya kini sedang tidak baik-baik saja. Kulu seolah ingin menghibur Lian dengan mengibaskan ekor berbulu lebatnya dengan gemas. Maka, Lian meraih Kulu dan mendekapnya dengan erat. "Kulu ... " Satu butir air mata jatuh melalui pipinya. "I'm so stupid!"Pukul dua siang, Saga belum juga keluar dari ruang kerjanya. Sementara Lian sudah bersiap akan ke rumah sakit untuk mengecek kakinya dan melepas perban yang ma

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 59. Penjelasan semalam

    Lian membuka matanya dengan berat. Ia sudah berada di kamar dan cahaya matahari yang menembus vitrase, lembut menyerbunya. Satu kerjapan, dua kerjapan dan Lian merasa mual. Ia pun menyibak selimut dengan kasar dan berlari ke kamar mandi.Lian menundukkan kepalanya di wastafel dan memuntahkan isi perutnya akibat mabuk semalam. Astaga! Apa yang ia perbuat semalam sampai ia lupa semuanya dan jadi seperti ini? Sudah sekian lama ia tidak mabuk. Rupanya saat kembali mabuk, justru rasanya sekacau ini. Tenggorokannya kering dan napasnya memburu.Ia mendongak, melihat pantulan dirinya di kaca atas wastafel setelah mengusap wajahnya dengan air. Satu kata; berantakan. Rambutnya mencuat kemana-mana. Matanya memerah dan oh shit! Ia hanya mengenakan piyama tipis tanpa terkancing semua.Pasti semalam adalah situasi bencana.Kepalanya pening dan ia menunduk dalam untuk menetralkannya. Lalu, ia mencoba mengingat dengan detail apa yang terjadi hingga tidak sadarkan diri dan bangun di siang bolong begi

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 58. Masih soal mantan

    "Kalau begitu, kita menikah muda. Aku janji akan membahagiakanmu. Aku janji tidak akan ada yang berani mengusikmu. Kamu begini pasti terpengaruh dengan orang-orang di sekitarku bukan? Sehingga kamu bisa berpikir begini? Lianda, please! Kita sama-sama sudah dewasa dan tahu apa yang kita rasakan satu sama lain."Lian marah dengan perkataan Fahri yang seenaknya itu. Ia menghembuskan napasnya dengan kasar. Lalu memalingkan wajah ke lain arah. Ia tidak mampu lagi membendung air matanya."Jika semudah itu, mungkin aku tidak akan banyak berpikir Fahri. Justru kita sudah sama-sama dewasa, kita harusnya tahu bahwa realita ini ada. Kamu terlalu baik untukku, dan aku terlalu buruk untukmu.""Tidak ada yang bilang begitu, Anda!" Suara Fahri meninggi."Aku yang bilang. Aku yang merasakan bahwa ketimpangan ini sangat amat menyiksaku selama ini dan aku sadar, bahwa hubungan ini tidak akan sehat. Please ... " Mohonnya dengan mata yang sudah sepenuhnya basah dan menatap Fahri dengan sayu.Saat itu pul

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 57. Flashback

    Flashback On—Sore itu, Lian menangis di sudut kamar kosnya. Kamar yang menjadi saksi bisu, bagaimana perjuangannya masuk ke dunia modeling, bagaimana kerasnya persaingan dan industri, serta bagaimana ia mengetahui karakter orang-orang yang sesungguhnya. Semua perasaan sudah ia lalui dan lampiaskan di kamar yang hanya berukuran empat kali empat meter ini. Kebahagiaan, kehilangan, kesedihan, kekecewaan dan sebagainya.Di ruangan gelap itu, Ia menekuk kedua kaki dan menenggelamkan kepala di sana. Udara malam membelai gorden transparan dan menyalurkan energi dingin d setiap inci tubuh Lian. Saat ini, perasaannya teramat sedih, hancur, marah dan ... patah hati. Baru saja, ada seorang yang mengatakan sesuatu yang menyakitkan hatinya. Orang itu mengatakan bahwa Lian tidak memiliki kepantasan sedikitpun. Lian adalah model rendahan dan tidak punya value. Dan juga orang itu mengatakan, Lian tidak punya apa-apa. Lian hanya seonggok manusia yang tidak terlihat dan t

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 56. Permintaan maaf

    Lian rasa, hidup memang selalu penuh kejutan. Jika tidak, maka hidup hanya akan menjadi putih dan abu-abu saja. Monoton. Namun, kejutan kali ini sangat tidak lucu dan juga tidak akan berwarna apapun baginya. Justru aura galaplah yang akan menyelimutinya.Bagaimana mungkin ia bertemu lelaki ini lagi? Harusnya Lian sudah bisa memprediksi bahwa yang akan bertemu dengan Ine dan membahas soal rumah baru, tentulah Fahri. Karena Lian ingat bahwa yang dimau oleh Ine adalah real estate milik Fahri ini. Namun, ia tidak menyangka bahwa yang terjun langsung menemui klien adalah Fahri sendiri. Apa sesenggang itu, sampai harus menemui Ine langsung? Memangnya tidak punya karyawan? Perusahannya kan besar dan karyawannya mungkin lebih dari seratus orang.Oh no! Ini kacau!Ia menundukkan kepala dan menutup matanya. Lalu sedetik kemudian, ia mendongak dan menyunggingkan senyum tipis."Pak Fahri, kenal dengan Lian?" tanya Ine yang kini menatap Lian dan Fahr

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 55. Merlot dan Ide konyol

    Hari berikutnya dan seterusnya Lian datang ke kantor Saga lagi membawa makan siang. Lian jadi lebih sering memperhatikan Saga dari hal kecil ke yang besar sekalipun. Seperti tadi pagi, Lian memasangkan dasi untuk sang suami, menyeterika baju dan membantu Saga menyisir rambut. Hal yang jarang atau bahkan tidak pernah Lian lakukan karena menganggap Saga bisa melakukannya sendiri. Agaknya memang ia selama ini kurang memperhatikan suaminya. Pekerjaan selalu menyita waktunya dari pagi ketemu pagi lagi. Hingga hal-hal kecil seperti itu tidak terjamah oleh Lian."Enak?" tanya Lian yang tersenyum karena Saga selalu lahap setiap kali ia memasak untuknya."Selalu enak," kata Saga di tengah kunyahannya."Ck! Lelaki memang murahan kalau soal makanan enak."Tawa Saga berderai. "Aku pikir, setelah kamu berhenti jadi model, kamu punya peluang untuk membuka restoran dengan menu seperti ini, Lian.""Itu berlebihan, Mas. Review-mu saja tidak objektif, bagaimana bisa aku percaya diri soal masakanku?""N

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 54. Live musik

    Saga mengamati Lian yang sedang membereskan sampah makannya. Ia menatap perempuan itu tidak percaya. Sikap Lian aneh sekali hari ini. Ia tiba-tiba datang ke kantor —yang biasanya tidak pernah— membawakan makan siang. Lalu, Saga dibuat seperti orang yang dicurigai macam-macam. Kadang Lian menyunggingkan senyum manis, tapi juga kadang senyumnya mengandung makna lain. Tipis-tipis, tapi Saga bisa melihat ada hawa kesal yang Lian bawa ke sini. Entah itu untuk hal apa."Biar aku saja yang buang." Saga meraih sampah paperbag itu dari tangan Lian dan membuangnya di tempat sampah.Mata Lian tidak lepas melihat setiap gerakan suaminya. Susunan kata di kepalanya sudah sedemikian rapi dan siap untuk ia lontarkan.Namun, sebuah ketukan pintu terdengar dan menampilkan salah satu karyawan lelaki. Lian tahu lelaki itu berada di bagian perbendaharaan. Saga menerima beberapa dokumen dari lelaki itu dan menumpuknya di atas meja."Itu semua kerjaan kamu Mas

DMCA.com Protection Status