Beranda / CEO / 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova. / Bab 177. Siapakah Yang Berada Di Dalam Ruang Peristirahatan?

Share

Bab 177. Siapakah Yang Berada Di Dalam Ruang Peristirahatan?

Penulis: Abigail Briel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-18 00:43:20
"Tuan ingin pergi?" seorang pria paruh baya menyapa Ernest ketika ia bergegas pergi menuju lift bersama Ben.

Mendengar sapaan itu, Ernest langsung membalikkan tubuhnya. Melemparkan pandangannya pada pria yang hanya tua beberapa tahun saja dari Saudara lelakinya. Kebetulan ia sangat mengenal pria itu.

"Luis?" ia pun mengulurkan tangannya pada pria yang telah menyapanya tadi yang segera disambut oleh Luis Gracewell. Luis tidak terlalu banyak berubah sejak terakhir kali ia bertemu dengan pria ini.

"Ingin ke ruanganku dulu, Tuan Ernest?" ajak Luis, sambil tersenyum ramah.

Ernest diam sebentar, melirik pada pintu ruangan yang tadinya ingin ia masuki tapi ia urungkan. "Hmmm... Hanya sebentar, kebetulan ada sesuatu yang ingin ku bicarakan padamu." Tukasnya seiring ia mengalihkan pandangannya ke arah Luis.

"Tentu, Tuan. Mari!" Luis melepaskan jabatan tangan Ernest dan segera mengajak putra Bos besarnya itu menuju ke ruangan pribadinya.

Para karyawan wanita saling berbisik dan tersenyum m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nurul Asila R
aaahhh ketemunya kok gitu pas Rosi lagi tidur,........., bertatapan nya kapan thor. hhuuaa......
goodnovel comment avatar
Abigail Briel
ini malam bakal di up kak...
goodnovel comment avatar
Eita Mohamad
Thor up please
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 178. Tolong Rahasiakan, Ed!

    Melihat keberadaan Rosalia, Ernest pun perlahan-lahan melangkahkan kakinya untuk memasuki ruang peristirahatan. Sangat pelan, agar suara langkah kakinya tidak membangunkan Rosalia yang sedang beristirahat di ruangan ini. Setibanya di samping sofa yang tengah istrinya tempati, ia lalu membungkukkan tubuhnya. Menatap wajah Rosalia yang masih tampak sedikit pucat, dari jarak dekat. "Baby, maafkan aku, Sayang." Desisnya lirih, mengangkat satu tangannya untuk menyingkirkan anak rambut yang jatuh menutupi wajah sang istri. Dan menyelipkan anak rambut itu ke belakang telinga Rosalia. Memperhatikan Rosalia dalam jarak sedekat ini, ingin rasanya Ernest mengusap wajah istri kecilnya itu dengan jemarinya. Namun ia terlalu takut untuk melakukannya, ia— Tidak ingin mengganggu istirahat Rosalia yang tampak sangat kelelahan. "Oh, Sayang." Panggilnya kelu, tanpa berani membangunkan Rosalia. Tidak ingin istrinya itu hingga terbangun dan menyadari keberadaannya. Tidak, ia tidak bisa melakukannya! S

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-18
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 179. Kabar Buruk.

    Sambil mengikuti Ernest ke Parkiran Perusahaan cabang Zurich, Ben terus memperhatikan wajah Bosnya itu yang tampak menggelap. Hal itu terjadi sejak Ernest menerima telpon dari Oliver. Bahkan ketika Bosnya itu masuk kembali ke dalam sedan yang terus menunggunya di Parkiran, Ernest tetap bungkam. Hingga setelah sedan meninggalkan Parkiran Perusahaan cabang, Bosnya itu baru meminta Ben untuk menghubungi Edward. "Katakan pada Edward, bahwa dia harus menjaga Rosi dengan baik. Ikuti ke mana pun Rosi pergi, dan jangan sampai dia kehilangan istriku itu!" titah Ernest. Tidak hanya itu, Ernest juga memerintahkan pada Ben untuk mengumpulkan para Bodyguard Ayahnya yang bekerja di Perusahaan cabang. Hal ini membuat Ben tanpa sadar reflek bertanya. "Apa yang terjadi, Tuan?" lontarnya dengan wajah penasaran. Alih-alih menjawab, Ernest justru berkata. "Lakukan saja semua yang telah kukatakan tadi, nanti akan ku jelaskan padamu setelah kita berada di Hotel." Ujar Ernest, sambil menatap Ben dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 180. Menghubungi Ernest.

    Dada Ernest berdetak semakin cepat kala ia menyapu tanda terima panggilan, lalu menempatkan ponselnya ke samping telinga kanannya. Melihat tingkah sang Bos yang tampak gelisah, Ben pun mengernyitkan keningnya. Hingga Ernest menyapa seseorang yang telah menghubunginya itu. Di saat itu, ia baru mengerti mengapa sebelumnya sang Bos menatap tegang layar ponselnya. "Baby?"Selama beberapa saat hanya hening dan hembusan nafas pelan yang menyapa indera pendengaran Ernest. Namun setelah berlalu beberapa menit, si penelpon akhirnya berbicara padanya. "Aku memimpikanmu berada di sini."Ernest hanya diam, berharap suara di seberang sana mau lebih banyak berbicara padanya. Oh, Tuhan. Betapa ia merindukan suara itu. Ia rindu suara itu merintih memanggil namanya di saat ia menyatukan tubuhnya pada tubuh sang empunya suara. Yang belakangan ini sedang tidak ingin bertemu dengannya. "Bagaimana kabarmu?"Ernest tergugu, ingin rasanya ia segera menjawab pertanyaan itu. Namun lidahnya tiba-tiba terasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 181. Melacak Suruhan Barbara.

    "Ini masih siang, Tuan Edward." Luis menatap Edward yang datang bersama Rosalia ke ruang kantornya. Sedikit bersyukur bahwa Ernest sudah pergi, karena jika tidak... Keberadaan putra bungsu Majikannya itu pasti akan diketahui oleh Rosalia. Sementara Ernest sendiri tidak ingin hal itu sampai terjadi."Telponlah Kakekku! Katakan pada beliau jika Rosi belum sembuh," usul Edward. Setelah beberapa menit yang lalu ia meminta ijin pada Luis untuk mengantar Rosalia pulang ke rumah peristirahatan milik Kakeknya."Eng." Luis melirik Rosalia, saat ini wajah mungil wanita itu memang tampak sedikit pucat. Jadi, haruskah ia memberikan libur pada Edward dan juga Rosalia selama beberapa hari ke depan? Lagipula, belum lama ini, ia juga baru mendapat kabar dari Ernest bahwa nyawa Rosalia sedang dalam bahaya. "Dua hari, apa itu cukup?" tukas Luis tegas.Mendengar ucapan Luis, Edward langsung menurunkan pandangannya. Melirik ke arah Rosalia yang tengah termangu, entah apa yang sedang dipikirkan oleh wanit

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 182. Di Mana Rosalia?

    Friesstrasse 8, pukul 2.44 siang. Saat ini dua sedan hitam tiba-tiba berhenti di depan sebuah hotel tua yang tampak bak bangunan pra sejarah. Dari sedan pertama turun Ben, Ernest, dan juga 2 pria berpakaian rapi layaknya Bodyguard yang Ernest miliki di Kota L. Dan dari sedan kedua, 4 pria berpakaian rapi lagi-lagi keluar dari sedan itu. Keempat pria ini segera bergabung dengan dua pria lainnya, mengikuti Ernest dan Ben dari belakang. "Hanya satu nomor ponsel yang sekarang terlacak di bangunan ini, Tuan Ernest." Lapor Ben, sambil memperhatikan ponsel miliknya yang memiliki program pelacak di dalamnya. "Bagaimana dengan pemilik nomor ponsel yang satu lagi? Di mana dia?" lontar Ernest datar, mengikuti Ben memasuki bangunan hotel yang berdiri tegak di hadapannya. "Pria itu..." Sesaat Ben tampak ragu untuk mengatakannya pada Ernest, namun hal itu justru membuat Ernest menjadi penasaran dan menoleh pada Asistennya itu. "Ada apa, Ben?" "Tuan, nomor ponsel lainnya... Saat ini sedang be

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 183. Maafkan Aku, Rosi.

    "Rosi!" Edward menerobos masuk setelah pintu kamar Rosalia terbuka, diikuti Elio dari belakang. Namun Rosalia tidak tampak di dalam kamar, membuat Edward menjadi semakin merasa cemas. "Rosi!" teriaknya lagi, lalu memalingkan pandangannya ke arah pintu kamar mandi yang sedang tertutup rapat. Di mana ia mendengar suara kucuran air dari dalam sana. Menyadari jika Rosalia kemungkinan sedang berada di dalam kamar mandi, ia segera meminta Elio untuk keluar dari dalam kamar Rosalia. Sementara ia sendiri akan tetap tinggal untuk berjaga-jaga. Setelah kepergian Elio, Edward menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya dalam satu kali hentakan. Baru melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi. Ia, mengetuk pintu kamar mandi berkali-kali, sambil terus memanggil nama Rosalia. Dan seperti sebelumnya, wanita itu masih tidak juga menjawab panggilannya. Hingga Edward yang khawatir telah terjadi sesuatu pada Rosalia, memutuskan untuk membuka pintu tersebut. Di dalam kamar mandi, ia menemukan Rosal

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 184. Dia Baik-Baik Saja.

    "Tuan Edward?"Tiba-tiba pintu kamar diketuk dari luar. Edward yang mendengar hal itu langsung mengalihkan pandangannya dari Rosalia ke arah pintu. Mengernyit menatap pintu dengan wajah bingung.Tak lama, dari luar jendela ... keributan sontak terdengar. Suara-suara itu seakan berasal dari pekarangan rumah peristirahatan. Di tengah keributan, suara tembakan menyusul setelahnya.Menyadari sesuatu yang tak beres sedang terjadi, Edward bergegas ke arah lemari. Mengambilkan pakaian santai untuk Rosalia serta satu set pakaian dalam sport. Wajahnya merona ketika menyentuh pakaian dalam itu, tapi ia dengan cepat mengalihkan perhatiannya. Membawa semua yang telah ia ambil dan memberikannya pada Rosalia yang menatap heran ke arah dirinya."Kenakan pakaianmu! Dan tetaplah berada di dalam kamar," titahnya pada wanita cantik itu. Setelah Rosalia mengambil semua yang ia berikan pada wanita itu."Apa yang terjadi, Ed?""Bukankah tadi aku sudah menjelaskannya padamu kalau Barbara telah membayar sese

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 185. Siapa Luis Gracewell?

    "Jika tidak ... mungkin dia benar-benar akan pergi."Ucapan Edward itu terus terngiang-ngiang di telinga Ernest hingga dua jam ke depan. Tepatnya saat ini, ketika ia telah berada di rumah Luis. Duduk bersama pria itu di kursi taman, sambil memperhatikan dua pria yang tengah duduk berlutut di atas rerumputan. Mereka adalah kedua pembunuh yang telah dibayar oleh Barbara untuk menyakiti Rosalia. Dan Ben telah berhasil menangkap salah satunya di saat ia menangkap yang lainnya. "Tuan Ernest, bagaimana Tuan ingin menghukum kedua pria ini?" celetuk Luis. Ernest tidak langsung menanggapinya, melainkan justru meraih segelas whisky yang terdapat di atas meja yang ada di hadapannya. Ia menyesap whisky tersebut terlebih dahulu baru kemudian membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Luis tadi. "Bagaimana jika kau hubungi saja Ayahku? Lalu mari lihat apa keputusannya," usulnya pada Luis. Luis Gracewell mengangguk patuh, merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah ponsel dari sana. Ia bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22

Bab terbaru

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 196. Aku Bersumpah Rosi!

    Ini sudah dua hari sejak terakhir Ernest datang menemui Rosalia di rumah peristirahatan milik Ayah mertuanya. Dan selama dua hari ini, suaminya itu sudah tidak pernah lagi mengganggu dirinya. Tidak menemuinya sama sekali. Membuat Rosalia menjadi bingung dan juga berpikir, apakah Ernest benar-benar telah menyerah padanya. "Ed, aku ingin kembali bekerja!" cetusnya di meja makan, saat ia sarapan pagi bersama Edward. Namun Edward hanya menatapnya dengan wajah seolah kurang yakin kalau ia sudah siap untuk bekerja. "Bagaimana tubuhmu, Rosi? Kau yakin ingin melakukan hal ini?"Rosalia mengangguk tegas, keseriusannya itu juga ia tunjukkan lewat tatapan matanya yang tertuju pada Edward. "Aku bosan, Ed," ungkapnya, mencoba menjelaskan alasan tentang mengapa ia memutuskan untuk pergi bekerja. Sesaat, ia sempat menangkap raut wajah Edward tiba-tiba tampak aneh. Seolah ada sesuatu yang sedang disembunyikan Edward darinya. Tapi apa? "Baik, tapi sebaiknya aku menghubungi Luis terlebih dahulu, b

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 195. Halusinasi Atau Nyata?

    Di dalam kamarnya, duduk bersandar di atas ranjang, Rosalia terus menunggu seandainya Ernest naik ke lantai dua rumah peristirahatan. Lalu menggedor pintu kamarnya sambil berteriak marah memanggil namanya. Tapi hal itu tidak terjadi sama sekali, terlalu hening, terlalu sepi, membuat ia ingin menangis. Tak lama, suara sedan terdengar di pekarangan rumah. Suara itu seolah bergerak menjauh, pergi menjauhi rumah peristirahatan. "Dia menyerah? Haha ... ternyata hanya begitu." Rosalia tertawa lirih, dan di penghujung tawanya, ia justru terisak pelan. Menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang, meringkuk, dan terus terisak di sana hingga ia tertidur. 1 jam kemudian, gagang pintu kamar Rosalia tiba-tiba bergerak turun. Berselang beberapa detik, pintu itu yang ternyata tidak terkunci bahkan didorong perlahan dari luar oleh sesosok tubuh tinggi besar. Sesaat, pria ini melemparkan pandangannya ke arah ranjang. Menatap cukup lama pada Rosalia yang telah tampak pulas, baru kemudian melangkah perlah

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 194. Permohonan Maaf.

    Malam hari, usai makan malam. Rosalia terus mengunci dirinya di dalam kamar, duduk termangu di atas ranjang sambil menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya yang sengaja ia tekuk. Hari ini ia jengkel sekali, sangat jengkel atas semua yang telah Ernest lakukan padanya. Dan ... bagaimana bisa suaminya itu merayunya, menggodanya, menyentuhnya dengan tangan yang pernah menyentuh Barbara sebelumnya, tanpa merasa bersalah pada dirinya? Ernest anggap apa dirinya? 'Itu karena kau juga sengaja membiarkannya melakukan hal itu padamu, Rosi! Kau ... selalu takluk ketika Ernest menyentuhmu. Kau selalu menyerah di bawah kecupannya. Pria itu menyadarinya, Rosalia Heart! Dia mengetahui kelemahanmu!'Rosalia memiringkan kepalanya, mencoba mengacuhkan semua jeritan yang diteriakkan hatinya padanya. Meski ia tahu kalau semua itu memang benar adanya. Yah, ia memang selemah itu di hadapan Ernest. Itu benar, dan ia tidak menampiknya. Ia juga sadar kalau ia tidak bisa melihat sekelilingnya karena h

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 193. Apakah Sudah Terlambat?

    Perlahan-lahan, Edward membalikkan tubuhnya. Dan ia sontak membeku saat telah berhadapan sempurna dengan Pamannya. Sebab wajah Ernest kini tampak sangat menakutkan. Beberapa saat yang lalu, Ernest hampir berhasil melepaskan satu-satunya kain yang masih melekat di tubuh Rosalia, namun konsentrasinya tiba-tiba terganggu oleh suara bel. Selama beberapa saat ia mencoba untuk mengacuhkannya, tapi naasnya ... suara bel kedua justru membuat Rosalia seketika membuka matanya. Istrinya itu menatap lekat ke arahnya, ia bahkan melihat ada kebencian di wajah Rosalia saat itu. Dan lebih sialnya lagi, suara bel kembali terdengar. Semakin sering, hingga Rosalia yang semula telah terpengaruh oleh sentuhannya, langsung mendorong tubuhnya. Istrinya itu bahkan segera memunguti semua pakaiannya dan bergegas berlari ke kamar mandi. Keributan itu tentu saja membuat Ernest meradang. Karena gara-gara suara bel, gairahnya yang semula telah berada di puncak, akhirnya langsung terjun bebas akibat penolakan Ros

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 192. Apakah Rosalia Yang Telah Membuka Pintu?

    Pukul 11 siang, Edward, Ben, dan juga Elio tampak memasuki lobby hotel. Ketika ketiganya telah memasuki lift, Edward yang sudah menahan kesabarannya sejak turun dari mobil, langsung membuka mulutnya. "Ini terlalu siang!" protesnya pada Ben, "Kau dengar? Rosi pasti sangat kelaparan sekarang," sungutnya. Ben tidak menanggapi celotehan Edward itu, melainkan melirik arloji mewah yang melingkar di pergelangan tangannya. "Sekarang sudah pukul 11? Seharusnya saat ini Tuan sudah terbangun, 'kan? Dan juga sudah berbicara pada Nyonya, 'kan? Apa mereka baik-baik saja?" gumamnya pelan, ada keresahan di dalam nada suara Ben. Begitu pula kala ia melihat lampu lift yang menunjukkan pergantian lantai semakin mendekati lantai tempat di mana kamar Ernest berada. Tepat di saat lift tiba dan pintu lift telah terbuka, dengan wajah ragu ia keluar dari lift. Edward masih berkicau bak burung merpati yang belum diberi makan, namun Ben sengaja menulikan telinganya. Ia bahkan tidak mengerti sejak kapan Edwar

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 191. Dua Hati Yang Saling Merindukan.

    'Jangan!' erang hati Ernest, saat Rosalia tiba-tiba membuka piyama yang ia kenakan. Lalu mengusap tubuhnya yang memanas dengan menggunakan ... apapun itu, kini benda sialan itu sedang menari-nari di atas kulit tubuhnya. Membuat ia sontak menahan nafas ketika benda itu perlahan bergerak turun dan menyusuri perutnya. Menuju ke area ... "Bagaimana ini? Tubuh Ernest semakin panas, apa yang harus kulakukan sekarang? Dan di mana mereka?"Fiuh, Ernest menghela nafas lega. Karena bertepatan ia membuka matanya— di saat yang sama Rosalia tiba-tiba melemparkan pandangannya ke arah pintu kamar. Namun tangan istrinya itu masih mengusap perutnya, bahkan handuk yang Rosalia genggam di tangannya hampir menyentuh ... Ernest melirik benda lembut berwarna putih itu sambil kembali menahan nafas. Sebab, jika benda sialan itu sampai menyentuh miliknya, Rosalia pasti akan segera tahu kalau ia telah terjaga. 'Jangan ke sana! Ukh ....' Ia sontak merapatkan bibirnya kala jari kelingking Rosalia tiba-tiba me

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 190. Aku Ingin Menyentuhnya!

    "Sudah 30 menit berlalu, di mana mereka?" Rosalia beranjak dari tepian ranjang, berdiri tegak, lalu melemparkan pandangannya pada pintu kamar. Tanpa menyadari bahwa seseorang telah terjaga dan kini sedang menatap dirinya dengan wajah tak percaya. Pria tampan itu bahkan mengerjapkan matanya, seolah ia sedang bermimpi saat ini. 'Baby? Apa yang terjadi? Mengapa dia ... Dia ada di dalam kamarku?' monolog Ernest dalam hati, tanpa melepaskan pandangannya dari tubuh ramping Rosalia yang sedang membelakangi dirinya. Well, ia sebenarnya sudah bangun sejak merasakan ranjang yang ia tiduri berderit pelan. Saat itu ia menemukan Rosalia tengah mencoba untuk beranjak dari pinggir ranjang. Namun istrinya itu tampak tidak menyadari kalau ia sudah terjaga. Dan sekarang, ia justru sedang berpikir keras tentang apa yang telah terjadi semalam? Mengapa ia sampai tidak tahu kalau Rosalia telah datang ke kamar hotelnya? Dan juga ... dari mana istrinya ini tahu di mana ia menginap? Apakah itu Elio yang tel

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 189. Di Mana Dokternya?

    Setelah hampir dua jam menunggu Dokter yang Ben katakan akan segera datang, dan sambil mengusap wajah Ernest dengan handuk hangat, Rosalia yang tak sabar akhirnya kembali membuka mulutnya."Di mana Dokternya? Apa kau benar-benar telah menghubunginya, Ben?" sungutnya, seiring ia berpaling pada Asisten suaminya yang justru tidak berani menatap matanya. Aneh, sangat aneh.Keanehan itu juga dirasakan oleh Edward dan Elio. Hanya saja, Elio tidak berani berbicara pada Ben. Selain itu, posisinya hanyalah penjaga rumah. Apa haknya untuk mempertanyakan apa yang telah Ben perbuat, sedangkan pria itu memiliki status yang lebih tinggi darinya?Berbeda dengan Elio, Edward justru segera menarik lengan Ben. Membawa pria itu menjauh dari Rosalia yang terus mengikuti Ben dengan tatapan matanya.Di dekat sofa, Edward langsung melepaskan lengan Ben. Ia bahkan memukul lengan itu seraya berbisik, "Hei, kau ... apa benar kau sudah memanggil Dokter?" gerutunya.Namun Ben, entah apa yang terjadi? Tiba-tiba p

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 188. Apa Yang Terjadi Pada Ernest?

    "Apa yang terjadi, Ben?" dengan langkah lebar Rosalia menghampiri Ben yang menyambutnya di lobby hotel. Di belakangnya, Edward dan Elio bergegas mengejar dirinya. "Kita bertemu lagi, Nyonya," sapa Ben seraya menundukkan kepalanya. Usai melakukan hal itu, ia lalu melemparkan pandangannya pada Edward dan Elio. Kemudian mengangguk pada kedua pria itu dan berpaling kembali pada Rosalia. "Maaf, Nyonya. Seharusnya aku tidak menakuti Nyonya seperti ini," cetusnya. "Dan Tuan, mungkin Tuan juga akan marah padaku nanti jika Tuan bangun dan mengetahui apa yang telah kulakukan pada Nyonya. Tapi masalahnya ...." Ben diam sejenak, menurunkan pandangannya juga memasang wajah cemas. Ekspresi Ben itu tentu saja membuat Rosalia menjadi semakin takut. Sementara Edward dan Elio, justru saling bertukar pandang, bertanya-tanya dalam hati apakah telah terjadi sesuatu yang buruk terhadap Ernest? "Ben?!" desak Rosalia, dengan suara sedikit meninggi. Namun setelahnya, ia justru menghela nafas kala menemukan

DMCA.com Protection Status