Beranda / CEO / 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova. / Bab 132. Apakah Kamu Merindukanku, Mrs. Gail?

Share

Bab 132. Apakah Kamu Merindukanku, Mrs. Gail?

Penulis: Abigail Briel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-12 23:46:45
"Jangan berpikir berlebihan!" lanjut Edward kemudian, lalu kembali melangkahkan kakinya dengan wajah yang perlahan-lahan mulai merona.

Meski ia mengatakan hal itu pada Rosalia, kenyataannya-- Ia justru memikirkan apa yang baru saja ia ucapkan pada wanita cantik ini. Dan yang menyebalkan, mengapa ia tanpa sadar mengucapkan kata-kata tersebut yang mengandung makna ambigu. Bahkan terhadap dirinya sendiri?

'C'mon, Ed. Lihatlah! Bukankah kamu benar-benar tidak tahu malu karena memanfaatkan situasi di saat Rosi tengah bersedih?' celetuk hatinya, mengutuki perkataannya pada Rosalia.

'Tapi bukan itu maksudku!' sahut sisi hatinya yang lain.

'Akui saja, kamu memang ingin membuatnya menjadi milikmu 'kan?'

Edward mendengus frustasi sambil meremas tangan Rosalia yang berada di dalam genggaman tangannya.

'Coba bayangkan bagaimana tubuhnya di saat dia tidak sedang mengenakan apapun!'

"Diamlah!!" teriak Edward gusar, membuat Rosalia yang baru saja turun dari anak tangga terakhir-- Sontak menoleh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 133. Bergantian Tugas Jaga.

    "Hahaha... Aku hanya ingin menggodamu, Mrs. Gail." Tukas Oliver sembari terkekeh geli, lalu mengusap pucuk kepala Rosalia. Membuat Rosalia dan Edward yang melihat tingkahnya itu, sontak mendengus sebal. Sementara Rose, ia langsung memukul manja lengan Oliver. "Kamu hampir saja membuatku terkena serangan jantung," protesnya. Oliver hanya menanggapi ucapan Istrinya itu dengan tersenyum getir. 'Maafkan aku, Rose. Aku belum bisa menghapus bayang-bayang Adikmu dari dalam ingatanku,' bisik hatinya lirih, kemudian menatap Rose dengan senyum yang terus dipaksakan untuk tetap bertahan di bibirnya. "Aku senang kamu bisa melepaskan kesedihanmu untuk sesaat, Mrs. Gail. Walau aku tahu itu sangat sulit," tambahnya lagi. Kali ini ia berpaling pada Rosalia, dan memberikan senyuman lembut pada wanita itu yang seolah ingin terus bertahta di dalam hatinya. Tidak! Sebenarnya ia lah yang menginginkan wanita itu untuk tetap berada di sana. "Terima kasih, Oliver." Ucap Rosalia tulus, kemudian membalas s

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 134. Apa Yang Terjadi Pada Rosalia?

    Pukul 7 malam... "Rosi!" Edward menepuk lembut pundak Rosalia yang sedang tertidur di samping ranjang Pamannya. Wajah cantik itu, yang berada beberapa senti dari lengan sang Paman-- Saat ini terlihat sangat pucat. Membuat ia sedikit mencemaskan keadaan Rosalia. "Rosi!" sekali lagi ia mencoba memanggil Rosalia, namun sama sekali tidak ada jawaban. Hingga tingkat kekhawatirannya semakin menjadi-jadi. Melihat Rosalia tidak juga terbangun, tanpa pikir panjang ia segera membungkuk dan menyusupkan kedua tangannya. Satu ke belakang punggung Rosalia, dan satu lagi ke balik betis ramping wanita yang ia cintai itu. Lalu dengan sigap ia membawa Rosalia keluar dari ruang rawat inap Pamannya. Edward terpaksa melakukan hal itu karena di dalam ruang rawat inap sang Paman sedang tidak ada siapapun saat ini. Beberapa menit yang lalu, Oliver baru saja meminta ijin padanya untuk menemani Rose yang ingin mengisi perutnya. Sekaligus ingin membelikan sesuatu untuk Rosalia makan nantinya. Sedangkan Suste

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-14
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 135. Dia Terlalu Memaksakan Dirinya.

    Tanpa memperdulikan Oliver yang tengah menatap Edward, Rose justru melirik Rosalia. "Apa yang terjadi, Ed? Apakah terjadi sesuatu pada Rosi?" tanyanya cemas sambil menghampiri Edward. Edward yang baru menyadari posisi tubuhnya, langsung berdiri tegak dengan wajah canggung. "Dia... Tadi aku pikir dia tidur, tapi ternyata dia pingsan. Dan Dokter sudah memeriksa keadaannya. Sedangkan aku... Aku sebenarnya hanya ingin melihat wajahnya dari dekat karena wajahnya terlalu pucat." Tukas Edward memberi alasan. Di saat yang sama, ia menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal hanya untuk meredakan rasa canggung yang ia rasakan. Oliver tentu saja tidak percaya pada ucapan Adiknya itu. Jadi... Ketika ia melangkahkan kakinya ke arah Edward, ia terus memperhatikan Adiknya itu sambil memicingkan matanya. Menyadari tatapan Saudara lelakinya padanya, Edward hanya bisa tersenyum kikuk. "Dokter sudah memberikan suntikan pada Rosi, tapi Dokter juga memintanya untuk makan." Ia kembali berbicara

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 136. Situasi Canggung.

    Larut malam, Rosalia terbangun dengan sekujur tubuh yang terasa lemas, ia juga mengernyit heran kala menemukan dirinya telah berada di atas ranjang rumah sakit. Di saat ia mencoba mengangkat salah satu tangannya, ia melihat sebuah jarum infus sedang terpasang dipergelangannya. Dan pada tangannya yang satu lagi... Ia bisa merasakan jika seseorang sedang menggenggam tangannya sekarang. Merasakan genggaman itu, ia pun menoleh dan menemukan Edward sedang tidur bersandar pada kursi yang sebelumnya ia pergunakan untuk menemani Ernest. Salah satu tangan Edward menggenggam erat tangannya, jemarinya dan jemari Edward saling mengait. Demi melepaskan tangannya dari genggaman Edward, perlahan-lahan ia mencoba menarik tangannya. Namun yang ia lakukan itu justru membangunkan Edward yang belum pulas dalam tidurnya. Keponakan suaminya itu tiba-tiba membuka matanya, dan mengerjapkannya berkali-kali hingga akhirnya menatap dirinya. "Hei, terima kasih, Tuhan." Helaan nafas lega terlontar dari bibir

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    137. Keinginan Tuan Besar Gail.

    "Jadi... Apa keputusan Kakek?" tanya Oliver, sambil menatap Ben yang sejak 1 jam yang lalu telah berbicara dengannya di bagian samping rumah sakit. Ada selasar panjang di sana yang dilengkapi dengan kursi tunggu berbahan besi. Dan di depan selasar itu, terdapat sebuah taman mungil tempat Edward duduk sebelumnya. Di kursi tunggu itulah Oliver duduk bersama Ben selama 1 jam ini. "Ketika beliau menghubungiku tadi, Tuan Besar sempat meminta pendapatku, Tuan Oliver." Jawab Ben, ia lalu diam sejenak menunggu reaksi dari Oliver. Dan kala ia melihat Oliver hanya diam saja, ia pun melanjutkan kata-katanya. "Beliau tampaknya cemas terhadap nasib Gail Group apabila Tuan Ernest tidak sadar secepatnya," lanjutnya lagi. Oliver hanya mendengarkan semua perkataan Ben itu dengan wajah serius. "Dan Tuan Besar juga bertanya padaku bagaimana pendapatku tentang Nyonya Rosalia, apakah aku bisa membimbingnya untuk menggantikan tempat Tuan Ernest untuk sementara waktu?""Dia sedang hamil, Ben." Tukas Olive

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 138. Bertemu Tuan Gail Tua Di Ruang Rawat Inap.

    Sore hari, Oliver melambaikan tangannya pada Edward saat ia bertemu Adiknya itu di parkiran rumah sakit. Selama dua hari ini, setiap jam pulang kerja, ia dan Edward memang selalu bertemu di parkiran ini. Menggantikan jadwal makan siang yang biasanya kerap ia lakukan bersama Edward, karena sudah 2 hari ini ia selalu makan di Gail Group. Sedangkan Edward selalu pergi ke rumah sakit, mengantarkan makan siang untuk Rosalia. Walau ia dan Edward tahu bahwa ada Ben yang selalu menemani Rosalia di sana, namun Edward tetap kukuh ingin membelikan sendiri makan siang untuk Bibinya itu. "Bagaimana keadaannya hari ini, Ed?" tanya Oliver sambil menepuk pundak Adiknya yang sengaja menunggu dirinya agar bisa memasuki lobby rumah sakit bersama-sama. Sembari tersenyum, Edward mengangguk pada Saudara lelakinya itu sebelum ia membuka mulutnya. "Lumayan, Kak. Jika Kakak membandingkannya dengan dua hari yang lalu." Sahutnya. "Dan Kakek? Apakah sudah ada kabar dari Kakek?" tanya Oliver lagi sambil meli

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 139. Kabar Baik.

    "Berapa lama mereka akan memeriksanya, Ben?" celetuk Rosalia, pada Ben yang sedang berdiri di sampingnya.Saat ini, Asisten berwajah tampan itu tampak fokus memperhatikan kerja pria paruh baya yang telah sengaja diundang oleh Ayah Mertuanya ke Kota L demi memeriksa kondisi Suaminya."Aku belum tahu, Nyonya." Sahut Ben, ia menggeleng pelan lalu kembali berbicara. "Tapi Nyonya tidak perlu khawatir, aku pikir Dokter Marson pasti tahu apa yang harus dia lakukan demi menyembuhkan Tuan Ernest." Tambahnya lagi."Apakah kamu mengenalnya?"Ben menganggukkan kepalanya, "Kalau aku tidak salah ingat, Dokter Marson adalah Sahabat dari Tuan Carlisle, Nyonya. Tapi memang sudah lama sekali dia tidak pernah kembali ke Kota L, sejak seluruh anggota keluarganya memutuskan untuk pindah ke Newyork." Ia lalu diam sejenak dan menoleh ke arah Rosalia. "Dari informasi yang kudapatkan tentang Dokter Marson, belakangan ini dia cukup terkenal di Kota Newyork, Nyonya." Lanjutnya. Ia kemudian mengatakan pada Rosali

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 140. Kenangan Bersama Ernest.

    Malam hari, di ruang rawat inap Ernest. "Aku tidak menduga bahwa selera makanmu cukup baik hari ini," seloroh Edward. Ia melirik bungkusan kosong yang tergeletak di atas meja di depan Rosalia. Membuat Ben dan Oliver yang mendengar ucapannya itu sontak ikut memperhatikan bungkusan tersebut. Berbeda dengan Rosalia, ia langsung mencembungkan pipinya dengan sebal. Belakangan ini, karena ia tidak tahu tentang keadaan pasti suaminya dan apakah suaminya bisa bangun lagi. Nafsu makannya agak sedikit menurun. Namun, setelah ia mendengar penjelasan dari Ben dan Erick Marson-- Kalau kondisi suaminya sebenarnya tidak berbahaya, ia tiba-tiba merasa sangat lapar sekali. 'Mungkinkah sebelumnya Ernest junior juga sedang memikirkan Ayahnya?' bisik hatinya sambil melirik ke arah perutnya yang masih rata. Oh, Tuhan. Kini ada seorang malaikat kecil yang sedang tumbuh di sana, benih dari cintanya bersama Ernest. Dan entah bagaimana, harapan suaminya itu untuk memiliki anak secepatnya seolah dikabulkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20

Bab terbaru

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 196. Aku Bersumpah Rosi!

    Ini sudah dua hari sejak terakhir Ernest datang menemui Rosalia di rumah peristirahatan milik Ayah mertuanya. Dan selama dua hari ini, suaminya itu sudah tidak pernah lagi mengganggu dirinya. Tidak menemuinya sama sekali. Membuat Rosalia menjadi bingung dan juga berpikir, apakah Ernest benar-benar telah menyerah padanya. "Ed, aku ingin kembali bekerja!" cetusnya di meja makan, saat ia sarapan pagi bersama Edward. Namun Edward hanya menatapnya dengan wajah seolah kurang yakin kalau ia sudah siap untuk bekerja. "Bagaimana tubuhmu, Rosi? Kau yakin ingin melakukan hal ini?"Rosalia mengangguk tegas, keseriusannya itu juga ia tunjukkan lewat tatapan matanya yang tertuju pada Edward. "Aku bosan, Ed," ungkapnya, mencoba menjelaskan alasan tentang mengapa ia memutuskan untuk pergi bekerja. Sesaat, ia sempat menangkap raut wajah Edward tiba-tiba tampak aneh. Seolah ada sesuatu yang sedang disembunyikan Edward darinya. Tapi apa? "Baik, tapi sebaiknya aku menghubungi Luis terlebih dahulu, b

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 195. Halusinasi Atau Nyata?

    Di dalam kamarnya, duduk bersandar di atas ranjang, Rosalia terus menunggu seandainya Ernest naik ke lantai dua rumah peristirahatan. Lalu menggedor pintu kamarnya sambil berteriak marah memanggil namanya. Tapi hal itu tidak terjadi sama sekali, terlalu hening, terlalu sepi, membuat ia ingin menangis. Tak lama, suara sedan terdengar di pekarangan rumah. Suara itu seolah bergerak menjauh, pergi menjauhi rumah peristirahatan. "Dia menyerah? Haha ... ternyata hanya begitu." Rosalia tertawa lirih, dan di penghujung tawanya, ia justru terisak pelan. Menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang, meringkuk, dan terus terisak di sana hingga ia tertidur. 1 jam kemudian, gagang pintu kamar Rosalia tiba-tiba bergerak turun. Berselang beberapa detik, pintu itu yang ternyata tidak terkunci bahkan didorong perlahan dari luar oleh sesosok tubuh tinggi besar. Sesaat, pria ini melemparkan pandangannya ke arah ranjang. Menatap cukup lama pada Rosalia yang telah tampak pulas, baru kemudian melangkah perlah

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 194. Permohonan Maaf.

    Malam hari, usai makan malam. Rosalia terus mengunci dirinya di dalam kamar, duduk termangu di atas ranjang sambil menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya yang sengaja ia tekuk. Hari ini ia jengkel sekali, sangat jengkel atas semua yang telah Ernest lakukan padanya. Dan ... bagaimana bisa suaminya itu merayunya, menggodanya, menyentuhnya dengan tangan yang pernah menyentuh Barbara sebelumnya, tanpa merasa bersalah pada dirinya? Ernest anggap apa dirinya? 'Itu karena kau juga sengaja membiarkannya melakukan hal itu padamu, Rosi! Kau ... selalu takluk ketika Ernest menyentuhmu. Kau selalu menyerah di bawah kecupannya. Pria itu menyadarinya, Rosalia Heart! Dia mengetahui kelemahanmu!'Rosalia memiringkan kepalanya, mencoba mengacuhkan semua jeritan yang diteriakkan hatinya padanya. Meski ia tahu kalau semua itu memang benar adanya. Yah, ia memang selemah itu di hadapan Ernest. Itu benar, dan ia tidak menampiknya. Ia juga sadar kalau ia tidak bisa melihat sekelilingnya karena h

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 193. Apakah Sudah Terlambat?

    Perlahan-lahan, Edward membalikkan tubuhnya. Dan ia sontak membeku saat telah berhadapan sempurna dengan Pamannya. Sebab wajah Ernest kini tampak sangat menakutkan. Beberapa saat yang lalu, Ernest hampir berhasil melepaskan satu-satunya kain yang masih melekat di tubuh Rosalia, namun konsentrasinya tiba-tiba terganggu oleh suara bel. Selama beberapa saat ia mencoba untuk mengacuhkannya, tapi naasnya ... suara bel kedua justru membuat Rosalia seketika membuka matanya. Istrinya itu menatap lekat ke arahnya, ia bahkan melihat ada kebencian di wajah Rosalia saat itu. Dan lebih sialnya lagi, suara bel kembali terdengar. Semakin sering, hingga Rosalia yang semula telah terpengaruh oleh sentuhannya, langsung mendorong tubuhnya. Istrinya itu bahkan segera memunguti semua pakaiannya dan bergegas berlari ke kamar mandi. Keributan itu tentu saja membuat Ernest meradang. Karena gara-gara suara bel, gairahnya yang semula telah berada di puncak, akhirnya langsung terjun bebas akibat penolakan Ros

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 192. Apakah Rosalia Yang Telah Membuka Pintu?

    Pukul 11 siang, Edward, Ben, dan juga Elio tampak memasuki lobby hotel. Ketika ketiganya telah memasuki lift, Edward yang sudah menahan kesabarannya sejak turun dari mobil, langsung membuka mulutnya. "Ini terlalu siang!" protesnya pada Ben, "Kau dengar? Rosi pasti sangat kelaparan sekarang," sungutnya. Ben tidak menanggapi celotehan Edward itu, melainkan melirik arloji mewah yang melingkar di pergelangan tangannya. "Sekarang sudah pukul 11? Seharusnya saat ini Tuan sudah terbangun, 'kan? Dan juga sudah berbicara pada Nyonya, 'kan? Apa mereka baik-baik saja?" gumamnya pelan, ada keresahan di dalam nada suara Ben. Begitu pula kala ia melihat lampu lift yang menunjukkan pergantian lantai semakin mendekati lantai tempat di mana kamar Ernest berada. Tepat di saat lift tiba dan pintu lift telah terbuka, dengan wajah ragu ia keluar dari lift. Edward masih berkicau bak burung merpati yang belum diberi makan, namun Ben sengaja menulikan telinganya. Ia bahkan tidak mengerti sejak kapan Edwar

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 191. Dua Hati Yang Saling Merindukan.

    'Jangan!' erang hati Ernest, saat Rosalia tiba-tiba membuka piyama yang ia kenakan. Lalu mengusap tubuhnya yang memanas dengan menggunakan ... apapun itu, kini benda sialan itu sedang menari-nari di atas kulit tubuhnya. Membuat ia sontak menahan nafas ketika benda itu perlahan bergerak turun dan menyusuri perutnya. Menuju ke area ... "Bagaimana ini? Tubuh Ernest semakin panas, apa yang harus kulakukan sekarang? Dan di mana mereka?"Fiuh, Ernest menghela nafas lega. Karena bertepatan ia membuka matanya— di saat yang sama Rosalia tiba-tiba melemparkan pandangannya ke arah pintu kamar. Namun tangan istrinya itu masih mengusap perutnya, bahkan handuk yang Rosalia genggam di tangannya hampir menyentuh ... Ernest melirik benda lembut berwarna putih itu sambil kembali menahan nafas. Sebab, jika benda sialan itu sampai menyentuh miliknya, Rosalia pasti akan segera tahu kalau ia telah terjaga. 'Jangan ke sana! Ukh ....' Ia sontak merapatkan bibirnya kala jari kelingking Rosalia tiba-tiba me

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 190. Aku Ingin Menyentuhnya!

    "Sudah 30 menit berlalu, di mana mereka?" Rosalia beranjak dari tepian ranjang, berdiri tegak, lalu melemparkan pandangannya pada pintu kamar. Tanpa menyadari bahwa seseorang telah terjaga dan kini sedang menatap dirinya dengan wajah tak percaya. Pria tampan itu bahkan mengerjapkan matanya, seolah ia sedang bermimpi saat ini. 'Baby? Apa yang terjadi? Mengapa dia ... Dia ada di dalam kamarku?' monolog Ernest dalam hati, tanpa melepaskan pandangannya dari tubuh ramping Rosalia yang sedang membelakangi dirinya. Well, ia sebenarnya sudah bangun sejak merasakan ranjang yang ia tiduri berderit pelan. Saat itu ia menemukan Rosalia tengah mencoba untuk beranjak dari pinggir ranjang. Namun istrinya itu tampak tidak menyadari kalau ia sudah terjaga. Dan sekarang, ia justru sedang berpikir keras tentang apa yang telah terjadi semalam? Mengapa ia sampai tidak tahu kalau Rosalia telah datang ke kamar hotelnya? Dan juga ... dari mana istrinya ini tahu di mana ia menginap? Apakah itu Elio yang tel

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 189. Di Mana Dokternya?

    Setelah hampir dua jam menunggu Dokter yang Ben katakan akan segera datang, dan sambil mengusap wajah Ernest dengan handuk hangat, Rosalia yang tak sabar akhirnya kembali membuka mulutnya."Di mana Dokternya? Apa kau benar-benar telah menghubunginya, Ben?" sungutnya, seiring ia berpaling pada Asisten suaminya yang justru tidak berani menatap matanya. Aneh, sangat aneh.Keanehan itu juga dirasakan oleh Edward dan Elio. Hanya saja, Elio tidak berani berbicara pada Ben. Selain itu, posisinya hanyalah penjaga rumah. Apa haknya untuk mempertanyakan apa yang telah Ben perbuat, sedangkan pria itu memiliki status yang lebih tinggi darinya?Berbeda dengan Elio, Edward justru segera menarik lengan Ben. Membawa pria itu menjauh dari Rosalia yang terus mengikuti Ben dengan tatapan matanya.Di dekat sofa, Edward langsung melepaskan lengan Ben. Ia bahkan memukul lengan itu seraya berbisik, "Hei, kau ... apa benar kau sudah memanggil Dokter?" gerutunya.Namun Ben, entah apa yang terjadi? Tiba-tiba p

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 188. Apa Yang Terjadi Pada Ernest?

    "Apa yang terjadi, Ben?" dengan langkah lebar Rosalia menghampiri Ben yang menyambutnya di lobby hotel. Di belakangnya, Edward dan Elio bergegas mengejar dirinya. "Kita bertemu lagi, Nyonya," sapa Ben seraya menundukkan kepalanya. Usai melakukan hal itu, ia lalu melemparkan pandangannya pada Edward dan Elio. Kemudian mengangguk pada kedua pria itu dan berpaling kembali pada Rosalia. "Maaf, Nyonya. Seharusnya aku tidak menakuti Nyonya seperti ini," cetusnya. "Dan Tuan, mungkin Tuan juga akan marah padaku nanti jika Tuan bangun dan mengetahui apa yang telah kulakukan pada Nyonya. Tapi masalahnya ...." Ben diam sejenak, menurunkan pandangannya juga memasang wajah cemas. Ekspresi Ben itu tentu saja membuat Rosalia menjadi semakin takut. Sementara Edward dan Elio, justru saling bertukar pandang, bertanya-tanya dalam hati apakah telah terjadi sesuatu yang buruk terhadap Ernest? "Ben?!" desak Rosalia, dengan suara sedikit meninggi. Namun setelahnya, ia justru menghela nafas kala menemukan

DMCA.com Protection Status