Beranda / Romansa / 100 HARI CINTA / Bertemu Clara di Resto

Share

Bertemu Clara di Resto

Penulis: Yuliyhana
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-16 18:58:38

Alvira menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri, menonton bioskop dengan ganre romantis berharap kisahnya cintanya juga akan romantis. Tapi saat alvira kembali mengingat perjanjian pernikahan harapan itu pupus. Sekitar dua jam ia berada dalam gedung bioskop itu, berbekal popcorn dan minuman hitam bersoda, Alvira begitu menghayati filmnya sehingga ia  mengeluarkan air matanya jika adegan dalam film itu sedang bersedih.

Setelah selesai alvira keluar gedung dengan mata merah habis menanggisi film yang dibintangi Reza Rahadian dengan Adinia Wirasti, walaupun film itu sudah lama dan berkali-kali dirinya nonton tetap saja Alvira tidak bisa untuk tidak menangis.

Alvira memasuki klinik perawatan kecantikan, sekali-kali ia ingin merawat tubuhnya dengan menggunakan uang yang dikirim sang ayah setiap bulannya. Selama ia keluar dari rumah sang ayah, baru kali ini ia kembali melakukan perawatan di salon. Biasanya jangankan melakukan perawatan, uang untuk jajan makannya saja

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • 100 HARI CINTA   Bersiap Makan Malam

    “Bapak di mana, maaf saya menganggu. Bapak harus ke kantor sekarang, karena ada klien yang datang marah-marah pak,” sahut sang Seketaris.“Memangnya ada apa?”" Ini kan sudah di luar jam kantor!" lanjut Kevin lagi.“Mereka mencari bapak, saya tanya tidak dijawab.”“Saya ke sana sekarang.”Kevin selain mempunyai bisnis agency model ia juga melanjutkan bisnis sang papa. Bisnis properti. Bisnis agencynya hanya bisnis sampingan. Karena dulunya Kevin pernah menjadi model sebuah majalah, tapi itu tidak lama karena sang papa ingin dirinya melanjutkan bisnis yang papanya bangun jadi terpaksa Kevin meninggalkan dunia modelnya.Tapi, semenjak Kevin sudah berhasil menjalankan usaha propertinya, ia mulai mencoba untuk membuka agency model, dan model yang berada di naungannya cukup banyak.“Sorry gua harus ke kantor bokap sekarang,” ucapnya pada Clara sambil membetulkan pakaian yang sudah

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-18
  • 100 HARI CINTA   Pertemuan Keluarga

    Daffin sudah menghubungi Alvira dua kali, karena saat ini Daffin sudah sampai di lokasi, sudah lima belas menit Daffin menunggu tapi Alvira dan keluarganya juga belum datang. “Gimana?” tanya Shela yang sudah mulai gelisah di tempat duduknya. “Sabar mi, mungkin masih di jalan,” sahut Ahmad mencoba untuk menenangkan. Daffin sendiri hanya diam, sambil mengerutu dalam hati akan tindakan Alvira yang terlambat. Sedangkan di rumah, Alvira juga sudah mulai gelisah. Ayah yang diharapkannya untuk datang tapi sampai saat ini juga tidak muncul-muncul bahkan ini sudah lewat tiga puluh menit. “Kita pesan taksi online aja Bu,” ucap Alvira dengan nada lesu. “Iya sayang, kan kasian keluarga Daffin nungguinnya nanti kelamaan,” sahut Alea. Alvira keluar duduk di teras rumah sambil memesan taksi, tapi saat ia ingin memencet tombol pesan sebuah mobil berhenti tepat di depan pagarnya. Alvira tersenyum kala melihat sang ayah keluar dari mobil

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • 100 HARI CINTA   You Merry Me

    Pelayan restoran datang menyajikan makanan pembuka,” ayo makan,” ajak Ahmad.“Kamu tambah sukses aja ya, nggak nyangka yang tadinya hanya bercanda mau besanan eh, akhirnya tercapai juga,” celetuk Arka di sela-sela kunyahannya.“Aku juga nggak tau ternyata Alvira ini anak kamu yang waktu itu ketemu di mall ya,” sahut Ahmad sambil mengingat-ingat lagi pertemuan beberapa tahun yang lalu.Kedua pria paruh baya yang duduk saling berhadapan itu terlibat percakapan yang seru, mengingat masa muda keduanya. Dan keinginan konyol mereka tentang perjodohan anak.“Yang kemarin Alvira kirim cake itu pasti buatan kamu!” seru Shela.“Iya, maaf nggak enak ya?” tanya Alea sedikit lesu.“Kamu gimana sih enak kok,&rdq

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • 100 HARI CINTA   Bicara Dari Hati ke Hati

    Setelah melalui perdebatan yang panjang masalah penentuan tanggal pernikahan Daffin dan Alvira. Kini semua sepakat jika acaranya akan diadakan sepuluh hari mendatang.Daffin dan Alvira hanya bisa menerima keputusan yang telah ditetapkan. Untung saja gaun pernikahan mereka sudah dipesan jauh hari.Semua itu merupakan keinginan dari Shela. Sebenarnya Shela hanya memberikan waktu seminggu saja, tapi Daffin menolak dengan alasan kantor ada sedikit masalah. Awalnya Daffin mau untuk diberikan waktu dua minggu paling cepat tapi lagi-lagi, Shela tidak setuju. Jadi Ahmad ikut bicara diambil lah jalan tengahnya sepuluh hari.Semua pesta diserahkan kepada para orang tua terutama para nyokap. Alvira menolak saat Shela ingin merayakan dengan meriah pernikahan mereka. Daffin juga membujuk agar pestanya digelar dengan sederhana saja. Mereka beralasan jika tidak ingin sang mami kelelahan yang akan berakibat dengan kesehatan maminya.Dengan sangat terpaksa Shela men

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-22
  • 100 HARI CINTA   Menyadari Rasa Itu Ada

    Alea mengangkat tangannya menyentuh pipi Arka,” aku kangen kamu,” lirihnya lagi.Alea mencoba untuk memberanikan diri melakukan itu, dibalasnya tatapan Arka. Kedua manik mata itu menyimpan kerinduan yang mendalam.Tanpa permisi aliran bening di pelupuk mata Alea mengalir perlahan membasahi pipinya. Arka yang melihat langsung mengelap aliran itu agar pipi indah Alea tidak basah.“Jangan menangis, aku juga merindukanmu. Aku minta maaf atas kesalahan ku yang lalu. Aku janji tidak akan mengulangi dosa itu lagi, aku akan lebih berhati-hati lagi pada semua orang.”Arka kembali mengungkapkan rasa penyesalannya. Tanpa aba-aba keduanya langsung berpelukan meluapkan rasa rindu dan sayang. Air mata itu kembali lagi membasahi pipi Alea, membuat kemeja yang digunakan Arka ikut basah.“Jangan nanggis terus, aku juga ikut sedih lihatnya,” ujar Arka yang melepaskan pelukannya demi menatap wajah Alea.“Aku akan berus

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-22
  • 100 HARI CINTA   Kecurigaan Maya

    “Ck,” Daffin berdecih saat panggilan itu berakhir. Daffin dari dulu memang tidak menyukai Clara. Sikap Clara yang selalu gampangan membuat Daffin tidak respect terhadapnya.Daffin melanjutkan tidurnya tubuhnya sudah lelah, pikirannya juga sudah lelah saatnya ia mengistirahatkan semua anggota tubuhnya.Agar menyambut hari esok lebih baik lagi.***Maya membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk dalam rentina matanya. Di rabanya di samping ia tidur, tapi tidak ia temukan seseorang yang biasa berada di tempat itu.Maya langsung duduk untuk mencari keberadaan sang suami, matanya mengawasi setiap sudut yang ada di kamar itu tapi ia tidak juga menemukannya.Maya langsung saja turun, berniat ingin mencari Arka di ruang kerjanya. Sambil mengingat hal apa yanag terjadi semalam?Maya takut jika ia kecolongan akan Arka yang pergi ke rumah Alea. Tapi saat Maya ingin membuka pintu kamarnya, dari luar Arka masuk sambi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-22
  • 100 HARI CINTA   Perbincangan Antara Anak Dan Papi

    Shela cukup kaget mendengar kabar jika rumah tangga sahabat lamanya mengalami masalah. Padahal yang ia tahu pasangan itu merupakan pasangan yang romantis dimasa mudanya. Sampai-sampai ia merasa iri dengan mereka.“Mudahan apapun masalahnya semoga cepat selesai,” batin Shela.Shela hanya bisa mendoakan sahabatnya itu. Ia tidak ingin bertanya atau ikut campur menurutnya itu privasi mereka apapun itu semoga ada jalan yang terbaik. Itulah harapan Shela saat mendengar kabar itu.“Sudah yuk sarapan,” ajak Shela yang melihat Daffin sudah selesai melakukan olahraganya.“Ayo,” sahut Daffin.Keduanya pun meninggalkan ruangan fitness itu, menuju rumah utama.“Aku mandi dulu mi,” ucap Daffin.Yang langsung masuk dalam lift. Saat pintu lift itu terbuka sang papi berada di depan menunggu pintu besi itu terbuka.“Pi,” sapanya.“Di tunggu mami sarapan tuh, aku mau mandi d

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-23
  • 100 HARI CINTA   Mengecek Gaun Pengantin

    Daffin sedang berada di kamarnya, setelah melakukan perbincangan dengan sang papi di ruang kerja. Saat ini Daffin menatap MacBooknya untuk melihat email yang masuk, duduk di atas sofa mengamati setiap tulisan yang berada di layar pipih itu.Cukup lama Daffin berkutik dengan pekerjaan, hingga jam makan siang tiba. Sudah dua kali assisten rumah tangga memanggil dirinya untuk segera turun makan siang karena ditunggu oleh mami dan papinya.Padahal kerjaannya belum selesai. Dengan sangat terpaksa ia pun menutup MacBooknya dan bergabung dengan mereka.Setelah makan siang, Daffin pamit ingin kembali ke apartemen.***Alvira yang sudah menyelesaikan tugasnya kini duduk termenung sendiri.”Bagaimana bisa aku menjalani kehidupan rumah tangga bersama orang yang sama sekali tidak aku cintai. Sehari bersamanya saja bisa membuat aku tekanan, bagaimana jika aku satu atap dengannya?”Alvira terus membatin. Sepertinya ia menyesali keputusannya yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-23

Bab terbaru

  • 100 HARI CINTA   Undangan Makan Malam

    Belum sempat Daffin menjawab panggilan teleponnya suara Alvira dari dalam kamarnya menghentikan pergerakkan tangannya. Kini kakinya melangkah dengan cepat menuju kamar mereka.“Ada apa?” tanya Daffin begitu pintu kayu berwarna putih itu berhasil di bukanya.Terlihat Alvira sedang berdiri di atas ranjang sambil kedua tangannya menahan batrobe matanya mengintari lantai.Daffin jalan mendekat,” Kenapa?” tanyanya lagi.“I-itu ada kecoa besar,” lirih Alvira, membuat Daffin langsung melebarkan senyumnya.“Sama kecoa aja takut. Di mana?” tanya Daffin, dengan posisi yang menunduk mencari keberadaan kecoa yang dibilang oleh wanita tercintanya.“Ada di situ tadi, coba cari di sana,” balas Alvira menunjukkan letak di mana ia bertemu dengan kecoa itu.Alvira menunjuk lantai bawah dekat kamar mandi mereka. Daffin masih berusaha mencarinya.“Apa bibi nggak membersihkan ini apartemen? Kenapa ada kecoa masuk,” gumam Daffin, tanpa mengalihkan perhatiannya dari lantai.“Nah itu dia!”seru Daffin begitu

  • 100 HARI CINTA   Keberhasilan Reiki

    Panggilan video call masuk di ponsel Daffin. Nama sang mami tercinta tertera di layar pipih itu.“Mami,” ujar Daffin kepada Alvira.“Ya, udah angkat.”Dengan santainya Alvira menyuruh Daffin menjawab panggilan tersebut. Tanpa sadar jika mereka saat ini hanya menggunakan batrobe saja.“Panggilan video call,” ujar Daffin lagi.Seketika Alvira menepuk keningnya mendengar ucapan dari Daffin. Matanya langsung tertuju pada tubuhnya yang hanya berbalut batrobe saja.“Kamu aja yang jawab, bilang aja habis mandi,” usul Alvira.Akhirnya Daffin menggeser icon hijaunya, setelah panggilan itu tidak mau berhenti.“Iya mi,” sapa Daffin begitu terlihat jelas wajah Shela dilayar pipih itu.“Hey, Alvira mana? Mami kangen nih sama dia,” sahut Shela.“Lagi di kamar mandi mi.”“Bagaimana pengobatannya mi?” tanya Daffin lagi.“Lancar Fin, kamu katanya sama Alvira mau ke sini?” terdengar suara sang papi yang berada di sebelah sang istri tercinta.“Maaf mi, Pi, sepertinya kami nggak bisa ke sana soalnya Alvi

  • 100 HARI CINTA   Menghajar Alvira

    Daffin mengerjapkan matanya saat cahaya matahari dari bilik tirai itu mengganggu tidur nyenyaknya. Perlahan ia membuka matanya. Saat mata itu berhasil dibuka, pertama kali yang ia lihat adalah wajah sang istri yang kini tengah berada di dadanya.Kedua sudut bibirnya langsung mengembangkan senyuman yang begitu lebar. Setelah pertempuran semalam yang di lakukan hingga beronde-ronde. Membuat Alvira susah sekali membuka matanya. Hingga saat ini dirinya masih tertidur begitu nyenyaknya di dada Daffin berselimutkan kain tebal yang menutup kedua tubuh mereka yang tidak menggunakan apapun.Daffin bergerak secara pelan, bibirnya kini menyentuh kening Alvira.“Terima kasih atas semua yang kamu berikan saat ini, aku merasa ini adalah hal yang begitu sangat bahagia buatku,” ungkap Daffin pelan sambil memandangi wajah Alvira yang tampak begitu cantik dan natural.Terlihat Alvira mulai bergerak pelan. Namun, ternyata matanya masih tertutup rapat, dan ia hanya berpindah posisi tidur saja yang semak

  • 100 HARI CINTA   Malam Panjang

    “Kalau mau bicara soal kerjaan besok saja gua lagi sibuk,” ungkap Daffin lagi dan langsung mematikan sambungan teleponnya. Kemudian ia mematikan ponselnya agar tidak ada lagi yang mengganggu kegiatan malamnya ini.Di seberang sana Reiki yang tadi menelepon bosnya itu sekedar ingin memberitahukan jika mereka besok akan ada pertemuan penting dengan salah satu klien dari luar negeri. Namun, belum sempat Reiki memberitahu sambungan telepon itu sudah diputus Daffin.“Huuft.”Hembusan nafas Reiki terdengar begitu berat. Susah menghadapi sang bos yang moodnya berubah-rubah dan ia sampai saat ini tidak mengetahui sela-nya.Reiki yang masih bingung dengan pertemuan besok apakah akan berlangsung apa tidak. Berbeda dengan Daffin yang kini telah kembali melakukan aktivitas panasnya.Alvira yang tadi duduk di atas meja mini bar telah ia turunkan dan digedongnya diletakkan di sofa living room. Sofa yang mempunyai ukuran hanya

  • 100 HARI CINTA   Menghabiskan Malam Bersama

    Alvira sudah menyelesaikan mandinya, selama setengah jam ia berada di dalam kamar mandi berendam. Dengan senyum yang lebar ia keluar dan menuju lemari pakaian yang di maksud oleh Daffin tadi.Tubuhnya saat ini terasa sangat begitu segar. Alvira juga sudah memantapkan hatinya jika ia akan menyerahkan semuanya malam ini untuk suaminya tercinta. Makanya ia merendam tubuhnya selain menghilangkan pegal, ia juga ingin agar tubuhnya wangi saat bersama Daffin. Langkahnya ia urungkan menuju lemari, kini Alvira malah duduk di meja rias, ia ingin sedikit mengaplikasikan make up naturalnya dan memberikan semprotan parfum di daerah-daerah tertentu. Tidak lupa ia mengeringkan rambutnya juga.Sudah siap, Alvira ingin mengambil piyama yang katanya Daffin berada di dalam lemari. Namun, saat Alvira buka pintu lemari itu matanya membulat sempurna melihat baju-baju yang bergantung di sana sungguh ia tidak berpikir sampai ke arah sana.“Astaga ini semua?” gumamnya pelan.

  • 100 HARI CINTA   Daffin Mengajak Ke Villa

    Saat ini Alvira tengah bersiap untuk pulang karena jam dinasnya telah usai. Sambil merapikan peralatan dan meja kerjanya matanya melirik ponsel yang berada di atas meja. Takut suaminya menghubungi dirinya.“Sudah mau pulang?” tanya Vita yang tiba-tiba muncul di balik pintu.“Iya, emangnya kenapa?” tanya Alvira.“Enggak paa sih, gua mau ajak keliling bentar. Bisa nggak?”“Em?”Alvira menyahut sambil memicingkan manik matanya merasa aneh dengan permintaan sahabatnya itu.“Biasa aja kali lihatnya nggak usah gitu amat kenapa? Salah gua mau ajak hangout bentar?” celetuk Vita lagi dengan mengibaskan satu tangannya di depan Alvira.“Enggak apa sih, heran aja!” sahut Alvira.“Sudah yuk, keluar,” ajak Alvira lagi sambil meneteskan tasnya keluar ruangan.“Beneran nih nggak bisa?” tanya Vita lagi ingin memastikan.Alvira lan

  • 100 HARI CINTA   Gagal Masuk Lagi

    Kehidupan suami-istri itu terlihat begitu harmonis dan sangat bahagia. Semakin hari Daffin menunjukkan sikap baik, ia selalu memperlakukan Alvira dengan begitu lembut. Alvira menikmati setiap perlakukan Daffin terhadapnya. Namun, tanpa mereka sadari ada seseorang yang terganggu dengan keromantisan keduanya. Ia pun berjanji akan membuat keduanya pecah.Diam-diam Kevin sering mengikuti keduanya melihat Alvira begitu sangat bahagia membuat Kevin murka. Kevin merencanakan sesuatu untuk Alvira. Dengan senyum liciknya ia kembali menjalankan mobilnya saat Alvira sudah lagi tak terlihat oleh pandangannya.Alvira dan Daffin kini sedang berada di rumah sakit, mereka ingin konsultasi ke spesialis kandungan. Padahal Alvira tadinya tidak ingin pergi, karena ia yakin jika mereka akan segera memiliki anak, tanpa melakukan program. Karena keduanya tidak ada masalah.“Ayo masuk,” ajak Daffin saat sudah berada di depan ruang poli kandungan.“Silahka

  • 100 HARI CINTA   Dinner Romantis

    Daffin tidak mengalihkan pandangannya dari Alvira, “ kamu cantik sekali malam ini?”puji Daffin. “Memangnya kemarin-kemarin aku nggak cantik apa?” protes Alvira. Daffin merapatkan tubuhnya ke tubuh Alvira. “Cantik, tapi saat ini terlihat lebih cantik lagi,” ujar Daffin memuji. “Mau pergi sekarang atau kita diam di kamar seperti ini,” ucap Alvira. Daffin langsung memasang tangannya agar Alvira gandeng. Keduanya keluar dari unit apartemnet dengan tangan Alvira melingkar di lengan Daffin. Daffin membuka pintu mobilnya sportnya dan membawa Alvira melaju membelah jalan raya. Ia akan mengajak Alvira ke sebuah restoran. Restoran yang sudah di bookingnya melalui Reiki sang assisten. Perjalanan mereka akhirnya sampai di restoran. Keduanya jalan bersamaan menuju lokasi yang sudah dipilih Daffin. Saat pintu ruang vvip itu terbuka, Alvira langsung mematung di depan pintu melihat suasana di dalam sana. Pencahayaan yang remang membu

  • 100 HARI CINTA   Meneruskan Pernikahan

    Alvira diam sejenak mendengar pertanyaan dari Daffin. Ia bingung harus menjawab apa. Keraguannya itu terlihat jelas di mata indahnya.“Kamu kenapa? Katakan saja, jika kamu memang memilih dia, aku akan mundur dan memutuskan semuanya dengan baik-baik tapi jika kamu memilih pernikahan ini, aku akan menemani kamu untuk berbicara pada Kevin,” ungkap Daffin pelan, tangannya sudah menggenggam tangan Alvira yang berada di pahanya.Dengan keberanian yang sedikit, akhirnya Alvira menceritakan apa yang sebenarnya ia rasakan saat ini.“Sebenarnya aku juga memiliki perasaan yang sama seperti kamu, hanya saja aku tidak berani untuk mengungkapkannya mengingat surat perjanjian itu. Akhirnya aku memilih menerima tawaran Kevin dan ibunya dan mencoba melawan perasaan yang sebenarnya,” ungkap Alvira.Tanpa berbicara Daffin langsung maju dan memeluk tubuh Alvira,” terima kasih,” ucapnya.Alvira yang mendapatkan serangan tiba-tiba dar

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status