Chapter: [Bab 8]: Kalung Arres Pada Tubuh WerewolfBagaimana bisa Zevana meninggalkan Arres dalam keadaan tenang? Zevana melambankan laju larinya ketika tiba di tanjakan menuju bukit tebing Zelf. Nafasnya terengah-engah setelah sejak tadi berlari dengan rasa ketakutan kalau akan ada serigala yang mengikutinya dari belakang menghantui. Sepanjang berlari menuju tebing Zelf, Zevana tidak bisa menyingkirkan pikiran tentang bagaimana kondisi Arres. Ia mengingat bentuk dua serigala yang menyerang mereka berdua tadi: bertubuh besar, gagah, tinggi hampir mencapai dua meter, berbulu lebat sampai menutupi seluruh tubuh. Zevana merinding mengingat bentuk tubuh dua serigala yang sempat memblokade jarak dirinya dan Arres. Kenapa Arres sangat bodoh untuk menyerahkan diri mengalihkan perhatian dua serigala besar itu? Memangnya ada jaminan Arres akan menang dan selamat? 'Sial! Sekarang aku justru tidak tenang karena memikirkan keadaan Arres!'Zevana meletakkan kedua tangannya pada pinggang. Dalam keheningan, ia mengatur napas sembari memperhatik
Terakhir Diperbarui: 2023-01-25
Chapter: [Bab 7] Penyerangan Werewolf "Jadi, kau pikir aku tidak mungkin menjadi penyihir kerajaan yang pandai karena menurutmu aku bodoh?"Zevana bertanya, membalas perkataan Arres beberapa saat lalu. Sebenarnya bisa saja Zevana langsung membalas pada saat Arres mengatakan dirinya bodoh, tidak bisa apa-apa, dan ceroboh. Namun Zevana lebih memilih mencoba menenangkan diri, mengikuti Arres sampai mereka sudah memasuki hutan lebih dalam.Kejengkelan Zevana akan berisiko membuatnya ingin meninju Arres. Kalau saja bukan karena Arres yang mengobatinya tadi, Zevana tidak akan segan melayangkan tinju. Masalahnya, selain karena Arres sudah mengobatinya tadi, tenaganya tidak sekuat itu untuk meninju. "Memang," jawab Arres yang berada dua langkah di depan Zevana. "Apa kau tidak sadar?" Zevana mendecak. Lantas tertawa miring bernada sinis. "Bisa-bisanya kau mengatakan aku seperti itu. Padahal aku yang menyelamatkanmu dari kejaran para pasukan sialan.""Itu hanya keberuntungan. Kalau tidak beruntung, kita tidak akan selamat.""Ke
Terakhir Diperbarui: 2022-12-08
Chapter: [Bab 6] Antara Peduli & Sinis "AISH…."Langit semakin pekat. Hanya ada suara burung hantu yang tidak ada wujudnya bercampur deru napas tersengal-sengal. Tidak ada lagi kejaran para pasukan sialan yang entah dari mana datangnya. Di sinilah Zevanna dan Arres terjebak. Karena hanya fokus melarikan diri dari para pasukan sialan, keduanya tidak sadar telah memasuki bagian hutan lebih dalam. Mereka memang berhasil melarikan diri. Sayang sekali, mereka tidak tahu di mana keberadaan mereka sekarang. "Kau mengajakku berlari tanpa berpikir kita akan terjebak!" Arres menghardik Zevanna. Tentu saja Zevanna tidak terima. Tubuh Zevanna langsung menegak—setelah sedari tadi membungkuk memegang kedua lutut. Zevanna memandang Arres dengan rasa tidak terima. "Hei. Aku menyelamatkanmu dari kejaran mereka," ujar Zevanna yang membela dirinya. "Kenapa sikapmu menyebalkan begitu?" Siapa yang sudi disalahkan? Lagipula Arres ini menyebalkan. Sudah beruntung tadi Zevanna sempat menarik tangannya supaya mereka bisa melarikan diri bers
Terakhir Diperbarui: 2022-12-07
Chapter: [BAB 5] Identitas MisteriusSial. Zevana sama sekali tidak bisa memejamkan mata dengan tenang. Mimpi buruk yang mendatanginya saat beberapa waktu lalu masih terngiang-ngiang. Katakanlah Zevana terlalu berlebihan karena, alih-alih menganggap angin lalu mimpi itu, justru memikirkannya amat keras. Persetan. Bayang-bayang wanita di antara kabut yang menyelimuti sekujur tubuh membuat Zevana tidak nyaman. Entah kenapa Zevana merasa seperti familiar dengan wanita itu. Ini semacam perasaan ketika dirinya bertemu seseorang, lalu bertemu lagi kesekian kalinya. Namun Zevana tidak bisa mengingat. Sejak kapan dirinya mengenal atau bertemu wanita menyeramkan itu?"Argggh!" Zevana mengusap kepala bagian kanannya, frustasi. "Kenapa aku tidak bisa mengingat apa pun? Dan ... siapa nama yang disebut wanita itu?"Benar. Ada nama yang disebut sosok wanita berkabut dalam mimpinya: Zevana. Apakah itu nama dirinya? Sebenarnya Zevana sendiri tidak yakin. Meskipun di sisi lain, jika diingat-ingat ulang, Zevana tidak menemukan siapa
Terakhir Diperbarui: 2022-10-06
Chapter: [BAB 4] Pesan Tersirat: Siapa Sebenarnya Aku?Kegelapan yang mencekam menyambut kedua mata Zevana begitu kelopak mata itu terbuka. Entah bagaimana bisa Zevana secara tiba-tiba terbangun di tengah hutan. Udara dingin jatuh menusuk pori-pori seiring Zevana bangkit posisi menjadi duduk. Butuh waktu beberapa detik bagi Zevana untuk memperhatikan sekeliling. Siluet pepohonan menjulang tinggi, siluet dedaunan yang tumbuh lebat menutup akses cahaya bulan, dan suara-suara hewan hutan sahut-bersahutan. Tunggu, ini pasti masih mimpi, elaknya dalam hati ketika agak kesulitan berdiri dari duduk. Tubuhnya bergerak sempoyongan sambil menjulurkan tangan, meraba-raba sekitar. Ini mengerikan. Tidak ada cahaya membuat pergerakan Zevana sungguh kesulitan. Zevana merasakan seluruu bulu kuduknya seketika meremang mendengar nada-nada siul burung hantu. Masalahnya, Zevana tidak bisa melihat wujud burung hantu itu. Netra Zevana hanya menangkap siluet-siluet sekitar."Cahaya, di mana ca—" kalimat Zevana seketika terhenti setelah sepasang matanya mene
Terakhir Diperbarui: 2022-10-06
Chapter: [BAB 3] Lahir Kembali(Tiga abad kemudian.)Dingin, gelap, sunyi, nyeri bagai penyiksaan menjalar ke sekujur tubuh, dan otot-otot seakan terkunci kaku. Zevana tidak mengerti apa yang dirasakannya sekarang. Telinganya berdengung kuat mendapatkan tekanan dari kedua sisi. Tak ada bagian dari tubuhnya yang bisa digerakkan. Hanya sakit. Sakit sekali—dan tak bisa dilawan meski otak Zevana sudah mengirim sinyal ke tubuhnya agar bergerak.Tubuh Zevana bergerak melayang perlahan semakin ke atas. Tidak, bukan melayang, lebih tepatnya mengapung. Rasa nyeri dari tekanan pada sekujur tubuh membuatnya kebas, dingin menusuk kulit—bahkan rasanya berkali lipat menusuk ketimbang rasa panas luka bakar melepuhkan kulit. Kedua matanya tidak bisa dibuka. Entah apa yang menggerakkan tubuhnya sekarang. Semakin mengapung naik, semakin dirinya merasakan tekanan. Dalam hening Zevana ingin menangis, tetapi otot wajahnya pun tidak bereaksi untuk membentuk ekspresi. Tak ada suara yang didengar olehnya kecuali dengung menyakitkan.
Terakhir Diperbarui: 2022-10-06