author-banner
Kertas Berbisik
Author

Novels by Kertas Berbisik

Manipulasi Manis : Wajah Patuh Hati Licik

Manipulasi Manis : Wajah Patuh Hati Licik

Isabella, seorang gadis yang harus tinggal bersama keluarga pamannya setelah kematian kedua orang tuanya, menjalani hidup yang penuh tekanan. Meski diberikan tempat tinggal, ia selalu dituntut untuk menjadi gadis yang patuh dan tunduk pada aturan keluarga pamannya. Dibandingkan dengan sepupunya Hilda yang lebih bebas, Isabella justru berada di bawah pengawasan ketat pamannya, Dion, yang begitu protektif terhadapnya dengan alasan yang menurutnya gila. Siapa sangka, di balik sikap tenang dan kepatuhan yang selalu ditunjukkannya, Isabella menyimpan banyak rahasia. Ia bertekat untuk membalaskan dendam orang tuanya kepada keluarga pamannya.
Read
Chapter: BAB 8
Theodore mengusap darah di sudut bibirnya. Matanya menatap tajam ke arah Isabella, yang kini berdiri tegak tanpa rasa bersalah sedikit pun. Ia tahu, gadis ini dengan sengaja menmpar pipinya sediri untuk membuatnya dalam masalah."Pa!" bentak Thedore sambil menahan amarah. "Aku bisa jelaskan-"Tuan Sinclair mengangkat tangan, menghentikan ucapan putranya. "Tidak perlu! Sudah cukup jelas apa yang aku lihat""Tapi pa, Isabella-""Diam, Theodore. satu kata lagi aku akan mengambil semua fasilitasmu" bentak Tuan Sinclair. Kemudian matanya menoleh ke arah Isabella lagi, dan berkata "Bella, ikut paman ke ruang kerja". Kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ruang tamu.Di ruang kerja."Bella, sepertinya aku terlalu memberimu kebebasan ya" Ujar Tuan Sinclair sambil tertawa kecil. Isabella berdiri tegak di hadapan pria paruh baya itu, ekspresinya masih tenang sampai Tuan Sinclair melanjutkan kata-katanya."Nenekmu masuk ICU." Ucap Tuan Sinclair. "Apa?" Mata Isabella membesar "Kenapa
Last Updated: 2025-04-12
Chapter: BAB 7 Ayahmu Menyukai Ibuku
Sebuah tangan mencengkeram keras lengan Isabella, menariknya berdiri dari tempatnya..PLAK!Satu tamparan keras mendarat telak di pipinya. Tubuh Isabella terhuyung, dan rasa panas langsung menyebar di wajahnya. Ia menoleh cepat.“Theodore?” bisiknya nyaris tak terdengar.Wajah pria itu memerah, bukan karena malu, tapi karena marah yang nyaris tak tertahan. Dadanya naik turun, napasnya berat seperti menahan ledakan dalam dirinya.“Isabella… jadi kamu benar-benar di sini.” Ucap Theodore dengan suara berat, hampir seperti geraman yang ditahan.Isabella justru tersenyum sinis "Kamu kan bodoh, kenapa bisa tau aku ada di sini? Oh, pasti paman ya yang kasih tahu kamu?"Amarah Theodore kian memuncak. Jari telunjuknya teracung, menunjuk wajah Isabella dengan mata yang tajam. “Jangan pernah lagi bilang aku bodoh, Isabella.”Isabella menatapnya dingin, tanpa gentar sedikit pun. “Tapi nyatanya memang begitu, kan?” ucapnya pelan, namun penuh penekanan."Tujuan utama kalian bukan di sini, tapi di b
Last Updated: 2025-04-10
Chapter: BAB 6 Hampir Kabur
Di bandara. "Shela, terima kasih telah membantuku," ucap Isabella dengan lembut. "Bella, jangan sungkan. Aku senang bisa membantu," jawab Shela sambil tersenyum. "Aku akan merindukanmu," kata Isabella lirih, menggenggam tangan Shela erat. Shela tersenyum, meski matanya sedikit berkaca-kaca. "Aku juga, Bella. Tapi ini adalah langkah terbaik untukmu. Kejar impianmu, dan jangan pernah ragu untuk kembali jika kau butuh tempat bernaung." Isabella mengangguk. Suara pengumuman keberangkatan menggema di seluruh bandara. Ia menarik napas dalam, lalu memeluk Shela erat sebelum melangkah menuju gerbang keberangkatan. Namun, langkahnya terhenti saat matanya menangkap sesuatu. Puluhan pria berbaju hitam tersebar di sekitar bandara, tampak seperti sedang mencari seseorang. Detik berikutnya, darah Isabella mendidih. Rahangnya mengeras, dan tangannya mengepal kuat. "Brengsek..." gumamnya dengan geram. Shela ikut memperhatikan dan menyadari situasinya. "Mereka... orang-orang pamanku," Isabella
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: BAB 5 Isabella Ada Di Bandara
"Bella, lihat! Mereka sudah dekat." Shela menunjuk ke arah luar sambil membuka kaca mobilnya. Shela telah memerintahkan sopirnya untuk berhenti sejak diipinggir jalan. Khusus untuk melihat konvoi itu. Isabella baru saja ingin menoleh ketika ponselnya tiba-tiba bergetar. Pandangannya langsung tertuju pada layar, dan begitu melihat ID peneleponnya, napasnya tertahan sesaat. Theodore. Baru satu jam pergi, dan pria itu sudah mengganggunya lagi. Dengan kesal, Isabella menonaktifkan ponselnya, melemparkannya ke dalam tas tanpa peduli. "Bella, apa kamu tadi lihat mereka?" Tanya Shela. Bella hanya mengangguk singkat sambil tersenyum. "Shella, ayo kita cepat pergi, kita tidak punya banyak waktu" "Oh iya, kamu benar. Pak ayo cepat ke bandara" perintahnya kepada sopirnya untuk segera melaju. Di sisi lain, Regan yang duduk di dalam mobil memperhatikan kendaraan yang melaju bersisian dengan mereka. Pandangannya tertarik pada dua gadis di dalamnya, tetapi hanya satu yang bisa ia lihat deng
Last Updated: 2025-03-02
Chapter: BAB 4 Mereka Keluarga Top Dari Kota Tanra
Detik berikutnya, terdengar ketukan di pintu ruang kerja. "Masuk," ujar Tuan Sinclair tanpa mengalihkan pandangannya dari Isabella. Pintu terbuka, memperlihatkan sosok Theodore yang berdiri dengan ekspresi tenang. "Ada apa?" tanya Tuan Sinclair. "Pa, Shela ada di depan. Dia ingin mengajak Isabella jalan-jalan," jawab Theodore. Mendengar itu, Isabella tersenyum kecil. Ia segera membalikkan tubuhnya menghadap Tuan Sinclair, menatap pria itu dengan ekspresi tenang. "Om Dion, bolehkah aku keluar?" tanyanya dengan lembut. Tuan Sinclair menyipitkan matanya sejenak, lalu tersenyum tipis. "Keluarga Wijaya termasuk keluarga terpandang di kota Lithen. Sangat bagus jika kita tetap menjaga hubungan baik dengan mereka." Isabella menahan kelegaan yang muncul di hatinya. Dengan senyum manis, ia berkata, "Terima kasih, Om Dion." Namun, sebelum ia bisa berbalik, suara dingin Tuan Sinclair kembali terdengar. "Tapi ingat, hanya dua jam. Jika lewat dari itu, pengawalku akan menjemputm
Last Updated: 2025-02-28
Chapter: BAB 3 Bantu Aku Mencarinya
Regan bersiap untuk mandi dan membuka pintu kamar mandi. Sementara itu, Isabell pergi diam-diam untuk pulang tanpa memberi tahu siapa pun. 30 menit kemudian, Regan keluar dan berkata "Ayo kita makan malam... mau di resto apa..." belum siap Regan bicara, ia mengernyit saat menyadari ruangan itu kosong. Wanita itu tidak ada di sana. Awalnya, dia berpikir mungkin wanita itu hanya keluar sebentar, tapi firasatnya berkata lain. Regan mendengus, "Setelah pakai, langsung di tinggal? Berani-beraninya" Dengan cepat, ia meraih ponselnya dan menghubungi Leo “Leo, bantu aku mencari seseorang. Ya, seorang wanita”. *** Keesokan harinya, di rumah keluarga Sinclair. Hilda terisak di ruang tamu keluarga Sinclair, wajahnya basah oleh air mata. Hari ini ia pulang ke rumah orang tuanya untuk mengadu. "Ma, sepertinya Marcel sangat marah. Dia memandangku dengan tatapan jijik" Hilda menangis disertai segugukan. "Ma, Marcel sangat marah. Dia melihatku seolah aku menjijikan" tangisnya pecah, bahuny
Last Updated: 2025-02-28
You may also like
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status