Yang Mulia, Ceraikan Aku!
Vassilia Auva, harus menerima fakta bahwa dirinya tiba-tiba bertransmigrasi ke tubuh Nona Clarence Divn Rivas, tokoh novel favoritnya, tepat di hari pernikahan.
Tidak ada jalan lain. Meski dia tidak mengenal calon suaminya -sang Pangeran- dan sama sekali tidak mengerti dunia baru ini, pernikahan politik ini tetap harus berlangsung. Jika tidak, nyawanya adalah taruhannya.
Tapi sebagai gantinya, Clarence mengajukan permohonan kepada Pangeran tepat sebelum mereka melakukan prosesi ciuman.
"Aku akan memberikan apapun yang Yang Mulia mau. Aku akan membantu anda naik tahta. Tapi, ceraikan aku setelah satu tahun. Posisi Ratu sama sekali bukan yang aku inginkan, Yang Mulia."
Seharusnya itu mudah. Mereka tidak saling mencintai. Bahkan menurut bisik-bisik para pelayan, sang Pangeran juga membenci August Rivas, Pamannya yang tidak mau mematuhi aturan Kerajaan. Menyulitkan posisinya. Secara otomatis, Pangeran seharusnya juga membenci Clarence.
Tapi mengapa...
"Cerai? Gila, gila, gila. Itu adalah hal paling gila yang pernah aku dengar. Jangan katakan itu lagi. Aku tidak ingin menjadi gila karena mendengarnya."
Apa maksudmu? Anda telah berjanji! Bukankah ini adalah kesempatan terakhir untuk lepas dari wanita yang kau benci?
"Yang Mulia... apakah anda gila?"
Pangeran, yang telah naik tahta menjadi Raja, justru mengiyakan tanpa beban. "Setelah dipikir-pikir... ya. Aku telah menjadi gila karena memiliki istri segila kamu."
Yah... mau bagaimana lagi? Yang bisa Clarence lakukan sekarang hanya menciptakan insiden besar untuk membuat Raja menceraikannya.
Baca
Chapter: 17. Tantangan"A-apa?"Clarence tidak tahu apa yang Leopold maksud. Setelah berpikir sejenak, dia akhirnya bisa menadapati satu kemungkinan, dan dengan takut-takut bertanya, "Apakah ini adalah..."Cengkeraman Leopold mengendur setelah melihat sorot kebingungan wanita itu. Dia bertanya, "Kau benar-benar tidak tahu?"Mata adalah anggota tubuh yang tidak dapat berbohong. Meski banyak bangsawan disini bisa memanipulasi sorot itu, Leopold adalah orang yang telah berkecimpung di dalam dunia intrik sejak dia lahir, jadi dia sangat bisa membedakan kepalsuan dan kejujuran, tidak peduli seberapa tebal topeng orang tersebut.Dan melihat Clarence benar-benar tampak tidak mengerti apa yang ia maksud, Leopold akhirnya berhenti mengintimidasinya."Putra Mahkota ini bertanya, apa yang kau lakukan disini jika bukan mengikutiku?" tanya Leopold dengan nada dingin.Clarence terdiam sejenak, dan akhirnya mengingat tujuan awalnya. "Aku ingin mengantarkan makanan ringan untukmu, dan juga surat kontrak pernikahan kita. Tap
Terakhir Diperbarui: 2023-02-13
Chapter: 16. Flower and FragranceWeids't Reine adalah kota yang buruk, amat jauh dibandingkan dengan ibukota yang megah. Jika di Querencia banyak pusat hiburan dan kebudayaan, disini hanya ada beberapa bar besar, dan tempat sauna untuk membeli pelacur.Di Thaas Rachem, kota Weids't Reine adalah yang paling terburuk. Tak hanya tertinggal oleh kecemerlangan kota lain, kota ini juga amat sombong, dan tidak menerima aturan dari pemerintah. Mereka hanya menginginkan banyak uang, untuk terus menjalankan tempat perdagangan budak dan sauna pelacurnya.Beberapa menteri dan pegawai pemerintahan yang nakal sering mengambil selir dari tempat pelacuran ini, atau hanya sekedar singgah untuk menikmati jamuan erotis dari beberapa pelacur di dalamnya.Yang paling dicari adalah seseorang dengan tubuh cantik, halus, dan tanpa bekas luka, serta masih perawan. Mereka bahkan rela membayar sepuluh koin perak untuk itu.Di Thaas Rachem, satu koin perunggu bisa menghidupi rakyat jelata selama seminggu, tapi itu tidak berguna bagi orang berku
Terakhir Diperbarui: 2023-02-13
Chapter: 15. Mendapat MasalahClarence adalah seorang wanita, dan dia tidak memiliki senjata di tangannya. Jadi, bagaimana mungkin dia bisa melawan?Dia merengut sembari berusaha menghindar dari tebasan pedang salah satu bandit. Pinggangnya bergerak dengan lincah, dan tidak nampak goyah ketika pada detik berikutnya, dia menendang tubuh bagian bawah orang yang berniat menyentuhnya.Orang-orang ini gila. Mereka masih sempat-sempatnya berpikiran kotor di tengah pertarungan. Padahal, saat ini, Clarence sudah ngos-ngosan. Di kehidupan sebelumnya, Clarence memang mempelajari beberapa jenis bela diri agar bisa menghentikan takdir buruk. Tapi pada akhirnya dia gagal, dan tetap mati. Jadi, di kehidupan ini, Clarence menjadi malas, dan menunda-nunda berlatih hingga sekarang.Yang pada akhirnya juga sama-sama menyesal, karena baru beberapa waktu berlalu, kulitnya sudah tergores ujung pedang hingga mengeluarkan darah, dan pinggangnya terasa pegal. Gerakan Clarence juga tidak selincah sebelumnya, membuat dia tak bisa menahan
Terakhir Diperbarui: 2023-01-08
Chapter: 14. Posisi SelirItu adalah bayangan hitam yang tiba-tiba melesat entah darimana. Dan di tengah-tengah keterkejutan Clarence, dia tiba-tiba berlutut. Aura dingin dan serius menguar darinya, meski hanya samar-samar.Sesuatu yang mau tidak mau mengingatkan Clarence pada Leopold, entah kenapa."Hormat pada Tuan Putri. Saya adalah penjaga bayangan yang ditugaskan Putra Mahkota untuk menjaga Putri, dan memastikan Putri Mahkota aman di sepanjang perjalanan."Ada fluktuasi di mata Clarence. Dia memandang rumit pada penjaga bayangan itu, berpikir dalam. Clarence sama sekali tidak menyangka kalau Leopold akan sebaik ini padanya. Izin dari Leopold untuk dia menunjukkan kontrak pernikahan yang dibuat Clarence seharusnya sudah menjadi batas toleransi pria itu. Saat ini, jika Clarence tidak salah ingat, adalah permulaan cerita. Konflik utama belum terlihat, hanya meninggalkan sedikit taburan kecil sebagai persiapan. Jadi Leopold seharusnya masih membencinya sepenuh hati hingga tidak bisa menahan untuk menunjukkan
Terakhir Diperbarui: 2023-01-08
Chapter: 13. Dengan Kualifikasi Apa?Clarence mondar-mandir di kamar tidurnya sesaat setelah dia selesai berkutat di dapur.Sesekali, tatapannya akan tertuju pada makanan ringan di atas meja, beralih ke pintu, atau pada perjanjian kontrak yang baru dia buat tengah malam tadi.Putra Mahkota mengatakan kalau dia harus mengirimnya saja melalui pelayan, namun Clarence sama sekali tidak bisa percaya pada mereka. Di buku novel, meski ketakutan pada tingkah buruk Clarence, sampai akhir mereka masih berusaha mencela dan menjatuhkannya. Saat kematian Clarence asli lah, mereka menjadi paling bahagia.Apalagi, saat ini, pelayan belum merasa takut padanya, dan masih berani bersikap arogan. Pada Pamannya, Grand Duke August Rivas yang konon katanya memiliki kekuatan setara dengan Kerajaan Thaas Rachem pun, mereka sama sekali tidak takut. Jika begitu, bagaimana dengan dia?"Kecuali, jika aku berhasil mendapatkan kepercayaan Putra Mahkota, dan berteman dengannya." Clarence melanjutkan pemikirannya dengan gumaman penuh tekad.Setelah se
Terakhir Diperbarui: 2023-01-03
Chapter: 12. Perbincangan Dengan AugustSenyuman aneh Leopold adalah yang Clarence temui ketika jarak mereka hanya tiga meter.Langkah Clarence seketika berhenti. Tubuhnya mengalami tremor kecil. Apa ini? Kenapa Leopold tiba-tiba tersenyum padanya?Dan, bukannya menimbulkan kesan meneduhkan, pria itu malah membuat Clarence berpikir bahwa mendengarkan omelan mertua yang cerewet lebih baik daripada melihat senyuman mengerikan ini."Yang Mulia, saya mendengar anda memanggil saya." Kata Clarence dengan perilaku khas bangsawan.Untungnya, tidak ada yang aneh dalam suaranya. Hanya sedikit getaran, yang Clarence yakin, tidak dapat disadari orang-orang."Datang."Meski takut, Clarence tetap mematuhi perintahnya. Dia mengambil beberapa langkah mendekat dan memangkas jarak, hanya untuk tertegun setelahnya."Ini..."Tangan Leopold tiba-tiba menelusup, dan memegang pinggang Clarence dengan posesif. Dia berujar dingin, "Ya. Paman yang kau rindukan akhirnya datang mengunjungimu, istriku."Tidak ada kehangatan dalam suara maupun gerak-geri
Terakhir Diperbarui: 2022-12-24