Chapter: 5. SyaratDi tengah keterkejutannya, Gavriel memilih mengobrak-abrik beberapa berkas yang masih ada di meja kerjanya. Laki-laki itu terlihat seperti sedang mencari sesuatu. Hingga tiba-tiba, dia berhasil meraih sebuah map yang di dalamnya berisi beberapa resume milik calon pelamar.Dibacanya satu persatu resume tersebut sampai tibalah pada resume terakhir. Disana tertera sebuah nama Aluna Aurora. "Aluna Aurora? Nama lo Aluna?" tanya Gavriel sambil menatap Luna.Perempuan yang ditanya itu pun menganggukkan kepalanya. Raut wajahnya benar-benar sulit dipahami. Bingung dan sedikit panik menjadi satu. Pantas saja Gavriel tidak menyadari hal itu, lantaran Luna memperkenalkan namanya hanya sebatas "Luna". Ditambah lagi, pada resume milik perempuan itu, dia tidak mencantumkan foto pribadinya sama sekali. Tidak berapa lama, Gavriel pun menaruh kembali berkas yang dipegangnya di atas meja. Kemudian laki-laki itu kini duduk di kursinya. Sementara Luna, dia masih tetap berdiri di tempatnya."Kenapa gak
Terakhir Diperbarui: 2022-07-20
Chapter: 4. Bertemu di KantorGavriel memasukkan Luna ke dalam mobil mercy berwana hitam itu dengan perlahan. Lalu dia pun berbincang sebentar dengan sopir pribadinya."Tolong antar dia ya pak Adi," pinta Gavriel sambil menunjuk Luna dengan wajahnya.Pak Adi menganggukkan kepalanya, "baik, Mas. Tapi mas Gavriel bagaimana ke kantornya?""Saya bawa mobil. Pokoknya bapak tolong antar dia sampai rumahnya. Jangan lupa kabari saya ya kalau sudah sampai. Saya gak bisa lama-lama karena ada urusan penting di kantor," jelas Gavriel.Setelah sopir pribadinya itu menganggukkan kepalanya, Gavriel pun masuk sebentar ke dalam mobil."Nanti lo bisa arahin pak Adi jalan pulang ke rumah lo. Sorry gue gak bisa antar, karena ada urusan penting di kantor dan ini sudah cukup terlambat," ujar Gavriel.Luna mengerti. Dia menganggukkan kepalanya, "iya, gapapa kok. Makasih banyak ya."Gavriel membalas dengan senyuman tipis. Sangat tipis. Lalu laki-laki itu keluar dari mobil dan menutup pintu mobil tersebut. Setelah mobil yang dikendarai ol
Terakhir Diperbarui: 2022-07-18
Chapter: 3. Setelah ItuJika bukan karena bunyi alarm yang berdering cukup kencang melalui ponselnya, mungkin sampai saat ini Luna masih terlelap dalam mimpi. Matanya terbuka perlahan seiringan dengan pancaran sinar matahari yang sudah berada di atas sana. Rasanya Luna masih ingin memejamkan matanya lagi terutama ketika dia merasa jika badannya cukup lelah. Rupanya perempuan itu masih belum sadar dan mengingat tentang apa yang baru saja terjadi tadi malam terhadap dirinya sendiri. Ditambah lagi hanya ada dirinya yang ada di atas kasur berukuran besar. Hingga akhirnya ketika Luna baru saja ingin kembali memejamkan matanya, dia tidak sengaja mendengar suara air yang diguyur dari dalam kamar mandi. Ya, kamar ini menyatu dengan kamar mandi. Awalnya Luna masih diam sampai akhirnya secara tiba-tiba ingatannya langsung tertuju pada malam tadi.Semua hal yang dia lewati seakan terekam dan kini diputar kembali dalam bayangannya. Dia teringat dengan seorang laki-laki yang menolongnya, lalu mereka masuk ke dalam kama
Terakhir Diperbarui: 2022-07-18
Chapter: 2. Pertama Kalinya"Can I?" izin Gavriel sambil menatap dalam bola mata Luna. Luna masih terdiam dalam beberapa detik saat pertanyaan itu diberikan kepadanya. Sama halnya seperti Gavriel, Luna pun menatap bola mata indah itu dan seakan dibuat tenggelam di dalamnya. Dia masih memperhatikan wajah Gavriel dari atas sini. Laki-laki ini, tampan. Ya, kenyataannya memang benar seperti itu. Gavriel masih menunggu. Dia bisa saja langsung mengecup bibir perempuan ini sekarang juga, namun jika seperti itu, apa bedanya Gavriel dengan laki-laki yang tadi? Laki-laki yang tadi sempat hampir melakukan tindakan kurang pantas kepada perempuan ini. Ibu jarinya masih mengusap lembut bibir Luna. Sesekali Gavriel juga tidak menutupi dirinya yang melihat ke arah bibir mungil perempuan itu. Dan tanpa aba-aba, Luna pun menjawab pertanyaan Gavriel. Bukan dengan sebuah perkataan, melainkan dengan sebuah tindakan yang dia lakukan sendiri. Perempuan itu secara tiba-tiba langsung menempelkan bibir mungilnya pada bibir milik Ga
Terakhir Diperbarui: 2022-07-17
Chapter: 1. Kejadian MalamDentuman suara musik itu terdengar begitu kencang. Ditambah lagi dengan lampu berwarna putih yang gemerlap mengitari orang-orang yang sedang menari secara asal sambil menikmati segelas minuman beralkohol. Namun berbeda dengan Luna. Sudah hampir setengah jam dia hanya duduk di sofa sendirian sambil sesekali meneguk minuman alkohol yang dipesannya. Perempuan itu juga sesekali memperhatikan semua orang yang tengah sibuk berjoget. Biasanya Luna akan bergabung bersama mereka. Tetapi tidak dengan malam ini.Pikirannya benar-benar terganggu ketika dia dituntut untuk cepat-cepat memiliki pekerjaan sendiri. Meski terlahir dari keluarga yang sangat berkecukupan, nyatanya Luna tidak lagi bisa menjadi anak manja seperti dahulu. Ayahnya mengancam jika Luna tidak bisa memiliki pekerjaan, maka tidak segan-segan Luna akan dikirimkan ke tempat yang jauh dari kehidupannya sekarang.Ditambah lagi, waktunya hanya tersisa dua hari lagi. Rasanya kepalanya ingin pecah. Luna sudah mencoba melamar kemana saj
Terakhir Diperbarui: 2022-07-13
Chapter: 12. Permintaan"Kenapa lo ngelihatin gue?"Pertanyaan dengan nada suara yang cukup berat itu mampu menyadarkan Kay. Dia benar-benar tidak sadar jika sudah cukup lama menatap Alzam. Dan sekarang, Kay merasa kikuk sendiri. Perempuan itu memilih menarik tangannya yang tadi sempat diobati oleh Alzam dibandingkan menjawab pertanyaan dari lelaki tersebut."Sudah gue obatin. Sekali lagi sorry," ujar Alzam lagi.Kay memperhatikan punggung tangannya yang. Dia terkekeh dan hal itu membuat Alzam menatapnya dengan tatapan heran. Perempuan aneh. Batin Alzam. "Gue kira lo itu benar-benar galak. Tapi ternyata masih punya sisi lucu juga ya?" kekeh Kay."Maksudnya apa?" tanya Alzam dengan datar."Pemilih plesternya cukup menarik," balas Kay.Alzam lalu menyadari maksud perkataan dari Kay. Dia pun membela diri, "yang polosnya gak ada."Kay hanya mengangguk saja, mengiyakan apa yang dikatakan oleh Alzam sambil terkekeh. Karena merasa kewajibannya sudah selesai, Alzam yang kala itu baru saja ingin berdiri dari tempatn
Terakhir Diperbarui: 2022-07-24
Chapter: 11. Injakan Kaki AlzamKayshilla[Morning Sasha! Aduh sorry banget ya gue gak sempat pamitan sama lo, soalnya gue lihat lo tidurnya masih nyenyak banget. Gue gak enak kalau bangunin. Anyway hari ini kayaknya gue mau libur dulu kerjanya. Gue sudah bilang sama tante Airin dan diizinin sih, cuma takutnya tante Airin lupa... Jadi gue mau minta tolong ke lo untuk sampaikan ke nyokap lo ya! Thankyou, Sash. Nanti gue jajanin es teh di kampus!]Sasha hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saat baru saja bangun tidur dan membaca pesan masuk di ponselnya. Sahabatnya itu memang bisa dibilang seorang yang pekerja keras. Ya bagaimana tidak, dia hidup untuk dirinya sendiri. Jika Kay tidak bekerja, bagaimana bisa dia dapat bertahan sejauh ini. ***Kay tidak berbohong sepenuhnya kepada Airin atau pun Sasha. Dia mengajukan libur hari ini dengan alasan ingin mengistirahatkan dirinya. Namun disinilah Kay. Perempuan dengan sweater berwarna hitam polos dan celana jeans berwarna senada itu tengah duduk di hamparan rumput yan
Terakhir Diperbarui: 2022-07-16
Chapter: 10. Pergi Bersama BellaAlzam benar-benar baru ingat kalau hari ini Bella akan datang ke rumahnya. Padahal dia sudah berniat untuk pergi lebih pagi untuk menghindari Bella, tetapi itu semua gagal karena ulahnya sendiri. Dan berakhirlah seperti sekarang. Bella yang saat ini sudah terduduk manis dan rapih di ruang tamu untuk menunggu Alzam. Laki-laki itu tengah berada di dalam kamar sambil memilih pakaian yang akan dikenakannya. Dengan terpaksa Alzam harus mengiyakan permintaan Bella. Perempuan itu meminta waktu Alzam satu hari penuh untuk menemaninya. Menolak secara langsung tidak akan berpengaruh untuk Bella. Perempuan itu akan mencari cara supaya Alzam mau menurutinya. Maka jika seperti itu, Alzam pun sudah memikirkan seribu cara untuk nantinya bisa pergi menghindar dan tidak memiliki waktu yang lama dengan Bella.Bella langsung berdiri dari duduknya ketika melihat Alzam sudah keluar dari kamarnya. Seakan memang sudah bertemu lama sekali, Bella menatap Alzam dengan tatapan kagumnya. Laki-laki itu hanya men
Terakhir Diperbarui: 2022-07-14
Chapter: 9. Alzam Si Jiwa Pelindung?Canggung adalah kata yang dapat menggambarkan bagaimana situasi saat ini. Meski hanya sempat bersentuhan dalam hitungan detik, namun rupanya hal tersebut dapat memberikan efek kepada Kay maupun Alzam. Untung saja tidak berapa lama, Sasha datang untuk menjemput Kay. Perempuan itu sempat terkejut ketika melihat dengan siapa Kay saat ini. Namun dia lebih memilih diam dan memberikan senyuman ramahnya kepada Alzam, walaupun laki-laki itu hanya membalasnya dengan anggukan sesaat.Mulanya Kay berniat untuk mengembalikan hoodie milik Alzam, namun itu semua sepertinya tidak bisa terlaksana sekarang sebab Kay menyadari jika hoodie lelaki itu sedikit lembab karenanya. Alhasil Kay pun harus meminta izin kepada Alzam untuk menyuci terlebih dahulu hoodie tersebut sebelum dikembalikan."Kak, hoodienya-""Bawa saja," potong Alzam. Seakan dia tahu apa yang akan dikatakan oleh Kay.Kay pun menganggukkan kepalanya dan tersenyum, "makasih banyak ya kak. Gue pamit dulu."Kesekian kalinya lelaki itu hanya
Terakhir Diperbarui: 2022-07-12
Chapter: 8. Pertolongan Kesekian"Eh? Engga usah," tolak Kay dengan spontan ketika dia menyadari bahwa Alzam lah yang memakaikan selimut itu pada tubuh Kay. Duh, rasanya Kay ingin kembali menarik penolakannya. Sebab apa yang diucapkan dengan apa yang dirasakannya saat ini berbanding terbalik. Dia benar-benar butuh selimut itu. Bahkan kalau boleh, dia ingin lebih dari satu selimut. Tapi dia malah menolaknya lantaran merasa tidak enak hati dengan Alzam. "Yaudah," balas Alzam. Lelaki itu langsung mengambil kembali selimut yang dia pakaikan pada Kay. Ketika Alzam hendak masuk, sebuah tangan menahannya. Dia menoleh dan mendapati Kay yang tengah menatapnya dengan cengiran khasnya. Ada satu hal yang Alzam sadari. Tangan perempuan ini dingin. Ditambah lagi tubuh serta rambutnya sedikit basah karena cipratan air hujan. "Boleh narik lagi penolakan yang baru saja gue ucapin ngga?" tawar Kay dengan wajah bersalahnya. Alzam yang semula sedang memperhatikan perempuan ini pun lantas langsung mengalihkan pandangannya dan be
Terakhir Diperbarui: 2022-06-30
Chapter: 7. Hujan yang DinginBrak! Tanpa sengaja Kay menjatuhkan tas bingkisan yang dia bawa sesaat ketika dia melihat apa yang ada di hadapannya. Bersamaan dengan itu, Alzam dengan cepat langsung melepas pelukan Bella. Begitu juga dengan Bella. Dia langsung membalikkan tubuhnya dan melihat ada seorang perempuan dengan kemeja lengan panjang berwarna hitam. Seakan seperti maling yang tertangkap basah, Kay pun langsung mengambil tas bingkisannya yang jatuh. "Hah, ya ampun, kuenya..." ringis Kay. Perempuan itu segera mengecek apakah ada kue yang dibawanya mengalami kerusakan akibat terjatuh tadi. Alzam melangkahkan kakinya menghampiri. Membuat Kay menghentikan kegiatannya sejenak dan mendongakkan kepalanya. Dari bawah, dia dapat melihat bahwa Alzam sedang menatapnya dengan tajam. Tatapan itu seakan mengisyaratkan ada keperluan apa Kay datang kesini. "Mau apa lo kesini?" tanya Alzam tanpa basa-basi. Bella pun menghampiri Alzam, "kamu kenal sama dia?" Kay menatap dua orang ini secara bergantian. Dia pun berdiri
Terakhir Diperbarui: 2022-06-28