Chapter: Masa lalu bagian 2Rossa mengangguk, begitulah yang diperintahkan oleh si Limbertman bos besarnya, “Jika kau tertangkap oleh seseorang, gunakanlah nama itu. Seharusnya mereka akan segera melepaskanmu.” Rossa sudah beberapa kali menggunakan nama itu untuk menakuti orang yang menangkapnya dan itu memang berhasil.Entah kenapa wajah orang-orang yang mendengar nama tersebut seketika pucat dan tanpa sadar bergetar ketakutan, pada saat itulah Rossa biasanya melarikan diri sekencang mungkin.Namun, biksu berkepala plontos dengan luka bakar dimatanya ini sama sekali tidak menunjukan bahwa dia menjadi takut, justru sebaliknya. Dia mendekat ke Rossa dengan bola mata yang berkilat memantulkan cahaya-cahaya lentera. Entah kenapa Rossa merasa dia nampak seperti predator buas yang kaget melihat onggokan daging lezat di hadapannya.Biksu Wabi menekukan lutut lalu tangan kanannya mengusap rambut Rossa yang basah akibat kehujanan.“Kau tidak usah takut disini, orang tua berjanggut putih itu sangatlah kuat. Bahkan Lim
Terakhir Diperbarui: 2023-06-13
Chapter: Masa lalu bagian 1***Gemuruh hujan semakin deras menyerbu, genting-genting klenteng beradu dengan air yang turun dari langit. Daerah Bogor memang sering sekali hujan, tetapi hujan deras seperti ini jarang sekali terjadi. Seakan langit sedang marah dan ingin mengamuk melalui angin yang meronta-ronta.“Apa kalian dengar suara gemuruh itu?” ujar Master Chong.Para warga mengangguk seperti sebuah boneka yang digerakan kepalanya, namun tidak tahu kemana arah tujuan perkataan Master Chong.“Itu adalah dewa langit yang sedang marah, dia ganas dan tak bisa ditebak, kalian semua kan tahu daerah sini banyak pohon-pohon besar yang bisa setiap saat roboh. Apa jadinya kalau salah satu yang roboh itu mengenai kalian yang sedang mempertontonkan hal tak bermoral seperti tadi?”Semua diam, “Tak usah melakukan hal-hal bodoh seperti itu lagi, itu memalukan. Aku ingin kalian menyerahkan anak ini pada klenteng. Kami akan memulangkannya, tanpa melakuk
Terakhir Diperbarui: 2022-09-01
Chapter: Masa lalu di panti asuhan 1*** Bulan Desember 15 tahun lalu... Saat itu hujan deras mengguyur daerah kaki Gunung Pancar, wilayah Bogor. Angin dari barat meronta-rontakan dedaunan pohon di sekitar Klenteng Tiga Dewa yang diurus Master Chong. Beberapa ranting yang patah dari pohonnya menyerbu genting tanah liat yang menaungi klenteng tersebut, sehingga menciptakan suara gemuruh dan gaduh di atas kepala Master Chong. “Sepertinya badai akan datang,” ucap Master Chong dalam hati, sambil terhuyung masuk ke ruang berdoa, dia dari tadi beridiri di ambang pintu. Kakinya yang sebetulnya masih sehat, entah kenapa terasa kaku dan gemetaran. Firasatnya merasa hal buruk mungkin saja akan terjadi padanya atau pada klenteng ini atau pada orang-orang disekitarnya. Tepat saat baru tiga langkah masuk ke dalam seseorang meneriakinya, suaranya memekik di antara deburan air hujan yang deras. Master Chong menengok ke arah hujan, seorang laki-laki muda berlarian ke arahnya, tubuhnya seratus persen basah. Namun, masih bisa dikenali
Terakhir Diperbarui: 2022-05-28
Chapter: membuntuti si AntonPersis seperti yang dikatakan oleh si Manajer mobil, Pria bertubuh besar itu memiliki tatto berbentuk mawar di lengannya, dia berkumis tebal, namun tidak memiliki rambut sepeserpun di kepalanya. Sambil mengancing rompi kulitnya, dia berjalan ke arah Galang dengan langkah tegap. Jantung Galang berderap begitu kencang memandangi wajah sok kuat itu, tangannya meremas kesal di atas dasbord mobil, di belakang pria itu muncul pula beberapa temannya dengan baju rompang-ramping khas preman pasar. Tangan Galang sudah hampir membuka pintu mobil, namun berhasil ditahan oleh Rossa. “Tahan emosimu, Darling. Jangan mengamuk disini, banyak orang-orang tak bersalah yang akan kena imbasnya jika kamu menghajar mereka disini. Lihatlah, pandangan pria itu tidak tertuju ke kita. Artinya dia tidak sadar kita telah mengawasinya. Biarkan dia mengendarai motornya, lalu kita buntuti mereka.” Benar kata Rossa, si Anton melewati mobil mereka begitu saja tanpa curiga sedikit pun. Hanya saja preman-preman pasar d
Terakhir Diperbarui: 2022-05-26
Chapter: Bab 16 berkunjung ke Little tokyoPukul 21:35 di Little Tokyo.Bangunan-bangunan berlantai dua dengan atap genteng khas jepang berjejeran saling berhadapan sepanjang jalan kawasan Blok M. Lentera-lentera berwarna merah bergelantungan tertiup angin menghiasi hampir disetiap bangunan-bangunan tersebut. Orang-orang berlalu lalang di bawahnya, mereka saling bergandengan, bencanda ria, mengobrol, berfoto, lalu tertawa lagi, di antara mereka berucap “Ya, tentu saja aku mau...”. Dan beberapa orang lainnya yang berjalan sendirian terlihat murung, ia menyumpahi segala macam yang ada di sepanjang jalan itu, “sialan, aku menginjak tahi burung lagi.” Kawasan itu benar benar ramai.Galang mengisyaratkan ke Rossa supaya menepi di sebuah sisi jalan yang masih agak jauh dari kawasan tersebut, kedua bola mata Rossa melirik ke sebuah restoran jepang yang sangat ramai dikunjungi. Restoran tersebut berlantai dua dengan lantai ruftop yang difungsikan sebagai tempat makan untuk para pen
Terakhir Diperbarui: 2021-11-20
Chapter: Bab 15 kabur dari showroomSang manajer memperbaiki posisi duduknya, pantat kurusnya sudah mulai terasa panas beradu dengan kursi kantor yang busanya sudah kempis, ia mulai menjelaskan."Sepuluh bulan lalu, pria bernama Anton itu membeli mobil disini dengan opsi pengiriman ke sebuah perusahaan bernama PT. Genta yang letaknya tidak jauh dari Tanjung Priok. Jangan tanyakan mengapa begitu, karena aku berani sumpah, aku tidak tahu ada hubungan apa antara si Anton tersebut dengan PT. Genta. Namun, yang pasti... kau harus tahu orang-orang tersebut sangatlah berbahaya. Mereka punya kelompok yang kuat dan kejam." terang sang manajer tanpa mengedipkan mata sama sekali, ia mengucapkannya dengan penuh tekanan."Aku tidak peduli! Cepat katakan dimana mereka itu, entah itu si Anton entah itu si kelompok dari perusahaan Genta!"
Terakhir Diperbarui: 2021-11-19