Chapter: 5. Cinta untuk seorang janda“Tapi sepatunya ada pada saya jadi milik saya!”Raja menghela nafas panjang sambil memijit keningnya yang tiba-tiba sakit, demi tuhan ia menyesal menjadi sopir Rio kalau ujung-ujungnya ia yang akan malu. Bagaimana tidak? Rio dengan keras kepala masih mempertahankan sepatu yang ada di tangannya sementara si wanita yang di belakangnya terdapat anak kecil itu sudah terisak antara menginginkan sepatu dan juga takut karna banyak orang.“Ngga bisa gitu dong, liat keponakan saya sudah nangis setidaknya anda sebagai orang yang sudah punya anak mengerti tentang anak kecil!”“Maaf saya tidak bisa karna anak saya jauh lebih tertarik dengan sepatu ini!” Rio masih kukuh dengan pendiriannya mengabaikan kalau putrinya berada di kota berbeda.“Anda tidak punya hati, anak anda jelas tidak ada di sini!” ujarnya lagi walau sudah di tenangkan dan di beri sepatu dengan model yang sama tapi warna berbeda oleh pemilik toko tetap saja pili
Last Updated: 2021-05-10
Chapter: 4. Cinta untuk seorang janda“Ngga, gue ngga salah menilai perasaan sendiri” gumamnya lalu keluar dari mobil Raja sembari meraih tas yang berisi baju.Di dalam rumah, Raja langsung masuk ke dalam kamar membuka lemari untuk mencari sesuatu yang sudah lama atau sangat lama ia sembunyikan. Raja masih ingat benda itu saat kuliahnya di Jakarta berjalan beberapa baru beberapa bulan ia dan seseorang itu berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan“Kok pandangi itu terus? Kamu suka?”“Eh? Hem... Ngga Cuma...” perempuan itu mengalihkan pandangan dari toko satu ke toko lainnya lalu tersenyum lebar, “ah, itu dia tokonya”Perempuan itu pergi meninggalkan Raja yang mendekati benda itu, “kalau suka kenapa ngga bilang sih?” gumamnya sembari memanggil pemilik toko.Mengingat itu membuat kedua sudut bibirnya mengembang lalu menghilang karna sampai saat ini benda yang tak lain adalah kalung itu tak pernah di pakai pemiliknya.Sungguh p
Last Updated: 2021-05-10
Chapter: 3. Cinta untuk seorang jandaMatahari telah di ganti dengan bulan, siang sudah berganti dengan malam yang artinya saat yang tepat untuk terlelap di ranjang tapi tidak untuk Vania. Mengingat beberapa hari lagi, ia akan mengikuti tes menjadi pegawai negeri sipil jadi ia harus belajar dengan giat siapa tahu jika kesempatannya ada di situ.Vania menguap untuk yang ke sekian kalinya tapi ia tak bisa tidur sebelum menyelesaikan bacaannya, ia sadar kalau kebutuhan mereka semakin hari akan semakin bertambah dan Vania harus pandai-pandai mengatur keuangannya.Mulai dari menggaji bik Nur sampai biaya kuliah Varo nantinya juga ia pikirkan, Vania sedikit menyesal kenapa dulu ia tak membeli rumah sederhana saja? Mungkin saat ini tabungannya dari bekerja sepulang sekolah menengah pertama sampai jadi guru masih banyak tapi Vania tak boleh menyesal, toh tinggal di lingkungan bersebelahan dengan perumahan Elit tak membuatnya menyesal karna keamanannya dapat di percaya.
Last Updated: 2021-05-10
Chapter: 2. Cinta untuk seorang jandaRaja tetap kukuh untuk tidak menumpang jika nantinya perempuan itu akan mengatakan yang tidak-tidak pada rekan sesama guru tapi seketika Raja mengingat sesuatu, “Bu Zara, masuk hari ini?”“Ngga sih, aku sekolah mau mengambil barang yang ketinggalan. Pak Raja yakin ngga mau bareng aku?”Raja kembali berpikir, rupanyapa pertahanannya mulai runtuh karna ucapan Zara tidak mungkin lama di sekolah. Jadi ia akhirnya mengangguk toh menerima tawaran Zara tak ada salahnya.“Aku ngga mengerti” ucap Zara pura-pura bodoh dengan arti anggukan RajaRaja memutar bola matanya malas, “baiklah”“Yes! Tapi kamu yang menyetir, ya?”Satu alis Raja terangkat, Yes? Apa yang Yes? Atau Zara bahagia dengan ia harus jadi sopir untuk Zara, iya mungkin karna itu tapi ia tak peduli yang pasti ia tidak akan terlambat ke sekolah lalu bergum
Last Updated: 2021-05-09
Chapter: 1. Cinta untuk seorang jandaSebagai seorang ibu, Vania merasa jika putranya terlalu cepat besar karna kini putranya itu sudah beberapa bulan bersekolah di sekolah dasar padahal baru kemarin ia melahirkan bayi yang setiap bayi itu menangis ia akan ikut menangis diam-diam setelah bayinya tidur.“Pagi, mah!” sapaan itu membuatnya kaget lalu mencari sumber suara yang menampilkan raut tak bersalah.“Varo! Kamu mau buat mama serangan jantung?”Putranya itu menggeleng lalu berusaha melihat apa yang ia masak, “wah... nasi goreng ya, mah? Pasti enak!”“Memang kapan masakan mama ngga enak?”“Ngga pernah sih hehe... tapi masakan mama selalu enak”Vania mengulum senyumnya lalu melirik jam yang menggantung di dinding, “siap-siap sana nanti terlambat!”“Ya.. padahal Varo mau bantu mama lagi kayak kemarin”Vania menggeleng, menolak niat Varo untuk membantunya memasak yang bukan membantu tapi menghancurkan dapur lalu ia membujuk putranya sampai akhirnya putranya mengangguk kemud
Last Updated: 2021-05-08