PRAHARA CINTA PERAWAN TUA
"Halo, Perawan Tua!"
"Betah banget jadi perawan tua. Nggak ada niat untuk nikah, Bu Naima?"
Bukan sekali dua kali Naima mendengar kalimat serupa dari Gala, jadi telinganya sudah cukup kebal meski tak jarang hatinya sedih.
"Buruan nikah, Bu. Jangan terlalu pemilih. Ntar lama-lama 'itunya' berubah jadi asam kandis, lho. Hitam dan berkerut. Hahahaha."
PLAK!
Kesabaran Naima habis. Dia tidak bisa mentolerir lagi perkataan yang melecehkannya, walaupun kata-kata itu keluar dari mulut seorang Gala, lelaki yang sudah dia kenal cukup lama.
Namun, takdir seolah mempermainkannya.
Satu minggu kemudian Naima dikejutkan dengan kedatangan Gala yang ingin mempersunting dirinya sebagai istri.
Naima ingin menolak, tetapi tak berdaya karena kedua orang tuanya sudah menerima lamaran itu dengan suka cita.
Apa yang harus Naima lakukan?
Apakah Gala benar-benar mencintainya? Atau adakah alasan lain yang membuat Gala tiba-tiba mengakui cintanya pada Naima?
10854 DibacaOngoing