I'm Okay(ST Seven)
"PAPA SUDAH BILANG JAGA OLIVE! TAPI KAMU TIDAK BISA MEMBUKTIKANNYA! KAMU SELALU MEMBUAT ORANG-ORANG YANG SAYA SAYANGI TERLUKA!"
Perlahan Rian mulai membuka ikat pinggangnya. Ia ingat jelas ketika mendiang istrinya—Rindu tertabrak mobil, karena menyelamatkan Sina. Ia juga mengingat Lili meninggal sebab melahirkan Sina.
Luka yang Rian alami tak lain dan tak bukan adalah karena Sina—anaknya sendiri.
SET!
Sina memejamkan kedua matanya kala ikat pinggang itu mencambuk tubuhnya.
Gadis malang itu mulai terduduk dengan tubuh gemetar hebat.
"Jika Olive mati, papa tidak akan pernah memaafkan kamu!"
"Saya bingung, kenapa Tuhan menghadirkan kamu di kehidupan saya!"
"Pertama, Lili! Kedua Rindu dan sekarang Olive?" sentak Rian pada anak itu.
"Kenapa kamu harus hidup dengan membawa kesialan?!"
"KENAPA BUKAN KAMU SAJA YANG MATI!"
Mendengar kalimat terakhir tangis Sina pecah. Ulu hatinya tiba-tiba merasa sakit. Dadanya mendadak sesak.
PLAK!
SEAT!
Sina tidak melawan. Ia hanya bisa meringkuk mendapat perlakuan kasar dari ayah kandungnya sendiri itu. Hanya air mata yang bisa menerjemahkan tentang seterluka apa Sina saat ini.
"I'm okay." Nyatanya kata-kata itu hanyalah kalimat palsu yang sering Sina tunjukkan. Selama ini Sina tidak baik-baik saja. Ia dihujam ribuan luka dan menyimpannya sendiri.
Tak ada yang baik-baik saja kala semua orang membencinya. Tak ada yang baik-baik saja saat semua orang mengharapkan kepergiannya.
Sina berharap lukanya berakhir. Namun, nyatanya luka itu terus datang dan membuat luka yang lainnya ikut menganga.
Sinar Rembulan redup, sebab sulit bertahan dengan luka di dalam kesendirian. Tak ada tempat baginya untuk bersandar. Tak ada manusia yang memberikannya semangat atau motivasi. Sina kehilangan arah, saat ini gadis itu sudah sampai di puncak keletihan.
Lalu harus bagaimana?
Mengakhiri hidupn? Atau bertahan dengan luka yang tiada akhir?
1011.1K viewsCompleted