Gurauan yang Berakhir Tragis
Begitu mulai makan, suamiku langsung tidak dapat mengendalikan mulutnya. Pengalaman tragisku saat masih sekolah pun menjadi “obrolan” dia dan teman-temannya.
“Dulu, dia ditelanjangi di kamar mandi. Habis itu, dia dipukul sampai merangkak di lantai, tapi tetap nggak berani bersuara. Kalau bukan karena aku baik hati ....”
Kesabaranku akhirnya sudah habis. Aku pun mengajukan cerai.
Namun, dia tidak peduli. “Ini cuma candaan kok. Lagian, kejadian itu sudah berlalu begitu lama. Kok kamu kecil hati banget! Kami cuma mau senang-senang kok!”
Mau senang-senang? Memangnya hanya aku sendiri yang punya masa lalu? Kenapa dia tidak mengungkit tentang skandal teman semasa kecilnya?
Baiklah. Hanya “mau senang-senang”, ‘kan? Aku harap teman semasa kecilnya itu juga berpikiran sama!