Pernah Membenci dan Mencintaimu
Saat gempa bumi terjadi, suamiku yang merupakan kapten tim penyelamat justru meninggalkanku, lalu terlebih dulu menyelamatkan cinta pertamanya, Cloe Monroe.
Aku tidak menghalanginya, membiarkannya pergi begitu saja.
Karena di kehidupan sebelumnya, ketika menghadapi pilihan yang sama, suamiku memilih menyelamatkanku yang sedang hamil delapan bulan.
Sedangkan Cloe, karena bantuan datang terlambat, malah terkubur di bawah reruntuhan akibat gempa susulan dan meninggal karena sesak napas.
Kemudian, di hari aku akan melahirkan, suamiku membawaku ke makam Cloe.
Dia memandangku dengan tatapan dingin saat aku terjatuh karena rasa sakit yang luar biasa, mengabaikan permohonan tanpa henti dariku.
"Jessica, apa kamu kesakitan? Waktu itu, rasa sakit yang dialami Cloe di bawah reruntuhan seribu kali lebih parah dari ini!"
Aku menatap suamiku yang seperti sudah kehilangan akal dengan ekspresi tidak percaya.
Pria itu melanjutkan, "Padahal saat gempa, kamu jelas-jelas berada di zona aman! Kalau bukan karena kamu yang memaksa dengan alasan kehamilanmu, bagaimana mungkin momen terbaik untuk menyelamatkan Cloe bisa terlewatkan?"
"Aku ingin kamu merasakan sendiri semua penderitaan yang pernah dialami Cloe!"
Dia memaksaku berlutut, terus membenturkan kepala di depan foto mendiang cinta pertamanya, membiarkan darah mengalir deras dari tubuhku.
Pada akhirnya, aku mengalami pendarahan hebat saat melahirkan, lalu meninggal di ruang persalinan.
Saat membuka mata lagi, aku kembali ke hari terjadinya gempa.
Kali ini, aku dan anakku tidak akan lagi menggantungkan harapan padanya.