Home / Romansa / Gairah Liar Pembantu Lugu / Kabanata 21 - Kabanata 29

Lahat ng Kabanata ng Gairah Liar Pembantu Lugu: Kabanata 21 - Kabanata 29

29 Kabanata

Bab 21

"Oh, nggak apa-apa, Bu. cuma sedikit kedinginan," jawab Mayang sambil tersenyum lemah di balik maskernya, berusaha menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya. Di dalam dirinya, getaran itu semakin kuat, membuatnya basah dan semakin gelisah.Mayang merasa tubuhnya hampir meledak dari dalam. Getaran lembut dari wireless egg vibrator di dalam dirinya terus membesar, menggoda saraf-sarafnya hingga ia hampir tidak bisa berdiri tegak. Saat mereka duduk di kios jagung itu, Valdi terus memainkan alat tersebut, menyalakan dan mematikannya secara acak, membuat Mayang tidak bisa tenang.“Mas…,” desah Mayang dengan suara pelan saat ia memberikan kopi kepada Valdi, tubuhnya gemetar halus.Valdi hanya tersenyum, menerima kopi i
last updateHuling Na-update : 2025-04-16
Magbasa pa

Bab 22

"Mayang...," desah Valdi, suaranya terdengar serak. Tubuhnya bergetar saat merasakan kehangatan dari bibir Mayang yang perlahan membungkus dirinya. Satu tangannya masih memegang kemudi, sementara tangan lainnya secara otomatis terbenam di rambut Mayang, mengarahkan gerakannya dengan lembut namun penuh hasrat.Mayang, yang sudah terlalu tenggelam dalam hasratnya, mulai bergerak lebih intens. Bibir dan lidahnya bekerja dengan terampil, menikmati setiap respons yang ia terima dari Valdi. Ia tahu bahwa Valdi ingin menahan diri, namun kali ini, Mayang yang mengambil kendali. Setiap gerakan yang ia lakukan membuat Valdi semakin mendesah, semakin sulit menahan diri.Valdi, yang kini merasakan setiap inci dari gairah Mayang, mendesah lebih keras, tubuhnya merespons setiap sentuhan yang diberikan gadis itu. "Sayang...
last updateHuling Na-update : 2025-04-16
Magbasa pa

Bab 23

Sepanjang waktu di restoran, Valdi tidak henti-hentinya menggoda Mayang. Setiap kali Mayang mencoba menikmati makanan atau berbicara dengan pelayan, Valdi dengan diam-diam menyalakan wireless egg vibrator yang tersembunyi di dalam tubuh gadis itu. Getaran yang tiba-tiba itu membuat Mayang tersentak kecil, menahan desahan yang nyaris terdengar. Namun, ketika ia berbalik menatap Valdi dengan pandangan memohon, Valdi hanya menatapnya dengan senyum nakal dan pura-pura tidak bersalah.“Mas… please… jangan sekarang,” bisik Mayang dengan suara pelan, sambil berusaha keras menjaga wajahnya tetap tenang.Valdi hanya mengedipkan mata. “Nggak apa-apa, Sayang. Mas cuma mau bikin kamu enak,” balasnya, lalu kembali menyalakan getaran itu tepat saat May
last updateHuling Na-update : 2025-04-16
Magbasa pa

Bab 24

Hari itu adalah awal perkuliahan bagi Mayang, meski masih dalam situasi PPKM, sehingga semua kegiatan belajar dilakukan secara online melalui Z00m. Dengan penuh semangat, Mayang mempersiapkan diri. Senyum cerah menghiasi wajahnya, karena hari ini adalah langkah pertama menuju dunia baru sebagai mahasiswi. Untuk sementara, ia menggunakan laptop milik Valdi, yang dengan perhatian khusus telah menyiapkan ruang tersendiri agar Mayang bisa fokus mengikuti perkuliahan.Pagi itu, Valdi berdiri di ambang pintu kamar, memperhatikan Mayang yang tengah serius menyimak materi dari dosennya. Sambil menyeruput kopi, ia tersenyum melihat antusiasme Mayang. Sesekali, tatapan mata Mayang dan Valdi bertemu, dan mereka saling melempar senyum kecil—semacam isyarat keakraban di antara mereka.Namun, di tengah ketenangan suasana pagi itu, mata Valdi tertarik ke arah kaki Mayan
last updateHuling Na-update : 2025-04-17
Magbasa pa

Bab 25

"Mayang... kamu bener-bener nggak bisa nunggu, ya?" bisik Valdi dengan nada menggoda, sementara tangannya memegang erat pinggul Mayang, menariknya lebih dekat. Matanya penuh dengan ketertarikan, mengamati bagaimana Mayang benar-benar telah menyerah pada hasratnya.Mayang tidak menjawab, hanya merespons dengan tatapan penuh keinginan yang mendalam. Ia mulai menggoyangkan pinggulnya perlahan di atas pangkuan Valdi, menikmati sensasi yang perlahan memenuhi setiap bagian tubuhnya. Setiap gerakan terasa seperti pelepasan dari semua rasa malu dan ketegangan yang tadi ia rasakan di depan laptop.Tubuh Mayang terus menggeliat di atas pangkuan Valdi. Gerakannya semakin liar, napasnya semakin tersengal. Tangan Valdi mencengkeram erat pinggul Mayang, memandu setiap gerakan dengan sentuhan yang dalam dan memabukkan. Kenikmatan yang ia rasakan telah melampaui batas logika;
last updateHuling Na-update : 2025-04-17
Magbasa pa

Bab 26

Mayang memang memiliki sifat pelupa, dan salah satunya adalah ketika ia sering kali lupa mematikan laptop setelah digunakan. Suatu hari, Valdi melihat laptop yang digunakan Mayang masih menyala, meski seharusnya sudah dimatikan sejak tadi. Ia menghela napas panjang, lalu memanggil Mayang yang berada di ruangan lain.“Mayang, sini deh,” panggil Valdi dengan nada tegas.Mayang yang sedang sibuk merapikan barang-barang di ruang tamu segera menghampirinya. “Iya, Mas? Ada apa?”Valdi menunjuk ke arah laptop yang masih menyala di meja. “Ini kenapa laptop-nya nggak dimatikan lagi? Udah beberapa kali loh aku ingetin,” tegurnya dengan lembut namun serius, menatap Mayang yang terlihat sedikit bingung.“Oh... iya, aduh maaf, Mas. Aku lupa l
last updateHuling Na-update : 2025-04-17
Magbasa pa

Bab 27

Malam itu, setelah seharian penuh dengan tugas kuliah dan pekerjaan rumah, Mayang terlihat sedikit kelelahan. Saat mereka berdua duduk di sofa, Mayang menyandarkan kepalanya di dada Valdi. Matanya setengah terpejam, tubuhnya bersandar lemas, mencari kenyamanan dalam kehangatan tubuh Valdi yang selalu membuatnya merasa tenang.Valdi merasakan kelelahan Mayang dan dengan lembut membelai rambutnya. “Sayang capek ya?” tanyanya dengan suara lembut, mencoba memahami apa yang Mayang rasakan.“Sedikit, Mas,” jawab Mayang, nadanya terdengar sedikit lesu, menandakan kelelahan yang ia rasakan setelah seharian bekerja tanpa henti.“Mas tuh sebetulnya nggak tega, lihat kamu ngepel, cuci baju, terus harus masak lagi,” katanya dengan nada penuh perhatian, jarinya masih bermain lembut di rambut M
last updateHuling Na-update : 2025-04-18
Magbasa pa

Bab 28

Sugeng yang duduk di sisi lain hanya tersenyum sambil sesekali melirik Valdi dan Sarah, seolah mengetahui sesuatu yang Mayang tidak paham. Sementara itu, Sarah terus memfokuskan pandangannya pada Valdi, tatapannya seperti undangan terselubung, membuat suasana di ruangan itu terasa lebih panas meski udara di luar tidaklah sepanas itu.Valdi, meskipun terkesan tenang, bisa merasakan ketegangan yang mulai muncul dari Mayang di sampingnya. Namun, ia tetap melanjutkan pertanyaannya, sengaja membiarkan situasi ini berkembang. “Tentu saja, saya harap kamu juga bisa rukun dengan Mayang. Dia akan jadi teman kerjamu di sini.”Sarah menatap Mayang sejenak, senyum tipis yang penuh arti masih menempel di bibirnya. “Oh, saya yakin kita akan bisa rukun. Saya siap melakukan apapun untuk membuat semuanya berjalan lancar,” jawabnya, tapi tatapannya kembal
last updateHuling Na-update : 2025-04-18
Magbasa pa

Bab 29

Valdi menatap Mayang dengan lembut namun penuh makna, senyum tipis yang tak pernah benar-benar hilang dari wajahnya. “Nggak ada yang kurang, Sayang, beneran,” jawab Valdi. Mayang semakin mendesak, perasaan cemasnya tak lagi bisa ditahan. “Ayo donk mas.. kasih tahu Mayang.. please, kalau enggak Mayang perkosa nihh" lirih Mayang sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya membuat batang valdi mengeras.Valdi hanya tertawa kecil, menikmati setiap gerakan berani Mayang di pangkuannya. Tangannya bergerak perlahan, membelai rambut gadis itu dengan penuh kelembutan, sementara matanya tetap terpaku pada wajah Mayang yang kini dipenuhi dengan tekad dan keinginan yang sulit disembunyikan.“Mayang, sayang... nggak perlu sampai seperti itu,” bisiknya lembut, nada suaranya penuh dengan ketenangan y
last updateHuling Na-update : 2025-04-18
Magbasa pa
PREV
123
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status