Home / Romansa / Candu Cinta Dokter Muda / Chapter 21 - Chapter 25

All Chapters of Candu Cinta Dokter Muda: Chapter 21 - Chapter 25

25 Chapters

21. Takut Tumbuh Rasa

"Ini nggak bisa asal cancel gitu aja sih, Sugar, gila aja ya lo!" cecar Wida, menyempatkan diri untuk menemui Gendhis di lobi hotel. "Bukan gue yang ngebatalin, tapi klien yang lo terima asal-asalan ini yang bikin acara sendiri," gumam Gendhis menyasar Rai. "Asal-asalan?""Ya iya kan Mi? Asal duitnya gede sih lo nggak peduli mau gue minta libur barang sehari juga.""Dia bilang lo pasti mau ngelayanin dia, makanya gue oke, itu di samping bayarannya yang emang dia berani ngasih gede," sangkal Wida. "Lagian kalian kan udah saling kenal sejak di rumah sakit itu, nggak masalah juga kalau gue terima job dari dia tanpa sepengetahuan lo, kan?""Masalah banget ya Mi, ini nggak sesederhana yang lo kira. Sekarang lo tau kan gimana berkuasanya dia? Dia langsung nge-cancel 3 pelanggan gue sekaligus," sambar Gendhis. "Terus sekarang lo malah ke sini dan protes ke gue. Ya mana gue tau kalau Rai bertindak sejauh ini. Dia power-nya di bisnis nggak macem-macem, gue tau banget. Profesi dia sebagai dok
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

22. Kenangan di Awal Rasa

Rai-Gendhis di masa bertahun-tahun lalu ...."Ayok! Lelet banget kaki lo," paksa Inne, seorang LC senior yang dipercaya oleh pemilik bar untuk menangani pekerja baru. "Masih ada 364 hari lagi yang tersisa buat lo bayar utang bokap lo di sini, jangan buang waktu!" sergahnya mulai tak sabar. Gendhis berjalan terseok, beberapa kali hampir terjatuh karena tergesa mengejar langkah Inne. Tak pernah terbayangkan dalam angan Gendhis bahwa ia akan dijadikan jaminan pembayar hutang oleh papa kandungnya sendiri, Robby Januar. Semenjak kematian ibundanya tercinta karena penyakit kanker rahim, Gendhis yang adalah anak semata wayang harus menjalani kehidupan sulit dan penuh siksaan. Sang papa melampiaskan semua kemarahan dan kekesalan karena ditinggalkan sang istri pada Gendhis yang sebenarnya juga masih sangat terluka. Puncaknya, ketika perusahaannya bangkrut dan kekayaannya ludes, Robby menjadikan Gendhis anak kandungnya sendiri sebagai jaminan hutang dan menjualnya pada salah satu pemberi pinja
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

22. Kenangan di Awal Rasa

Rai-Gendhis di masa bertahun-tahun lalu ...."Ayok! Lelet banget kaki lo," paksa Inne, seorang LC senior yang dipercaya oleh pemilik bar untuk menangani pekerja baru. "Masih ada 364 hari lagi yang tersisa buat lo bayar utang bokap lo di sini, jangan buang waktu!" sergahnya mulai tak sabar. Gendhis berjalan terseok, beberapa kali hampir terjatuh karena tergesa mengejar langkah Inne. Tak pernah terbayangkan dalam angan Gendhis bahwa ia akan dijadikan jaminan pembayar hutang oleh papa kandungnya sendiri, Robby Januar. Semenjak kematian ibundanya tercinta karena penyakit kanker rahim, Gendhis yang adalah anak semata wayang harus menjalani kehidupan sulit dan penuh siksaan. Sang papa melampiaskan semua kemarahan dan kekesalan karena ditinggalkan sang istri pada Gendhis yang sebenarnya juga masih sangat terluka. Puncaknya, ketika perusahaannya bangkrut dan kekayaannya ludes, Robby menjadikan Gendhis anak kandungnya sendiri sebagai jaminan hutang dan menjualnya pada salah satu pemberi pinja
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

24. Masih Sama, Selalu

"Aku lagi cari cara buat menolak perjodohan kami," sebut Rai begitu masuk ke ruangan pribadi penthouse-nya. Ada Gendhis mengekor di belakangnya, sengaja. "Setelah waktu pernikahan ditentuin 6 bulan lagi? Bukan karena aku kan?" tanya Gendhis tampak berusaha percaya diri. Rai menghela napas panjang, tapi ia tak menoleh Gendhis. Dibukanya pintu balkon dan ia justru berjalan keluar sambil menggenggam rokoknya. "Rai," Gendhis mengejar, menuntut jawaban. "Aku harus balik lagi ke hidupku, nggak bisa selamanya di sini." "Kamu bisa hidup di sini, aku bisa jamin semua kebutuhan kamu bakalan terpenuhi," balas Rai. Ia sulut rokoknya santai, lalu diembusnya asap itu ke udara. Betapa pikirannya sedang tidak tenang dan hanya bisa ia representasikan lewat kepulan asap putih pekat yang keluar dari mulut dan hidungnya. "Aku punya kehidupan sendiri di luar sana, lagipula aku bukan perusak hubungan orang. Dari awal,
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

25. Akan Ada di Tempat Semula

"Jangan berpikir aku bakalan ngelepasin kamu," serang Rai begitu Gendhis keluar dari kamar mandi. "Kamu nggak bisa menanggung hidup dua perempuan sekaligus Rai, apalagi mengikat hatinya," sahut Gendhis tak mau menatap wajah Rai. Ia selalu berusaha berpaling. "Kamu menikmati pekerjaan ini? Jadi pelacur?" Rai memperjelas profesi yang tengah Gendhis jalani tanpa filter. "Iya, semua kebutuhan hidupku terpenuhi dari pekerjaan ini," kata Gendhis tanpa ragu. "Kupenuhi semua kebutuhan hidup kamu dan berhentilah! Berapa kali aku harus ngasih tau kamu!"Gendhis tersenyum miring, "Aku nggak mau bergantung lagi sama kamu setelah semua yang kulalui, Rai.""Anggap kamu jadi simpananku," sebut Rai gamblang. Mulut Gendhis menganga takjub, wajahnya tampak pias, tak bisa memberi tanggapan spontan lain. Setelah semua yang sudah terjadi pada hidupnya, Gendhis tak memiliki takut pada apapun, tapi kali ini, melihat sikap Rai yang ambigu dan tidak sedang ada di pihaknya, Gendhis merinding. "Waktu bany
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status