Tidak seperti dugaannya, Charlie malah tertawa terbahak-bahak. "Pertunangan untuk kepentingan bisnis? Bisnis apa, Hazelt?" katanya, lancang tangannya mengacak-acak rambut panjang Hazelt."Tidak demi apapun, Hazelt. Hanya karena aku jatuh cinta padamu."Karena apa? Astaga, mereka saja baru bertemu di rapat umum kemarin, masakan langsung berkata jatuh cinta? Hazelt menelan ludah.Kemudian Charlie merapikan kembali rambut Hazelt yang berantakan. Gemas, lancang dia mencolek hidung mancungnya. "Kamu percaya atau tidaknya, melihat dirimu, laki-laki mana yang tidak jatuh cinta, Hazelt?"Seketika wajah Hazelt memerah, dalam hati ia sangat senang dengan sanjungan terdengar ppptulus Charlie itu. Tapi, apa itu benar? "Tentu kamu bisa merasakannya. Salah satunya, Harper yang selalu berusaha mendekatimu.""H-Harper? Apa dia bicara sesuatu padamu?" Gugup Hazelt bertanya. Ekspresi wajahnya berubah menegang."Hahk! Tidak perlu dia mengakuinya, siapapun bisa melihatnya." Charlie membuang wajahnya ma
Last Updated : 2025-04-17 Read more