Home / Rumah Tangga / Istri Warisan Sahabat / Chapter 21 - Chapter 28

All Chapters of Istri Warisan Sahabat: Chapter 21 - Chapter 28

28 Chapters

21. Perlakuan Romantis 1

Happy Reading*****Seketika wajah Haidar rasanya begitu panas setelah mendengar pertanyaan sang istri. Beruntung, tidak satu orang pun yang mendengar selain dirinya. Saudara ipar serta yang lain sudah berjalan lebih dulu meninggalkan keduanya."Mas," panggil Aliyah, mengejar jawaban sang suami."Bukankah aku sudah menjelaskan konsep cantik. Jadi, kenapa kamu tanya lagi." Mulai melangkahkan kaki meninggalkan istrinya. Haidar mengembuskan napas dalam, menghadapi Aliyah memang perlu kesabaran yang begitu besar."Dasar nggak peka. Aku kan butuh pengakuan darinya. Bukan penjelasan panjang lebar seperti tadi. Apa susahnya, sih. Tinggal ngomong aku cantik atau jelek," gerutu Aliyah. Mulai melangkahkan kaki mengikuti sang suami."Kamu naik mobil sendiri saja, Le," perintah Sania ketika mereka semua sudah berkumpul di garasi."Lho, Bun. Njenengan nggak ikut di mobil ini?" tanya Haidar. Entahlah, lelaki itu masih risih jika harus berduaan dengan sang istri."Bunda sama kakakmu saja," sahut San
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

22. Perlakuan Romantis 2

Happy Reading*****Haidar cuma bisa tersenyum mendengar pertanyaan sang mertua. Sungguh, dia tidak pernah menyangka jika ayah Aliyah akan mengajukan pertanyaan seperti tadi. "Jangan terburu-buru, Mas. Biarkan mereka menikmati masa-masa berduaan dulu," sahut Sania.Kedua orang tua Aliyah tertawa lebar. Sambil manggut-mangut membenarkan apa yang dikatakan oleh besannya"Benar juga, Jeng. Pernikahan mereka terbilang dadakan. Mereka juga belum menikmati masa pacaran seperti anak-anak muda jaman sekarang," tambah ibunya Aliyah."Nah, itu yang saya maksudkan tadi," kata Sania. Melirik Haidar yang masih betah menunduk akibat perkataan besannya tadi.Selesai menikmati hidangan yang disediakan oleh tuan rumah, keluarga Haidar pamit pulang karena waktu sudah menunjukkan jam sepuluh malam. Berat hati, Aliyah meninggalkan keluarganya. Walau masih merindukan kasih sayang kedua orang tuanya, tetapi mengingat jika malam ini Haidar mungkin akan melakukan hal-hal menyenangkan sebagai pasangan suami
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

23. Album Foto

Happy Reading*****Malam itu, Aliyah tidak membahas apa yang diharapkannya sejak tadi. Haidar sendiri memilih tidur dengan membelakangi sang istri setelah meminta perempuan yang dinikahinya itu untuk salat isya terlebih dahulu."Dasar suami nggak peka sama kebutuhan istri. Masak iya, aku yang minta duluan. Kaan, malu," gerutu Aliyah dalam hati.Kesal dengan sikap Haidar, perempuan itu memilih bermain ponsel hingga matanya tertutup sempurna. Melupakan semua keinginan romantis-romantisan bersama sang suami seperti layaknya pasangan pengantin baru lainnya.Merasa tak ada pergerakan dari sebelahnya, Haidar membuka mata dan mengubah posisi tidur hingga menghadap pada sang istri. Saat itulah, dia melihat Aliyah sudah memejamkan mata dengan ponsel yang masih menyala."Dasar, sudah ngantuk masih main HP. Gini jadinya," omel Haidar. Namun, tangannya bergerak mematikan layar ponsel Aliyah dan membenarkan selimut agar perempuan itu tertidur dengan nyenyak.Malam itu, keduanya lalui tanpa kegiat
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

24. Sebuah Rahasia

Happy Reading*****Zafran sendiri terlihat salah tingkah. Mencoba membuang muka supaya sang istri tidak curiga jika dia sudah mengetahui apa isi dari album foto tersebut. "Nggak lihat apa-apa, kok. Cuma penasaran sama ini aja, tadi jatuh pas kamu bawa kardus masuk." Zafran menunjukkan album foto yang sudah dia letakkan di lantai sebelum istrinya datang tadi."Aku tadi manggil-manggil, lho. Tapi, kamu malah berjalan menjauh. Apa buku itu milikmu?" tanya Zafran memastikan. "Oh!" sahut perempuan berkulit putih tersebut. "Iya, ini memang punyaku."Hazimah segera mengambil album foto itu. Wajahnya seketika berubah, tangannya bahkan bergetar hebat ketika mengambil benda mati yang tergeletak di lantai. Ada rasa takut dan gugup ketika mengambil benda tersebut. Perempuan itu begitu khawatir jika isi dari benda yang dia sembunyikan selama ini akan diketahui oleh suaminya.Zafran mencoba mengalihkan perhatian Hazimah. Dia tidak ingin terlarut dalam pikiran negatif tentang hubungan hubungan sa
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

25. Gelisah

Happy Reading*****Hazimah melangkahkan kakinya dengan cepat ke kamar. Dia ingin segera mengambil wudhu untuk menenangkan hatinya yang bergemuruh. Sungguh, dia tidak ingin suaminya kecewa jika mengetahui rahasia yang selama ini dia sembunyikan. "Apa mungkin beliau sudah membuka album foto itu, ya. Kok, jadi bahas lelaki itu," gumam Hazimah sendirian di dalam kamar. Malam itu baik Zafran maupun Hazimah tidak dapat memejamkan mata. Mereka masing-masing saling menerka-nerka. Bermain-main dengan pemikiran sendiri.Selama ini, Zafran hampir tidak pernah mendengar dan mengetahui bahwa istrinya itu pernah dekat dengan seorang lelaki. Jika kini, dia melihat ada foto lelaki yang diberi tanda silang pada wajahnya, jelas orang tersebut memiliki sesuatu di hati Hazimah. Begitulah pemikiran Zafran. Beda kasus dengan pasangan Zafran dan Hazimah, Haidar dan Aliyah pun sedang dilanda dilema apalagi si perempuan yang sejak kemarin mengharapkan ada hal-hal romantis yang akan dilakukan suaminya. Nam
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

26. Gelisah 2

Happy Reading*****Azan subuh berkumandang yang menandakan segala aktifitas dan pekerjaan akan segera dimulai. Haidar sudah bangun lebih dulu, berangkat jemaah ke Musala. Namun, sebelum itu dia sudah membangunkan Aliyah.Sepanjang perjalanan menuju Musala, entah mengapa detak jantung Haidar bekerja lebih cepat. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal. "Ada apa ini? Apakah ada orang yang sedang memikirkanku?" gumam Haidar. Di musala pun, lelaki itu tidak bisa khusyuk mendengarkan kultum yang dibawakan imam. Pada Akhirnya, Haidar memutuskan untuk pulang dan absen pada kajian tersebut. Sesampainya di rumah, Haidar melihat pemandangan yang diharapkannya perempuan yang telah dihalalkan. Aliyah terlihat sibuk bersama sang bunda di dapur, menyiapkan sarapan. Lelaki itupun memutuskan untuk membaca Al-qur'an untuk menenangkan hatinya.*****Di sebuah ruangan yang akan menjadi kantor kantornya. Zafran duduk termenung sambil melihat foto yang diambilnya kemarin dari album Hazimah. Hatinya mas
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

27. Mencoba Melawan

Happy Reading*****Sekumpulan lelaki bertato di hadapan Haidar menoleh ke sumber suara. "Siapa kamu?" tanya salah satu dari mereka yang berambut gondrong."Nggak usah banyak tanya. Kalian sudah mengeroyok sahabatku. Jadi, aku nggak akan membiarkan kalian semena-mena."Nggak usah banyak omong. Kalau berani kamu maju sini," ujar lelaki lain yang berkulit hitam legam. Haidar sedikit demi sedikit menggeser posisinya, mendekati sang sahabat tanpa sepengetahuan para lelaki itu. "Sob, sebaiknya kamu nyari bantuan. Kita nggak mungkin bisa melawan mereka.""Kamu meragukan kemampuan kita berdua?" tanya Zafran. Lengkungan garis bibirnya terangkat. "Bukan begitu, tapi lawan kita enggak seimbang. Mereka terlalu banyak," bisik Haidar."Tenang, kita pasti bisa melawannya. Insya Allah.""Hei, di sini bukan ajang musyawarah," teriak lelaki lainnya. Para pria bertato itupun tanpa banyak kata, langsung menyerang dua sahabat di depannya. Mereka adu kekuatan, dua lawan enam. Pukulan demi pukulan tel
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

28. Panik 1

Happy Reading*****Dua sahabat itu tumbang di jalanan, sedangkan sekumpulan musuh mereka segera membawa lari mobil dan motor yang ada. Zafran dan Haidar dibiarkan tergeletak begitu saja. Keadaan jalanan yang sepi di wilayah tersebut membuat keduanya tidak segera mendapat pertolongan. *****Seseorang sedang mengetuk pintu kediaman Sania dengan keras. Perempuan yang sedang menikmati tontonan favoritnya di televisi bersama sang menantu."Siapa, ya, Al?" tanya perempuan paruh baya tersebut pada sang menantu."Kurang tahu, Bun. Apa mungkin Mas Haidar, ya. Soalnya sudah dari tadi, dia keluar. Tumben sampai mau salat Asar belum datang juga.""Memangnya masmu pamit ke mana?" Sania mengerutkan kening. Tidak biasa putranya itu keluar sampai lupa waktu."Ketemuan sama temen katanya," sahut Aliyah. "Biar aku saja yang bukain, Bun." Perempuan yang baru dihalalkan Haidar itupun berdiri hendak membukakan pintu."Biar Bunda saja yang buka. Kalau memang suamimu, Bunda mau marahin dia. Pergi kok ng
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status