Derit suara pintu yang di buka olehnya membuat seisi rumah menengok ke arah suara. Dia tahu bundanya pasti cemas menantikan kepulangannya. Tak biasa Haidar langsung meneruskan salat magribnya ke salat isya tanpa pulang terlebih dahulu. Hati-hati Haidar masuk ke dalan rumah, salam yang dia ucapkan pun sangat lirih hampir tak terdengar oleh bundanya dan Aliyah. "Seko ngendi tho, Le (dari mana, Nak)? Nyapo kok ra pamit yen langsung isya'an, Bunda kuatir lho, Le (kenapa gak ngomong dulu kalau langsung salat isya, Bunda jadi khawatir kalau gini)." "Inggeh, Bunda, ngapunten. Tadi ada istigosahan di musala, jadi daripada kulo wangsul riyen mending langsungke mawon, kersane mboten telat (daripada aku pulang dulu nanti telat jadi langsung saja tadi)." Haidar merasa bersalah telah membuat bundanya khawatir. Dia segera bersalaman pada bundanya dan Aliyah, kemudian langsung masuk ke kamar. Aliyah mengekori langkah suaminya ke kamar. "Bunda dari tadi tanya sama aku, Mas. Mengapa, Mas, gak pami
Terakhir Diperbarui : 2025-03-20 Baca selengkapnya