Alea mencengkram pulpen di tangannya lebih erat, berusaha menahan rasa tak nyaman yang tiba-tiba menyeruak. Dia sendiri tak mengerti kenapa ia merasa sebal, hanya karena Juno menjawan pertanyaan dari wanita itu. Toh, Juno bukan siapa-siapa dia dihatinya. Pacaran pun berdasarkan keterpaksaan. Tapi tetap saja, hatinya terasa tak karuan saat melihat wanita itu tersenyum manis pada Juno. Alea juga heran, kenapa Juno menjawab pertanyaan wanita itu? Padahal sebelumnya dia selalu cuek, dingin, kepada orang lain, terutama wanita selain dirinya. "Baik, kita mulai rapatnya," ucap Juno sambil duduk di kursinya. Suaranya terdengar lelah, tapi tetap berwibawa. Dia menyapu pandangan ke seluruh ruangan sebelum akhirnya menatap Alea selama beberapa detik. Tatapan itu dalam, dan cukup untuk membuat jantung Alea berdegup kencang. Alea buru-buru menunduk, pura-pura sibuk membuka catatan rapat di hadapannya. Tapi matanya tidak fokus membaca. Dia justru memikirkan Juno dan alasan di balik wajah lelah
Last Updated : 2025-04-08 Read more