“Saya pamit, ya, Ra,” ujar Aditama. Ada ketidakrelaan dalam hatinya untuk berpisah. Hati dan pikiran Kinara kini penuh dengan sosok lelaki di hadapannya.“Ra,” panggil Aditama saat tak mendapat respons.Ia sedikit membungkuk, mencoba menangkap ekspresi Kinara. “Jangan buat saya salah mengartikan diam kamu seolah tak ingin berpisah dengan saya,” ucapnya lembut.Kinara tersenyum tipis, menggeleng pelan, lalu mendorong tubuh Aditama ke arah pintu. “Hati-hati, ya, Mas?”“Sekhawatir itu?” goda Aditama begitu melangkah keluar.“Aku nggak antar ke bawah, ya, Mas,” ujar Kinara, mengabaikan godaannya.“Hmm, tidak perlu. Aku pulang, ya,” pamit Aditama lagi.Kinara mengerutkan kening ketika lelaki itu bukannya menuju lift, malah berhenti di depan unit seberang. Jemarinya dengan santai menekan sandi pintu. Mata Kinara membulat sempurna.‘Orang yang pindahan itu?’“Mas? Itu bukan unit kamu, kan?” tanyanya, nyaris tak percaya. Aditama mengangkat wajah, seulas senyum misterius tersungging di bibirnya
Last Updated : 2025-03-30 Read more