"Dasar nyebelin ..., udah ganteng, kaya, tapi gak punya empati," gerutu Yara sambil menyeret dua kantong besar penuh belanjaan ke dapur.Tangannya penuh, pundaknya pegal, tapi pria bernama Nathan itu malah langsung masuk ke ruang kerja begitu sampai di apartemen.Tidak ada ucapan terima kasih. Tidak ada bantuan membawakan kantong belanja. Bahkan di supermarket tadi, sejak telepon itu masuk, dia jadi dingin seperti kulkas dua pintu."Jadi kayak robot kerjaannya. Eh, tapi cakep sih, sayang aja otaknya sibuk terus," ocehnya lagi sambil mulai mengeluarkan isi kantong.Yara mencuci buah dan sayuran, kemudian menatanya satu per satu ke dalam kulkas besar yang lebih mirip lemari baju sultan—luas, dingin, dan penuh ruang."Ayo wortel, kamu duduk manis ya di rak ketiga. Jangan iri sama brokoli, dia di atas bukan karena sombong, tapi karena bentuknya gede," gumam Yara sambil tertawa kecil.Ia memindahkan daging ke freezer, menaruh beberapa kotak susu dan yogurt ke tempatnya, dan menepuk tangan
Last Updated : 2025-04-19 Read more