Home / Pendekar / PEDANG NAGA LANGIT / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of PEDANG NAGA LANGIT: Chapter 41 - Chapter 50

76 Chapters

Bab 41 - Kedudukan yang Berbahaya

"Apakah kau akan menerimanya, Li Feng?" Pertanyaan itu menggantung di udara. Kaisar duduk di singgasananya, memandangnya dengan sorot mata tajam yang sulit ditebak. Seisi ruangan sunyi, hanya suara napas para pejabat yang terdengar. Li Feng menundukkan kepala, pikirannya berputar. Tawaran ini bukan sekadar penghargaan atas jasanya di medan perang. Ini adalah jebakan. Jabatan tinggi berarti ia semakin dekat dengan pusat kekuasaan, dan semakin dekat pula dengan bahaya yang mengintai dari dalam istana. Ia bisa merasakan tatapan tajam Jenderal Zhao dari sudut ruangan. Pria itu jelas tidak senang dengan keputusan Kaisar. Jika ia menerima jabatan ini, maka ia resmi menjadi ancaman bagi Jenderal Zhao dan para pejabat lain yang ingin mempertahankan kekuasaan mereka. "Hamba..." Li Feng menarik napas panjang. Ia harus berhati-hati. Jenderal Zhao tiba-tiba menyela, suaranya tenang tapi menusuk. "Yang Mulia, apakah tidak
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 42 - Dendam Jenderal Zhao

Li Feng terkejut. Bayangan hitam yang melesat masuk bagaikan angin malam yang dingin, menebarkan aura kematian di dalam kamarnya yang remang-remang. Pedangnya telah terlepas dari tangannya bahkan sebelum ia sempat melihat siapa lawannya. "Tch!" Li Feng melompat mundur, matanya nanar mencari celah dalam kegelapan. Sosok itu berdiri tegak, hanya siluetnya yang tampak samar diterpa cahaya lilin yang bergetar. Napasnya nyaris tak terdengar, tetapi tekanan yang ia pancarkan cukup untuk membuat udara terasa lebih berat. Li Feng tak bisa tinggal diam. Ia menggeser kakinya ke belakang, mencoba mengatur keseimbangan sambil tetap waspada. "Siapa kau?" suaranya tajam, menusuk keheningan malam. Tak ada jawaban. Namun, sesaat kemudian— Sreeet! Sebuah kilatan perak berkelebat menuju lehernya! Li Feng melompat ke samping, nyaris saja serangan itu menggorok lehernya. Tangannya lan
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 43 – Xiao Lan yang Terancam

"Berhenti!" Suara itu menggema di seluruh ruangan. Li Feng dan Jenderal Zhao menoleh dengan tajam. Di ambang pintu, berdiri seorang pria berjubah hitam. Sorot matanya penuh wibawa, auranya begitu kuat hingga membuat udara seakan membeku. Li Feng terbelalak. “K-Kaisar?!” Jenderal Zhao mengepalkan tinjunya, rahangnya mengeras. Ada ketegangan yang begitu pekat di dalam ruangan itu, seperti bara yang siap membakar segalanya. Kaisar melangkah masuk dengan tenang, tetapi ada tekanan yang begitu kuat dalam setiap langkahnya. Para prajurit yang berada di sekitar segera menundukkan kepala, tidak berani menatap langsung ke arah penguasa mereka. “Kalian ingin bertarung di hadapan tahta kekaisaran?” Suara Kaisar terdengar lembut, tetapi di baliknya ada ancaman yang jelas. Jenderal Zhao menarik napas panjang, lalu membungkuk dengan hormat. “Hamba tidak berani, Yang Mulia. Hamba hanya ingin me
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Bab 44 - Misi Penyelamatan yang Mematikan

"Apa…?!" Sebelum Li Feng sempat bereaksi, sebuah pukulan keras menghantam perutnya. "Ugh!" Tubuhnya terlempar ke belakang, jatuh berlutut. Napasnya tersengal, rasa sakit menjalar dari perut ke seluruh tubuhnya. Ia mendongak, menatap Jenderal Zhao yang berdiri di depannya dengan tatapan penuh kemenangan. "Aku sudah menunggu lama untuk saat ini," ujar Jenderal Zhao, suaranya dipenuhi ejekan. Cahaya dingin berkilat saat pedang sang jenderal terangkat tinggi, siap menebas kepala Li Feng! Li Feng memaksakan tubuhnya untuk bergerak. Dengan refleks yang terlatih, ia menendang ke belakang, berguling ke samping tepat sebelum pedang Jenderal Zhao membelah udara di tempatnya tadi. Tebasan itu cukup kuat untuk menghancurkan lantai kayu tempatnya berdiri. "Cepat sekali…!" pikir Li Feng, jantungnya berdegup kencang. Ia berusaha berdiri, tetapi lututnya masih terasa lemas akibat
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Bab 45 – Duel Melawan Pembunuh Bayangan

Di sudut ruangan, seorang bayangan lain mengintai. Mata tajamnya bersinar dalam kegelapan. "Menarik… Jadi ini pendekar yang dikabarkan mampu mengalahkan pasukan hanya dengan satu tebasan? Mari kita lihat… apakah dia benar-benar sehebat itu." Sosok itu menghilang, menyelinap ke dalam bayang-bayang. Pertarungan sesungguhnya belum dimulai. Li Feng berdiri di tengah ruangan yang remang-remang. Nafasnya masih teratur meskipun tubuhnya sedikit tegang. Di hadapannya, Xiao Lan terbaring tak sadarkan diri, terikat di kursi dengan beberapa luka di pergelangan tangannya. Ia bisa merasakan aura membunuh yang mengalir di sekelilingnya. Bukan dari para penjaga yang telah ia lumpuhkan sebelumnya, tetapi dari sesuatu—atau seseorang—yang bersembunyi di dalam bayangan. "Siapa pun dia, kemampuannya tidak biasa," pikirnya. Mata Li Feng menajam. Tangannya meraba gagang pedangnya, Pedan
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

Bab 46 - Pengorbanan yang Tidak Terduga

Langkah kaki terdengar di luar ruangan. Li Feng segera meraih bahu Xiao Lan, membantunya berdiri meskipun tubuh wanita itu masih lemah akibat luka dan ikatan yang menahan pergerakannya terlalu lama. Wajahnya pucat, tetapi matanya menyiratkan tekad. "Kita harus pergi sekarang," bisik Li Feng, matanya mengarah ke pintu yang sedikit terbuka. Dari celah sempit itu, ia bisa melihat bayangan bergerak. Sreet… Sreet… Suara gesekan kain dengan lantai kayu terdengar samar. Setidaknya ada lima orang di luar ruangan ini. Mungkin lebih. Xiao Lan menarik napas dalam-dalam, mencoba berdiri tegak meskipun kakinya sedikit gemetar. "Aku bisa berjalan," katanya lemah. Li Feng mengangguk, meski ia tetap waspada. Ia menajamkan pendengarannya, memastikan setiap langkah yang akan diambil. Tidak ada jalan keluar selain melewati mereka. Namun, sebelum ia bisa bergerak, suara pelan terdengar dari sudut ruangan.
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

Bab 47 - Misteri di Balik Pedang Naga Langit

Langit malam masih diliputi kesunyian yang mencekam. Li Feng dan Xiao Lan terus berlari tanpa henti, napas mereka tersengal-sengal. Jalanan berbatu di gang sempit menjadi saksi bisu pelarian mereka dari kejaran musuh yang entah berapa jumlahnya. Namun, ada sesuatu yang mengganggu Li Feng sejak tadi. Pedang Naga Langit yang ia genggam terasa semakin berat, seolah ada energi misterius yang perlahan-lahan membebani tubuhnya. "Li Feng… kita harus berhenti sebentar," ujar Xiao Lan dengan suara lemah. Kakinya gemetar, dan wajahnya pucat. Li Feng menoleh, menyadari betapa lelahnya wanita itu. Tanpa pikir panjang, ia menarik Xiao Lan ke balik sebuah bangunan tua yang tampaknya sudah lama ditinggalkan. Mereka bersembunyi di balik tumpukan peti kayu, berusaha mengatur napas. "Tunggu sebentar," kata Li Feng. "Aku akan memastikan kita aman." Ia mengintip dari celah peti. Bayangan hitam masih tampak berkelebat di kejauhan
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Bab 48: Pilihan yang Sulit

Li Feng menatap Nona Lan dengan mata terbelalak. Pengungkapan tentang kutukan Pedang Naga Langit mengguncang hatinya. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, sementara pikirannya berputar mencari jawaban. "Apa yang harus kulakukan sekarang?" tanyanya dengan suara bergetar. Nona Lan menghela napas panjang. "Li Feng, pilihan ada di tanganmu. Kau bisa membuang pedang itu dan menjalani hidup biasa, atau menerimanya sepenuhnya dan menghadapi konsekuensinya. Li Feng terdiam. Bayangan ibunya yang sakit di desa Ping An muncul di benaknya. Ia merantau ke ibu kota untuk mencari kehidupan yang lebih baik, namun takdir membawanya ke jalan yang penuh bahaya. "Jika aku meninggalkan pedang ini, apakah kutukannya akan hilang?" tanyanya. Nona Lan mengangguk. "Ya, tetapi kau juga akan kehilangan kekuatan yang telah kau peroleh. Kau akan kembali menjadi Li Feng yang dulu, seorang pemuda desa biasa. Li Feng menata
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Bab 49 - Kaisar Memberikan Keputusan

Li Feng berdiri di tengah aula istana yang megah, diapit oleh Panglima Wei dan beberapa pejabat tinggi. Udara terasa berat, seakan beban takdir menekan pundaknya. Pedang Naga Langit terselip di pinggangnya, masih berselimutkan aura dingin yang seakan berbisik di telinganya. Kaisar duduk di singgasananya, tatapan tajamnya menusuk Li Feng seperti pisau yang tak terlihat. Para menteri dan jenderal yang hadir di ruangan itu juga menatapnya dengan berbagai ekspresi—ada yang kagum, ada yang iri, dan ada yang menyimpan niat tersembunyi. "Li Feng," suara Kaisar bergema di seluruh ruangan, membawa ketegangan yang sulit dijelaskan. "Kau telah membuktikan keberanian dan kemampuanmu dalam medan perang. Namun, banyak yang meragukan apakah seorang pemuda dari desa miskin layak menduduki jabatan tinggi di militer." Li Feng mengepalkan tangannya. Ia sudah menduga hal ini. Kekaisaran dipenuhi oleh orang-orang yang tidak ingin melihat seseorang seperti dirinya naik ke atas. "Tidak hanya itu," Ka
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

Bab 50: Awal Turnamen yang Berdarah

Malam itu, saat Li Feng tertidur lelap di kamarnya, bayangan hitam melompat masuk melalui jendela tanpa suara. Belati tajamnya terhunus, mengarah tepat ke leher Li Feng yang terlelap. Namun, tepat sebelum belati itu menyentuh kulitnya, mata Li Feng terbuka lebar. Dengan refleks kilat, ia menggulingkan tubuhnya ke samping, menghindari serangan mematikan itu. "Siapa kau?!" seru Li Feng sambil melompat bangun, matanya menatap tajam ke arah penyerang. Bayangan itu tidak menjawab, hanya melangkah maju dengan gerakan lincah, menyerang kembali dengan kecepatan yang menakjubkan. Li Feng menghunus pedangnya yang terletak di samping tempat tidur, menangkis serangan demi serangan dalam kegelapan malam. Pertarungan sengit terjadi di dalam kamar sempit itu. Kedua belah pihak menunjukkan keahlian bela diri yang tinggi. Li Feng merasakan bahwa lawannya bukanlah penyerang biasa; gerakannya terlatih dan mematikan. Tiba-tiba, penyerang melompat mundur, berdiri di dekat jendela. Cahaya bulan yang mas
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more
PREV
1
...
345678
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status