Semua Bab Terpaksa menjadi istri dadakan CEO: Bab 31 - Bab 40

43 Bab

Bab 32 – Jarak yang Semakin Dekat

Malam semakin larut ketika Eleanor akhirnya pulang. Sesuai dugaannya, Nathaniel masih terjaga saat ia tiba di rumah. Pria itu berdiri di ruang tamu, tampak santai dengan satu tangan di saku celana dan segelas minuman di tangan satunya."Kau pulang tepat waktu," ucapnya pelan, matanya menatap Eleanor dengan intens.Eleanor melepaskan mantelnya dan meletakkannya di gantungan dekat pintu. Ia melirik Nathaniel sekilas sebelum berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. "Kau menungguku?" tanyanya tanpa menoleh.Nathaniel tidak langsung menjawab. Ia berjalan mendekat, bersandar pada meja dapur sambil memperhatikannya. "Hanya memastikan kau tidak pulang terlalu malam."Eleanor meneguk airnya sebelum berbalik menatap Nathaniel. "Kenapa?"Tatapan Nathaniel sedikit berubah, seolah mempertimbangkan sesuatu. Namun, bukannya menjawab, ia justru berujar, "Kau terlihat menikmati pertemuan tadi."Eleanor mengangkat alis. "Kau mengawasiku?
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Bab 31 – Perlahan Mendekat

Pagi datang dengan lembut, cahaya matahari menembus celah tirai kamar, menerangi ruangan dengan sinar keemasan. Eleanor menggeliat pelan, merasa tubuhnya lebih rileks dari biasanya.Saat membuka mata, hal pertama yang ia sadari adalah kehangatan di belakangnya. Ia membeku.Nathaniel.Ia tidak ingat kapan tepatnya mereka menjadi sedekat ini, tapi lengan Nathaniel melingkar di pinggangnya dengan santai. Nafasnya yang stabil terasa di tengkuk Eleanor, membuat jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat.Eleanor mencoba mencerna situasi. Ia yakin tadi malam ia tidur dengan menjaga jarak. Tapi sekarang… posisi mereka sudah berubah, seolah tanpa sadar Nathaniel mendekatinya dalam tidurnya.Panik, Eleanor perlahan mengangkat tangan Nathaniel dari pinggangnya. Tapi sebelum ia berhasil, suara berat Nathaniel terdengar di belakangnya.“Kau sudah bangun?”Suara itu terdengar serak dan masih dipenuhi kantuk, membuat Eleanor refleks me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Bab 33 – Perasaan yang Semakin Jelas

Eleanor mencoba fokus pada sarapannya, tapi ia bisa merasakan tatapan Nathaniel yang sesekali mengarah padanya. Suasana pagi itu terasa berbeda—bukan canggung, tapi juga bukan seperti biasanya.Setelah beberapa menit, Nathaniel akhirnya membuka suara, “Hari ini kau ada rencana?”Eleanor mengangkat wajahnya. “Kenapa?”“Aku hanya bertanya.”Eleanor menyesap tehnya sebelum menjawab, “Aku mungkin akan pergi ke butik. Aku ingin melihat beberapa koleksi baru.”Nathaniel mengangguk kecil, lalu kembali melanjutkan sarapannya. Percakapan mereka terhenti, tapi suasananya tidak terasa kaku seperti sebelumnya.Setelah sarapan, Eleanor bersiap untuk pergi. Saat ia turun ke lantai bawah, Nathaniel masih duduk di ruang tamu dengan sebuah buku di tangannya.“Kau tidak ke kantor?” tanyanya sambil meraih tasnya.Nathaniel melirik sekilas. “Nanti siang.”Eleanor mengangguk kecil. Ia hendak berjalan menuju pintu, tapi lang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

Bab 34 – Titik Temu yang Tak Terduga

Pagi berikutnya, suasana di rumah terasa berbeda. Cahaya lembut pagi menyinari ruang tamu yang sudah mulai tertata rapi setelah sarapan. Eleanor duduk di sofa dengan secangkir teh hangat di tangannya, sementara Nathaniel terlihat lebih tenang dari biasanya, duduk di sampingnya tanpa menyibukkan diri dengan dokumen.Ketenangan itu seolah mengisi kekosongan yang selama ini mengganggu hati Eleanor. Tanpa perlu banyak bicara, mereka saling bertukar pandang. Dalam tatapan itu tersirat pemahaman yang mulai tumbuh, seolah hari-hari yang lalu telah membuka celah untuk kehangatan yang dulu tersembunyi.Nathaniel mengalihkan perhatiannya sejenak dari koran dan berkata dengan nada lembut, "Hari ini, aku ingin kita berjalan-jalan bersama." Suaranya sederhana, tanpa ada sindiran atau perdebatan. Ia menyiratkan keinginan untuk menghabiskan waktu bersama, melepas penat tanpa tekanan.Eleanor menyambut undangan itu dengan keengganan yang perlahan berubah menjadi harapan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

Bab 35 – Undangan yang Tak Bisa Ditolak

Pagi itu, Eleanor duduk di meja makan, menyeruput kopinya dengan pelan. Matahari pagi masuk melalui jendela besar, menciptakan bayangan lembut di sekeliling ruangan. Namun, pikirannya masih dipenuhi oleh kata-kata Nathaniel tadi malam."Karena kamu adalah istriku."Kalimat itu sederhana, tapi entah kenapa, ada sesuatu di dalamnya yang terasa lebih dari sekadar pernyataan biasa.Nathaniel duduk di seberangnya, menikmati sarapannya seperti biasa. Tatapan Eleanor sesekali melirik pria itu, tapi ia tidak mengatakan apa-apa."Aku akan menjemputmu pukul tujuh malam," ujar Nathaniel tiba-tiba tanpa menoleh.Eleanor meletakkan cangkir kopinya dan menatapnya. "Aku belum bilang aku setuju untuk datang."Nathaniel akhirnya mengangkat kepalanya, menatap Eleanor dengan santai. "Aku tahu kamu akan datang."Eleanor mendengus. "Kenapa kamu terdengar begitu yakin?"Nathaniel menyandarkan tubuhnya ke kursi, ekspresinya tetap tena
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

Bab 36 – Bayangan Masa Lalu

Eleanor masih berdiri di samping Nathaniel, memperhatikan interaksi pria itu dengan Vivian. Meskipun ekspresi Nathaniel tetap datar, Eleanor bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam sorot matanya. Seperti ada sejarah yang belum ia ketahui.Vivian tersenyum tipis, lalu mengambil segelas sampanye dari pelayan yang lewat. "Jadi, bagaimana kehidupan pernikahanmu, Nathaniel?"Nada suaranya terdengar terlalu santai, seolah-olah ia sedang menunggu jawaban yang menarik.Nathaniel tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap Vivian beberapa detik sebelum berkata, "Cukup baik."Vivian mengangkat alis. "Hanya 'cukup baik'?"Eleanor merasakan Vivian sedang mencoba memancing sesuatu. Ia bisa saja diam dan membiarkan Nathaniel menangani ini, tapi tiba-tiba ia merasa tidak ingin membiarkan wanita itu berpikir bahwa dirinya bisa meremehkan mereka.Ia tersenyum manis dan meraih lengan Nathaniel dengan santai. "Mungkin bagi Nathaniel itu 'cukup
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

Bab 39 – Makan Malam Bersama Keluarga

Keesokan harinya, Eleanor berdiri di depan cermin, memastikan penampilannya sebelum pergi. Gaun sederhana berwarna navy yang ia pilih terasa nyaman, dan riasannya cukup natural, tidak terlalu mencolok.Nathaniel yang baru keluar dari kamar mandi sempat meliriknya sekilas. "Kau terlihat baik-baik saja," komentarnya singkat.Eleanor menoleh. "Memangnya aku terlihat buruk sebelumnya?" tanyanya, sedikit mengangkat alis.Nathaniel hanya mengangkat bahu, tak ingin memperpanjang pembicaraan. "Ayo berangkat."Di perjalanan menuju kediaman keluarga Nathaniel, suasana di dalam mobil terasa lebih tenang dari yang ia bayangkan. Nathaniel tidak banyak bicara, hanya sesekali melirik ke luar jendela, sementara Eleanor berusaha menenangkan pikirannya.Begitu mereka tiba, pintu besar rumah keluarga Nathaniel sudah terbuka lebar, menyambut kedatangan mereka. Beberapa pelayan berlalu-lalang, menyiapkan hidangan di ruang makan."Eleanor!" Suara hang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

Bab 37 – Kebersamaan yang Mengusik

Eleanor masih terdiam di tempatnya, merasakan hembusan angin malam yang menyapu wajahnya. Perkataan Nathaniel barusan membuatnya kehilangan kata-kata. Ia tidak menyangka pria itu akan mengatakannya secara langsung seperti itu.Nathaniel tetap berdiri di hadapannya, menunggu reaksi. Tapi Eleanor hanya mengalihkan pandangan, berusaha menenangkan detak jantungnya yang tiba-tiba tidak teratur."Apa kau selalu mengatakan hal seperti itu kepada semua wanita?" tanya Eleanor akhirnya, berusaha terdengar santai.Nathaniel menatapnya tanpa ekspresi. "Tidak."Jawaban singkat itu justru semakin mengganggunya. Eleanor berdeham pelan, mencoba mengembalikan kontrol atas emosinya. Ia tidak boleh terbawa suasana."Kau terlalu percaya diri, Nathaniel," katanya, berusaha tersenyum sinis. "Aku tidak merasa terganggu."Nathaniel tidak langsung membalas. Ia hanya mengamati Eleanor dengan mata tajamnya, seolah membaca setiap kebohongan kecil dalam kata
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

Bab 38 – Perasaan yang Makin Sulit Dibantah

Pagi datang dengan sinar matahari yang perlahan menerobos tirai kamar. Eleanor menggerakkan tubuhnya sedikit, matanya masih setengah terpejam. Ia merasa hangat, lebih nyaman dari biasanya.Saat kesadarannya kembali sepenuhnya, ia menyadari sesuatu—ada lengan kuat yang melingkar di pinggangnya.Jantungnya langsung berdetak lebih cepat. Dengan hati-hati, ia menoleh dan menemukan dirinya berada dalam pelukan Nathaniel.Lelaki itu masih tertidur, napasnya teratur, dan wajahnya tampak lebih tenang dari biasanya. Biasanya, Nathaniel selalu menjaga jarak darinya. Tapi sekarang…Eleanor menelan ludah, tidak yakin harus berbuat apa. Ia mencoba bergerak pelan agar tidak membangunkannya, tetapi saat ia sedikit bergeser, cengkeraman lengan Nathaniel justru mengerat."Jangan gerak," suara Nathaniel terdengar, serak dan dalam.Eleanor membeku. "Kau sudah bangun?"Nathaniel tidak langsung menjawab. Ia menarik napas panjang sebelum akhi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

Bab 41 – Perasaan yang Mulai Mengusik

Malam semakin larut, tetapi Eleanor masih belum bisa tidur. Pikirannya terus berputar, mengingat bagaimana Nathaniel mulai berubah. Ada sesuatu dalam tatapan pria itu, dalam caranya berbicara, yang terasa berbeda.Ia berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit dengan napas pelan. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya, dan itu membuatnya frustrasi.“Apa aku terlalu banyak berpikir?” gumamnya pelan.Namun, meskipun ia mencoba mengabaikannya, kenyataan bahwa Nathaniel tidak lagi terasa seperti pria dingin yang dulu ia kenal tetap menghantuinya.Tiba-tiba, suara ketukan pelan terdengar dari pintu kamarnya. Eleanor menoleh, sedikit terkejut.“Eleanor,” suara Nathaniel terdengar dari luar. “Kau masih bangun?”Eleanor ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Iya, ada apa?”Nathaniel tidak langsung menjawab. Ada jeda singkat sebelum akhirnya ia berkata, “Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status