Kami sudah berkumpul di ruang makan. Setelah kejadian di kamar tadi, rasanya aku sangat malu untuk menatap Mas Dirga. Kenapa aku malah membalas ciumanku sih. Aku takut dikira perempuan agresif ‘kan jadinya. Duh, sial banget. Tapi, nggak apa-apa juga kali ya, aku 'kan sudah jadi istrinya mas Dirga. Malah mikir ke mana-mana nih otak. Dasar omes banget deh. Jadi malu banget. Aku menyentuh bibirku yang masih terasa jelas hangatnya decapan itu. Sial, malah kepikiran terus. “Ada apa ini, kok pada diem-dieman? Kalian nggak lagi berantem ‘kan? Dirga nggak nyakiti kamu ‘kan, Ki?” Mama menaikkan sebelah alisnya, menyelidik. Tatapannya lurus ke arah Mas Dirga, namun suamiku masih tampak santai menanggapi sang mama. Mungkin dia sudah terbiasa dengan sang mama. Mendengar pertanyaan Mama aku langsung menoleh padanya, dan berusaha menyangkal ucapannya. “Nggak kok, Ma. Kami nggak lagi berantem,
Terakhir Diperbarui : 2025-03-25 Baca selengkapnya