All Chapters of MENGEJAR CINTA ISTRI YANG KUABAIKAN : Chapter 11 - Chapter 20

33 Chapters

Bab 11. Kemarahan Axel

“Mama!” Axel langsung menghampiri Navya, menggenggam tangannya dengan erat. “Ma, Mama gak apa-apa? Kenapa Mama bisa sakit gini?” Suaranya terdengar gemetar, kekhawatiran tergambar jelas di wajahnya. Navya perlahan membuka mata, tatapannya lemah namun senyum tipis masih terlihat di sudut bibirnya. “Axel ... Mama nggak apa-apa, Nak,” jawabnya dengan suara serak. “Mama cuma sedikit kecapean. Nggak perlu terlalu khawatir.” Axel menggeleng cepat, air mata mulai menggenang di matanya. “Tapi Mama pingsan! Itu bukan cuma capek! Mama sakit, Ma. Axel nggak mau Mama sakit. Mama harus sehat ya, Ma.” Navya mengelus lembut kepala Axel, berusaha menenangkan anaknya sambil tersenyum lembut. “Maaf ya, Sayang, Mama udah bikin Axel khawatir. Tapi Mama janji, Mama bakal cepet sembuh. Axel tenang, ya?” Axel menatap Navya dengan penuh emosi. "Axel nggak mau Mama sakit, Ma. Mama nggak boleh ninggalin aku. Aku nggak peduli
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 12. Pelukan Pertama

Al terdiam sejenak, merasakan pukulan emosional dari kata-kata Axel. Dia tidak tahu bagaimana cara menenangkan putranya yang tengah meledak-ledak. Cindy, yang merasa suasana semakin tegang, menunduk ke arah Axel, berusaha tersenyum. "Axel, kamu mau pergi ke mana?" tanyanya lembut. Axel tidak menjawab. Matanya masih lurus ke depan, tidak mau menatap siapa pun. Kedua tangannya mengepal erat, tubuhnya gemetar karena emosi yang tidak bisa ia ungkapkan. Melihat Axel yang tampak begitu emosional, Cindy berusaha mendekat dengan hati-hati. "Gimana kalau kita turun ke kafe di bawah? Kamu suka es krim, 'kan? Kata Mama Navya kamu suka es krim coklat. Tante bisa traktir kamu es krim favorit kamu," tawarnya lembut, berusaha mencairkan suasana. Axel menggerakkan bahunya sedikit, tapi masih tidak menjawab. Meski demikian, ketegangan di wajahnya perlahan melunak. Melihat reaksi Axel, Cindy tersenyum kecil dan mengulurkan tangannya. "Ayo, kita pergi makan es krim sebentar, ya? Kamu pasti bakal mer
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 13. Perdebatan Ayah Dan Anak

Cindy terdiam sejenak, merasa semakin terkejut. Navya, sahabat yang selama ini tampak begitu tegar dan terlihat baik-baik saja, ternyata sudah meminta cerai dari Al? Ini lebih buruk dari yang dia kira. Dia mengira selama ini Navya benar-benar tidak pernah mempermasalahkan kedekatan Al dengan mantan istrinya, tapi ternyata, Navya memilih untuk memendam rasa sakitnya sendirian. Cindy berusaha mengendalikan ekspresi wajahnya agar tidak terlalu menunjukkan keterkejutannya di depan Axel. "Tante yakin Mama kamu cuma lagi sedikit marah aja waktu itu," kata Cindy lembut, mencoba menenangkan Axel. "Terkadang, orang dewasa juga punya masalah yang sulit, tapi bukan berarti Mama kamu nggak sayang sama Papa kamu atau sama kamu dan Lexa." Axel menggeleng lagi, kali ini lebih kuat. "Nggak, Tante. Aku tau Mama udah nggak tahan lagi. Papa selalu bikin Mama nangis. Aku nggak mau Mama pergi. Aku sayang banget sama Mama. Kalo Mama beneran mau pergi, aku mau ikut Mama aja ...." Air matanya kembali men
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

Bab 14. Gangguan Datang

Al menatap Axel dengan sabar, meski sedikit heran dengan keberanian anaknya kali ini. “Papa tau kamu sayang sama Mama, tapi ini tugas Papa. Papa yang harus merawat Mama, bukan kamu.” Axel tetap tidak mau menyerah. "Tapi Mama lebih suka kalo aku yang nyuapin! Aku selalu nyuapin Mama kalo Mama lagi sakit! Mama udah biasa disuapin aku. Papa yang belum pernah nyuapin Mama, nanti pasti berantakan kalo Papa yang nyuapin," bantahnya dengan semangat, tangannya kembali mencoba meraih piring yang dipegang Al. Al menghela napas, mencoba untuk tetap tenang, kesabarannya sungguh diuji oleh putranya. “Axel, dengerin Papa. Kamu bisa bantu hal lain, tapi Papa yang akan menyuapi Mama, ya?” Navya, yang sejak tadi hanya tersenyum lemah melihat interaksi keduanya, akhirnya angkat bicara. "Kalian berdua ini kenapa sih, sampai rebutan begitu?" katanya lembut, tetapi ada nada geli dalam suaranya. Dia tertawa kecil meski suaranya masih lemah. “Gimana kalo ganti-gantian aja? Axel bisa nyuapin Mama beberapa
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 15. Sisi Lembut Al

Navya menghela napas dalam-dalam, berusaha menenangkan Axel yang mulai gelisah. "Axel, duduk, Sayang. Jangan marah-marah kayak gitu, ya?" bisiknya sambil meraih tangan anaknya. "Axel nggak boleh melawan Mami Zoya, Mami Zoya yang udah melahirkan Axel. Axel nggak boleh kayak gitu. Axel nggak mau jadi anak durhaka, 'kan?" "Tapi, Mah ...." "Axel ... ayo minta maaf sama Mami, Nak," pinta Navya dengan lembut. Axel menghela napas panjang sebelum akhirnya meminta maaf pada Zoya. "Maaf, Mami," ucapnya dengan kepala menunduk, tanpa menatap Zoya. Zoya tersenyum tipis, senyum yang penuh sindiran. "Kamu ini Navya, nggak usah berpura-pura jadi ibu peri yang selalu sabar dan baik hati di depan anak-anak. Axel sama Lexa itu anak-anak aku, jangan sok ngajarin mereka gimana caranya bersikap sama ibunya. Lagian, Lexa selalu hormat sama aku karena dia lebih sering menghabiskan waktunya sama aku, beda sama Axel yang selalu menentang aku karena dia lebih sering sama kamu. Entah gimana kamu mencuci otak
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 16. Sikap Dingin Navya

Al menatap Axel yang tertidur di pelukan Navya, sedikit mengerutkan kening. Meski Axel tampak nyaman di sana, Al khawatir keberadaan anak sulungnya itu justru mengganggu istirahat Navya. Ia menghela napas, lalu berbicara pelan agar tidak membangunkan Axel. "Nav, gimana kalo aku pindahin Axel ke sofa aja? Biar kamu bisa istirahat lebih nyaman," usul Al, suaranya lembut tapi jelas. Navya membuka matanya perlahan dan menatap Al dengan mata yang lelah, namun ada kelembutan yang samar di sana. Dia menggeleng pelan, tangannya masih menggenggam tangan Axel yang tertidur. "Jangan, Mas," bisik Navya. "Pelukan Axel bikin aku nyaman ... rasanya perut aku sedikit lebih baik kalo dia di sini. Nggak apa-apa, biar dia di sini aja." Al terdiam sesaat, memperhatikan Navya yang tampak begitu lemah namun berusaha kuat. Kemudian, dia tersenyum kecil, mencoba mencairkan suasana. "Oh, begitu ya? Tapi aku yakin, pelukan aku pasti lebih efektif buat bikin kamu merasa lebih baik daripada pelukan Axel," go
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 17. Pelukan Pertama

"Ya, aku mau. Tapi aku maunya jalan aja," tegas Navya. Al menatap Navya yang bersikeras untuk tidak memakai kursi roda. Dengan perasaan campur aduk, ia akhirnya mengalah. "Oke, kita jalan aja, tapi aku bakal pegangin kamu sepanjang jalan, dan kamu nggak boleh nolak," kata Al tak kalah tegas, sambil merangkul Navya dengan lembut namun penuh perhatian. Navya tak menolak, meskipun ada sedikit keengganan di matanya. Mereka berjalan perlahan menuju taman rumah sakit, langkah Navya yang lemah membuat Al semakin hati-hati. Sepanjang perjalanan, beberapa perawat dan dokter yang mengenali Navya menyapa mereka dengan senyum simpul, namun ada juga yang memandang dengan tatapan tak suka, mungkin karena rasa iri melihat Navya yang menurut mereka terlalu beruntung menjadi istri seorang Aldevaro Mahendra. Dokter spesialis saraf sekaligus calon pewaris rumah sakit tempat mereka bekerja itu. "Ternyata masih banyak yang kenal sama aku, ya
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 18. Perhatian Al

Navya tampak gugup, kedua pipinya sedikit merona. "Apaan sih, Mas?! Siapa juga yang minta kamu peluk?"Al masih tertawa kecil melihat kegugupan Navya, tapi ia menahan diri untuk tidak menggoda lebih jauh. "Oke, kita balik ke kamar aja, ya. Biar kamu istirahat lagi," katanya sambil membantu Navya berdiri. Mereka berjalan pelan kembali ke kamar rawat Navya. Al masih dengan sabar merangkul Navya, memastikan langkahnya stabil. Sesampainya di kamar, Al membantu Navya duduk di tepi ranjang, lalu mengatur bantal agar istrinya merasa nyaman. "Nyaman nggak?" tanya Al sambil memastikan posisi Navya. Navya mengangguk pelan, senyumnya lembut. "Iya, nyaman kok. Makasih, Mas." Al tersenyum, lalu duduk di sampingnya. "Kamu istirahat aja, nanti kalo dokter spesialis udah periksa kamu, dan kamu boleh pulang, kita langsung pulang." Navya menatap Al sejenak, lalu mengangguk, dan berbisik pelan, "Mas, makasih udah
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 19. Rencana Liburan

Al mengusap lembut rambutnya. "Papa tau kamu pasti kecewa karena Papa nggak bolehin kamu ke rumah Mami Zoya. Tapi ini bukan karena Papa nggak sayang sama kamu, Lexa. Juga, bukan karena kamu nggak boleh deket sama Mami. Kamu tau kan, Mama Zoya lagi sakit, dan Papa nggak mau kamu melihatnya dalam kondisi yang nggak baik. Papa cuma nggak mau kamu sedih kalau liat Mami kamu lagi kesakitan." Lexa akhirnya mendongak, air mata mulai menggenang di matanya. "Tapi ... kenapa sekarang Papa selalu lebih percaya sama Mama Navya? Dia kan nggak sayang sama Mami. Dia cuma bikin Mami sedih. Dia sering jahat sama Mami. Sering banget marah-marahin Mami." Al terdiam sejenak, menatap wajah putrinya yang polos namun penuh luka emosi. "Lexa, Mama Navya itu sayang banget sama kamu, Nak. Kamu tau, nggak semua anak seberuntung kamu yang punya ibu sambung sebaik Mama Navya. Banyak sekali anak-anak di luar sana yang nggak seberuntung kamu. Tapi, Mama Navya tulus menyay
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 20. Kebahagiaan Navya

Al menarik napas dalam, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Lexa, sayang, Mami Zoya lagi kurang sehat, ingat, 'kan? Jadi mungkin dia nggak akan mungkin bisa ikut kita ke Bali," jawabnya hati-hati, sambil menatap Navya yang kini sedang menundukkan kepala, menyembunyikan ekspresi sakit hatinya. Lexa merengek lagi, "Tapi Papa ... Mami pasti senang kalo ikut liburan sama kita. Mami nggak akan sakit kalo ada aku di dekatnya. Buktinya Mami gak pernah sakit kalo lagi sama aku." Axel, yang cukup peka terhadap suasana, langsung menyadari perubahan ekspresi di wajah Navya. Dia tahu, jika diskusi tentang Zoya berlanjut, ibu sambung tersayangnya itu akan semakin merasa tersisih. Dengan sigap, Axel memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan. "Lexa, gimana kalo kita bikin daftar tempat seru yang mau kita datengin di Bali? Kamu kan tadi bilang mau bikin istana pasir, kamu bisa cari tau dulu di pantai mana yang lebih nyaman buat bikin istana pasir. Terus coba deh bayangin ... gimana kalo kita
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status