Sejak kabar duka itu, Ziandra hampir tidak bisa berpikir jernih. Air mata terus menggenang di pelupuk matanya, meski ia berusaha untuk tidak menangis di depan Angga.Tanpa banyak bicara, Angga langsung mengurus tiket pesawat dan menemaninya pulang kampung. Ziandra sebenarnya ingin menolak, tetapi Angga bersikeras.“Aku tidak mau kau menghadapi ini sendirian,” ucap Angga tegas, ketika Ziandra terus saja menyuruhnya pergi.Perjalanan menuju kampung halamannya terasa seperti mimpi buruk bagi Ziandra. Selama di pesawat, dia hanya diam, menatap kosong ke luar jendela. Angga yang duduk di sampingnya, tidak banyak bicara, hanya memastikan bahwa Ziandra baik-baik saja.Begitu tiba di rumah duka, suasana sunyi menyambut mereka. Beberapa kerabat datang melayat, dan bibinya langsung menangis saat melihat Ziandra.“Ziandra, akhirnya kau pulang juga,” ujar bibinya memeluk erat Ziandra. “Tapi sayang, kau terlambat. Nenekmu sudah per
Last Updated : 2025-03-20 Read more