All Chapters of Bukan Mempelai yang Kau Inginkan: Chapter 21 - Chapter 30

43 Chapters

BAB 21. "Kamu wanita yang dinikahi kekasih saya?"

Seharian Gantari tidak bisa fokus bekerja karena terus terngiang-ngiang ucapan Dirja pagi tadi, yang dibiarkan menggantung.Saat Gantari menanyakan maksudnya, Dirja dengan entengnya berkata, "Waktu sepuluh menit sudah habis. Kita lanjutkan nanti malam saja. Kamu bisa berangkat ke kantor sekarang."Dan pria itu melenggang pergi begitu saja setelah membuat istrinya penasaran setengah mati.Menyebalkan, bukan?Berkali-kali Gantari ingin menghubungi Dirja untuk menuntut penjelasan perihal kesepakatan baru yang dimaksud pria itu. Namun, ia tidak punya nyali. Takut untuk mendengar sesuatu yang tak ia harapkan."Kamu mengharapkan sesuatu hanya setelah mendengar pria itu ingin memperbaiki hubungan denganmu, Tari?" decak Gantari bermonolog seperti orang bodoh. "Kamu mulai percaya padanya lagi hanya karena itu? Tidakkah itu terdengar sangat menyedih--""Siang, Tari."Gantari tersentak dan monolognya terputus begitu saja. Senyum profesional terbit ketika menoleh ke arah sumber suara. "Selamat sia
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

BAB 22. "Aku mau ketemu istrimu...."

Kelebat bayangan masa lalu sejak mulai mengenal Asoka memenuhi kepala Dirja setelah mendengar pertanyaan penuh keraguan itu."Ya, Asoka," jawab Dirja yakin. Ia perlu memastikan kalau Asoka masih menaruh percaya padanya."Jawaban kamu salah, Dirja. Kamu benar-benar mengecewakanku," sahut Asoka disertai dengusan.Dirja mengusap wajah yang basah oleh keringat dingin. Pening semakin meraja. "Kamu nggak percaya?" "Seharusnya kamu jawab kalau aku hanya satu-satunya untukmu." Kembali terdengar dengusan yang menandakan kalau suasana hati Asoka menjadi semakin buruk. "Sekarang aku nomor satu buat kamu, tapi siapa yang tahu kalau besok posisiku tergeser oleh wanita lain? Kalau sampai itu terjadi, aku harus bagaimana?"Dirja terbungkam. Sama sekali tak terpikir untuk memberikan jawaban semacam itu. Namun, ia tahu bahwa Asoka benar. Ketika mencintai seseorang, sudah semestinya menjadikan sosok itu satu-satunya.Benar bahwa Dirja mencintai Asoka. Cinta itu sudah bertunas dan tumbuh subur sejak lam
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

BAB 23. "Saya tidak butuh teman."

Gantari seharusnya tidak punya alasan untuk memikirkan Dirja. Ia sudah menganggap pria itu sebagai orang asing meski status mereka adalah pasangan suami istri. Namun, ketika jam dinding menunjukkan pukul sepuluh malam dan Dirja belum tiba di rumah, kekhawatiran itu hadir tanpa bisa dicegah. "Mungkin sedang lembur. Nggak usah terlalu dipikirin, Tar," gumamnya. Gantari berusaha tak peduli dan mencoba untuk tidur, tetapi tidak bisa. Hingga jarum jam terus bergeser dan kini sudah pukul setengah sebelas, masih belum juga ada tanda-tanda kepulangan suaminya. "Dia sakit sejak pagi, Tari," bisik sudut hatinya yang terus menerus gelisah. "Bagaimana kalau sakitnya makin parah dan nggak ada yang menolongnya di luar sana?" Namun, akal sehatnya dengan cepat membalas, "Jangan naif. Dia adalah pria dewasa yang bisa berpikir. Kalau sudah tahu sakit pasti akan berobat." Gantari jadi bingung harus bagaimana. "Nggak ada salahnya memikirkan beberapa kemungkinan buruk, Tari," kata hatinya kembali ber
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

BAB 24. "Jangan terlalu perhatian."

Gantari tiba di rumah sakit saat sudah hampir pukul setengah dua belas malam dengan menenteng travel bag berukuran cukup besar seperti orang mau pindahan di tangan kanan, plastik putih berukuran sedang berisi makanan di tangan kiri, dan masih menggendong tas punggung yang berisi laptop.Tidak hanya barang titipan Dirja yang ia bawa. Tetapi juga kebutuhan milik wanita itu sendiri seperti selimut, bantal kecil, baju kerja untuk besok pagi, alat make up, sepatu kerja, sampai termos kecil berisi wedang jahe yang ia buat dadakan sebelum berangkat ke rumah sakit tadi."Ada yang bisa kami bantu, Kak?" tanya seorang wanita berhijab yang mengenakan setelan seragam perawat berwarna hijau saat melihat kedatangan Gantari.Satu-satunya sosok yang wanita itu temui di UGD bagian administrasi tengah malam itu."Keluarga saya ada yang baru masuk dan ranap sejak sore, Sus.""Atas nama siapa ya, Kak? Kami bantu cek di database," ucap perawat muda yang umurnya tampak sepantaran Gantari itu ramah."Dirja P
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

BAB 25. "Pria itu kekasihmu?"

Terlalu memaksakan diri bekerja, Dirja akhirnya ambruk juga.Menjelang Maghrib tadi, saat selesai meeting untuk peluncuran produk baru di perusahaan furniture tempatnya bekerja, Dirja merasakan perutnya melilit begitu sakit sampai hampir pingsan.Dirja pun diantar ke rumah sakit oleh sahabat sekaligus rekan kerjanya yang sesama manajer. Saat ini, pria itu sudah dipindahkan ke kamar VIP setelah melalui beberapa pemeriksaan dan disarankan oleh dokter untuk rawat inap. Memanfaatkan fasilitas yang diberikannya kantornya untuk level manajer. Jadi ia sudah tak harus memikirkan biaya rumah sakit yang harus ditanggung.Dirja yang sebenarnya paling malas berurusan dengan rumah sakit itu mau tidak mau menuruti apa kata dokter agar cepat sehat kembali. Pekerjaannya sedang sangat banyak. Bisa kacau kalau dirinya terus-terusan absen."Lo yakin nggak perlu gue tungguin? Berani lo?" ejek Harris, sahabatnya, dengan sangat menyebalkan."Keberadaan lo justru mengganggu," jawab Dirja malas."Sialan lo!"
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

BAB 26. "Bisa bantu lepas baju saya?"

Gantari mengelus dada dan menggumamkan kalimat istighfar berkali-kali setelah mengucapkan kata-kata yang terlalu kasar kepada suaminya yang sedang sakit.Walau kenyataannya memang seperti yang diucapkan wanita itu, tetap saja ada rasa tak enak karena sudah menyinggung hubungan terlarang Dirja dengan kekasihnya."Kalau memang kamu tidak punya hubungan apa pun dengan pria itu, seharusnya kamu tidak perlu sinis begitu," balas Dirja setelah beberapa saat. Suaranya pelan, tetapi dingin menusuk. "Saya da--""Sudahlah, Mas. Aku ke sini bukan mau cari ribut. Tolong, jangan memancingku lagi," potong Gantari seraya kembali melanjutkan kegiatannya membongkar isi travel bag."Memancing bagaimana? Saya hanya bertanya karena melihatmu datang bersama pria itu tadi," balas Dirja tak mau kalah."Bertanya atau menuduh?""Interaksi atasan dengan bawahan normalnya tidak sekasual kamu dan pria tadi," debat Dirja. "Kamu tersenyum begitu bahagia saat sedang bersamanya. Pria itu bahkan membawakan barang-baran
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

BAB 27. "Aku terlalu kasar, ya?"

Malam dengan cepat berganti menjadi pagi.Matahari belum menampakkan sinarnya saat seorang perawat datang untuk mengecek tensi dan mengambil darah Dirja untuk pengecekan lab. Perawat itu juga menanyakan keadaan Dirja berdasarkan keluhan yang dirasakan pria itu saat pertama kali tiba di IGD kemarin sore."Saya kira masih lajang lho Pak Dirja ini. Soalnya kemarin sore yang menemani di IGD sampai dapat kamar kan temannya. Ternyata sudah punya istri," kata perawat itu tiba-tiba.Wanita yang mengenakan seragam berwarna hijau itu menoleh pada Gantari. "Suaminya lebih diperhatikan lagi ya, Bu. Terutama untuk makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Nanti untuk lebih jelasnya bisa ditanyakan ke dokter yang visit sekitar jam sembilan."Gantari yang tadinya masih terkantuk-kantuk meski sudah mencuci muka dan gosok gigi, seketika melek.Namun, perawat itu tidak mengatakan apa pun lagi dan pergi begitu saja.Tak lama setelah itu sarapan diantarkan."Mas Dirja bisa makan sendiri, kan?" tanya Gantari.W
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

BAB 28. "Jangan menangis sendirian."

"Sudah sejak kapan lo jadi simpanannya Dirja?" Rasanya memang tidak sesakit saat dirinya tak dianggap sebagai seorang istri oleh Dirja. Namun, pertanyaan yang dilontarkan dengan nada dan ekspresi jijik itu meruntuhkan harga diri Gantari. "Saya bukan simpanan--" "Terus apa? Wanita bayaran?" sinis pris itu. "Lo dibayar berapa...." Ucapan si pria terhenti saat Dirja muncul dari belakang Gantari hanya mengenakan brief boxer ketat yang membungkus tubuh bagian bawahnya. "Bangsat lo, Dir!" umpat sang pria yang berdiri di depan Gantari. Matanya membola. Terlihat sangat syok melihat penampilan Dirja. "Lo sakit jiwa ya?! Masih sempat-sempatnya ngew* sama simpanan lo pagi-pagi begini?!" Bentakan kasar itu membuat Gantari terhenyak. Makin tidak menyangka karena dituduh melakukan tindakan asusila oleh orang asing yang datang tanpa undangan itu. "Jaga omongan lo, Ris. Ini nggak seperti yang lo pikirkan," kata Dirja meluruskan. Ia sedikit melirik Gantari yang berdiri kaku di tengah-tengah diri
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

BAB 29. "Saya wanita yang sudah bersuami."

Tak seharusnya Dirja peduli ketika Gantari pergi dengan membawa kemarahan. Namun, hatinya terus gelisah memikirkan Gantari di luar sana. Walaupun wanita itu sudah berusaha keras menampilkan sikap tegar, Dirja tahu kalau ucapan kasar Harris tadi menyakiti hatinya.Dirja buru-buru mengenakan pakaiannya. Karena tak sabar, ia menarik infusnya hingga lepas. Punggung tangannya sampai berdarah.Harris yang melihatnya pun terkejut. "Astaga, lo ceroboh banget, sih! Bentar lo jangan banyak gerak, gue panggilin perawat dulu buat--""Lo berutang maaf sama Gantari," sela Dirja sama sekali tidak memedulikan keadaannya sendiri. Ia malah sibuk mengancingkan kemeja. "Lo yang salah karena nggak pernah bilang kalau lo punya sepupu cewek secakep dia. Yang tinggal di Jakarta, maksud gue," balas Harris.Sesungguhnya, Harris sudah terlihat sangat menyesal sejak Gantari menjelaskan dengan marah tadi. Tetapi karena sekarang hanya berhadapan dengan Dirja, ia punya nyali untuk ngeles.Dirja memandang Harris taj
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

BAB 30. "Saya akan memberi Anda pelajaran."

Dirja menyentakkan tangannya hingga terlepas dari genggaman Tio. Kekagetan terpancar di kedua matanya."Saya tidak menguping, tapi suara seorang bajingan dari kamar Anda terdengar jelas sampai ke luar," tukas Tio muak. Teringat kalimat-kalimat merendahkan kepada Gantari yang ia dengar dari dalam kamar inap nomor 201 yang dia lewati tadi saat akan turun ke lantai satu."Jangan merasa menjadi pahlawan hanya karena mendengar sedikit kesalahpahaman--""Sedikit kesalahpahaman?" decih Tio makin sengit. "Bajingan macam apa yang membiarkan seseorang salah paham tentang status istrinya? Bahkan diam saja saat istrinya dihina?""Anda tidak tahu apa-apa--""Saya memang tidak tahu apa-apa," potong Tio. "Tapi saya juga tidak akan bertanya mengapa sampai Gantari disalahpahami sebagai selingkuhan oleh seseorang yang dekat dengan Anda. Begitu juga dengan alasan mengapa selama ini Tari tinggal di kos sendirian padahal sudah bersuami. Karena saya bisa mencari tahu semuanya sendiri."Rahang Dirja makin m
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status