หน้าหลัก / Rumah Tangga / Bukan Mempelai yang Kau Inginkan / บทที่ 11 - บทที่ 20

บททั้งหมดของ Bukan Mempelai yang Kau Inginkan: บทที่ 11 - บทที่ 20

26

BAB 11. "Saya ingin cepat bebas..."

"Pergi ke mana saja kamu sampai lupa waktu?"Gantari yang baru saja menarik gagang pintu rumah itu berjengit kaget hingga langkahnya tertarik mundur.Suaminya muncul di depan pintu dengan kedua tangan bersedekap di dada. Tatapannya menyorot tajam."Mas Dirja kenapa berdiri di situ? Ngagetin aja," protes Gantari.Dirja tidak menunjukkan ekspresi apa pun di wajahnya. Namun, Gantari bisa merasakan hawa dingin yang merambat di tengkuk karena tatapan intens suaminya.Wanita itu terlalu ragu-ragu untuk meminta Dirja bergeser sedikit agar dirinya bisa masuk ke dalam. Sehingga ia hanya berdiri canggung di teras rumah dan menunggu sampai Dirja sadar sendiri."Ponselmu masih berfungsi dan bisa untuk mengecek jam, kan?" tanya Dirja retoris. "Ini sudah jam berapa? Bukankah saya sudah bilang kalau kamu harus pulang sebelum Maghrib?"Gantari menghela napas. Sudah mengira kalau ini akan terjadi.Saat ojek online yang ditumpanginya memasuki area perumahan, bertepatan dengan suara azan isya dari masjid
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-17
อ่านเพิ่มเติม

BAB 12. "Bulik ingin Tari melakukan apa?"

Gantari terperangah hingga mulutnya megap-megap. Matanya nanar menatap Dirja. Dan perlahan gejolak panas di dadanya menggelegak. "A... apa Mas bilang?""Telingamu kenapa, sih?" Dirja geleng-geleng kepala. "Saya harus mengulangi sampai berapa kali supaya kamu bisa dengar dengan benar?""Lalu..." Sial, suara Gantari mendadak serak. Tenggorokannya tercekat oleh rasa perih karena gumpalan emosi yang mulai naik ke permukaan. "Ada alasan lain kenapa Mas semarah ini sama aku?" tanya wanita itu marah."Ah, pertanyaanku salah," kata Gantari sedetik kemudian. "Pasti ada sesuatu yang membuat Mas Dirja marah saat aku pergi, kan? Makanya Mas melampiaskan kekesalan ke aku?"Ada perubahan emosi di wajah Dirja saat pertanyaan itu terlontar dari mulut istrinya. Namun, hilang dalam sekejap mata.Saat Gantari berkedip, Dirja sudah kembali ke setelan biasanya dengan wajah yang datar tanpa ekspresi.Pria itu juga tampaknya tak berniat untuk menjawab pertanyaan Gantari."Ganti bajumu. Kamu ikut saya keluar,
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-17
อ่านเพิ่มเติม

BAB 13. "Ingin memiliki sebentar saja."

"Kodratnya seorang istri itu berada di rumah, Tari," ujar Bulik Ambar beberapa detik kemudian setelah melemparkan bom tepat di muka Gantari."Jadi kamu pasti paham, kan? Bulik sampai harus memohon begini bukan karena ingin menindasmu. Ini semata-mata demi keharmonisan rumah tanggamu dengan Dirja."Oh, wanita itu bahkan sama sekali tidak memberi waktu kepada Gantari untuk mencerna perkataannya dengan baik."Bulik tunggu jawabanmu saat pulang ke kampung nanti. Tolong, jangan mengecewakan Bulik."Yang artinya adalah... Bulik Ambar tidak menerima jawaban 'tidak'. Permintaan itu sifatnya wajib untuk dituruti. Atau Gantari akan selamanya dimusuhi.Masalahnya, permintaan Bulik Ambar adalah hal yang tidak mungkin bisa Gantari lakukan. Sebab, tidak ada rumah tangga yang bisa dia urus. Tidak ada hubungan yang bisa dia pertahankan.Lalu, Gantari harus bagaimana?"Tidak mau turun?"Suara berat milik seorang pria yang terdengar familier mengejutkan Gantari.Dirja berdiri menjulang di samping pintu
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-19
อ่านเพิ่มเติม

BAB 14. "Karena aku menjadi orang ketiga?"

"Tidak sopan membuka-buka barang pribadi milik orang lain."Di ruangan yang diterangi lampu remang-remang itu, Dirja melangkah masuk lebih dalam. Membungkuk untuk mengambil foto yang dijatuhkan Gantari ke lantai.Tatapan mengantuk Dirja tertuju pada foto di tangannya. Yang kemudian membawa pria itu bernostalgia.'Rasanya sudah lama sekali,' batin Dirja dengan raut wajah suram.Di masa-masa itu, Dirja sangat bahagia bisa menghabiskan waktu bersama kekasih hati. Hari-harinya bersama sang kekasih selalu penuh canda tawa.Tiada hari tanpa merasa suka cita. Tidak ada pertengkaran. Tidak ada tangis air mata. Segalanya sempurna. Namun, sekarang situasinya sudah berbeda. Semua sudah tak lagi sama."Hanya dari punggungnya aja dia sudah kelihatan cantik.""Apa?" Dirja menoleh saat mendengar Gantari menggumam tak jelas. "Kekasih Mas Dirja," sahut Gantari masih dengan suara pelan, namun terdengar lebih jelas. "Dia pasti cantik sekali ya, Mas?"Dirja menatap Gantari lurus.Ia tidak tahu bagaimana
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-19
อ่านเพิ่มเติม

BAB 15. "Situasi yang salah."

"Maaf."Gantari memaksa diri untuk terus bicara meski tenggorokannya makin tercekat. Ada getar yang jua tak bisa disembunyikan dalam suaranya."Maaf... karena pernah dengan sangat tidak tahu diri mencoba untuk memiliki kekasihnya. Bahkan sampai menikahinya tanpa banyak usaha. Jahat sekali ya aku, Mas?"Setelah seharian menahan diri, Gantari akhirnya membiarkan satu tetes air matanya jatuh. Sangat sulit untuk terus bersikap biasa-biasa saja di hadapan Dirja yang semakin terang-terangan bicara tentang wanitanya.Walau... bisa dibilang ini salah Gantari sendiri yang sengaja menggali lukanya karena ingin tahu terlalu banyak."Kamu tidak jahat. Jangan menyalahkan diri sendiri," sergah Dirja yang detik itu sedikit menunjukkan ekspresi kelam di wajahnya. "Kita berdua hanya... terjebak di waktu dan situasi yang salah."Mendengar jawaban itu, Gantari terkekeh getir. Perlahan mengusap air matanya.Rugi sekali ia membuang air mata berharganya untuk seorang suami yang lebih menginginkan wanita lai
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-20
อ่านเพิ่มเติม

BAB 16. "Aku nggak merasa punya suami!"

"Kamu mau ke mana?" Gantari tersentak saat pergelangan tangannya tiba-tiba dicekal seseorang dari belakang. Hampir saja wanita itu memukul orang yang lancang menyentuhnya menggunakan tas hitam berisi laptop, andai tak segera menyadari kalau sosok itu adalah suaminya sendiri. Dirja yang sadar kalau dirinya membuat Gantari terkejut segera menarik tangannya dan mundur satu langkah untuk memberi jarak yang tidak membuat keduanya canggung. "Parkir mobilnya di sebelah sana." Dirja menunjuk ke sebelah kanan. "Kenapa kamu malah belok ke situ?" tanya pria itu kemudian dengan mata menyipit tajam. "Kenapa, Mas? Ada yang mau Mas bicarakan sama aku?" tanya Gantari bingung. "Tidak ada." Kernyitan di kening Gantari makin banyak. "Lalu? Mas mau diantar dulu ke mobil atau gimana?" tanyanya polos. "Apa maksudmu? Kita pulang sama-sama. Tentu saja ke parkiran juga berdua." "Nggak usah diantar, Mas," jawab Gantari tak menghiraukan oktaf suara suaminya yang sedikit naik. "Kalau ke kosku du
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-25
อ่านเพิ่มเติม

BAB 17. "Urusan Mas bukan urusanku."

Perjalanan selama puluhan menit--karena beberapa kali terjebak macet--diisi dengan kebisuan.Dirja fokus menyetir, sedangkan istrinya memasang headset di telinga dan terus memejamkan mata selama perjalanan. Berpura-pura tidur sampai mobil Dirja berhenti di depan gerbang rumah.Ya, pada akhirnya, dengan sangat terpaksa, Gantari ikut pulang. Wanita itu kalah dalam usahanya mendebat suaminya yang tidak mau dibantah."Gantari, bisa tolong bukakan pintu gerbangnya?" tanya Dirja.Gantari tidak menjawab, tetapi segera turun dari mobil seraya mengeluarkan kunci dari dalam tasnya. Setelah mendorong pintu gerbang ke samping hingga terbuka lebar, Gantari melenggang masuk ke rumah. Membiarkan Dirja repot sendiri memasukkan mobil ke garasi dan kembali menutup gerbang.Wanita itu hanya ingin cepat-cepat mengunci diri di kamar. Ia sudah terlalu malas berlama-lama ada di satu ruang yang sama dengan Dirja.***Beberapa jam kemudian terlewati dengan damai.Gantari hanya keluar dari kamar saat perlu man
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-28
อ่านเพิ่มเติม

BAB 18. "Aku nggak mau dipulangkan..."

Mas Dirja: Jangan coba-coba kembali ke kosmu selama saya tidak ada.Setelah urusan saya selesai, saya bantu kamu pindahan. . . Gantari menghela napas panjang setelah membaca pesan baru dari Dirja.Bahkan, saat tidak sedang berhadapan, pria itu masih punya segudang cara untuk membuat mood-nya berantakan.Pesan dari suaminya itu tidak Gantari balas karena tidak ingin berbohong.Faktanya, wanita itu memang kembali ke kos esok harinya. Terhitung sudah tiga hari dan mengingat isi pesan dari Dirja, sepertinya pria itu juga belum pulang ke Jakarta. Seharusnya.Mas Dirja: Oh ya, kamu sudah mengajukan cuti, kan? Jangan sampai salah tanggal.Cepat balas pesan saya, Gantari! Pesan saya bukan koran yang hanya untuk dibaca. Maka, untuk menghindari perdebatan yang tak penting dan menguras energi, Gantari pun membalas."Ya," ketiknya.Hanya dua huruf. Sangat singkat. Namun, sudah cukup untuk membalas empat baris pesan yang suaminya kirimkan.Saat pesannya sudah bercentang biru, Gantari memati
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-01
อ่านเพิ่มเติม

BAB 19. "Aku bisa sendiri."

Rahang Dirja mengeras dan gurat emosi tampak berpendar di kedua matanya saat Gantari mengatakan, "Mas Dirja yang menciptakan kekacauan di hidupku dengan pernikahan yang penuh sandiwara ini, jadi Mas juga harus bertanggung jawab untuk membereskan semuanya. Iya, kan?"Seperti pecundang, pria itu hanya diam saja sampai istrinya tiba-tiba tertawa getir."Hanya satu hal yang aku minta, Mas. Itu pun sulit ya buat kamu?" lirih wanita itu. "Kalaupun Mas nggak sudi mengabulkan permintaanku, setidaknya jangan tunjukin ekspresi nggak senang itu di depanku. Itu menyakiti harga diriku yang entah masih ada harganya atau enggak ini."Sebelum Dirja menimpali, Gantari membuka lemari kecil di dekat ranjang berukuran single yang menempel tembok.Wanita itu segera mengemasi pakaian dan barang-barang pribadinya yang tak begitu banyak."Saya bantu--""Mas Dirja bisa keluar aja dari kamar ini? Aku nggak nyaman berduaan dengan orang asing."Dua baris kalimat yang dilontarkan Gantari dengan sinis membuat Dirj
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-03
อ่านเพิ่มเติม

BAB 20. "Saya mau kesepakatan baru."

Pagi pertama Gantari resmi pulang ke rumah.Wanita itu sudah siap untuk berangkat ke kantor bahkan di saat jam yang menempel di dinding belum menunjukkan pukul enam. Hampir dua jam lebih awal dibandingkan ketika wanita itu masih ngekos.Rumah begitu sepi saat ia keluar dari kamar dan beranjak ke dapur lebih dulu untuk menyeduh teh.Sepuluh menit kemudian, wanita itu duduk tenang menikmati tehnya dan beberapa keping biskuit rasa coklat untuk mengganjal perut. Ia sedang malas menyiapkan sarapan dengan menu yang lebih berat. Suasana hatinya yang keruh sejak kemarin masih belum membaik dan sedikit banyak memengaruhi aktivitasnya."Masih sangat pagi. Kamu sudah mau berangkat kerja?"Lamunan Gantari terpecah oleh suara serak suaminya dari arah belakang.Tidak sadar kapan pria itu muncul di dapur karena langkah kakinya pun sama sekali tak terdengar."Dari sini ke kantor agak jauh. Takut telat," jawab Gantari beralasan.Sebenarnya Gantari hanya ingin cepat terbebas dari udara di rumah yang te
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
123
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status