Home / Rumah Tangga / Bukan Mempelai yang Kau Inginkan / BAB 25. "Pria itu kekasihmu?"

Share

BAB 25. "Pria itu kekasihmu?"

Author: Karma Police
last update Last Updated: 2025-03-07 08:25:34
Terlalu memaksakan diri bekerja, Dirja akhirnya ambruk juga.

Menjelang Maghrib tadi, saat selesai meeting untuk peluncuran produk baru di perusahaan furniture tempatnya bekerja, Dirja merasakan perutnya melilit begitu sakit sampai hampir pingsan.

Dirja pun diantar ke rumah sakit oleh sahabat sekaligus rekan kerjanya yang sesama manajer.

Saat ini, pria itu sudah dipindahkan ke kamar VIP setelah melalui beberapa pemeriksaan dan disarankan oleh dokter untuk rawat inap. Memanfaatkan fasilitas yang diberikannya kantornya untuk level manajer. Jadi ia sudah tak harus memikirkan biaya rumah sakit yang harus ditanggung.

Dirja yang sebenarnya paling malas berurusan dengan rumah sakit itu mau tidak mau menuruti apa kata dokter agar cepat sehat kembali. Pekerjaannya sedang sangat banyak. Bisa kacau kalau dirinya terus-terusan absen.

"Lo yakin nggak perlu gue tungguin? Berani lo?" ejek Harris, sahabatnya, dengan sangat menyebalkan.

"Keberadaan lo justru mengganggu," jawab Dirja malas.

"Sialan lo!"
Karma Police

Tabok aja suami tololmu itu, Tari:))))

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 26. "Bisa bantu lepas baju saya?"

    Gantari mengelus dada dan menggumamkan kalimat istighfar berkali-kali setelah mengucapkan kata-kata yang terlalu kasar kepada suaminya yang sedang sakit.Walau kenyataannya memang seperti yang diucapkan wanita itu, tetap saja ada rasa tak enak karena sudah menyinggung hubungan terlarang Dirja dengan kekasihnya."Kalau memang kamu tidak punya hubungan apa pun dengan pria itu, seharusnya kamu tidak perlu sinis begitu," balas Dirja setelah beberapa saat. Suaranya pelan, tetapi dingin menusuk. "Saya da--""Sudahlah, Mas. Aku ke sini bukan mau cari ribut. Tolong, jangan memancingku lagi," potong Gantari seraya kembali melanjutkan kegiatannya membongkar isi travel bag."Memancing bagaimana? Saya hanya bertanya karena melihatmu datang bersama pria itu tadi," balas Dirja tak mau kalah."Bertanya atau menuduh?""Interaksi atasan dengan bawahan normalnya tidak sekasual kamu dan pria tadi," debat Dirja. "Kamu tersenyum begitu bahagia saat sedang bersamanya. Pria itu bahkan membawakan barang-baran

    Last Updated : 2025-03-08
  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 27. "Aku terlalu kasar, ya?"

    Malam dengan cepat berganti menjadi pagi.Matahari belum menampakkan sinarnya saat seorang perawat datang untuk mengecek tensi dan mengambil darah Dirja untuk pengecekan lab. Perawat itu juga menanyakan keadaan Dirja berdasarkan keluhan yang dirasakan pria itu saat pertama kali tiba di IGD kemarin sore."Saya kira masih lajang lho Pak Dirja ini. Soalnya kemarin sore yang menemani di IGD sampai dapat kamar kan temannya. Ternyata sudah punya istri," kata perawat itu tiba-tiba.Wanita yang mengenakan seragam berwarna hijau itu menoleh pada Gantari. "Suaminya lebih diperhatikan lagi ya, Bu. Terutama untuk makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Nanti untuk lebih jelasnya bisa ditanyakan ke dokter yang visit sekitar jam sembilan."Gantari yang tadinya masih terkantuk-kantuk meski sudah mencuci muka dan gosok gigi, seketika melek.Namun, perawat itu tidak mengatakan apa pun lagi dan pergi begitu saja.Tak lama setelah itu sarapan diantarkan."Mas Dirja bisa makan sendiri, kan?" tanya Gantari.W

    Last Updated : 2025-03-12
  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 28. "Jangan menangis sendirian."

    "Sudah sejak kapan lo jadi simpanannya Dirja?" Rasanya memang tidak sesakit saat dirinya tak dianggap sebagai seorang istri oleh Dirja. Namun, pertanyaan yang dilontarkan dengan nada dan ekspresi jijik itu meruntuhkan harga diri Gantari. "Saya bukan simpanan--" "Terus apa? Wanita bayaran?" sinis pris itu. "Lo dibayar berapa...." Ucapan si pria terhenti saat Dirja muncul dari belakang Gantari hanya mengenakan brief boxer ketat yang membungkus tubuh bagian bawahnya. "Bangsat lo, Dir!" umpat sang pria yang berdiri di depan Gantari. Matanya membola. Terlihat sangat syok melihat penampilan Dirja. "Lo sakit jiwa ya?! Masih sempat-sempatnya ngew* sama simpanan lo pagi-pagi begini?!" Bentakan kasar itu membuat Gantari terhenyak. Makin tidak menyangka karena dituduh melakukan tindakan asusila oleh orang asing yang datang tanpa undangan itu. "Jaga omongan lo, Ris. Ini nggak seperti yang lo pikirkan," kata Dirja meluruskan. Ia sedikit melirik Gantari yang berdiri kaku di tengah-tengah diri

    Last Updated : 2025-03-12
  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 29. "Saya wanita yang sudah bersuami."

    Tak seharusnya Dirja peduli ketika Gantari pergi dengan membawa kemarahan. Namun, hatinya terus gelisah memikirkan Gantari di luar sana. Walaupun wanita itu sudah berusaha keras menampilkan sikap tegar, Dirja tahu kalau ucapan kasar Harris tadi menyakiti hatinya.Dirja buru-buru mengenakan pakaiannya. Karena tak sabar, ia menarik infusnya hingga lepas. Punggung tangannya sampai berdarah.Harris yang melihatnya pun terkejut. "Astaga, lo ceroboh banget, sih! Bentar lo jangan banyak gerak, gue panggilin perawat dulu buat--""Lo berutang maaf sama Gantari," sela Dirja sama sekali tidak memedulikan keadaannya sendiri. Ia malah sibuk mengancingkan kemeja. "Lo yang salah karena nggak pernah bilang kalau lo punya sepupu cewek secakep dia. Yang tinggal di Jakarta, maksud gue," balas Harris.Sesungguhnya, Harris sudah terlihat sangat menyesal sejak Gantari menjelaskan dengan marah tadi. Tetapi karena sekarang hanya berhadapan dengan Dirja, ia punya nyali untuk ngeles.Dirja memandang Harris taj

    Last Updated : 2025-03-13
  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 30. "Saya akan memberi Anda pelajaran."

    Dirja menyentakkan tangannya hingga terlepas dari genggaman Tio. Kekagetan terpancar di kedua matanya."Saya tidak menguping, tapi suara seorang bajingan dari kamar Anda terdengar jelas sampai ke luar," tukas Tio muak. Teringat kalimat-kalimat merendahkan kepada Gantari yang ia dengar dari dalam kamar inap nomor 201 yang dia lewati tadi saat akan turun ke lantai satu."Jangan merasa menjadi pahlawan hanya karena mendengar sedikit kesalahpahaman--""Sedikit kesalahpahaman?" decih Tio makin sengit. "Bajingan macam apa yang membiarkan seseorang salah paham tentang status istrinya? Bahkan diam saja saat istrinya dihina?""Anda tidak tahu apa-apa--""Saya memang tidak tahu apa-apa," potong Tio. "Tapi saya juga tidak akan bertanya mengapa sampai Gantari disalahpahami sebagai selingkuhan oleh seseorang yang dekat dengan Anda. Begitu juga dengan alasan mengapa selama ini Tari tinggal di kos sendirian padahal sudah bersuami. Karena saya bisa mencari tahu semuanya sendiri."Rahang Dirja makin m

    Last Updated : 2025-03-14
  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 31. "Ceraikan aku sekarang saja."

    "Kamu keberatan?" tanya Dirja tidak senang.Gantari mengalihkan atensi dari layar laptop dan menatap suaminya dengan pandangan nanar.Sejak Dirja bertingkah semena-mena dari awal mereka menikah, Gantari sudah berusaha ikhlas dan legowo kalau pada akhirnya akan diceraikan dan menjadi janda di usia yang masih muda. Tanpa pernah benar-benar merasakan menjadi seorang istri sebagaimana mestinya.Namun, bukan berarti ia imun oleh rasa sakit. Bukan berarti wanita itu baik-baik saja selama ini.."Aku nggak paham apa motivasi Mas--""Bukankah kamu sendiri yang mengatakan kalau kamu wanita yang bersuami?"Kedua bola mata Gantari melebar. "Mas Dirja dengar obrolanku dengan Pak Tio tadi pagi?" Dirja mengabaikan pertanyaan itu dan kembali berucap dengan sinis. "Sudah sewajarnya kalau seorang wanita bersuami menjalankan perannya sebagai seorang istri yang sesungguhnya. Iya, kan?"Gantari yang tak kuasa beradu tatap lama-lama dengan Dirja itu pun mengalihkan pandangannya ke layar laptop milik sang

    Last Updated : 2025-03-21
  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 32. "Beri saya satu kesempatan."

    "Lepaskan aku, Mas. Ceraikan aku sekarang saja supaya Mas bisa kembali bersama wanita itu tanpa gangguan."Dirja bergeming dengan kedua tangan yang terkepal kuat di samping tubuh. Punggung tangan kirinya masih mengalirkan darah yang sampai menetes mengotori lantai karena tak hanya kulit, tetapi pembuluh darahnya juga ikut terkoyak.Pria itu tak bisa melepaskan pandangan dari istrinya yang menangis dan mengiba dengan begitu sedih.Ada dorongan kuat dari dalam hatinya untuk meminta sang istri agar berpindah ke tempat yang lebih nyaman untuk duduk, alih-alih bersimpuh di lantai rumah sakit yang dingin.Namun, Dirja tetap diam. Membiarkan Gantari tetap menangis dan berada di posisi itu. Sementara pria itu berdiri menjulang di depannya bak seorang raja tiran yang membutakan mata dari penderitaan rakyatnya."Aku siap menghadapi keluarga kita kalau kita pulang nanti Mas," ujar Gantari dengan suara sengau karena terlalu banyak menangis. "Mas urus saja surat-surat perceraian ki--""Tidak."Gan

    Last Updated : 2025-03-21
  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 33. "Seandainya bisa selamanya begini."

    "Mau sampai sejauh mana lagi aku harus menahan diri karena kamu duakan dan menjadi istri yang nggak pernah kamu inginkan?"Gantari memejamkan mata kuat-kuat. Menahan sengatan panas dari air mata yang terkumpul di pelupuk setelah mengucapkan pertanyaan itu.Tidak ada balasan dari Dirja sampai beberapa lama Gantari menunggu dan lagi-lagi harus menelan kecewa. Selalu begitu setiap kali ia mulai menunjukkan perasaannya.Gantari sudah hampir terlelap karena serangan kantuk dan lelah yang luar biasa mendera tubuh saat mendengar suara lirih Dirja."Maafkan saya, Gantari. Saya memang egois."Gantari bergeming."Dengan atau tanpa kesepakatan itu, kenyataannya saya adalah suami kamu. Mau sekeras apa pun kita berdua saling menjauh dan menjadi asing, akan selalu ada hal-hal yang tanpa sadar mendorong kita untuk menjadi dekat dan peduli. Seperti yang kamu lakukan sekarang. Kamu ada di sini karena kamu peduli sama saya. Suami kamu. Jadi mulai sekarang, saya juga akan menjalankan peran saya sebagai

    Last Updated : 2025-03-22

Latest chapter

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 43. "Maaf, Tari. Maafkan saya...."

    Sementara itu di makam. Gantari sudah pergi cukup lama bersama Dina, tetapi Dirja masih belum berpindah dari posisinya. Pria itu menatap kosong pada berplastik-plastik bunga yang kini tergenang air. Belum sempat ditaburkan.Setiap kata yang diucapkan Gantari hingga ekspresi wanita itu saat bicara kepadanya tadi masih terekam jelas di kepala.Kacau.Itu satu-satunya yang menggambarkan hubungannya dengan Gantari sekarang.Dirja sadar betul kalau tindakannya sudah sangat melukai sang istri. Tetap menikahi dan mempertahankan Gantari meski ada wanita lain yang menghuni hatinya adalah pilihan paling egois dan kejam. Tidak hanya untuk Gantari, tetapi juga untuk Asoka yang sudah kehilangan banyak hal hanya demi bisa tetap berada di sisi pria itu.Ia sudah salah melangkah karena berpikir bahwa wasiat orang tua harus diutamakan meski tidak bisa menjalankan pernikahan dengan Gantari selamanya.Itulah sebabnya ia ingin mengubah sikap dan memperlakukan sang istri dengan baik meski tetap tak bisa

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 42. "Aku bisa belajar mencintaimu."

    Gantari tidak tahu apa yang merasuki dirinya saat tiba-tiba bicara tentang hal-hal gila di depan makam kedua orang tuanya.Mungkin ia kerasukan setan gila yang mendambakan cinta dari pria yang dicintainya. Atau sebenarnya Gantari sedang mengungkapkannya isi hatinya secara jujur.Bahwa seandainya bisa, maka ia ingin mempertahankan pernikahannya dengan Dirja. Sampai selamanya. Sebab, tidak mungkin ada orang normal yang bercita-cita menjadi janda. Begitu pula Gantari.Seperti yang dikatakan Bulik Umi tentang perjodohan yang telah dirancang orang tuanya dan orang tua Dirja sejak lama. Tidak seharusnya pernikahan itu mereka lakukan hanya demi memenuhi wasiat orang tua. Lalu mengakhirinya setelah merasa 'telah' membayar lunas wasiat itu. Yang seharusnya mereka lakukan adalah menjalani pernikahan dengan sebaik-baiknya."Saya tidak bisa meninggalkan Asoka," cetus Dirja.Suara suami Gantari itu begitu dingin, mengalahkan dinginnya air hujan yang jatuh memeluk bumi.Pria itu tampak tak tergoyah

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 41. "Lepaskan wanita itu, Mas."

    Meski tak mengatakannya secara langsung, Gantari sadar kalau seharian ini Dirja secara halus 'menyelamatkan' dirinya dari cecaran Bulik Umi.Dari sejak sarapan tadi, Dirja tiba-tiba bilang kalau Gantari agak pusing setelah menempuh perjalanan berjam-jam. Yang akhirnya wanita itu dibiarkan untuk beristirahat di kamar sampai Dzuhur. Lalu setelah makan siang, Dirja mengajaknya jalan-jalan.Pria itu pamit kepada Bulik Umi dengan beralasan, "Mau sekalian beli bunga untuk dibawa ke makam sore nanti."Gantari sangat berterima kasih atas inisiatif suaminya itu. Tetapi rasanya ia juga ingin tertawa keras-keras. Pasalnya, sejak menikah, mana pernah mereka keluar bersama hanya berdua seperti ini?Sepasang suami istri itu menaiki motor bebek butut milik Paklik Nuri--suami Bulik Umi--dan menyusuri jalan tanpa tujuan.Gantari sempat berkomentar kalau mereka hanya buang-buang bensin, tetapi Dirja dengan santai menyuruhnya menikmati suasana tenang di sana, yang tak akan mereka temukan di kota sibuk s

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 40. "Masa belum hamil?"

    "Di seberang stasiun ada hotel, kita bisa mampir ke sana dulu sebelum pulang. Bagaimana?"Dirja tadinya tidak serius akan ajakannya itu. Ia hanya ingin mengalihkan pikiran istrinya agar tidak terlalu tegang sebelum mereka bertemu keluarga di kampung.Namun, melihat tanggapan Gantari yang saat ini tersipu-sipu sampai memalingkan wajah karena tak tahan beradu tatap dengannya, membuat Dirja goyah.Ada dorongan kuat dari dalam dirinya untuk segera menyeret sang istri ke hotel mewah yang ada di seberang sana. Lalu mereka bisa bersenang-senang sejenak tanpa gangguan. Merealisasikan apa yang sempat tertunda."Mas Dirja!"Mendengar seseorang menyerukan namanya membuat fantasi Dirja pupus seketika.Bukan Gantari, melainkan suara milik seorang pria yang sangat Dirja kenal. "Tama, kok di sini?""Ya jemput Mas Dirja sama Mbak Tari iki, to," ucap sosok bernama Tama itu dengan logat khasnya. "Budhe Umi ngerusuhi aku subuh-subuh, tak kira ono opo. Ealah tibake kon jemput kakang karo simbak balik ka

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 39. "Apa yang kamu takutkan?"

    Gantari terlalu tinggi berekspektasi.Setelah menunggu dua puluh menit, hanya ada dua mangkuk mi instan yang dilengkapi, telur, sosis dan sayur hijau yang tersaji di atas meja makan.Dirja menaikkan alis saat menyodorkan sendok dan garpu kepada sang istri. Namun, karena istrinya bergeming, pria itu meletakkan dua alat makan itu di samping mangkuk mi yang masih mengepulkan uap panas."Kelihatannya ada yang kecewa," gumam pria itu. "Kamu pasti mengira saya mau masak menu restoran bintang lima, ya? Makanya kamu antusias sekali tadi?"Gantari hanya menatap sang suami dalam diam.Jujur saja, wanita itu memang sangat menantikan makanan jenis apa yang akan suaminya buat untuknya."Tidak ada bahan yang masih cukup segar untuk dimasak," jelas Dirja membela diri setelah menyuap satu sendok penuh mi instan ke dalam mulut. Tidak mau repot menunggu sang istri yang belum menyentuh sendoknya sama sekali."Masih ada besok dan besoknya lagi kalau kamu pengen dimasakin. Sekarang itu dulu," ucap Dirja l

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 38. "Karena aku yang minta."

    "Saya tahu betul kalau tubuh kamu menginginkan saya," ucap Dirja yang membuat bulu kuduk Gantari seketika berdiri.Rasa panas dengan cepat menyebar di wajahnya yang tampak sedikit pucat karena tidak lagi terpulas oleh riasan make up.Padahal, wajar saja jika seorang wanita mendamba pada tubuh seorang pria yang adalah suaminya sendiri. Namun, tidak demikian untuk Gantari. Rasanya sangat memalukan saat Dirja menangkap basah dirinya.Gantari tak yakin apakah motif sang suami saat mengatakannya dengan senyum yang terkulum di bibir.Apakah senang karena tidak hanya pria itu yang nafsu sendirian? Atau semata untuk mengolok-oloknya karena begitu mudah terperangkap pada pesona sang pria hanya karena sebuah ciuman yang memabukkan?"Mau kabur ke mana?"Baru mengayunkan satu langkah, Gantari berhenti.Meski sulit, Gantari menguatkan diri untuk menatap mata suaminya saat menjawab, "Aku mau siapin kompres dulu buat Mas.""Kamu tidak perlu repot--""Lebam di muka Mas udah biru-biru, kalau dibiarkan

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 37. "Mau melakukan yang lebih dari ini?"

    Bab ini mengandung adegan dewasa (18+). Mohon bijak dalam membaca ya. Terima kasih***Dirja tidak melakukan apa pun selain menyentuhkan bibirnya yang dingin pada bibir ranum milik Gantari. Namun, sentuhan tipis itu sudah mampu membuat tubuh istrinya menegang.Sekejap saja Dirja sadar bahwa ciuman itu kemungkinan adalah pengalaman pertama untuk istrinya. Dari cerita orang-orang di kampung saat Dirja pulang untuk meminang Gantari menjadi istrinya, pris itu tahu kalau istrinya itu belum pernah punya pacar dan jarang terlihat dekat dengan seorang pria. Setelah beberapa detik bibir mereka hanya saling menempel, Dirja menjauhkan kepala.Wajah memerah Gantari dan tatapan malu-malunya membuat darah di tubuh sang pria bergejolak.Pria itu menelan ludah. Sedaya upaya mengusir bisikan setan yang mendesaknya untuk kembali mencium bibir merah muda nan menantang itu dengan lebih dalam.Sayang beribu sayang. Usaha Dirja berantakan saat Gantari menggigit bibir bawahnya. Wanita itu terlihat salah ti

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 36. "Saya tidak mau pulang tanpa kamu."

    Mas Dirja: Kamu kabur mana, Gantari?Mas Dirja: Jangan menguji kesabaran saya!Mas Dirja: Pulang sekarang!Mas Dirja: Saya jemput. Share loc posisi kamu.Mas Dirja: Balas, Gantari! Saya tahu kamu membaca semua pesan saya. Gantari meringkuk di atas tempat tidur berukuran queen yang terasa dingin meski tubuhnya sudah terbungkus selimut tebal. Wanita itu tampak sangat menyedihkan. Rambut panjangnya awut-awuran, wajahnya sembab, matanya bengkak dan memerah karena terlalu banyak menangisi hidupnya dikacaukan oleh Dirja.Pesan demi pesan dari suaminya yang bertubi-tubi masuk ke ponselnya sejak satu jam yang lalu itu tak ada yang wanita balas satu pun. Gantari hanya membacanya dan membiarkan Dirja ribut sendiri.Gantari beberapa kali memejamkan mata saat kepalanya terasa begitu pening dan semakin meringkuk di tengah ranjang. Namun, ia terganggu oleh ingatannya yang terus-menerus tertuju pada kejadian tempo hari.Pada rengkuh lengan kekar Dirja yang hangat. Pada dada bidang yang begitu nyama

  • Bukan Mempelai yang Kau Inginkan   BAB 35. "Bawa saya pergi."

    "Suami kamu sudah boleh pulang?"Gantari nyaris mati berdiri meski tidak ada yang salah dengan pertanyaan yang dilontarkan Tio. Terlebih lagi ketika mendengar Dirja mengumpat kecil dengan suaranya yang sarat akan amarah. Gantari berharap lantai di bawah kakinya tiba-tiba terbelah dan dirinya terisap ke dalam agar tak perlu berada di situasi sulit yang menjebaknya itu."Suami? Gue nggak salah dengar?" cetus Harris sinis. Pria itu kembali ke mode awal seperti saat pertama kali berhadapan dengan Gantari di kamar Dirja beberapa hari lalu."Anda memang tidak salah dengar. Tapi kenapa kelihatannya Anda kaget sekali?" tanya Tio. Senyum miring tercetak di wajahnya saat melirik Dirja.Pria itu jelas-jelas sengaja memperburuk situasi.Harris yang masih belum pulih dari rasa kaget itu tertawa sinis. Namun, sebelum mengatakan apa-apa, Gantari lebih dulu bersuara."Sore, Pak Tio. Kami duluan ya, Pak. Semoga bapaknya Bapak cepat sembuh juga. Sampai bertemu besok di kantor. Permisi, Pak," cerocos G

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status