“Bulik, emang Bayu sama rombongannya udah datang?” tanyaku, sambil meletakkan tangan yang dingin di atas jemari Bulik Narni. Perasaan cemas yang sudah menggelayuti diriku sejak pagi semakin terasa saat aku berdiri di depan pintu kamar, siap melangkah ke ruang tengah. Bulik segera menggenggam tanganku, memberikan sedikit tarikan lembut agar aku bangkit dan bergerak.“Udaah! Hampir sejak satu jam yang lalu, malah!” jawab Bulik Narni dengan tawa kecil, mencoba menenangkan aku. “Wong cuma dari sebelah rumah aja, kok. Hihi,” tambahnya, mencoba membuat suasana lebih santai. Aku mengangguk kecil, sedikit lega mendengar penjelasan itu. Kami pun mulai berjalan keluar dari kamarku, menuju ruang tengah.“Rombongannya juga nggak banyak. Cuma Pak RT sama beberapa bapak-bapak warga sini, kata ibumu,” lanjut Bulik Narni, seolah ingin meyakinkanku bahwa semuanya berjalan lancar. Aku mengangguk lagi, memahami. Bayu dan ibunya memang beras
Last Updated : 2025-01-21 Read more