Semua Bab Risking the Betrayal: Bab 1 - Bab 9

9 Bab

Bab 1. Mystic Horizon

“Tuan…Tuan, bangunlah! Cepat!”Suara asing membangunkan Liora. Ia membuka matanya dengan berat, dan mendapati dirinya berada di sebuah tempat yang tidak dikenalnya. Gua gelap yang dipenuhi dengan bebatuan yang memancarkan cahaya kehijauan samar. “Apa ini?” bisiknya bingung. Ia tadi menulis ulasan tajam di laptop ke komunitas, tapi kini ia memeluk sebuah telur besar yang permukaanya hangat dan bercahaya.Belum sempat Liora mengatur pikirannya, sebuah bayangan besar mulai mendekat. Siluetnya bergerak perlahan namun mengintimidasi, suara beratnya bergema di dalam gua. “Tuan...kita harus pergi sekarang!”Liora terpaku, tidak memperdulikan suara yang terus memanggilnya. Matanya membulat saat makhluk raksasa itu akhirnya terlihat jelas. Sisiknya berwarna merah menyala seperti bara api, sepasang mata merahnya menatap tajam, dan napasnya yang panas mengepul, mengeluarkan percikan api kecil.“NAGAAA!” teriak Liora panik sembari mundur beberapa langkah.Tanpa peringatan, naga itu membuka mulut
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

Bab 2. Sistem [Selamatkan dunia ini. Gagal berarti hukuman mati.] [Y / T]

Sistem [Selamatkan dunia ini. Gagal berarti hukuman mati.] [Y / T]Liora menatap layar biru transparan yang melayang di hadapannya. Satu kalimat terpampang jelas, dan tidak memberikan ruang untuk menolak. Dunia Mystic Horizon.Tapi kenapa bukan tokoh utama? Kenapa ia malah terjebak dalam tubuh Lyara Blackthorn si Pengkhianat Kehancuran?“Ini gila…” bisiknya. Matanya menatap pilihan di layar, Y dan T. Hidupnya kini bergantung pada sistem misterius yang seakan mempermainkan nasibnya.Ia mencoba mengingat alur permainan Mystic Horizon, tapi ingatannya kabur. Ia bahkan belum pernah menamatkan misi dalam game ini. Sekarang, ia tak hanya harus bertahan, tapi juga hidup sebagai karakter yang dibenci semua orang meskipun dulu diam-diam ia menyukainya.“Bisakah aku menolak?” harapnya, hampir putus asa.Sistem menjawab tanpa jeda:[Quest tidak dapat ditolak.][Quest tetap harus dijalankan.]Liora tertawa lirih. Tak ada jalan keluar. Dengan tangan gemetar, ia memilih Y.Layar berganti.[Profil
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

Bab 3. Bandit di Kota Zephyros

Pagi itu seharusnya menjadi awal yang penuh semangat bagi Liora, namun semuanya berubah menjadi mimpi buruk saat ia menyadari satu kesalahan: ia lupa menekan ‘Y’ pada misi semalam. Kesalahan kecil itu memaksanya untuk memulai kembali misinya dari awal, padahal ia berharap bisa mengeksplorasi lebih jauh dunia dalam game ini.Dengan rasa kesal yang membebani, Liora memutuskan tetap tinggal di rumah demi memastikan telur naga itu menetas dengan aman. Dalam keheningan pagi, ia mencoba mengalihkan pikirannya dengan menjelajahi perpustakaan milik Lyara.Perpustakaan itu sangat terorganisir rak-raknya penuh dengan buku yang di lapisi sihir, hanya bisa dibuka oleh dirinya atau Lyara. Disana ada berbagai catatan menarik, mulai dari buku ramuan obat, sihir, kitab kuno, hingga sejarah kerajaan. Namun, diantara semuanya, satu buku kecil yang tampak usang menarik perhatiannya. Saat membukanya, Liora mendapati kalimat-kalimat singkat yang penuh misteri:“Pertentangan terjadi. Mereka memperebutkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

Bab 4. Pertolongan Sang Angin

“Sial! Sistem, Lakukan sesuatu!” jeritnya dalam hati, penuh harap. Matanya mulai gelap, tubuhnya terasa semakin lemah.Pria berwajah luka itu, melangkah maju, tertawa dingin. “Menangkap dua burung sekaligus, barang-barangmu dan kekuatanmu, adalah keberuntungan atas pengorbanan rekanku,” katanya penuh kemenangan. Perlahan Liora hampir kehilangan kesadaran, sebuah angin kuat tiba-tiba berhembus. Angin itu membawa sesuatu sebuah cahaya yang bersinar tajam. Dalam sekejap, sebuah tombak melesat dan menancap di bahu pria itu. “ARGHHH!” teriak pria berwajah luka itu kesakitan. Tubuhnya terhempas oleh hembusan angin yang begitu kuat. membuatnya terlempar jauh dari Liora.Lilitan tanaman sihir di leher Liora perlahan terlepas. Ia terjatuh ke tanah, tubuhnya terduduk lemah, berusaha mengatur nafas yang sempat terhenti. Sementara itu, Kael, yang masih tergantung, terselamatkan oleh angin yang membawanya turun dengan lembut, menjauhkannya dari cengkeraman tanaman tersebut.“Sialan! Siapa Kau??”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

Bab 5. Naga dan Misi baru

Langkah kaki yang berat dan tenang menggema di koridor yang sepi, seperti dentingan jam yang terhenti. Di ujung lorong, seorang pria berdiri di depan pintu besar yang tampak kokoh, seolah menghalang dunia luar. ia mengetuk pintu tersebut, suara ketukan memecahkan keheningan di sekelilingnya. Sesaat kemudian, suara dari dalam ruangan terdengar, menginstruksikan agar ia masuk. Pria itu menarik napas sejenak, menenangkan dirinya sebelum mendorong pintu dengan hati-hati.Cahaya remang dari jendela besar merayap masuk, menerangi pria yang berdiri tegak membelakangi pintu. Siluetnya memancarkan wibawa yang tidak tergoyahkan, sementara bayangan panjangnya memeluk ruangan yang sunyi. Pria yang baru saja masuk ke ruangan itu berhenti beberapa langkah di belakangnya. Dengan kepala sedikit tertunduk dan tangan diletakan di dadanya, ia memberi salam hormat pada Tuannya. “Tuan,” pria itu akhirnya membuka suara untuk memberikan informasi. “Saya membawa kabar baik. Dia… akhirnya muncul kembali. S
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

Bab 6. Festival Terakhir di Desa Talewind

Setelah menempuh perjalanan panjang yang melelahkan, akhirnya mereka tiba di Desa Talewind. Desa yang terletak di lembah subur di kaki Pegunungan Erto itu terlihat lebih hidup dari biasanya. Jalan-jalan berbatu yang biasanya sunyi kini dipenuhi penduduk yang sibuk mempersiapkan Festival Angin dan Cahaya, perayaan tahunan yang selalu dinantikan. Talewind terkenal dengan angin lembutnya yang membawa aroma manis bunga liar dan suara gemerisik dedaunan. Namun hari itu, angin membawa semangat riuh yang terasa hingga penjuru desa.Di tengah-tengah alun-alun desa, yang menjadi pusat kegiatan, berdiri sebuah panggung kayu besar yang dihiasi dengan pita-pita berwarna-warni. Warga desa, mulai dari anak-anak hingga orang tua, bergotong royong menghiasinya dengan lentera angin yang terbuat dari kertas pastel. Lentera-lentera itu akan diterbangkan di malam hari di atas sungai yang mengalir Desa Talewind, menciptakan pemandangan indah di malam festival.Sepanjang jalan, toko-toko kecil memamerkan p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

Bab 7. Serangan Monster

Dengan itu, mereka bergegas menuju tempat serangan terjadi. Angin dingin malam menerpa wajah mereka, dan suasana yang semula penuh tawa kini berubah menjadi ketegangan. Namun, dalam hati Liora, sebuah tekad untuk membantu para warga di Desa Talewind. Hal ini akan membantunya mengurangi resiko kematian sebagai Sang Pengkhianat.*****Setelah menempuh perjalanan panjang, mereka akhirnya tiba di lokasi yang menjadi pusat kericuhan. Di depan mata mereka, sebuah gudang makanan terlihat dikepung oleh para monster yang mengamuk. Orang-orang berjuang mati-matian melawan serangan itu. Sebagian ada beberapa orang mengalami luka parah, sementara yang lain masih berusaha bertahan meski hanya bersenjatakan alat seadanya. “Sial, jumlah monsternya makin banyak!” geram Aelric, mengamati gerombolan monster yang kini terlihat lebih besar dan dipimpin oleh yang dikenal Grave Trail, seekor bos yang berbentuk bison raksasa dengan tanduk bercahaya yang memancarkan aura kegelapan. Langkah kaki besarnya den
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

Bab 8. Apa yang terjadi?

Tanpa menunggu lebih lama, Liora melompat ke luar jendela dan menghilang dalam gelapnya malam. Perjalanan melalui hutan yang suram terasa mencekam. Suara-suara malam yang menyeramkan menjadi satu-satunya teman perjalananya. Matanya tajam menatap sekeliling, waspada terhadap kemungkinan munculnya monster.Ia tahu, membawa Kael bersamanya tidak mungkin karena tidak ada yang boleh tau dia tidak ada di rumah Aelric. Apalagi energi naga kecil saat ini belum stabil akan mudah terdeteksi musuh yang menyadarinya. Oleh sebab itu, perjalanan ini harus ia lakukan sendiri.Ketika Liora masuk semakin dalam ke hutan, telinganya menangkap suara samar. Suara itu semakin jelas, hingga ia menyadari bahwa itu berasal dari sekumpulan orang. Dengan hati-hati, Liora mendekati sumber suara tersebut dan bersembunyi di balik semak-semak yang lebat.Dihadapannya, sebuah bunga raksasa berdiri megah di tengah lingkaran para penyihir dan para pengikut kegelapan. Mereka semua mengenakan jubah hitam dengan topeng m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

Bab 9. Tekad di Tengah Keputusasaan

Di tepi danau yang dikelilingi pepohonan raksasa, hembusan angin bercampur dengan suara benturan pedang yang menggema di udara. Cahaya matahari mencoba menerobos celah dedaunan memantul di permukaan air, menciptakan bayangan yang menari di antara riak kecil.Aelric duduk bersila di atas batu datar, tubuhnya seolah menyatu dengan energi alam. Mata tertutup, nafasnya teratur, meningkatan aliran sihir di dalam dirinya. Perlahan, kelopak matanya terbuka. Pandangannya tajam mengamati dua sosok yang tengah berlatih di tanah lapang yaitu Liora dan Kael.Liora melompat ringan, tubuhnya berputar di udara bagai angin yang menari. Pedangnya berayun dalam gerakan melingkar, mengincar sisi Kael. Namun, Kael bergerak cepat. Dengan langkah ringan, ia mengangkat pedangnya, menangkis serangan dengan kuat. Percikan cahaya magis berkilauan dari benturan pedang mereka. Denting logam bertemu logam menggema. Liora melangkah mundur sejenak kembali menerjang dengan serangan bertubi-tubi. Pedangnya bergerak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status