“Ya sudah, Mas, silahkan kalau Mas mau ambil. Saya gak apa-apa kok.”Talia mengalah, menimbang dirinya pun tidak ada pesan dari siapapun untuk membeli makanan tersebut.“Hemh, di mana-mana kamu sukanya pencitraan, ya? Sok baik.”Mendengar itu Talia pun lumayan kesal. Padahal dirinya sudah berbaik hati untuk memberikan pancake, tapi Ardhya malah bicara aneh-aneh.“Oh ya sudah, bungkus, Mbak. Buat saya saja. Saya mau bayar. Totalnya berapa?”Ardhya bingung dengan keputusan Talia yang tiba-tiba saja berubah. Dia pikir wanita itu akan memaksa. Tapi, nyatanya malah omong belaka.“Baik, Mbak.” Pelayan mengangguk dan langsung mengemas pesanan.“Kamu sebenarnya niat ngasih gak, ya?” Ardhya pun protes lagi. Tentu saja Talia jadi sangat kesal.“Maaf ya, Mas, saya tidak suka pencitraan. Jadi saya gak akan kasih ini. Lebih baik saya makan dengan keluarga saya.”Talia langsung mengeluarkan dompet. Dia rogoh isinya untuk membayar pesanan. Sudah hafal estimasi harga, sehingga Talia pun tidak bingung
Terakhir Diperbarui : 2025-03-18 Baca selengkapnya