Semua Bab My Cold Husband: Bab 21 - Bab 30

38 Bab

CHAPTER 21

"Happy birthday, Fir. Kak Arin doain semoga kamu lancar-lancar kuliahnya sampe selesai dan sehat-sehat terus.""Amin. Makasih ya, kak. Kirain kak Arin gak datang."Arin tersenyum. "Ya datang dong. Masa ulang tahun adik sendiri gak datang. Oh iya, ini kado dari kak Arin. Mungkin gak seberapa, tapi semoga kamu suka, ya."Safira menerima kado dari Arin dengan tersenyum lebar. "Makasih kak, aku pasti suka kok soalnya kan dari kak Arin. Selera kak Arin itu gak perlu diraguin lagi.""Enak ya, dikasih kado. Tahun lalu gue gak dikasih, tuh." Aaron menghampiri mereka.Arin menatap Aaron sinis. "Gue gak kasih lo kado karena gue udah beliin hp baru buat lo. Hp lama lo kan lo rusakin. Mana mahal lagi. Jadi gak usah protes kalau Fira nerima kado dari gue.""Mas Bagas gak bareng kak Arin?" tanya Safira."Enggak, tadi waktu aku balik rumah buat mandi dia gak ada. Mungkin masih di kantor.""Kayaknya bang Bagas dari kantor langsung ke sini. Soalnya kan tahu sendiri mas Bagas sibuk." Aaron menyahut."I
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

CHAPTER 22

"Fir, ini kak Arin. Boleh masuk?" Arin mengetuk pintu kamar Safira."Masuk aja, kak. Gak dikunci kok."Setelah mendapat izin, Arin membuka pintu lalu masuk ke dalam kamar Safira."Gak ke kampus?" tanya Arin."Kebetulan hari ini gak masuk."Arin manggut-manggut. "Em, aku mau nanya boleh?""Soal mas Bagas? Mas Bagas nyuruh kak Arin buat bujukin aku?"Arin segera menggeleng. "Enggak kok. Malah mas kamu masih tidur.""Kalau kak Arin mau minta aku maafin mas Bagas, maaf aku gak bisa. Aku masih kecewa.""Aku gak minta kamu buat maafin mas kamu kok. Justru aku setuju kalau kamu marah sama dia."Safira seketika mengernyitkan keningnya. "Kenapa gitu?""Ya karena aku akan ada di pihak yang benar. Kamu gak salah kalau marah sama mas kamu. Karena kamu udah dikecewain. Kalau aku jadi kamu juga mungkin aku bakal sama kayak kamu. Tapi, kalau bisa marahnya jangan lama-lama, gak baik kalau nyimpan dendam. Apalagi sama saudara sendiri."***"Fir, ayo sarapan dulu. Mas udah beliin bubur ayam sama kue cu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

CHAPTER 23

"Makasih udah mau nemenin saya," ucap Bagas memecah keheningan di antara keduanya.Semenjak obrolan teman-temannya tadi, baik Bagas maupun Arin selama perjalanan pulang sama sekali tidak ada yang membuka obrolan. Arin sebenarnya sangat penasaran siapa sosok Gita yang disebut oleh teman-teman Bagas, tapi dia tidak berniat untuk bertanya sampai Bagas yang menjelaskannya sendiri. Namun, seperetinya Bagas tidak berniat untuk menjelaskan padanya. Apa mungkin Bagas tidak mau Arin mengetahui siapa sosok Gita? Jujur saja, sedaritadi pikiran Arin penuh dengan satu nama itu."Sama-sama." Arin masih diam menunggu apakah Bagas akan membicarakannya atau tidak."Saya ke kamar dulu.""Oke." Ketika Bagas sudah masuk ke kamarnya, Arin pun juga masuk ke kamarnya."Ingat Arin, lo gak boleh keceplosan nanya ke dia. Lo harus tahan diri biar dia yang jelasin sendiri."Arin membuka high heelsnya, lalu menaruhnya di rak sepatu. Setelah itu, dia mulai menghapus make upnya dengan kapas yang sudah ditaruh pembe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

CHAPTER 24

"Pak, itu kayak bu Arin," ucap sekretaris Bagas ketika mereka sedang berada di lampu merah.Kebetulan Bagas melakukan kunjungan di salah satu cabang toko kosmetiknya bersama sang sekretaris.Bagas seketika mengalihkan pandangannya pada sosok wanita yang diduga sekretarisnya adalah Arin. Dan benar itu adalah Arin. Dia terlihat sedang membagi-bagikan nasi kotak pada anak-anak pengamen dan penjual koran."Saya kagum sama bu Arin. Baik banget mau bagi-bagiin makan ke anak-anak jalanan," ucap sang sekretaris tersenyum.Bagas hanya diam sembari memperhatikan Arin dari dalam mobil."Mau berhenti sebentar, pak?" tanya supir."Tidak usah, lanjut saja.""Baik pak."Setelah lampu berubah hijau, mobil pun kembali melaju.Beberapa menit kemudian Bagas pun sampai di kantornya. "Pak Bagas. Tadi ada titipan makanan katanya dari bu Arin." Resepsionis yang berada di lobby langsung menghampiri Bagas sembari memberikan kotak makan yang katanya dari Arin."Makasih.""Sama-sama, pak."Bagas pun segera per
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

CHAPTER 25

"Makasih ya, bun, udah repot-repot bawain makanan. Mana makanannya banyak banget," ujar Arin.Beni, Karina, dan juga Safira sedang berada di rumah Bagas dan Arin. Katanya mereka ingin makan malam bersama di rumah mereka."Gak repot kok. Justru bunda senang masakin buat kalian. Biar kalian gak repot masak selama beberapa hari. Apalagi kalian kan sibuk, pasti seringnya makan di luar. Terutama Bagas, disuruh bawa bekal aja gak mau.""Bagas bukan gak mau. Cuma males aja bawa kotak makan.""Kamu milih males apa sehat?""Bun, kak, nih aku pesanin cheese cake. Nanti kita makan kuenya setelah makan malam."Arin tersenyum. "Makasih ya, Fir.""Sama-sama." Safira beralih menatap Bagas. "Mas, nanti selesai makan kita boleh ngobrol berdua gak? Ada yang pengin aku omongin."Bagas hanya mengangguk."Ya udah, ayo makan dulu. Kalian pasti udah laper banget, kan?"***"Mau ngomong apa?" tanya Bagas karena sudah beberapa menit Safira membawanya ke tepi kolam renang karena ingin berbicara dengannya, tapi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

CHAPTER 26

"Em, Rin, sorry ganggu. Ini ada telfon dari Bagas." Juan menghampiri Arin dan Brian."Bagas? Kok dia gak telfon ke gue?" tanya Arin bingung."Katanya nomor lo gak aktif.""Oh iya, gue lupa. Hp gue mati, jadi lagi dicas."Juan pun memberikan ponselnya pada Arin untuk berbicara dengan Bagas."Halo Gas. Kenapa?""Halo? Bagas?"Tak lama kemudian, panggilan terputus."Gak ada suaranya. Malah dimatiin sama dia." Arin mengembalikan ponsel Juan."Masa sih? Oh, mungkin dia mau meeting makanya langsung dimatiin. Soalnya dia sempat bilang kalau mau meeting."Arin manggut-manggut. "Ya udah, kalau dia udah gak sibuk juga pasti dia telfon balik.""Temannya Arin, ya?" tanya Brian pada Juan."Dia temannya Bagas. Saya yang temannya Arin. Kenalin saya Ela.""Oh iya, saya Brian."***"Rin, lo kenal Brian di mana? Kok keliatannya udah akrab banget? Kok gak bilang-bilang ke gue?" Ela memberikan pertanyaan beruntun."Tetangga kompleks. Lagian kita juga baru kenalan baru-baru ini pas lagi jogging.""Bagas k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya

CHAPTER 27

"Kenapa coba dia nolaknya gitu banget? Padahal kan gue gak maksa." Arin kesal.Kesal karena Bagas langsung menolaknya tanpa mempertimbangkannya lebih dulu. Ditambah Bagas pergi begitu saja meninggalkannya seorang diri di restauran. Apakah sebegitu tidak sukanya Bagas padanya hingga dengan cepat menolaknya tanpa berpikir lebih dulu.Arin tahu Bagas belum bisa melupakan mantan kekasihnya, tapi apa salahnya mencoba? Arin juga belum mencintai Bagas, tapi dia berusaha untuk membuat mereka lebih dekat dan mencoba untuk memahami Bagas. Apalagi setelah tahu kalau Bagas terluka karena ditinggalkan begitu saja. Arin ingin Bagas membuka lembaran baru bersamanya, walaupun dia tidak tahu mungkin butuh waktu yang lama untuk mereka saling jatuh cinta.***"Gas, ayo bangun. Gue udah buatin sarapan."Bagas perlahan membuka matanya. Beberapa detik kemudian dia terkejut. "Ngapain kamu di kamar saya?""Bangunin lo lah. Buruan siap-siap, habis itu sarapan udah gue buatin. Oh iya, pakaian lo juga udah gue
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

CHAPTER 28

"Kenapa gak bilang kalau mobil kamu lagi dipake sama Aaron?" tanya Bagas."Ya gak mungkin lah gue bilang sama lo. Kan lo pasti lagi sibuk gue gak mau gangguin lo. Lagian gue kan masih bisa naik taksi.""Kalau tadi saya gak datang kamu balik sama dia?""Brian? Ya enggaklah. Dia tadi cuma beli makan. Dia juga tadi sempat nawarin buat promosiin resto gue di sosmed. Gue sih takut ngerepotin, tapi kata dia gak papa.""Harus dia?""Mumpung dia nawarin kenapa enggak? Lagian gue juga gak begitu ngikutin sosmed, jadi gak tahu gimana cara promosiin resto gue. Awalnya gue mikir sosmed itu gak ngaruh, ternyata ngaruh banget.""Kamu bisa minta tolong orang lain."Arin mendadak tersenyum. "Lo cemburu ya makanya gak mau Brian bantuin gue?""Gak ada untungnya saya cemburu.""Ya udah, kalau gitu gak papa dong kalau gue terima tawaran dia. Kalau lo gak cemburu ya berarti aman."***"Gas, yuk makan dulu. Gue udah siapin."Bagas pun bangkit berdiri lalu mengikuti Arin ke meja makan."Gue buatin steak lo p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya

CHAPTER 29

"Kak, sorry ya, gue baru sempat balikin mobilnya." "Iya, btw, selamat ya udah selesai sidang. Gimana? Tadi lancar gak?" Arin bertanya."Ya lumayan sih. Sekarang gue udah bisa istirahat karena udah gak perlu pusing nyusun skripsi lagi.""Istirahatnya jangan lama-lama. Kan masih ada revisi yang harus lo kerjain.""Iya sih.""Oh iya, makasih ya buat buketnya. Padahal gue gak minta, loh," ucap Aaron sembari tersenyum."Buket?" Arin tampak bingung. Karena seingatnya dia sama sekali tidak memesan buket untuk Aaron."Iya, buket. Tadi dibawa sama Fira. Katanya dari bang Bagas sama lo. Gue terharu ternyata walaupun lo sering marah-marah, tapi lo masih kirimin buket. Bang Bagas juga tadi sempat chat gue ngucapin selamat.""Tapi ....""Karena gue udah selesai sidang berarti gue boleh makan sepuasnya, kan? Hitung-hitung ngisi tenaga gue yang udah habis karena lumayan tertekan."Tanpa menunggu jawaban dari Arin, Aaron langsung memanggil karyawan dan memesan makanan.Arin masih terdiam. Apa mungki
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya

CHAPTER 30

"Dasi lo miring. Gue benerin, ya." Arin hendak merapikan dasi Bagas, namun Bagas segera menepis tangannya. Bagas tampak tidak suka."Saya bisa sendiri," tolak Bagas dingin."Oh iya, ini bekal lo jangan sampe ketinggalan." Arin menyodorkan kotak bekal yang sudah dia siapkan."Gak usah. Saya hari ini ada meeting sama klien di luar sekalian makan siang.""Bawa aja dulu. Kan bisa dimakan lagi kalau laper.""Kalau saya bilang gak usah ya berarti gak usah!"Arin cukup terkejut karena suara Bagas sedikit meninggi. "Ya udah, gak papa kalau gak mau. Nanti biar bekalnya gue yang bawa aja. Hati-hati, ya. Jangan sampai telat makan siangnya."Bagas langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata.Arin mengepal kedua tangannya. Tentu dia sangat kesal karena sikap Bagas yang semakin dingin padanya. Padahal Arin sudah berusaha untuk bersikap baik padanya, bukannya luluh justru malah sebaliknya. Ini benar-benar tidak semudah yang dia bayangkan.***"Gas, sorry, ya soal yang waktu itu. Kita g
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status