All Chapters of Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan : Chapter 11 - Chapter 20

57 Chapters

Bab 11

Dengan tangan bergetar aku menautkan aplikasi Mas Dimas pada laptopku agar setiap pesan yang masuk ke ponsel Mas Dimas bisa aku pantau. Namun entah mengapa, semua berjalan dengan lambat. Aku cemas dan takut Mas Dimas kembali, saat aku belum menyelesaikan ini. "Done, Alhamdulillah!" Aku meletakkan lagi ponsel Mas Dimas di tempat biasa. Saat aku hendak mematikan laptopku, tedengar kenop pintu diputar oleh seseorang. Itu pasti Mas Dimas. Pintu terbuka, bertepatan dengan itu, aku menutup laptopku dan pura-pura merapikan jilbabku. Mas Dimas menatapku agak lama dan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. "Kamu lihat ponselku nggak?" Tanyanya. "Tuh!" Sahutku menunjuk ponsel Mas Dimas dengan cuek. Aku berharap ia tak curiga dan tak mengetahui jika aku menautkan aplikasi chat itu pada laptopku. "Ah, untunglah, aku pikir terjatuh," ungkapnya. Aku tak menanggapi dan terus berpura-pura merapikan jilbab dan make-upku. "Em, maaf soal tadi malam ya Nay...aku khilaf dan tak bermaksud unt
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 12

Jantungku terasa berhenti berdetak. Aku melirik pada Mas Dimas yang tersenyum sambil terus menyentuh layar ponselnya lihai membalas pesan dari Rendi. Sepertinya dia memang tak sadar jika pesan-pesannya aku sadap. Karena aku tahu Mas Dimas tak terlalu suka mengotak atik ponselnya. "Sssstttt!" Hanya pesan itu yang dibalas oleh Mas Dimas pada Rendi. Kemudian Rendi membalas emoticon tertawa terpingkal-pingkal. Jadi inilah alasan Mas Dimas tak mengajakku ke Bali. Karena Mas Dimas ingin bermesraan dengan yang wanita lain. "Aku yakin Mas Dimas selingkuh, yah..dia selingkuh di belakangku. Apa jangan-jangan, penyakit nya itu juga sebenarnya bohong. Dia berpura-pura," pikirku. Namun tiba-tiba aku ingat pada benda yang dimiliki oleh Mas Dimas, mainan s*ks untuk wanita yang dirancang khusus menyerupai benda milik pria itu. Apa mungkin Mas Dimas menggunakan benda itu untuk berselingkuh? Tapi untuk apa? Sedangkan dia tetap tak bisa mendapatkan kepuasan batin. Semua teka-teki ini tak mampu a
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab 13

Egi menatapku, ingin tahu langkah selanjutnya yang akan aku lakukan. Aku pikir tak ada salahnya aku mengatakan rencanaku toh mereka berusaha adalah sahabat baikku."Entahlah Gi, mungkin aja aku ngikutin dia sore ini, jadi aku bisa memergoki dia dengan selingkuhannya itu," ucapku sambil menguatkan hati ini, walapun aku sebenarnya tak sanggup melihat kenyataan yang nanti akan aku saksikan sendiri."Mungkin setelah melihat kebusukan Mas Dimas dengan mataku sendiri, aku akan minta cerai, aku hanya ingin memastikan saja jika bukti chat itu benar menunjukan kalau dia berselingkuh," lanjutku dengan nada lemah dan juga hampir putus asa. Rasanya hidupku hancur, membayangkan rumah tangga yang baru seumur jagung aku bangun kini harus runtuh begitu saja.Egi dan Mela menganguk-angguk,. mereka merasa berempati atas kejadian yang telah menimpaku. "Gue nggak tahu, mungkin ini keputusan yang terbaik buat Lo Nay...tapi ada baiknya lo selidiki dulu, mungkin saja Mas Dimas itu tidak begitu orangnya,
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Bab 14

Aku jadi berpikir sendiri, mengapa Mas Dimas seolah-olah seperti mengetahui aku menguntitnya. Kenapa dia tidak naik mobilnya? Jika aku menyadap ponselnya, bisa jadi Mas Dimas mengetahuinya, tapi kenapa dia tak marah padaku? ia terlihat santai saja dan tak pernah membahas hal itu padaku. Esok harinya sikap Mas Dimas biasa saja, dia tampak santai dan juga sangat tenang. Sikap Mas Dimas ini lah yang membuat aku jatuh cinta dulu, tenang dan juga berkharisma. Namun sikap tenang Mas Dimas ini, kini menjadi misteri. Ia bahkan seperti menghindar untuk ribut denganku. "Mas ada yang ingin aku tanyakan," ungkapku dingin. Aku juga sedang tak ingin ribut dan berharap Mas Dimas jujur jika dia mengatakan berselingkuh dariku. "Ada apa Nay?" tanyanya santai. "Em...kamu yakin masih mau bertahan denganku??" tanyaku. Ia menoleh padaku dan mengernyitkan dahinya. "Kamu kok ngomong gitu, seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu, bukan kamu," Ungkapnya sambil menatapku dengan tatapan hangat
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Bab 15

Abah yang dari tadi hanya diam melihat ke arah Mas Dimas, begitu juga dengan ibu dan kedua adiknya. Aku harap mereka paham arah pembicaraan ku kemana. "Tapi banyak juga perempuan yang rahimnya nggak subur sehingga susah mendapatkan momongan Ay," ucap Mas Dimas. "Iya, tapi kalau suaminya memang nggak niatan punya anak dan tidak mau ikut program hamil dengan sang istri, apa istri juga yang harus disalahkan? terkadang pasangan suami istri itu tak bisa punya anak bukan karena istrinya yang nggak subur, tapi karena suaminya yang nggak bisa kasih keturunan," Ucapku dengan dengan emosi yang agak aku tahan. Semua orang menatapku, aku sudah tak sanggup lagi disalahkan seperti ini, biar orang tua Mas Dimas tahu jika anaknya yang tak mau punya anak. "Nay...? Sayang..." Ucap Mas Dimas sambil menggeleng. Ia takut rahasianya terbongkar, tapi aku memberi tahu kedua orang tuanya kali ini. "Eh, eh kalian kenapa? Ada apa?" tanya Ibu dengan raut wajah bingung. "Nay plis ..jangan.." Ucap Mas Dima
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 16

Hari berlalu pernikahan kami masih seperti biasa hambar tanpa rasa, dingin tanpa ada kehangatan. Katanya Mas Dimas telah menjalani pengobatan, ia juga memperlihatkan beberapa obat yang harus ia minum padaku. Entah karena dipaksa orang tuanya Mas Dimas sudah mau pergi berobat atau karena kesadaran dari dirinya. Aku juga tidak tahu. Aku juga tak tahu apa dia benar-benar pergi berobat atau hanya kedok saja. Sampai sekarang rahasia ini masih aku simpan baik-baik di depan kedua orang tuaku. "Alhamdulillah kalau kamu udah mau berobat Mas, namanya juga kita ikhtiar, siapa tahu bisa sembuh," ungkapku. "Ya aku juga berharap begitu, makanya tolong jangan cerita sana sini, ini kan aib suami kamu," ucap Mas Dimas. Di satu sisi mungkin aku salah, namun di sisi lain, aku juga butuh teman curhat untuk menceritakan apa yang aku rasakan. "Dan satu lagi tak ada yang perlu kamu khawatirkan tentang aku, aku tidak selingkuh dengan wanita lain, bagaimana aku bisa selingkuh sedangkan si Jhony-ku saj
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 17

"Ayo kita ikuti mereka," ucap Mela sambil menarik tanganku. Ia memberikan aku sebuah masker dan kaca mata hitam agar aku mengenakannya. Mela menutup kepalanya dengan syal yang entah dari mana dia temukan. Kami berjalan berjingkat-jingkat mengikuti Ma Dimas dan teman lelakinya itu.Begitu sampai di lobby ternyata mereka sedang berdiri di meja resepsionis sepertinya sedang chek in.'kita tunggu di sini aja Nay..," ucap Mela. Aku melihat Mela dengan cekatan mengambil gambar Mas Dimas."Sebagai bukti Nay," ucap Mela. Aku mengangguk, aku malah lupa untuk mengambil foto Mas Dimas. Aku masih sulit untuk mencerna semua ini, dari awal mas Dimas mengaku pergi ke luar kota untuk meninjau beberapa proyek yang sedang ia kerjakan. Kemudian tiba-tiba sekarang dia ada di sini, chek ini di hotel dengan seorang laki-laki yang tidak aku kenal."Cowok itu siapa ya Nay?" Tanya Mela. Aku tak menyahut karena aku juga tak mengenal cowok berjaket dan mengenakan topi itu, bahkan cowok itu mengenakan masker w
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 18

Aku tak bisa tidur hingga larut malam, Mela yang dari tadi setia menemani aku akhirnya tumbang juga. Aku tak lagi menggangu Mela, kasihan dari tadi dia mendengar keluh kesah ku yang tiada henti Aku bangkit dan mengambil ponselku, ingin rasanya aku menghubungi Mas Dimas dan menyampaikan segala kekecewaan ini padanya. Namun, entah mengapa aku tak ada kata-kata yang bisa aku ungkapkan. Aku begitu shock saat mengetahui kebenaran ini. Bahkan saat dia menghubungiku pun aku tak menjawab telepon darinya Aku bangun dan berwudhu, rasanya sudah lama aku tak bersimpuh di sepertiga malam seperti ini, mengadukan semua keluhan dan masalah hidupku pada Rabb-ku. Tempat paling nyaman untuk mengadu dan juga berserah, aku serahkan semuanya pada-Mu Tuhan, jika Mas Dimas tetap memilih jalan hidupnya, aku akan mundur walaupun rasa cinta pada Mas Dimas begitu besar. Esok harinya, seluruh tubuhku rasanya sakit semua, kepalaku pusing dan tubuhku sangat lemah. Semalaman sampai pagi aku tak bisa tidu
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 19

Aku menatap Mas Dimas dengan tatapan yang agak tajam, raut wajah Mas Dimas terlihat bingung melihat aku begitu serius malam ini."Ada yang ingin aku bicarakan, Mas," ungkapku membuka suara. Mas Dimas memperbaiki duduknya dan menatapku dengan serius namun masih terlihat santai."Soal apa sayang ...kayaknya serius banget," ungkapnya."Mas benar-benar ke luar kota kemarin?" Tanyaku menyelidik."Ya tentu, aku kan udah bilang aku keluar kota bareng Rendy, meninjau proyek yang hampir rampung dikerjakan, takutnya ada salah," jawabnya panjang lebar."Jangan bohong, sekali ini tolong jujur padaku," ucapku dengan tenang. Ia menarik nafas panjang lalu menatapku, raut wajah yang semula tenang berubah menjadi kesal."Aku itu kerja Naya ..kerja untuk masa depan kita nanti, untuk kita, kenapa kamu selalu mencurigai aku? Aku capek baru saja pulang dari luar kota, bukannya disambut dengan baik, malah ditanya ini dan itu," ucap Mas Dimas dengan nada agak tinggi. "Oh ya?" Aku tersenyum sinis. Ia melih
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 20

Mas Dimas dan aku saling tatap, ada suasana tegang saat ini, aku meminta Mas Dimas meninggalkan laki-laki itu. Namun aku melihat dari mata Mas Dimas ia agak ragu. Seperti apa laki -laki itu, hingga Mas Dimas seperti tak rela melepaskannya. Mengapa ada manusia yang tak bersyukur dan menyalahi kodrat Tuhan, padahal Mas Dimas adalah orang yang mengerti agama. "Akan aku usahakan Nay, namun beri aku waktu, aku akan bertanggung jawab penuh padamu, nanti aku akan membelikan kamu sebuah rumah, untuk kita tinggal berdua," ungkapnya. "Bukan tanggung jawab saja yang aku butuhkan Mas, aku juga butuh teladan dan aku butuh kamu cintai," ungkapku dengan nafas memburu. "Ya aku tahu Nay. Tapi seperti yang aku bilang tadi, aku akan belajar mencintaimu, pelan-pelan. Beri aku waktu," ucap Mas Dimas lagi. "Sampai kapan? Sampai kapan aku akan memberi mu waktu??" tanyaku dengan tatapan tajam. "Entahlah Nay, tapi aku aja berusaha," ungkap Mas Dimas bersungguh-sungguh. Aku memalingkan wajahku dariny
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status