Semua Bab Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa: Bab 81 - Bab 90

102 Bab

Bab 81 Panik

Lea merasa jika ini adalah ide tergila yang pernah ia ambil dalam sejarah kehidupannya. Ia sudah memahami resiko dari keputusan yang dipilihnya. Tak ada kata mundur, karena ia yakin jika keputusan ini bukanlah hal yang salah.Lea hanya butuh waktu untuk beradaptasi. Bukankah semua hal memang butuh proses? Ini bukan soal hutang Budi semata, tapi juga rasa kemanusiaan. Apalagi, Keysa bukan lagi orang asing baginya.Memikirkan surat pengunduran dirinya, Lea pasrah. Jika tidak lagi bekerja di Tanufood, Lea tidak keberatan. Ia bisa fokus untuk membesarkan Keysa.Bukankah tidak semua hal di dunia fana ini, berjalan seperti yang kita harapkan? Manusia bisa berencana, tapi takdir Tuhan tetaplah jadi penentu.Kalau saja ia lupa dengan nasihat orang tuanya. Mungkin sekarang Lea akan sibuk menangis dan meratapi diri. Menyalahkan takdir yang tidak berpihak pada keinginannya. Namun, Lea juga sadar kalau pasti ada hikmah dari semua ini.Lea tahu benar bagaimana rasanya tumbuh tanpa kasih sayang seo
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

Bab 82 Salah Paham Angga

Angga tahu dirinya tidak semiskin itu. Angga bisa menyiapkan kendaraan mewah untuk istrinya. Bila perlu, lengkap dengan supir dan bodyguard ke mana pun Lea mau."Ya mau gimana lagi? Siapa suruh kalian berdua saling mendiamkan? Terutama lo, Ga. Bisa-bisanya lo bikin Lea stres karena mikir lo mau ceraiin dia," pungkas Juna menghiperbolakan masalah."Cerai?!" Angga dan Lea kompak membelalak lalu saling menoleh satu sama lain."Aku nggak mikir kayak gitu kok, Mas?" bantah Lea menggeleng pada suaminya."Oh, tidak? Saya kira seperti itu, Lea. Soalnya dia tega biarin kamu datang buat konsultasi sendirian. Padahal, program ini kan, butuh persetujuan suami? Harusnya Angga mendampingi kamu dan turut mendengarkan apa yang dikatakan dokter spesialis tadi," pungkas Juna mengambil kesempatan mencibir sepupunya.Pandangan Angga yang semula tajam menusuk pada Juna, beralih pada dokumen yang ditunjuk sepupunya. Angga mengambil dokumen yang dipegang Lea, membuka dan membaca informasi apa yang tertera d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

Bab 83 Melani

"Mas Angga ngapain di rumah sakit?" tanyanya sok akrab."Saya rasa tidak perlu membagikan hal yang bersifat pribadi pada orang asing," balas Angga dingin.Lea meringis dan merasa bersyukur bukan dirinya yang diberi jawaban seperti itu. suaminya seperti punya dua kepribadian.“Satu hal lagi, pak saya Pak Angga. Anda tidak punya hak memanggil saya dengan panggil akrab,” ucap Angga yang sama sekali tidak peduli jika wanitu akan tersinggung."Mas Angga kok sensi banget? Tadi aku lagi konsultasi perawat kulit sama spesialis di sini. Kebetulan lihat Mas Angga ada di sini. Awalnya aku pikir salah orang," jelas Melani sambil menyugar rambut pirang blonde miliknya.Angga tidak membalas dan malah mengunci rapat bibirnya. Wanita di depannya ini bukan hanya bedak dan lipstiknya saja yang tebal. Dia memang tebal muka."Oh, kamu ... Lea, 'kan? Sahabatnya Melati?" tanyanya sok akrab.Gerakannya seakan dibuat-buat seolah bersikap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

Bab 84 Menyambut Sandiwara

“Apa?” tanya Melati dengan tenang.Melati menahan senyum melihat kakak tirinya kesal. Ternyata, ini lebih menyenangkan ketimbang menang lotre. Mungkin karena selama ini, Melani selalu punya cara menyudutkannya.Dengan kedua tangannya yang terkepal, Melani kembali berkata, “Lo itu udah diusir dari rumah sama bunda. Kenapa lo masih belum nyadar diri juga? Apa lo pikir, dengan pacaran dengan Dokter Juna, ayah bakalan maafin lo? Nggak, Melati!”“Emang gue pikirin? Gue udah seneng sih, bunda lo ngusir gue dari rumah. Anak kesayangannya jadi perlu nindas gue terus. Gue juga nggak perlu jadi babu lo lagi,” balas Melati.Baginya, keluar dari rumah adalah sebuah kemerdekaan. Ia bisa hidup bebas tanpa tekanan. Kesendirian menempanya untuk hidup lebih kuat dan tegar.Melani berkacak pinggang dan kembali mencibir, “Lo mau bilang apapun, nggak bakalan ngubah fakta kalau di mata ayah, lo itu udah cacat!”“Lo yang bikin bukti palsu itu sampai nama gue cacat. Lo yang ambil pinjaman pakai nama gue. Lo
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

Bab 85 Kesalahan Ivanka

Ivanka tertegun setelah membaca file yang diberikan suaminya. Pagi tadi ia sudah kembali mendarat di negara tempat Arta menjalani pengobatan. Saat tiba, ia langsung mendesak suaminya menjelaskan maksud pernyataan suaminya saat konferensi pers.Selama ini, suaminya tidak pernah memberitahukan siapa gadis yang dekat dengan Angga. Tapi tiba-tiba saja, suaminya memberikan pernyataan di depan publik. Pernyataan itu tegas dan begitu meyakinkan.Karena pernyataan Gani itu, Ivanka sampai diserang banyak pertanyaan oleh koleganya. Termasuk mereka yang selama ini kerap kali ingin menjodohkan putri mereka dengan Angga. Mungkin mereka merasa telah dipermainkan.“Bukan dekat dengan seorang gadis, tapi anak itu bahkan sudah menikah? Dengan gadis tidak jelas ini?!” tanya Ivanka dengan raut wajah syok.Gani menatap istrinya kemudian mengangguk. Ivanka tak habis pikir. Apa yang dipikirkan kedua putranya?Mengapa Arta maupun Angga malah menikahi gadis yatim piatu? Mengapa harus putri dari keluarga yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

Bab 86 Tak Pernah Diduga

Lembar demi lembar Angga baca. Tak ada sedikitpun ia lewatkan dari informasi yang tertuang dalam dokumen pengajuan program induksi laktasi yang ingin dilakukan Lea. Terutama di bagian resiko yang kemungkinan akan dialami Lea.Setelah membuat pertimbangan, Angga akhirnya memutuskan untuk mendukung keinginan Lea. Ditambah Juna dan Seno juga mendukung. Ia pun mengirimkan pesan pada ayahnya untuk menyampaikan keputusannya ini.Tak berselang lama, Gani membalas pesannya. Diluar dugaan Angga, ayahnya langsung setuju. Gani bahkan senang mendengar kabar itu.Gani turut mengungkapkan jika ia terharu dengan keputusan besar yang dipilih Lea. Tidak mudah bagi seorang wanita melakukan prosedur itu.Diakhir pesannya, Gani meminta Angga untuk jujur pada Ivanka tentang Lea secara langsung. Ayahnya sudah memberi tahu bundanya kalau Angga sudah menikah dengan Lea. Angga heran karena bundanya tidak protes.“Apa yang dilakukan ayah sampai istrinya tidak marah mengetahui aku sudah menikah? Bukankah selama
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

Bab 87 Pengakuan Hati

"Selamat sore, Pak Putra! Pak Angga ada di dalam?” tanya Lea.“Selamat sore juga, Nyonya. Pak Angga ada di dalam. Beliau sedang ada tamu dari beberapa vendor,” jelas Putra sambil mengulurkan sebuah amplop.Mata Lea langsung berbinar. Surat pengunduran dirinya ternyata berhasil diamankan oleh Putra. Itu juga berarti jika proses pengunduran dirinya belum disetujui atau memang tidak disetujui.“Dasar tukang bohong!” batin Lea sambil tersenyum malu mengambil kembali surat pengunduran dirinya.“Apa ini sudah diproses?” tanya Lea.Putra menggeleng sembari turut mengulum senyum. Saking senangnya, Lea sampai mencium surat pengunduran dirinya. Lucu juga istri atasannya ini.Tak lama kemudian, tiga orang tamu itu keluar. Raut wajah senang mereka menyiratkan jika kesepakatn bisnis dengan Angga berjalan dengan baik. Pundi-pundi keuntungan akan segera mengalir ke dalam rekening.“Silakan masuk, Nyony
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

Bab 88 Family Time

Jalan bertiga menikmati waktu bersama. Angga membawa Lea dan Keysa ke pusat perbelanjaan. Mereka membeli beberapa pakaian dengan tema keluarga kecil.“Ya ampun, ini lucu banget,” ungkap Lea saat melihat satu paket piyama kuning bermotif bebek.“Jangan bilang kamu mau yang itu,” kata Angga dengan raut wajah syok.Pria itu tidak bisa membayangkan dirinya mengenakan piyama kuning itu. Kalau Lea dan Keysa, pasti akan terlihat wajar dan menarik. Tapi tidak dengan dirinya.“Sesekali punya baju yang warnanya cerah nggak apa-apa kali, Mas. Isi lemari kamu kan, kalau nggak warna putih, sisanya warna gelap semua. Hitam, navy, army sama abu-abu. Biru muda aja nggak ada,” komentar Lea.“Kalau biru muda aku masih bisa pakai. Tapi kalau kuning pisang begini?” Angga menggeleng tak setuju.“Ya udah, kalau kamu nggak mau pakai, aku akan minta Mas Juna atau Mas Seno aja yang pakai. Biar nanti kami foto bertiga,” timpal Lea yang sontak membuat Angga melotot.“Ganti yang lain aja, Sayang. Setidaknya, buk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

Bab 89 Menggoda Lea

“Keysa bobo, oo ... Keysa bobo .... Kalau tidak ngantuk nanti tidak cantik. Keysa mau bobo ... oo Keysa bobo. Kalau tidak bobo, nanti papa marah. Kalau Papa Angga marah, Keysa nggak dibeliin susu. Keysa Cantik bobo, anak cantik bobo. Kalau tidak bobo, Papa Anggah marah,” senandung Lea sambil menimang-nimang Keysa.Dia tertawa tanpa suara. Lantunan lagu tidur versi Lea terdengar lucu. Suaranya imut seperti orangnya.“Kalau selucu ini, gimana aku nggak gemes sama kamu Lea? Aduh, lama kemalaan yang dibilang Juna bisa jadi kenyataan. Aku bisa beneran bucin sama makhluk yang satu ini,” batin Angga tersenyum karena lantunan Lea kembali terdengar seperti curhatan.Angga mendekat dan merangkul pinggang Lea dari belakang. “Aku juga mau dinyanyikan lagu tidur khusus,” bisik Angga.Lea yang semula tersentak kaget, malah manyun. Apa-apan coba CEO Tanufood ini? Usahanya untuk menidurkan Keysa hampir saja gagal.“Lepasin dulu, Mas. Nanti Keysa melek lagi,” bisik Lea.“Saya lepasin, tapi cium dulu,”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

Bab 90 Pesona Wanita

“Banyak wanita karir yang susah diajak nikah lo, Mas Seno. Memangnya Mas Seno yakin bisa merelakan bidadari cantik kayak Mbak Vina?” komenar Bi Tami.Wanita itu cukup mengenal Seno. Walau punya banyak rekan kencan sepekan, tapi Seno tahu membedakan sikap pada gadis baik-baik. Bi Tami melihat perbedaan sikap Seno itu pada Vina. Seno tampak begitu menghargainya.“Tuan Darmawan memang sempat menghubungiku dan bertanya beberapa hal tentangmu,” ucap Angga.Seno membelalak lalu bertanya, “Terus, lo bilang apa?”“Bilang yang baik-baik lah! Masa iya gue umbar aib lo?” timpal Angga sambil membuka kulit buah pisang.“Lo tahu sendiri gue masih trauma sama pernikahan! Kenapa lo malah promosiin gue sih, Ga!” balas Seno kesal.“Ya karena gue nggak mau kalau cewek itu malah dijodohin sama gue. Cara pintas dan aman ya gue umpanin lo sama bokapnya,” balas Angga.“Bi Tami, palu sama tang ada di mana?” tanya Seno menahan geram. Bisa-bisanya Angga dengan santai berkomentar.“Nikah ternyata nggak seburuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status