Home / Rumah Tangga / Setelah Aku Mendua / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Setelah Aku Mendua: Chapter 41 - Chapter 50

60 Chapters

bab 41

"Heh, kalian siapa. Awas ya kalau kalian sampai menyentuh teman saya, akan saya laporkan kalian pada polisi!" Ancam Deni mengancam kedua orang itu. "Mendingan kamu pergi deh nggak usah ikut campur urusan kami. Nanti kami beri kamu, tahu rasa kamu," jawab orang itu tanpa rasa takut. "Yang kalian lakukan tadi sudah saya rekam dan saya bisa melaporkan ini ke polisi lalu saya akan gunakan rekaman ini sebagai bukti." Herman menunjukkan ponselnya untuk menakuti kedua orang itu. "Saya tahu kalian ini sindikat, kalian ingin menculik teman saya lalu kemudian mencelakainya. Saya sudah mengirimkan rekaman ini ke kantor polisi dengan begitu kalian semua pasti akan diusut. Percuma kalau kalian juga akan menangkap saya dan teman saya ini karena kalian pasti juga akan tertangkap."Kedua orang itu saling pandang. "Kurang ajar kamu ya! Cari mati kamu rupanya!" Salah satu dari mereka melotot hingga matanya hendak keluar menatap ke arah Deni. "Makanya jangan macam-macam. Kalau kalian tetap ingin m
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

bab 42

ya bagaimana lagi namanya cinta itu nggak punya mata bro Dia terkadang buta nggak peduli istri siapa yang penting kalau namanya udah cinta ya Cinta. Tapi waktu itu gue masih bisa berpikir dengan waras kok saat Mona bilang nggak bisa karena dia menjadi istri orang lalu dia juga menasehati Gue. Waktu itu dia bilang,' Deni, bukannya aku mau menolak cinta kamu dan aku juga nggak menyalahkan perasaan kamu karena setiap manusia itu berhak memiliki cinta. Tetapi aku minta maaf dengan sebesar-besarnya aku nggak bisa menerima cinta kamu karena aku ini adalah seorang wanita yang telah bergelar menjadi istri orang lain. Semoga kamu kelak mendapatkan jodoh yang baik,' itulah kata-katanya selalu gue pegang. Alhamdulillah setelah itu Gue mendapatkan jodoh yang baik."Deni menarik nafas dalam selesai mengucapkan kata itu. "Seandainya Gue tahu Lo bakal buat dia seperti ini waktu itu Gue nggak peduli. Katakanlah Gue dapat janda gue juga mau. Nggak masalah karena gue tahu betul bagaimana dia, dia itu
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

bab 43

Mona tersenyum. Wajah anak laki-lakinya ini sungguh tampan, hidungnya mancung dan wajahnya mirip dengannya. Entahlah kedua anaknya sangat mirip dengannya, hampir tidak ada yang mirip dengan papanya.Drt drt Mona terkejut ketika ingin duduk tiba-tiba ponselnya berbunyi. Wanita itu segera mengambil ponsel dan dari layarnya dia bisa melihat ternyata Mahendra yang menelpon. "Halo assalamualaikum," sapa Mona."Halo Mona. Bagaimana, apa Akbar masih rewel? Apa perlu kita bawa ke dokter?"tanya Mahendra. Tadi saat dia mengunjungi Akbar anak itu sedang rewel dan Mahendra tidak bisa tenang. "Nggak apa-apa. Kan kalau imunisasi biasanya rewel nanti kalau dibawa ke dokter pun juga nggak dikasih obat apa-apa kok. Katanya biasa karena pengaruh dari imunisasi,"jawab Mona "Kalau Masih demam apalagi sampai muntaber nanti kamu panggil aja aku. Kita bawa ke dokter jangan sampai ada kasus seperti keponakannya Ayu Ting Ting nanti. Akbar itu kalau gede nanti mau aku ajak main bola," ucap Mahendra yang me
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

bab 44

Ya sudah biar tante yang mengawasi Akbar kamu buatkan bubur aja soalnya kalau dia itu agak sedikit susah. Nanti kalau Tante yang buatin takutnya dia nggak mau."Mona segera mengangguk lalu menuju ke dapur untuk membuat bubur. Butuh waktu beberapa menit hingga bubur pun selesai. Selanjutnya wanita itu segera menuju ke kamar. Namun, dia kaget saat melihat dia memeluk foto Herman sambil menangis. "Papa, Papa dimana. Gea sakit, Pa. Gea rindu sama papa.""Ya Tuhan, bagaimana ini. Jangan-jangan dia sakit karena merindukan Papanya. Lalu apa yang harus aku lakukan?"Mona segera mengangguk lalu menuju ke dapur untuk membuat bubur. Butuh waktu beberapa menit hingga bubur pun selesai. Selanjutnya wanita itu segera menuju ke kamar. Namun, dia kaget saat melihat dia memeluk foto Herman sambil menangis. "Papa, Papa dimana. Gea sakit, Pa. Gea rindu sama papa."Mona menatap anaknya dengan iba. Dia sadar seperti apapun keadaan Herman tentunya bagi Gea. Herman tetaplah Papanya. Jadi tidak bisa disala
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

bab 44

Ya sudah, Itu pembantu kamu juga sudah datang. Ini Akbar juga udah nggak rewel, kamu kalau mau berangkat kerja ya udah kamu pergi aja. Tante bisa kok merawat Akbar, mengenai Geananti Tante lihat."Mona meenggelengkan kepalanya pelan,"nggak usah tante. Nanti Mona minta laporan saja sama anak buah Mona. Biasanya juga seperti itu kok, nggak ada masalah penting yang mengharuskan Mona untuk datang."Setelah bercerai dari Herman usaha Mona semakin sukses. Dia bukan hanya telah mendirikan rumah makan tetapi sekarang dia juga telah memiliki toko kue. Sesekali Mona akan datang untuk mengawasi pekerjanya. Sementara bagian lainnya telah diserahkan kepada para pekerja yang terpercaya. Bisa dibilang setelah bercerai dari Herman Mona semakin sukses."Ya walaupun harus diawasi Mona. Kita kan nggak tahu bagaimana hati orang, bisa saja anak buah kamu itu nanti akan hilang dan itu pasti akan merugikan kamu. Jangan sampai usaha yang kamu rintis ini hancur karena kamu terlalu percaya sama orang lain." Ta
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

bab 45

Dia itu kan bukan saudara kamu Mas. Lagipula apa yang terjadi pada dirinya itu juga karena Karma dia sendiri. Makanya jadi laki itu jangan suka macam-macam, sudah enak punya istri seperti itu malah macem-macem. Sekarang tahu rasa lah. Sudahlah harta habis, nggak bisa ngapa-ngapain malah istri kedua poliandri. Lengkap kan?"Herman menarik nafas dalam, apa yang dikatakan oleh istri Deni itu memang ada benarnya. Coba saja waktu itu dia tidak macam-macam. Coba saja waktu itu dia bisa bersabar untuk tidak memiliki seorang kekasih apalagi sampai menikahinya. Mungkin saat ini dia masih bahagia bersama dan keluarga kecilnya. "Jangan begitulah Dek. Walaupun dia seperti itu karena kesalahannya tapi kita jangan ikut mengadili dia. Kasihan dia, walau bagaimanapun kan dia tetap manusia yang gak luput dari salah dan dosa.""Ya, bela, bela aja terus. Dasar sama-sama buaya!"Herman yang merasa tidak enak dan pertengkaran Deni dan istrinya akhirnya memutuskan untuk pergi sendiri. Perlahan dia bangun
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

bab 46

ya. Kalau dia Mau tinggal sama kita. Ya kita suruh dia kerja. Kita nggak rugi amat."Dina tersenyum dengan apa yang diucapkan oleh ibunya," wah. Ide bagus itu," ucapnya."Herman, ini makan!" Mira memberikan sepiring nasi kuning."Terima kasih,Bu."Herman makan dengan lahap, karena memang dia lapar. Sudah dari kemarin semenjak dia makan makanan gratis itu dia belum makan lagi. "Herman, Ibu mau menerima kamu di sini tapi kamu juga tidak boleh tinggal diam. Kamu tahu ibu ini janda, Adik kamu juga masih kuliah. Jadi kalau kamu mau tinggal di sini kamu harus berpenghasilan,"ucap Mira yang membuat Herman yang saat itu sedang makan menghentikan aktivitasnya. "Aku akan coba cari kerjaan, Bu. Walaupun aku ini cacat tapi aku masih memiliki ijazah. Hanya kakiku saja yang cacat tapi otaku masih bisa bekerja,"jawab Herman. Dia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa dirinya memiliki skill, dia yakinkan dirinya perusahaan masih membutuhkan keterampilannya."Aduh, ngapain juga kamu harus melamar
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

bab 47

Mira menepuk jidatnya pelan."Betul juga. Terus bagaimana?""Ya sudah nggak usah tunggu nanti-nanti. Sekarang di mana anakmu. Kita kerja sekarang aja dalam keadaan lemah seperti ini justru bagus nanti kita bisa dapat untung yang banyak."Mira tersenyum, jiwa matrenya meronta-ronta. Setelah Herman tidak lagi memiliki jabatan dan jatuh miskin dia memang hidup susah. Jadi begitu mendengar soal uang Mira langsung bersemangat. "Baiklah kalau begitu akan aku panggil dia dulu."Mira segera masuk ke dalam mencari Herman. Dia melihat Herman sedang tidur meringkuk di kasur usang di depan TV. Sebenarnya ada rasa kasihan, tetapi dia tidak mau mendapatkan beban Tanpa ada keuntungan. "Herman, Herman!" Wanita itu mengguncang tubuh anak laki-lakinya. Hingga perlahan Herman membuka mata. "Ada apa, Bu?"tanya Herman dengan suara sedikit lemah. "Teman ibu sudah datang, kamu temui dia saja, gi!" "Tapi Herman kan masih sakit Bu. Apa tidak bisa menunggu besok? Badan Herman rasanya lemas banget, kepala
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

bab 48

Mendengar hal itu Herman menjadi geram. Lelaki itu menarik nafas dalam dan telapak tangannya mengepal. "Kalau anak buah pulang yang lain itu harus setor sama aku penghasilannya setiap hari 50%. Karena aku ya kan menjaga wilayah ini, Tapi karena kamu ini anaknya Mira jadi setiap hari kamu tinggal berikan aku uang rokok sama bensin. Kamu nggak perlu kuatir dalam sehari minimal rp100.000 pasti kamu dapat. Apalagi kondisi kamu yang lemah seperti ini," ucap orang itu santai. Herman menghembuskan nafas geram. "Maaf, mungkin saat ini kondisi fisik saya memang tidak seperti yang lainnya. Saya cacat, tapi kalau untuk mengemis," pria itu menggelengkan kepalanya," Saya tidak sehina itu."Lelaki tadi meletakkan tangan di pinggang," sudah cacat, makan aja susah, masih juga berlaga. Ini pekerjaan paling mudah kamu tinggal mengadahkan tangan Setelah itu kamu bisa makan dan membeli apapun yang kamu mau. Ini kota besar, Bos. Semuanya butuh uang, kentut aja kita itu perlu uang!" Herman yang merasa
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

bab 49

Mira sedikit terkejut. Memang semenjak Herman jatuh bangkrut hidupnya betul-betul sulit. Dia bahkan pernah satu hari tidak makan dan Dina hampir saja berhenti kuliah. Saat itu dia belum memiliki usaha jualan yang lancar sehingga dia pun mau melayani preman itu asalkan mendapatkan uang. Nyatanya Setelah dia sering melayani Dirga. Usahanya lancar. Tak ada lagi para preman yang mengganggunya. "Kamu ini apa-apaan. Dirga itu kan sudah punya istri, masa iya kamu mau ibu kamu jadi pelakor,"jawab Mira."Apa bedanya Bu. Sekarang juga kan ibu sudah jadi pelakor, hanya belum kelihatan aja. Kalau Ibu menikah dengan Dirga, kehidupan Ibu akan lebih terjamin karena Dirga itu pimpinan para pengemis dan juga para pengamen jalanan Bu. Mereka itu semua setor uang Bank Dirga, bisa dibayangkan kalau Ibu menikah dengan dia."Dina tersenyum kepada ibunya. "Ah sudahlah, kamu nggak usah menghayal yang bukan-bukan. Sekarang yang terpenting adalah kamu sekolah yang bener, biar cepat lulus lalu bisa mencari pe
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status